Anda di halaman 1dari 16

Cover

AKTIVITAS – AKTIVITAS BELAJAR

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Psikologi Belajar

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Sufinatin Aisida, S.Ag., M.Pd.I

Disusun oleh :

1. Sakia Amanda Deviana Putri (202105010050)


2. Ahmad Muhammad Ramadhan (202105010036)
3. Isthifaiyatul Qudsi (202105010051)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas keberadaan Allah SWT atas karunia-Nya, kami dapat menyelasaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan berjalan dengan baik tanpa ada kekurangan.

Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Sufi,
dosen mata kuliah Psikologi Belajar, yang telah menjadi pembimbing selama penyusunan makalah
ini.

Makalah yang berjudul “Aktivitas Belajar” makalah ini disusun sebagai tugas mata
kuliah Psikologi Belajar. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan
pembaca tentang Aktivitas Belajar.

Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar, jawabannya adalah karena belajar


itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa
sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir
di sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan proses belajar. Namun apa sebenarnya
belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan.

Akhir kata, setelah kami berhasil menyelesaikan artikel ini, semoga apa yang telah
kami teliti dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Jika ada kritik dan saran untuk penulisan
ide atau persiapan, kami akan dengan senang hati menerimanya.

ii
Contents
Cover ...............................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Aktivitas Belajar ............................................................................................................. 2
B. Pendekatan Belajar............................................................................................................................ 4
BAB III....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu
sampai sekarang. Pengertian mengajar mengalami perkembangan bahkan hingga dewasa
ini belum ada definisi yang tepat bagi semua pihak mengenai mengajar itu. Pendapat yang
dilontarkan oleh para ahli pendidik ialah untuk mendapatkan jawaban tentang apakah
mengajar itu? Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru
berhadapan dengan sekelompok siswa dimana mereka adalah makhluk hidup yang
memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah
mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa
yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri, berjiwa wiraswasta, berpribadi dan
bermoral.
Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang diberikan tetapi perlu juga
memahami mereka yang dipimpinnya dalam proses pendidikan. Seorang guru yang tidak
mengetahui tentang sifat hakikat anak dan tidak tahu cara memperlakukan anak sesuai
dengan sifat dan hakikatnya seperti halnya dengan petani yang harus mengerti tentang
pupuk dan tanah, tetapi tidak ada pengetahuan mengenai sifat-sifat tanaman yang diberi
pupuk itu. dengan kebutuhannya (tanam-tanaman yang dipupuknya).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aktivitas belajar ?

2. Apa yang dimaksud pendekatan belajar ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian aktivitas belajar

2. Untuk mengetahui pendekatan belajar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktivitas Belajar


Sebelum di jelaskan pengertian mengenai aktivitas belajar, terlebih dahulu akan di
kemukakan pengertian aktif. Menurut KBBI aktif adalah mampu beraksi dan berkreasi.1
Dengan demikian bahwa belajar aktif membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas
yang membangun kinerja kelompok dalam waktu yang singkat mereka berfikir, berbicara
dengan teman dalam kelompoknya.
Aktivitas istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan bergerak, eksplorasi dan
berbagai repson lainnya terhadap rangsangan sekitar. Sedangkan belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification
or strengthening of behavior through experiencing).2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Selain itu, menurut KBBI juga belajar adalah berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, juga sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
yang telah dipelajari.
Arti belajar sendiri adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan ini terjadi dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti diantaranya pada
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, serta dalam
berbagai kemampuan lainnya.
Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan
fisik sampai kegiatan psikis. Adapun Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan
dasar, sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 452.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 27.

2
antara lain mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. 3
Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses
belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Sardiman menegaskan bahwa
pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah
mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah
suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan dalam
tingkah laku atau kecakapan. Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran untuk
membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekan pada aktivitas siswa.4 Belajar bukanlah
menghapal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas
mental. Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan
siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang
konsepkonsep dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Aktivitas siswa yang diamati
selama kegiatan pembelajaran berlangsung tidak hanya terdiri dari mendengarkan,
mencatat, menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepadanya. Dan jangan sampai juga
siswa hanya bekerja atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan oleh guru dan
berpikir menurut yang digariskan oleh guru sehingga siswa terkesan terlalu pasif dan tidak
mendorong anak-anak untuk berpikir dan berbuat sendiri atas tanggung jawab sendiri.
Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa
lama teori aktivitas belajar mengungkapkan konsep tabularasa yang mengibaratkan jiwa
(Psyche) berupa keaktifan rohani. Teori ini menyatakan seseorang bagaikan kertas putih

3
Ibid.,28.
4
Ahmadiyanto . “Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran KO-RUF-
SI(Kotak Huruf Edukasi) Berbasis Word Square Pada Materi Kedaulatan Rakyat Dan Sistem Pemerintahan Di
Indonesia”, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 6, (November, 2016). h. 982.

3
yang tidak tertulis. Maksudnya, dalam dunia pendidikan, yang memberi bentuk dan
mengatur isi dari kertas itu adalah guru, karena gurulah yang harus aktif sedangkan siswa
bersifat reseptif.
Dalam teori aktivitas belajar menurut pandangan ilmu jiwa lama yang banyak
berkreativitas adalah guru, gurulah yang selalu aktif dalam menentukan bahan pelajaran,
meneliti, menguraikan, memecahkan masalah, mengadakan perbandingan, dan membuat
ikhtisar.Siswa hanya mendengarkan, mencatat, menjawab bila ditanya. Siswa hanya
bekerja keras atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan oleh guru dan berfikir
menurut arah yang telah digariskan oleh guru. Sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa
modern, Teori aktivitas belajar ini menyatakan jiwa manusia itu sebagai sesuatu yang
dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri dan dapat menjadi aktif bila didorong oleh
berbagai macam kebutuhan. Dengan demikian siswa harus dipandang sebagai organisme
yang mempunyai dorongan untuk berkembang.
Dengan demikian, Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas,
baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota
badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan)
adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam
rangka pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka aktivitas belajar dapat disimpulkan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, baik itu
melibatkan jasmani maupun mentalnya sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang baru
pada siswa tersebut.

B. Pendekatan Belajar
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Pendekatan pembelajaran menurut Milan Rianto, merupakan cara memandang
kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi guru untuk pengelolaannya dan bagi
peserta didik akan memperoleh kemudahan belajar. Pendekatan pembelajaran dibedakan
menjadi dua, yaitu

4
1. Pendekatan berdasarkan proses meliputi pendekatan yang berorientasi kepada guru /
lembaga pendidikan, penyajian bahan ajar yang hampit semua kegiatannya
dikendalikan oleh guru dan staf lembaga pendidikan (sekolah) sementara peserta didik
terkesan pasif, dan pendekatan yang berorientasi kepada peserta didik, penyajian bahan
ajar yang lebih menonjolkan peran serta peserta didik selama proses pembelajaran.
Sementara guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin.
2. Pendekatan pembelajaran ditinjau dari segi materi meliputi pendekatan kontekstual,
penyajian bahan ajar yang dikontekskan pada situasi kehidupan di sekitar peserta didik
dan pendekatan tematik. Penyajian bahan ajar dalam bentuk topik – topik dan tema 5
Menurut Refki festiawan, Dilihat dari jenis pendekatannya, pembelajaran
dibedakan menjadi dua jenis pendekatan, yaitu: Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan Pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Ditinjau dari faktor belajar, terdapat tiga bentuk dasar pendekatan belajar siswa
menurut hasil penelitian Biggs, yaitu:
1. Pendekatan surface, yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari
luar (ekstrinsik), misalnya seseorang mau belajar karena takut tidak lulus ujian
sehingga dimarahi orangtua. Oleh karena itu gaya belajarnya santai dan tidak
mementingkan pemahaman yang mendalam.
2. Pendekatan deep, yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari
dalam (intrinsik), misalnya seseorang mau belajar karena memang tertarik dengan
materi dan merasa sangat membutuhkan materi tersebut. Oleh karena itu gaya
belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan
cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan achieving, yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan
untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam
meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-tingginya.
Gaya belajar siswa ini lebih serius daripada siswa-siswa yang menggunakan
pendekatan belajar lainnya, selain itu siswa dengan pendekatan belajar ini memiliki

5
Milan Rianto, Pendekatan Strategi, h. 88 – 89.

5
perencanaan ke depan yang lebih matang dan memiliki dorongan berkompetisi tinggi
secara positif.
Menurut Sanjaya “Pendekatan dapat dikatakan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan
tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”. Berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam
memandang suatu masalah atau objek kajian, yang akan menentukan arah pelaksanaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek
kajian yang akan ditangani.6
Pedekatan dalam mengajar menurut Syaiful Bahri Djarmarah, dalam mengajar
guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan
yang bisa merugikan anak didik, pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan
sikap dan perbuatan, setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam
menilai anak didik.
Dalam interaksi edukatif yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan.
Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan
gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi
kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik
kepada anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan
menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif
dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan
anak didik. Ketika interaksi edukatif itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam
bersikap dan berbuat dan mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya.
“semua kendala yang menjadi penghambat jalannya proses interaksi edukatif, baik yang
berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus
dihilangkan, dan bukan membiarkannya.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang
sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting nekuruskan
pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik

6
Abdullah. “Pendekatan Dan Model Pembelajaran Yang Mengaktifkan Siswa”, Edureligia, Vol. 01, (2017), h. 47.

6
sebagai makhluk individual dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan
pendeatan dalam mengajar. Berikut beberapa pendekatan yang dikemukakan Syaiful Bahri
Djamarah dalam mengajar:
1. Pendekatan Individual
Dikelas ada sekelompok anak didik dengan perilaku yang bermacam-macam. Dari
cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan, dan
sebagainya selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memang mempunyai
karakteristik tersendiri yang berbeda dari anak didik lainnya. Perbedaan individual
anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru, bahwa strategi pengajaran
harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual. Dengan kata lain,
guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi pengajarannya. Bila tidak
maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh
kepada anak didik tidak akan menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan
individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.
Pendekatan individual mempunyai arti penting bagi kepentingan pengajaran,
pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual. Pemilihan metode tidak
bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual. Karena itu guru dalam
melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak
didik dikelas. Persoalan kesulitan belajar anak didik lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok
memerlukan.

2. Pendekatan Kelompok

Dalam mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain,
yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan
daan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap social anak didik. Hal ini
didasari, bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkan dan dikembangkan


rasa social yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan
rasa egoisme dalam diri mereka, sehingga terbina sikap kesetiakwanan social dikelas.

7
Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata
rantai kehidupan semua makhluk hidup di dimuka bumi fana. Tidak ada makhluk hidup
yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak
langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan
makhkul tertentu.

Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan
dengan ikhlas mau membantu yang kekurangan. Sebaliknya, yang kekurangan dengan
rela hati mau belajar dari yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder.
Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal.

3. Pendekatan bervariasi

Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda pada suatu saat anak
didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai
motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar dan anak didik yang lain
kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak didik belajar, satu atau dua
orang anak didik tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbincang-bincang mengenai
hal-hal lain yang terlepas dari masalah Pelajaran.

Dalam mengajar guru hanya menggunakan satu metode biasanya sukar


menciptakan suasana kelas yang kondusif. Bila terjadi perubahan, suasana kelas sulit
dinormalkan kembali. Ini sebagai tanda ada gangguan dalam proses interaksi edukatif.
Akibatnya jalan pelajaran menjadi kurang efektif. Efisiensi dan efektifitas pencapaian
tujuan pun jadi terganggu, disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.
Metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang
gangguan itu berpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu dalam mengajar
kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali memakai satu
metode.

Berbagai permasalahan pengajaran yang dikemukakan diatas akan dapat diperkecil


dengan penggunaan pendekatan bervariasi. Dalam pemilihan metode mengajar

8
sebaiknya menggunakan pendekatan yang bervariasi. penggunaan satu metode
biasanya membuat jalan pengajaran menjadi kaku, maka digunakanlah beberapa
metode bervariasi dengan tujuan untuk meningkatkan konsentrasi anak didik dalam
waktu yang relative lama.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka
pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Misalnya, anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara, akan berbeda
pemecahannya. Demikian juga halnya dengan anak didik yang membuat keributan.
Guru tidak bias menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecahkan
permasalahan yang lain. Kalaupun ada, itu hanya pada kasus-kasus tertentu. Perbedaan
dalam teknik pemecahan kasus itulah, dalam pembicaraan ini, didekati dengan
pendekatan bervariasi.

Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi


oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam, kasus ini biasanya dengan
berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus, maka
pendekatan variasi sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentinannya.

4. Pendekatan edukatif

Apapun yang guru lakukan dan gunakan dalam pendidikan dan pengajaran
bertujuan untuk mendidik, bukan karena motif motif lain. Misalnya karena dendam,
gengsi, karena ingin ditakuti, dan sebagainya. Seorang anak didik yang telah
melakukan kesalahan, membuat keributan dikelas ketika guru sedang memberikan
pelajaran, misalnya tidak tepat diberikan sanksi hukuman dengan cara memukul
badannya hingga luka atau cedera. Jika dilakukan juga, maka tindakan itu adalah
tindakan sanksi hukuman yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan
pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan
untuk menundukkan orang lain. Dalam mendidik, guru kurang arif dan bijaksana bila
menggunakan kekuasaan, karena hal itu bias merugikan pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi seorang guru
adalah dengan melakukan pendekatan edukatif, yaitu setiap sikap, dan perbuatan yang

9
guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma social, dan norma agama.

Di dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti menghadapi berbagai masalah


mulai dari masalah yang paling sederhana sampai dengan masalah yang paling rumit
dan kompleks. Masalah yang rumit dan kompleks merupakan tantangan potensial yang
harus dipecahkan oleh orang yang menghadapi masalah rumit dan kompleks, dia akan
berusaha secara sungguh-sungguh untuk memecahkannya.

Dengan melihat dan menganalisis situasi dan kondisi suatu masalah dan tujuan
yang hendak dicapainya, seseorang dapat menggunakan atau mencari cara atau
pendekatan yang dapat dimungkinkan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
untuk menerapkan suatu pendekatan dalam memecahkan suatu masalah di samping
pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah itu, juga bergantung pada
persepsi tentang masalah yang dihadapi.

Macam – macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar


mengajar, antara lain :

1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual belatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna


dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah.

2. Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan konstektual, yaitu bahwa


pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba – tiba.

3. Pendekatan Deduktif – Induktif

a. Pendekatan Deduktif Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep,


definisi dan istilah – istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung

10
dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
dasarnya.

b. Pendekatan Induktif Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi


adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan merupakan data primer atau dapat pula berupa
kasus – kasus nyata yang terjadi di lingkungan.7

7
Suhandoyo, Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Interaksi Positif Dengan Lingkungan,
(Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta, 1993), h. 20.

11
BAB III

PENUTUP

Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan
fisik sampai kegiatan psikis. Adapun Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan
dasar, sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar
antara lain mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada
pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan
ilmu jiwa lama teori aktivitas belajar mengungkapkan konsep tabularasa yang
mengibaratkan jiwa (Psyche) berupa keaktifan rohani. Teori ini menyatakan seseorang
bagaikan kertas putih yang tidak tertulis. Maksudnya, dalam dunia pendidikan, yang
memberi bentuk dan mengatur isi dari kertas itu adalah guru, karena gurulah yang harus
aktif sedangkan siswa bersifat reseptif.
Pendekatan pembelajaran menurut Milan Rianto, merupakan cara memandang
kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi guru untuk pengelolaannya dan bagi
peserta didik akan memperoleh kemudahan belajar. Pendekatan berdasarkan proses
meliputi pendekatan yang berorientasi kepada guru / lembaga Pendidikan dan Pendekatan
pembelajaran ditinjau dari segi materi meliputi pendekatan kontekstual, penyajian bahan
ajar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. “Pendekatan Dan Model Pembelajaran Yang Mengaktifkan Siswa”, Edureligia, Vol. 01,
2017.
Ahmadiyanto . “Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media
Pembelajaran KO-RUF-SI(Kotak Huruf Edukasi) Berbasis Word Square Pada Materi
Kedaulatan Rakyat Dan Sistem Pemerintahan Di Indonesia”, Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, Vol. 6, November, 2016.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2001.
Hamalik Oeamar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Milan Rianto, Pendekatan Strategi,
Suhandoyo, Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Interaksi Positif
Dengan Lingkungan, Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta, 1993.

Anda mungkin juga menyukai