Disusun oleh :
Arum Finata Sari (856711579)
Ida Bagus Komang Siwa S (856714109)
Shinta Meita Sari (856718177)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Model-Model Pembelajaran IPA” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Dr. Erwin, M.Pd pada mata kuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Model-
Model Pembelajaran IPA bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Erwin, M.Pd selaku
tutor mata kuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
KB 1 : Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA................................................3
A. Pandangan Tentang Belajar dan Mengajar................................................3
B. Pandangan Konstruktivis Tentang Belajar IPA.........................................4
C. Model-Model Pembelajaran Untuk Perubahan Konsepsi..........................6
D. Contoh Model Pembelajaran Konstruktivisme..........................................6
KB 2 : Model Pembelajaran ................................................................................8
A. Model Pembelajaran Interaktif..................................................................8
B. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)...............................................9
C. Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)..............................11
D. Model Pembelajaran Belajar IPA atau CLIS
(Children Learning In Science).................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membuat siswa
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa
untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi
ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru, serta segala fasilitas yang terkait dan digunakan secara
langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Mengajar tidak
sama dengan membelajarkan. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang
guru yang tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Hasil belajar siswanya
bervariasi. Apalagi jika kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai
tujuan atau tidak mengacu pada tujuan.
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA
seyogianya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang
rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi
sosial. Dengan kata lain, saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat
secara langsung dalam kegiatan nyata. Model pembelajaran IPA dipilih sesuai
dengan sifat IPA sebagai pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan
prosedural. Komponen-komponen pembentuk model pembelajaran
dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang disusun dan
terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang mendasari sebagian besar pendekatan pembelajaran IPA?
2. Bagaimana pendekatan dan metode dapat diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA?
3. Apa saja contoh-contoh model pembelajaran IPA?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sebagian besar pendekatan pembelajaran IPA.
2. Untuk mengetahui pendekatan dan metode yang dapat diterapkan dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA.
3. Untuk dapat mengetahui contoh-contoh model pembelajaran IPA.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang sama. Konsep merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman.
Karena pengalaman dua orang tidak sama, maka konsep yang dibentuk juga
mungkin berbeda. Konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili
sekelompok stimulus, contohnya konsep tumbuhan, sel, hidup.
Pembentukan prinsip dari konsep melibatkan hubungan antar konsep.
Terdapat empat tipe dasar hubungan dalam prinsip, yaitu : (1) sebab akibat,
(2) korelasional, (3) peluang, (4) aksioma. Tipe dasar hubungan banyak
ditemukan dalam IPA.
Contoh :
a. Penyakit TBC disebabkan oleh organisme yang disebut Mycobacterium
tuberculosis. (hubungan sebab akibat)
b. Perkembangan teori sel berlangsung sejalan dengan perkembangan
temuan alat dan prosedur dalam mempelajari sel. (korelasional)
c. Logam (pada umumnya) mengembang jika dipanaskan. (peluang)
d. Bujangan atau perjaka adalah laki-laki dan belum/tidak kawin.
(aksiomatik)
Pengalaman seseorang tentang sesuatu atau stimulus menghasilkan
konsepsi konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain.
Konsepsi berasal dari kata to conceive yang artinya cara menerima.
Contohnya konsepsi awam tentang “konsep” berarti draft seperti pada konsep
surat. Melalui contoh tersebut tampak jelas bagaimana subjektifnya konsepsi
seseorang tentang sesuatu atau dalam hal ini konsep.
4
2. Perubahan Konsepsi dalam Pembelajaran IPA
Peneliti pendidikan sains mengungkapkan bahwa Belajar sains merupakan
proses konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif dari siswa (Piaget
dalam Dahar, 1996), sehingga di sini peran guru berubah, dari sumber dan
memberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa.
Pembelajaran dan perspektif konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti
yaitu (1) Berkaitan dengan pra konsepsi atau pengetahuan awal siswa, (2)
mengandung kegiatan pengalaman nyata, (3) melibatkan interaksi sosial, dan
(4) terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan.
Pandangan perubahan konsepsi menyatakan bahwa kemampuan siswa
untuk belajar dan apa yang dipelajari siswa bergantung pada konsepsi yang
terdapat dalam pengalaman tersebut. Perubahan ini menurut Dykstra (dalam
Dagher, 1994) dikelompokkan menjadi tiga kategori. Pertama pembedaan
artinya konsep baru muncul dari konsep lebih umum yang sudah ada. Kedua
perluasan konsepsi yaitu konsep lama yang mengalami perkembangan
menjadi konsep baru. Ketiga konseptualisasi ulang yaitu terjadi perubahan
signifikan dalam bentuk dan hubungan antar konsep.
3. Pentingnya Konteks
Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang memungkinkan
terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi
konsepsi untuk berlangsungnya perubahan itu. Ekologi konsepsi yang
dimaksud adalah.
a. Anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya.
b. Gagasan baru harus dapat dimengerti
c. konsepsi yang baru harus masuk akal.
d. Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan.
5
C. Model-Model Pembelajaran Untuk Perubahan Konsepsi
Setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh
selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme yaitu:
1. Peran aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara bermakna.
2. Pentingnya membuat kaitan antara gagasan oleh siswa dalam
mengonstruksi pengetahuan.
3. Mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas.
Beberapa model pembelajaran yang dilandasi konstruktivisme yaitu
model siklus belajar, model pembelajaran generatif, model pembelajaran
interaktif, model CLIS (children learning in science), dan model strategi
pembelajaran kooperatif.
1. Fase Eksplorasi
a. Diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan apa yang
kamu ketahui tentang cacing tanah.
b. Semua jawaban siswa di tampung atau ditulis terlebih dahulu.
c. Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang
sesungguhnya dan diberi kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang
tidak sesuai dengan jawaban mereka semula.
2. Fase Klasifikasi
a. Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya
b. Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing
tanah.
6
c. Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk
dikembangbiakkan.
d. Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan
penyelidikannya.
e. Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji
rencananya.
f. Siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu
dan sekarang.
3. Fase Aplikasi
a. Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan
penyajian oleh wakil kelompok dalam diskusi kelas.
b. Secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk para
pemula yang ingin berternak cacing tanah.
c. Cara perorangan Siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis
cacing tanah tertentu sesuai hasil pengamatannya.
7
KB 2 : Model Pembelajaran
8
4. Kebaikan dan Keterbatasannya
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah
siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan,
dan mencoba menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri dengan
melakukan kegiatan observasi dan penelidikan.
Keterbatasan dari model ini adalah jika terlalu rutin menggunakan
model ini maka akan kehilangan tujuan yang esensi. Sesekali siswa perlu
berpikir tentang suatu objek atau gejala alam yang sedang dipelajari. Jadi
penting melakukannya dengan serius dan tidak sebagai sesuatu yang rutin.
9
b) Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan
yang lainnya.
c) Memilih tema sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan
konsep-konsep tersebut.
d) Mebuat TPK dan deskripsi kegiatan pebelajaran yang disekuaikan
dengan tingkat perkembanagan untuk setiap konsep.
e) Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai
gambar dan permainana.
f) Menyussusn jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara
proporsional.
g) Menyususn kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.
10
menyebabkan siswa melhatny secara berkotak-kotak atau bingung. Melalui
pembelajaran terpadu juga siswa diajak untuk melakukan pngelompokan
berdasarkan hal yang diamati. Keterbatasan dari model terpadu yaitu jika
kosep sudah kompleks atau terdiri dari beberapa bagian maka akan sulit
untuk dipadukan sehingga guru sulit untuk memadukannya.
2. Urutan Pembelajaran
a) Eksplorasi
Siswa diberikan kesempatan untuk melakaukan penjelajahan atau
eksplorasi secara bebas. Kegiatan ini memberi siswa pengalaman
fisik dan interaksi sesial dengan teman dan gurunya.
b) Pengenalan Konsep
Fase pengenalan konsep guru dengan metode yang sesuai
menjelaskan konsep dan teori-teori yang dapat membantu siswa
untuk menjawab permasalahan yang muncul dan menyususn gagasan
mereka.
c) Penerapan Konsep
Siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk
memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda. Dalam hal ini,
guru menyiapkan masalah-masalah yang dapat dipecahkan
berdasarkan konsep yang telah diperoleh siswa pada fase
sebelumnya.
11
3. Contoh Model Pembelajaran Siklus Belajar
a. Tujuan
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) yaitu siswa dapat saling
memahami ketergantungan antarmakhluk hidup dengan melakukan
pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan. Setelah meneliti
jenis makanan dari sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan
hewan tersebut berdasarkan jenis makanannya.
b. Konsep : hubungan antarmakhluk hidup
Definisi konsep :
1. Hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yaitu tumbuhan sebagai
makanan utamanya.
2. Hewan pemakan daging (karnivora) yaitu memakan daging
sebagai makanan utamanya.
3. Pemakan segala (omnivora) yaitu memakan daging dan tumbuhan
sebagai makanan utamanya.
4. Pemakan (konsumen) memakan makhluk hidup lain sebagai
sumber makanan.
12
D. Model Pembelajaran Belajar IPA Atau CLIS (Children Learning In
Science)
1. Pengertian
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children’s learning in
science di Inggris yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler, 1996).
Rangkaian fase pembelajaran pada model CLISNoleh Driver (1988) diberi
nama general structure of a construtivist teaching sequence, sedangkan
Tytler (1966) menyebutkan contruktivisme and coceptual change views of
learning in science.
2. Urutan Pembelajaran
a) Orientasi
b) Permunculan Gagasan
c) Penyusunan Ulang Gagasan
d) Penerapan Gagasan
e) Pemantapan Gagasan
Tahap penyusunan ulang gagasan masih dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu (i) pengungkapan atau pertukaran gagasan, (ii) pembukaan pada
situasi konflik, (iii) dan konstruksi gagasann baru serta evaluasi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA
sesungguhnya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata
yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi
interaksi sosial. Dalam mengajar siswa memiliki tahapan dan fase yang
berbeda-beda. Maka dari itu guru perlu mempersiapkan bahan ajar lebih awal
dan melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Saran yang tepat dalam mengatasi kesulitan yang dialami oleh guru
dalam menghadapi siswa yang kurang aktif dan kurang memahami materi
yang diberikan yaitu, dengan cara menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan bagi siswa, serta guru harus pandai memilih media
pembelajaran yang tepat. Hal ini bertujuan agar siswa bisa aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.freelisi_org/post/nasional lis/ppiindia-membangun-
15