MISKONSEPSI
PADA MATERI IPA KELAS VII SEMESTER I
Oleh
KELOMPOK 1
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
1.4 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Penyebab Miskonsepsi ...................................................................... 3
2.2 Materi IPA SMP Kelas VII Semester 1 yang Rentan Miskonsepsi .. 6
BAB III. Penutup ......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................. 11
Daftar Pustaka.............................................................................................. 12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber kesalahan konsep dapat berawal dari penafsiran yang salah pada
siswa ataupun penyampaian materi pada guru. Faktor miskonsepsi dapat juga
berawal dari siswa yang sudah memiliki konsep sendiri sebelum mengetahui konsep
sebelumnya. Konsep siswa yang sudah ditanamkan pada diri siswa biasanya berawal
dari sebuah perkataan opini yang faktanya belum dibuktikan dengan landasan teori
yang benar. Kesalahan konsep jika digunakan oleh guru berarti karena guru yang
kurang memahami konsep yang sebenarnya (Suniarti, Sadia, dan Suhandana,
2013:5). Tetapi jika kesalahan konsep terjadi dari bahasa buku yang susah
dimengerti, maka guru harus lebih mempelajari konsep tersebut dengan
menggunakan sumber-sumber lain dari berbagai buku untuk mengurangi terjadinya
kesalahan konsep pada siswa, guru harus memiliki jiwa profesional dan mengerti
konsep dengan benar dan guru harus menyampaikan konsep dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa. Sehingga, mengidentifikasi miskonsepsi pelajaran IPA
kelas VII semester I sangat penting dilakukan, agar nantinya dapat mempelurus dan
memperdalam materi yang dianggap sulit bagi siswa maupun guru, sehingga tidak
adanya miskonsepsi pada materi tersebut.
1
1.4 Manfaat
➢ Bagi Penulis
Dengan adanya penulisan makalah ini, maka bagi penulis dapat dijadikan
sebagai pelatihan penulisan karya ilmiah dan mengasah daya serap kami
dalam menunjang pembelajaran khususnya pada mata kuliah Kapita Selekta
yang tertuang pada tulisan makalah ini yang berjudul “Miskonsepsi Pada
Materi IPA Kelas VII Semester I”
➢ Bagi Pembaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Miskonsepsi
Konsep adalah suatu ide dan gagasan yang mendasari suatu objek yang
dituangkan dalam suatu istilah yang digunakan untuk memahami hal-hal lain
dalam suatu fenomena, sehingga ide dapat dimengerti oleh orang lain dengan
jelas. Konsepsi merupakan cara pandang seseorang dalam menangkap suatu
konsep. Konsepsi terbagi menjadi beberapa yaitu prakonsepsi dan
miskonsepsi. Penyebab miskonsepsi ada enam kelompok antara lain:
a. Miskonsepsi dari sudut filsafat kontruktivisme
Pengertian konstruktivisme bahwa miskonsepsi itu merupakan wajar
dalam proses pembentukan pengetahuan oleh seseorang yang sedang belajar.
Dengan adanya miskonsepsi itu, sebenarnya menunjukan bahwa pengetahuan
merupakan bentukan dari siswa bukan dari guru.
Pengertian filsafat kontruktivisme sosial, konstruksi pengetahuan siswa
tidak hanya dilakukan sendiri tetapi juga dibantu oleh konteks dan lingkungan
mereka, termasuk teman-teman yang sering berdiskusi bersama.
b. Siswa
Miskonsepsi dalam pembelajaran IPA paling banyak ditemukan dari diri
siswa sendiri, dan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Konsep Awal Siswa
Siswa sudah mempunyai konsep awal mengenai suatu bahan sebelum
siswa mengikuti pelajaran di bawah bimbingan guru. Konsep awal ini
sering mengandung miskonsepsi sehingga berdampak untuk pelajaran
berikutnya. Miskonsepsi akan lebih banyak jika yang mempengaruhi
pembentukan konsep pada siswa juga mempunyai banyak miskonsepsi
seperti orang tua, teman sekolah dan pengalaman di lingkungan siswa.
2) Pemikiran Asosiatif Siswa
Pemikiran Asosiatif adalah jenis pemikiran yang mengasosiasikan
atau menganggap suatu konsep selalu sama dengan konsep yang lain.
3) Pemikiran Humanistik
Pemikiran Humanistik adalah pemikiran yang memandang semua
benda dari pandangan manusiawi. Siswa sering memandang semua benda
dari pandangan manusiawi. Benda-benda dan situasi dipikirkan dalam
term pengalaman orang dan secara manusiawi. Tingkah laku benda
dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup, sehingga tidak cocok.
4) Reasoning yang Salah
Reasoning yang salah dapat terjadi karena logika yang salah dalam
mengambil kesimpulan atau dalam menggeneralisasi, sehingga terjadi
miskonsepsi. Miskonsepsi juga disebabkan oleh reasoning atau penalaran
siswa yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat
3
disebabkan karena informasi yang diperoleh data yang didapatkan tidak
lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan secara salah dan ini
menyebabkan timbulnya miskonsepsi siswa.
5) Intuisi yang Salah
Instuisi adalah perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan
mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum diteliti
secara obyektif dan rasional.
6) Tahap Perkembangan Kognitif Siswa
Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang
dibahas dapat menyebabkan miskonsepsi siswa. Siswa yang masih dalam
tahap operasional konkret jika mempelajari bahan yang abstrak akan sulit
menerima dan sering salah mengerti tentang konsep bahan tersebut. Agar
konsep ketidakpastian itu dapat dikonstruksi secara tepat, maka konsep
itu perlu disajikan dalam contoh-contoh yang konkret. Dalam hal ini,
bahan fisika perlu disusun menurut tahap perkembangan kognitif siswa.
7) Kemampuan Siswa
Kemampuan siswa juga mempunyai pengaruh pada miskonsepsi
siswa. Siswa yang kurang berbakat atau kurang mampu dalam memahami
fisika sering mengalami kesulitan menangkap konsep yang benar dalam
proses belajar. Siswa yang IQ-nya rendah juga dengan mudah melakukan
miskonsepsi karena siswa, dalam mengontruksi pengetahuan fisika, tidak
dapat mengontruksi secara lengkap dan utuh. Siswa tidak menangkap
konsep yang benar dan merasa bahwa itulah konsep yang benar, maka
terjadi miskonsepsi.
8) Minat Belajar Siswa
Siswa yang tidak tertarik dengan ilmu fisika biasanya kurang
memperhatikan penjelasan guru dan bahkan tidak mau mendengarkan
gurunya menjelaskan fisika. Akibatnya akan lebih mudah salah
menangkap dan membentuk miskonsepsi. Sedangkan siswa yang
menyukai fisika biasanya lebih menaruh perhatian kepada penjelasan
guru dan senang mempelajari bahan fisika dari buku-buku secara lebih
teliti dan mendalam. Akibatnya mereka dapat menangkap konsep fisika
yang lebih lengkap dan mendalam.
c. Guru
Miskonsepsi siswa dapat terjadi karena miskonsepsi yang dibawa oleh
guru. Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti fisika secara benar akan
menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Terlebih bagi guru SD yang
menjadi dasar awal pendidikan fisika, agar menjelaskan konsepnya secara benar
kepada siswa.
d. Buku teks
4
Beberapa miskonsepsi berasal dari buku yang digunakan siswa.
Kesalahan yang tertulis dalam buku teks akan mudah dicerna siswa dengan
demikian siswa memperoleh miskonsepsi.
e. Konteks
Kesalahan siswa dapat berasal dari kekacauan bahasa yang digunakan,
karena bahasa sehari-hari lain dengan bahasa ilmiah. Siswa perlu dibantu dengan
penjelasan yang tepat dengan contoh- contoh yang tepat. Penyebab miskonsepsi
lainnya adalah konteks, yang sudah diringkas oleh Suparno dalam bukunya
(2013: 47) adalah:
1) Bahasa sehari-hari
Bahasa sehari-hari dapat menimbulkan terjadinya miskonsepsi.
Bahasa yang digunakan sehari-hari dibawa ke dalam kelas dan akhirnya
menyebabkan miskonsepsi. Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa
sehari-hari yang mempunyai arti lain dengan bahasa fisika.
2) Teman lain
Mengerjakan PR, mengerjakan soal fisika, atau melakukan
praktikum, banyak siswa melakukan belajar bersama. Siswa dengan
mudah terpikat pada apa yang diungkapkan, dipikirkan, dan dibuat oleh
teman-teman atau kelompoknya, terlebih yang vokal. Demikian dalam
belajar, bila teman-temannya mengungkapkan dengan yakin, suatu
gagasan tentang konsep fisika, meskipun salah, siswa dengan mudah
percaya dan menyetujuinya. Hal ini tampak pada siswa saat mengerjakan
PR, karena satu teman dianggap pandai, dan kebetulan membuat
kesalahan konsep dan jawaban, semua teman menyalin persis dan
mengalami kesalahan yang sama.
3) Keyakinan dan ajaran agama
Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab
miskonsepsi dalam bidang fisika. Dalam meneliti miskonsepsi tentang
astronomi. Keyakinan atau ajaran agama yang diyakini secara kurang
tepat sering membuat siswa dapat menerima penjelasan ilmu
pengetahuan.
f. Metode mengajar
Metode mengajar yang digunakan guru dapat memunculkan miskonsepsi
siswa. Guru perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi
diri dengan satu metode saja. Berikut adalah beberapa contoh metode-
metodenya antara lain :
1) Metode mengajar yang diberikan guru hanya berisi ceramah dan menulis
2) Model tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa
3) Metode tidak mengoreksi PR yang salah
4) Model Analogi
5) Model praktikum
6) Model diskusi
5
2.2 Materi IPA SMP KELAS VII Semester I yang Rentan Miskonsepsi
a. kimia; warna
b. kimia; endapan
c. fisika; warna
d. fisika; endapan
Penjelasan:
6
asalnya. Dan ditandai dengan perubahan
warna yaitu warna ungu.
Siswa beranggapan Yang manakah pernyataan yang benar
bahwa awan yang mengatakan bahwa awan merupakan zat
berada di langit gas ?
merupakan zat gas
a. Ya, karena awan terbentuk dari uap
air
b. Tidak, karena awan terbentuk
dari uap air
c. Ya, karena awan terbentuk dari
pemanasan dari sinar matahari
d. Tidak, karena awan merupakan
kumpulan asap
Penjelasan :
Tidak, awan merupakan zat cair yang
ukuranya sangat kecil sehingga masih bisa
melayang-layang diudara, awan terbentuk
ketika uap air menemui titik air yang
berkumpul
7
laut saat siang hari perpindahan panas konveksi. Prosesnya
terasa lebih panas adalah....
daripada di daratan. a. malam hari udara di daratan lebih dingin
daripada lautan sehingga massa jenisnya
kecil dan bergerak ke atas, kemudian diisi
oleh udara dingin darat. maka, terjadi
angin darat
b. malam hari udara di darat lebih panas
sehingga massa jenisnya naik dan udara
bergerak naik ke bawah kemudian diisi
oleh udara dingin laut. maka terjadi angin
laut
c. siang hari udara di daratan lebih panas
sehingga massa jenisnya naik dan udara
bergerak naik ke bawah, kemudian diisi
oleh udara dingin di laut. maka terjadi
angin darat
d. malam hari udara di laut lebih panas
sehingga massa jenisnya lebih kecil dan
udara bergerak naik ke atas. kemudian
diisi, oleh udara dingin darat, maka
terjadi angin darat
penjelasan:
ketika suatu daerah memiliki suhu yang
panas, maka udaranya bertekanan rendah.
Hal itu terjadi karena udara memuai
sehingga lebih renggang, sebaliknya
daerah yang memiliki suhu udara yang
dingin, maka udaranya bertekanan tinggi.
Pada siang hari, angin bertiup dari laut ke
darat (angin laut). Berarti, pada siang hari
suhu udara di laut lebih dingin (tekanan
besar) dan suhu udara di darat lebih panas
(tekanannya kecil). Jenis kalor jenis
berupa air laut yang memiliki kelor jeis
besar zat tersebut susah dipanaskan,
namun setelah sumber panas didinginkan
zat terebut susah didinginkan, sebaliknya
zat yang jenis kalornya kecil contohnya
tanah atau pepohonan di daratan zat
tersebut gampang dipanaskan, namun
8
setelah sumber panas dihilangkan zat
tersebut gampang dingin kembali.
Banyak siswa Saat kita memberikan panas pada air yang
mempunyai mendidih dengan cepat, maka suhu air
pengertian bahwa mendidih akan bertambah. Pernyataan
suatu benda yang tersebut....
mempunyai suhu
lebih tinggi selalu a. Salah, karena suhu tetap tidak
mempunyai panas akan naik sampai semua
yang lebih tinggi menjadi gas meski panas
pula. Mereka ditambah.
menyamakan b. Benar, karena suhu tetap naik
pengertian suhu sampai semua menjadi gas meski
dengan panas ditambah.
panas/kalor. c. Salah, karena suhu tetap naik
sampai semua menjadi gas
meskipun panas ditambah.
d. Benar, karena suhu tetap tidak
akan naik sampai semua menjadi
gas meski panas ditambah.
Penjelasan :
Suhu tetap tidak naik sampai semuanya
menjadi gas. Dengan kata lain, dalam
proses perubahan wujud, suhu tetap meski
panas bertambah.
Siswa sering Pada saat siswa melakukan percobaan
beranggapan bahwa mendidihkan air, mereka mengamati
suhu seharusnya suhunya terus tetap, mereka menjadi
naik karena bingung dan merasa ada sesuatu yang
dipanasi terus salah. Beberapa dari mereka kemudian
menerus mengubah letak api dan tungkunya yang
dikira menjadi penyebab suhu tidak naik
lagi. Apakah ciri-ciri dari air yang
mendidih? kecuali.
9
Penjelasan :
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Penjelasan:
a. Panas matahari
b. Terkena duri
c. Kondisi ban yang buruk
d. Tertancap paku
Penjelasan :
10
Ban kendaraan mobil/motor/sepeda tidak
boleh terlalu lama terkena sinar matahari
karena udara akan memuai saat panas
sehingga ban kendaraan dapat meledak hal
ini biasa disebut pemuaian gas.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada mata pelajaran IPA kelas VII semester I terdapat beberapa materi
yang rentan miskonsepsi. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada setiap
bab materi IPA kelas VII semester I, materi yang rentan miskonsepsi dominan
terdapat pada materi mengenai definisi, kontekstual materi dengan kehidupan
sekitar dan aplikasi dari materi tersebut pada kehidupan sehari-hari. Hal ini
terjadi karena banyak materi yang menggunakan istilah-istilah yang kurang lazim
ditemui pada kehidupan sehari-hari. Beberapa materi yang menuntut siswa untuk
menghayal karena tidak bisa diamati dengan mata telanjang seperti pada subtopik
sel dan bab terakhir yaitu mengenai tata surya sehingga siswa kurang mampu
mengkonfirmasi apakah pemahaman yang dimiliki sudah benar atau belum.
3.2 Saran
a. Bagi Dosen
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sebagai insan aktif dan kritis diharapkan mampu mengambil
inti sari pengetahuan dan informasi yang berguna dan menguntungkan dalam
memperkaya wawasan tentang Miskonsepsi IPA SMP kelas VII semester I serta
mampu mengambil inti sari untuk dihayati, diaplikasikan dan dikembangkan
lebih lanjut sesuai dengan perkembangan zaman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia.
Tersedia: http://repository.upi.edu/11511/4/S_FIS_0900053_Appendix.pdf
diakses pada 3 November 2019
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi.
13