Anda di halaman 1dari 14

1

TINJAUAN UMUM TENTANG BELAJAR


Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Model Pembelajaran PAI

Disusun oleh :

Muhammad Azzam Murod


Siti Aminah

Dosen Pengampu :
“Dr. Abd Aziz Hasibuan, M.Pd”

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AMIN
KREO TANGERANG
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas Teori dan Model Pembelajaran PAI. Yang membahas tentang Tinjauan umum
tentang belajar. Makalah ini diajukan kepada pak Dr. Abd Aziz Hsb, M.Pd sebagai Dosen mata kuliah
Teori dan Model Pembelajaran PAI
Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa/i menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pak Dr. Abd Aziz Hsb, M.Pd. selaku Teori dan Model Pembelajaran PAI yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam laporan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharap kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita.

Tangerang, 01 Februari 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang
menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan dalam pengajaran. Belajar dimaknai
sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan
perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses
perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli
pendidikan dan psikologi.
Adapun pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan
pelajaran, metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka
dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektivitas sebuah
proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara komponenkomponen tersebut.
5

Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai pemahaman tentang hakikat belajar dan
pembelajaran yang merupakan penjelasan tentang makna belajar dan makna pembelajaran, penjelasan
tentang komponenkomponen pembelajaran, kemudian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian belajar itu apa ?
2. Apa saja teori dan tipe belajar ?
3. Bagaimana keberhasilan belajar terlaksana?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna belajar
2. Untuk mengetahui teori dan tipe belajar
3. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan belajar

BAB II
PEMBAHASAN
A Tinjauan Tentang Belajar

1 Pengertian Belajar
Hamalik dalam Ahmad Susanto mendefinisikan bahwa belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is erfined as the modificator or
strengthening of behaviour experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu hasil
atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun
lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif) dan
ketrampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh
pengalaman atau latihan.1

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Dapat diarikan bahwa berhasil atau

1
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.(Jakarta: Prenadamedia Grup,
2013) cet. I, hal. 3
6

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 2

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehingga pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang bari secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3

Jadi belajar itu menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau
disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga
bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental
seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika
keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata
memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar. 4 Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai
interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain
yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik
pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan
sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi.5

2 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli


Berikut pengertian dan definisi belajar menurut pendapat para ahli selengkapnya:

2.1 Menurut Winkel


Pengertian belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.
2.2 Menurut Ernest R. Hilgard (1984)
Belajar diartikan sebagai proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya.
2.3 Menurut Gagne (1977)
Definisi belajar menurut Gagne merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku
yang hanya bersifat naluriah.
2.4 Menurut Moh. Surya (1981)
Definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

2
Indah Komsiah, Belajar dan Pembelajaran. (Jogjakarta: Teras, 2002), hal.1
3
Ibid., hal.2
4
Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 36.
5
Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 36.
7

dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di
atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
2.5 Menurut Nasution
Pengertian belajar menurut Nasution didefinisikan sebagai proses untuk menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
2.6 Menurut W. Gulo (2002)
Pengertian belajar menurut W. Gulo adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri
seseorang yang mengubah tingkah laku manusia diantaranya: berpikir, berkata dan bersikap.
2.7 Menurut Notoatmodjo
Arti belajar menurut pendapat Notoatmodjo adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang
berguna untuk hidup.
2.8 Menurut Djamarah
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.9 Menurut Bell-Gredler (2008)
Pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude), yang diperoleh secara
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses
belajar sepanjang hayat.
2.10 Menurut Ahmadi
Menurut Ahmadi, pengertian belajar secara singkat adalah sebuah proses perubahan dalam diri
manusia.
2.11 Menurut Oemar
Pengertian belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara berprilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
2.12 Menurut Neohi Nasution
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku
sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat utama bahwa perubahan atau
munculnya prilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan
sementara.
2.13 Menurut Snelbecker
Belajar adalah proses yang harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana
sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau
dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
2.14 Menurut Whiterington
Arti belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan
dalam perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang baru nyata dalam perubahan
ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
2.15 Menurut Slavin (2004)
Definisi belajar menurut Slavin merupakan sebuah proses perolehan kemampuan yang berasal
dari pengalaman.
2.16 Menurut James O. Whittaker
Menurut Whittaker, definisi belajar diartikan sebagai sebuah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan.
2.17 Menurut Sardiman A.M. (2005)
8

Sardiman mengemukakan pendapat bahwa pengertian belajar adalah perubahan dalam


penampilan sebagai hasil praktek.
2.18 Menurut Cronbach
Cronbach berpendapat bahwa proses belajar yang paling efektif adalah belajar melalui
pengalaman.
2.19 Menurut Howard L. Kingsley
Pengertian belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek dan latihan.
2.20 Menurut M. Sobry Sutikno
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.

B. Teori teori Belajar


Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel. Berdasar
pengertian tersebut, definisi teori mengandung tiga hal.
1. Teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan.
2. Teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan cara menentukan
hubungan antar konsep.
3. Teori menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang
berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Berikut teori teori belajar sebagai berikut:

1. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian
di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme
menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang
terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
2. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga
sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan
oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh
karena itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan
pemahaman.
3. Teori Belajar Psikologi Sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah proses yang terjadi
dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi. 6
4. Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan antara behaviorisme dan
kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya
terjadi dengan kondisi tertentu. Yaitu kondisi internal yang merupakan kesiapan peserta didik
dan sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar
yang secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar.
5. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membawa bakat dan potensi-potensi
yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-potensi tersebut pada hakikatnya

6
Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 39-47.
9

yang akan dapat berkembang dalam diri seorang anak. 7 Artinya adalah, teori fitrah dalam
pendidikan Islam memandang seorang anak akan dapat mengembangkan potensipotensi baik
yang telah dibawanya sejak lahir melalui pendidikan/belajar.

C. Tipe tipe Belajar


Tipe adalah sesuatu yang dibedakan menurut sifat-sifat seperti arah, minat, perhatian, dan
perilaku yang menunjukkan pola-pola kelompok atau jenis-jenis. 8 Selain itu, tipe juga merupakan
suatu khas individu yang dikelompokkan menjadi satu disebabkan mereka memiliki beberapa sifat-
sifat kepribadian.9 Belajar didefinisikan sebagai usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berupa
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 10 Belajar juga adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 11

Jadi, dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan
kelakuan baru atau merubah kelakuan lama, sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah
dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya. Sedangkan pengertian
tipe-tipe belajar yaitu suatu sifat khas yang dimiliki setiap individu yang membedakan dengan
individu lainnya dalam proses perubahan tingkah laku sehingga seseorang memiliki kemampuan
dalam hidupnya seperti kecakapan intelektual, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Karena setiap
individu memiliki tipe atau sifat yang berbeda-beda, maka sudah merupakan suatu kepastian bahwa
dalam belajar setiap siswa tentu memiliki tipe-tipe yang berbeda pula. Misalnya, setiap individu atau
siswa berbeda satu sama lain dalam tingkat kecerdasannya, minat, emosinya, serta pemikiran.
Demikian pula dalam belajarnya, ada yang lamban dan ada yang cepat, ada yang mampu belajar
sendiri dan ada pula yang berkelompok dan sebagainya, sehingga para ahli berpendapat bahwa setiap
jenis belajar merupakan suatu proses belajar tersendiri yang kekhususannya sendiri, yang
membedakan dari jenis belajar lain. Namun, semua jenis belajar itu merupakan suatu proses belajar
yang menunjukkan gejala-gejala yang terdapat pada semua proses belajar. 12

Setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda satu sama lainnya. Dengan demikian, sudah
merupakan suatu kepastian bahwa tipe-tipe belajar itu bermacam-macam pula, para ahli kebanyakan
dari psikolog, membagi tipe-tipe belajar itu kedalam berbagai macam tipe:

1. Tipe mendengarkan (auditif)


2. Tipe penglihatan (visual)
3. Tipe merasakan dan
4. Tipe motorik13

Keempat tipe-tipe di atas dapat diketahui bahwa; tipe mendengarkan adalah tipe seorang
siswa yang hanya dapat menerima informasi dengan baik apabila ia mendengarkan secara langsung;
kemudian tipe penglihatan adalah tipe seorang siswa yang dalam menerima pelajaran dengan baik bila
ia melihat secara langsung; tipe merasakan adalah tipe seorang siswa yang dapat menerima informasi
7
Muhammad Darwis Dasopang, Jurnal Pendidikan: Perspektif Strategi Pembelajaran Akhlak Mulia
Membangun Transformasi Sosial Siswa Smp Studi Multidisipliner Volume 1 Edisi 1 2014 M/1435 hlm 34.
8
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 91
9
Kartini Kartono, dkk., Kamus Psikologi (Bandung: Pioneer Jaya, t.th), h. 526
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
1988), h. 13
11
Slameto, dkk. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1995), h.2
12
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), h. 201
13
Sriyono, dkk., Tekhnik Belajar Mengajar dalam CBSA, Cet I: (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 4
10

dengan baik bila ia melakukan sendiri secara langsung serta tipe motorika adalah tipe seorang yang
hanya dapat menerima informasi dengan baik bila ia melakukan sendiri secara langsung.

D. Keberhasilan Belajar
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi peserta didik. Belajar
membantu mereka menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Pada dasarnya belajar
merupakan proses perubahan diri dari belum mampu menjadi mampu yang terjadi pada jangka waktu
tertentu. Biasanya perubahan itu bersifat menetap, artinya perilaku itu nampak pada saat sekarang dan
kemungkinan besar akan terulang pada masa yang akan datang sesuai dengan pengalaman hidup yang
dialaminya. Belajar adalah suatu proses terjadinya perubahan perilaku. Sedangkan berpikir adalah
suatu proses mental/pengolahan simbolis yang diarahkan pada pengertian yang lebih baik mengenai
lingkungan dan dirinya sendiri. Hal ini tidak kasat mata dan hanya dapat diamati dari perilaku yang
nampak.14 Oleh karena itu belajar tidak dapat dipisahkan dengan berpikir, meskipun keduanya
merupakan proses yang berbeda. Sebab pengertian-pengertian yang diperoleh dari proses berpikir
dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang relatif permanen, sehingga proses berpikir dapat
menimbulkan proses belajar.

Burhanuddin Salam mencoba menjelaskan pengertian belajar secara lebih komprehensif, yakni:
belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu dalam usaha memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara menyeluruh, dengan dasar pengalaman dan interaksi dengan
lingkungannya.15 Dengan demikian perubahan pada individu yang berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan bukanlah termasuk ke dalam perbuatan belajar. Peserta didik dalam proses belajar
mengajar tidak pernah lepas dari impian keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar tersebut sangat
erat hubungannya dengan motivasi peserta didik. Motivasi dan keberhasilan belajar adalah ibarat dua
sisi koin mata uang. Jika salah satu sisinya hilang maka sisi yang lain tidak akan bermanfaat.
Keberhasilan belajar peserta didik akan ditentukan oleh motivasi belajarnya. Oleh karena itu, seorang
pendidik harus mampu memberikan motivasi kepada para peserta didiknya. Seorang pendidik harus
jeli melihat kondisi peserta didik. Sebab tanpa memahami kondisi mereka, maka sulit untuk
menerapkan berbagai strategi dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Keberhasilan belajar peserta didik nampak dalam seberapa besar perubahan perilaku yang dapat
dicapainya melalui belajar. Artinya, seseorang dikatakan berhasil dalam belajar jika menunjukkan
perubahan-perubahan dalam perilakunya setelah belajar. Perubahan perilaku itu meliputi perubahan
kemampuan, yang menurut taksonomi Bloom dan kawan-kawan dapat diklasifikasikan dalam 3
kemampuan (domain) yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor
(psychomotor domain).

1. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif ini bersifat hirarkis, dimana kemampuan yang pertama harus dikuasai
lebih dulu sebelum menguasai kemampuan kedua dan demikian seterusnya. Yang termasuk kategori
kemampuan kognitif yaitu kemampuan berikut:16

a. Mengetahui (knowledge), yaitu kemampuan mengingat apa yang sudah dipelajari


b. Memahami (comprehension), yaitu kemampuan menangkap makna yang dipelajari.
c. Menerapkan (application), yaitu kemampuan menggunakan hal yang sudah dipelajari ke dalam
situasi baru yang konkrit
14
Irwanto, Psikologi Umum, hal. 84
15
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 93.
16
Tholib Kasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2009), 105.
11

d. Menganalisis (analysis), yaitu kemampuan untuk merinci hal yang dipelajari ke dalam unsur-
unsurnya
e. Mensintesis (synthesis), yaitu kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian untuk
membentuk suatu kesatuan yang baru.
f. Mengevaluasi (evaluation), yaitu kemampuan untuk menentukan nilainilai sesuatu yang
dipelajari untuk sesuatu tujuan tertentu.

2. Kemampuan Afektif
Kemampuan afektif ini bersifat hirarkis, dimana kemampuan yang pertama seterusnya. Yang
termasuk kategori kemampuan afektif yaitu kemampuan berikut: 17

a. Menerima (receiving), yaitu kesediaan untuk memperhatikan


b. Menanggapi (responding), yaitu aktif berpartisipasi
c. Menghargai (valuing), yaitu penghargaan kepada benda, gejala, perbuatan tertentu
d. Membentuk (organization), yaitu memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan
pertentangan dan membentuk sistem nilai yang bersifat konsisten dan internal
e. Berpribadi (characterization by a value of valuecomplex), yaitu mempunyai sistem nilai yang
mengendalikan perbuatan untuk menumbuhkan gaya hidup yang mantap.
3. Kemampuan Psikomotorik
Kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang menyangkut kegiatanotot dan kegiatan
fisik (penguasaan tubuh dan gerak), yang meliputi: kegiatan melempar, melekuk, mengangkat, berlari,
dan sebagainya. Simpson menguraikan ranah psikomotorik (psycomotoric domain) dalam beberapa
klasifikasi yang mengandung suatu urutan taraf-taraf keterampilan, yang pada umumnya cenderung
mengikuti urutan tingkatannya, sebagai berikut:

a. Persepsi (perception), yaitu kemampuan mengadakan diskriminasi yang tepat berdasarkan


pembedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan
b. Kesiapan (set), yaitu kemampuan menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu
gerakan atau rangkaian gerakan dalam bentuk jasmani dan mental.
c. Gerakan terbimbing (guided response), yaitu kemampuan melakukan suatu rangkaian gerak-
gerik sesuai dengan contoh yang diberikan dalam menggerakkan anggota tubuh
d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response), yaitu kemampuan melakukan suatu rangkaian
gerak-gerik dengan lancar karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan contoh yang
diberikan lagi.
e. Gerakan yang kompleks (complex response), yaitu kemampuan melaksanakan suatu
keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien, dinyatakan
dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan
menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur
f. Penyesuaian pola gerakan (adjustment), yaitu kemampuan mengadakan perubahan dan
menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf
keterampilan yang telah mencapai kemahiran
g. Kreativitas (creativity), yaitu kemampuan melahirkan pola-pola gerakgerik yang baru atas dasar
prakarsa dan inisiatif sendiri.

17
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, hal. 109..
12

BAB III
PENUTUP

A KESIMPULAN
Dari beberapa pengertian belajar di atas, pemakalah kesimpulan Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Dapat diarikan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku. Sehingga pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang bari secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di
kelas maupun di luar kelas. Berikut teori teori belajar sebagai berikut:

1. Teori Belajar Behavioristik


13

2. Teori Belajar Kognitif


3. Teori Belajar Humanistik
4. Teori Belajar Konstruktivisme

Setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda satu sama lainnya. Dengan demikian, sudah
merupakan suatu kepastian bahwa tipe-tipe belajar itu bermacam-macam pula, para ahli kebanyakan
dari psikolog, membagi tipe-tipe belajar itu kedalam berbagai macam tipe:

1. Tipe mendengarkan (auditif)


2. Tipe penglihatan (visual)
3. Tipe merasakan dan
4. Tipe motorik

Keberhasilan belajar peserta didik nampak dalam seberapa besar perubahan perilaku yang dapat
dicapainya melalui belajar. Artinya, seseorang dikatakan berhasil dalam belajar jika menunjukkan
perubahan-perubahan dalam perilakunya setelah belajar. Perubahan perilaku itu meliputi perubahan
kemampuan, yang menurut taksonomi Bloom dan kawan-kawan dapat diklasifikasikan dalam 3
kemampuan (domain) yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor
(psychomotor domain).

1. Kemampuan Kognitif
2. Kemampuan Afektif
3. Kemampuan Psikomotor

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.(Jakarta: Prenadamedia Grup,
2013) cet. I, hal. 3
Indah Komsiah, Belajar dan Pembelajaran. (Jogjakarta: Teras, 2002), hal.1-2
Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 39-47.
Muhammad Darwis Dasopang, Jurnal Pendidikan: Perspektif Strategi Pembelajaran Akhlak Mulia
Membangun Transformasi Sosial Siswa Smp Studi Multidisipliner Volume 1 Edisi 1 2014
M/1435 hal 34.
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 91
Kartini Kartono, dkk., Kamus Psikologi (Bandung: Pioneer Jaya, t.th), hal. 526
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
1988), hal. 13
Slameto, dkk. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1995),
hal. 2
14

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), hal. 201


Sriyono, dkk., Tekhnik Belajar Mengajar dalam CBSA, Cet I: (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 4
Aminuddin Rasyad, Materi Pokok Media Pengajaran (Cet II: Jakarta: Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1993), hal. 81
Irwanto, Psikologi Umum, hal. 84
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 93
Tholib Kasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2009), hal. 105.
Winkel, Psikologi Pengajaran, hal. 249-250.

Anda mungkin juga menyukai