Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BELAJAR”

Mata Kuliah : Pengantar Psikologi

Dosen Pengampu : H. M. Yasin Abidin, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Istiqomah Ajrina (2121087)


2. M. Arif Faturrochim (2121089)
3. Linda Tri Lestari (2121104)

KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Negara dan
Warga Negara Indonesia” sesuai rencana. Sholawat serta salam juga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil
akhir nanti. Aamiin

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. M. Yasin Abidin, M.Pd selaku


dosen mata kuliah Pengantar Psikologi atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah
wawasan penulis tentang Belajar. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca maupun penulis. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Pekalongan, 6 November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………...1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………..2

BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………………………3

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..3
B. Tujuan ………………………………………………………………………………...3
C. Rumusan masalah……………………………………………………………………..3

BAB II: PEMBAHASAN ………………..……………………………………………...4

A. Pengertian Belajar………………………………………………………………….. 4
B. Pengertian Pembelajaran..………………………………………………………….. 5
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran……………………………………………………….. 7

BAB III: PENUTUP……………………………………………………………………..12

A. Saran ………………………………………………………………………………...12
B. Simpulan …………………………………………………………………………….12
C. Daftar Pustaka………………………………………………………………………..13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun di lingkungan
rumah atau keluarga sendiri.Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak
pernah dapat terlepasdari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas
sendiri, maupun didalam suatu kelompok tertentu, di pahami ataupun tidak di pahami,
sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari- hari kita merupakan
kegiatan belajar.Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu dimana
manusia dapatmelaksanakan, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak dibatasi usia, tempat
maupunwaktu sebab perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak
pernah berhenti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan belajar?
2. Apa pengertian pembelajaran?
3. Apa prinsip-prinsip dalam pembelajaran?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan belajar;
2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran;
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Belajar


Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam
halilmu pengetahuan maupun dalam bidang keterampilan. Defenisi belajar
menurut(Salameto, 1998: 2), belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh satu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.1
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah suatu usaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris terdapat empat macam arti
belajar, yaitu memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, dan mendapat informasi ataumenemukan.2
Ciri-ciri kematangan belajar adalah :
1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan pada dri individu yang belajar, baik
atual,maupun potensial.
2. Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru yang dapat berlaku dalam
waktu yang relatif lama.
3. Perubahan itu terjadi karena usaha. ( Nuhi Nst, 1993 : 2)
Ada beberapa pendapat yang dinyatakan oleh ara ahli, yaitu sebagai berikut:
1. Arthur J. Gates
Menurut Arthur, yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku
melalui pengalaman dan latihan (learnig is the modification of behavior through
experienceand training )
2. L.D. Crow and A. Crow
Ahli ini berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang
perludirangsang dan dibimbing ke arah hasil-hasil yang diinginkan
1
Mardianto,”Psikologi Pendidikan”,(Medan:Perdana Publishing,2017),hlm.45.
2
Purwa Atmaja Prawira, “Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru”, (Jogjakarta:Ar-Ruz
Media,2013),hlm.224.

4
(dipertimbangkan).Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan,
dan sikap-sikap (learning is an active process that need to be simulated and guided
toward desirableoutcome. Learning is the acquisition of habits, knowledge, and
attitudes).
3. Gregory A. Kimble
Belajar menurut Gregory A. Kimble adalah suatu perubahan yang relatif
permanen dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi pada seseorang atau
individusebagai suatu hasil latihan atau praktik yang diperkuat dengan pemberian
hadiah.(learning as a relatively permanent change in behavioral potentiality that
occurs as aresult of reinforced practice).3
4. Morgan
Morgan dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadisebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.4
5. Whiterington
Whiterington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagaisuatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian,atau suatu pengertian.
Dari defenisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usahayang
dilakukan secara sadar, sistematis, dengan menggunakan segala potensi yang dimiliki, baik
fisik maupun mental. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan diri seperti
perubahan tingkah laku yang diharapkan ke arah yang lebih positif. Belajar juga bertujuan
untuk mengubah sikap, dari sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi
terhormat. Belajar juga berujuan mengubah kebiasaan, dari kebiasaan buruk menjadi
kebiasaan yang baik. Belajar juga bertujuan untuk mengubah pengetahuan tentang berbagai
bidang ilmu, seperti dari yang tidak bisa membaca, tidak dapat menulis, berhitung dan
berbahasa, dengan belajar semua akan bisa dilakukan oleh seseorang yang telah belajar.
Belajar juga dapat mengubah segala sesuatu, seperti dalam bidang keterampilan misalnya:
bidang olaraga, kesenian, teknik, dan bidang ilmu lainnya.
3
Purwa Atmaja,Psikologi Pendidikan…,hlm.225-227.
4
M.NgalimPurwanto,”Psikologi Pendidikan”,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1990).hlm.84.

5
B. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpaguru
atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain, sedangkan mengajar meliputi
segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu
usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki
guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitasyang
dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya
suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.5
Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SMU menegaskan bahwa proses
perubahan sikap dan tingkah laku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan
buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami(kenyataan).
Oleh karena itu lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar
ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakanlingkungan
belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran.6
Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu
pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah
diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu
merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan
dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media
pembelajaran yang sudah disiapkan. Gagne dan Briggs mengartikan instruction atau
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswayang bersifat internal.
Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang
memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah
masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik. Fungsi
sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi

5
Syaiful Sagala, “Konsep dan Makna Pembelajaran”, (Bandung: Alfabeta, 2009).
6
Djemari Mardapi, “Pedoman Umum Belajar Mengajar SMU”, (Yogyakarta: Univ. Jogja, 2001).

6
penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan
penilaian (yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan
oleh sesuatu di luar diri siswa.7
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru dan
belajar dilakukan oleh peserta didik. Agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
maksimal dan baik maka perlu mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip- prinsip
pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan
pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Pada
kenyataannya, tanpa perhatian tidak mungkin terjadi pembelajaran yang baik dari pihak
guru sebagai pengajar maupun dari pihak peserta didik yang belajar. Perhatian peserta
didik akan timbul apabila bahan pelajaran yang dihadapinya sesuai
dengankebutuhannya, apabila bahan pelajaran itu adalah suatu hal yang dibutuhkan
oleh siswa maka perhatian untuk mempelajarinya semakin kuat.8
Motivasi juga mempunyai peran penting dalam kegiatan pembelajaran.
Seseorang akan berhasil dalam belajar jika keinginan untuk belajar itu timbul dari
dalam dirinya.Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: a) mengetahui apa yang akan
dipelajari, b)memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Kedua hal ini sebagai
unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa
keduaunsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk berhasil.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang cukup besar sudah dapat berbuat
tanpa motivasi dari luar dirinya. Itulah yang disebut motivasi intrinsik, atau tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebaliknya, bila motivasi
intrinsiknya kecil, maka dia perlu motivasi dari luar yang disebut ekstrinsik, atau tenaga
pendorong yang ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini berasal dari guru orangtua, teman,

7
M Khozim, “Teoir-teori Pembelajaran; Konsepsi, Komparasi dan Signifikansi”, (Bandung: Nusa
Media,2011).
8
Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran”.hlm. 42.

7
buku-buku dan sebagainya. Kedua motivasi ini dibutuhkan untuk keberhasilan proses
pembelajaran, namun yang memegang peranan penting adalah peserta didik itu sendiri
yang dapat memotivasi dirinya yang didukung oleh kepiawaian seorang guru dalam
merancang pembelajaran yang dapat merangsangminat sehingga motivasi peserta didik
dapat dibangkitkan.9
2. Keaktifan
Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman tersebut
diperoleh apabila peserta didik mempunyai keaktifan untuk berinteraksi terhadap
lingkungannya. Apabila seorang anak ingin memecahkan suatu persoalan dia
harusdapat berpikir sistematis atau menurut langkah-langkah tertentu, termasuk dia
menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat menggerakan otot-ototnya
untuk mencapainya.
Prinsip aktivitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan
harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri. Jiwa memiliki energy
sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh kebutuhan-kebutuhan. Jadi,dalam
pembelajaran yang mengolah dan merencana adalah peserta didik dengan kemauan,
kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing, guru hanya merangsang
keaktifan peserta didik dengan menyajikan bahan pelajaran.10
3. Keterlibatan langsung
Prinsip keterlibatan langsung merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran.Pembelajaran sebagai aktivitas mengajar dan belajar, maka guru harus
terlibatlangsung begitu juga peserta didik. Prinsip keterlibatan langsung ini mencakup
keterlibatan langsung secara fisik maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta
didik merasa dirinya penting dan berharga dalam kelas sehingga dia bisa menikmati
jalannya pembelajaran.
4. Pengulangan
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan, seperti yang
dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut teori tersebut bahwa belajar adalah
melihat daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri dari daya mengamat,

9
Ahmad Rohani, pengelolaan pengajaran.hlm.20.
10
Ahmad Rohani, Pengelolaan ..., hlm.21.

8
menangkap, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir dan sebagainya.Daya-daya
tersebut akan berkembang.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme.
Tokohnya yang terkenal adalah Thorndike dengan teorinya yang terkenal pula yaitu
“law of exercise” bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan
respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar timbulnya
respon benar. Selanjutnya teori dari phychology conditioning respons sebagai
perkembangan lebih lanjut dari teori konseksionisme yang dimotori oleh Pavlov yang
mengemukakan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan
upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Begitu pula
mengajar membentuk kebiasaan, mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi
suatu kebiasaan dan pembiasaan yang sesungguhnya,tetapi dapat juga oleh stimulus
penyerta.
Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam
pembelajaran walaupun dengan tujuan yang berbeda. Teori yang pertama menekankan
pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan teori yang keduadan ketiga
menekankan pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk
kebiasaan.11
5. Proses individual
Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah pada saat ini masih
cenderung berlangsung secara klasikal yang artinya seorang guru menghadapi 30-
40orang peserta didik dalam satu kelas. Guru masih juga menggunakan metode yang
sama kepada seluruh peserta didik dalam kelas. Bahkan mereka memperlakukan peserta
didik secara merata tanpa memperhatikan latar belakang social budaya,kemampuan,
atau segala perbedaan individual peserta didik.
Untuk dapat memberikan bantuan agar peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran yang disajikan oleh guru, maka guru harus benar-benar dapat memahami
ciri-ciri para peserta didik tersebut. Begitu pula guru harus mampu mengatur kegiatan
pembelajaran, mulai dari perencanaan, proses pelaksanaan sampai pada tahap terakhir

11
Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran. hlm.43.

9
yaitu penilaian atau evaluasi, sehingga peserta didik secara totaldapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik tanpa perbedaan yang berarti walaupun dari latar
belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.
S. Nasution dalam Ahmad Rohani menyarankan empat cara untuk menyesuaikan
pelajaran dengan kesanggupan individual:
a) Pengajaran individual, peserta didik menerima tugas yang diselesaikan
menurutkecepatan masing-masing;
b) Tugas tambahan, peserta didik yang pandai mendapat tugas tambahan, di luar tugas
umum bagi seluruh kelas sehingga hubungan kelas selalu terpelihara;
c) Pengajaran proyek, peserta didik mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan
minatserta kesanggupannya.
d) Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas dibagi dalam beberapa kelompok
yang terdiri atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan yang sama.
Perbedaan individual harus menjadi perhatian bagi para guru dalam
mempersiapkan pembelajaran dalam kelasnya. Karena perbedaan
individualmerupakan suatu prinsip dalam pembelajaran yang tidak boleh
dikesampingkan demi keberhasilan dalam proses pembelajaran.12
6. Tantangan
Kuantzu dalam Azhar Arsyad mengatakan “if you give a man fish, he will have a
single meal. If you teach him how to fish he will eat all his life”. Pernyataan Kuantzu ini
senada dengan prinsip pembelajaran yang berupa tantangan, karena peserta didik tidak
merasa tertantang bila hanya sekedar disuapi sehingga dirinya tinggal menelan apa
yang diberikan oleh guru. Sebab, tanpa tantangan peserta didik merasa masa bodoh dan
kurang kreatif sehingga tidak berkesan materi yang diterimanya.
Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran dengan konsep contextual
teachingand learning yaitu inkuiri. Di mana dijelaskan bahwa inkuiri merupakan proses
pembelajaran yang berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir
secara sistematis. Jadi, peserta didik akan bersungguh-sungguh dalam Menemukan
masalahnya terlebih dahulu kemudian menemukan sendiri jalan keluarganya.13
7. Balikan dan penguatan
12
Ahmad Rohani, Pengelolaan...,hlm. 17.
13
Dimyati dan Mudjiono, Belajar…,hlm.48.

10
Prinsip pembelajaran yang berkaitan dengan balikan dan penguatan, ditekankan
oleh teorioperant conditioning, yaitu law of effect. bahwa peserta didik akan belajar
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi hasil usaha belajar.
Balikan yang diperoleh peserta didik setelah belajar dengan menggunakan metode-
metode akan menarik yang membuat peserta didik terdorong untuk belajar lebih
bersemangat.14

BAB III
14
Dimyati dan Mudjiono, Belajar…,hlm.49.

11
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari penjabaran yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, sistematis, dengan
menggunakan segala potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental. Belajar bertujuan
untuk mengadakan perubahan diri seperti perubahan tingkah laku yang diharapkan ke
arah yang lebih positif.
2. Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Pembelejaran terdiri dari 7 prinsip yaitu: perhatian dan motivasi, keaktifan,keterlibatan
langsung, pengulang, proses individual, tantangan, balikan dan penguatan.
B. Kritik dan Saran

Berdasarkan pengalaman dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa saran yang kami
ajukan untuk mendorong penulis dalam menyusun makalah selanjutnya. Adapun saran
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penulis harus mencari referensi buku dalam penyusunan suatu makalah agar materi
yang disampaikan dapat dikaji lebih dalam berdasarkan panduan buku yang membahas
mengenai topik yang dikaji;
2. Penyusun makalah harus lebih kreatif dalam melakukan penyusunan makalah, agar
makalah yang disusun memiliki kualitas yang baik serta dapat dipahami dengan baik
oleh pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Djemari, Mardapi.2001.Pedoman Umum Belajar Mengajar SMU.Yogyakarta: Univ.Jogja.

Khozim, M.2011.Teori-teori Pembelajaran.Bandung: Nusa Media.

Mardianto.2017.Psikologi Pendidikan.Medan: Perdana Pusblishing.

Prawira, P A.2013.Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.Jogjakarta: Ar-RuzzMedia.

Purwanto, M N.1990.Psikologi Pendidikan.Bandung,PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful, Sagala.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai