Disusun oleh
2023
1
Daftar Isi
BAB I............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN............................................................................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................................... 5
KAJIAN TEORI............................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Keaktifan...............................................................................................................................5
B. Macam-Macam Keaktifan.......................................................................................................................8
C. Jenis-Jenis Keaktifan................................................................................................................................9
D. Klasifikasi Keaktifan Siswa.....................................................................................................................10
E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keaktifan.......................................................................................12
F. Prinsip-Prinsip Keaktifan.......................................................................................................................13
G. Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran...................................................................................................13
H. Indikator Keaktifan Dalam Pembelajaran.............................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN.............................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prinsip belajar yang berkaitan dengan keaktifan ditekankan oleh teori belajar
konstrukstivisme dari John Dewey yang berpendapat bahwa pengajar harus dapat
melaksanakan pembelajaran secara berkesinambungan melalui pengalaman. Dewey
juga mengungkapkan bahwa keikutsertaan peserta didk secara aktif sangat
3
berpengaruh terhadap aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan pada pemaparan di
atas, penulis akan membahas pemahaman yang berkaitan dengan “Prinsip Keaktifan
Dalam Pembelajaran”.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan keaktifan ?
b. Apa saja jenis-jenis keaktifan belajar ?
c. Apa saja klasifikasi keaktifan siswa ?
d. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan ?
e. Apa saja prinsip-prinsip keaktifan ?
f. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran ?
g. Bagaimana indikator keaktifan dalam kegiatan pembelajaran ?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui definisi keaktifan
b. Untuk mengetahui jenis-jenis keaktifan belajar
c. Untuk mengetahui klasifikasi keaktifan belajar
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
e. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keaktifan
f. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran
g. Untuk mengetahui indikator keaktifan dalam kegiatan pembelajaran
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Keaktifan
4
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:23) berarti giat (bekerja,
berusaha). Menurut Mulyono, (Kurniati, 2009:12) keaktifan adalah kegiatan atau
aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan kegiatan yang terjadi baik
fisik maupun non fisik.
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas
fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis
(kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak- banyaknya atau banyak
berfuungsi dalam rangka pembelajaran.
5
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas
yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik.
Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru,
agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang maksimal.
Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa
yaitu suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif. Mereka secara
aktif menggunakan otak mereka baik untuk mendapatkan ide pokok dari materi
pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang diberikan oleh
guru dalam mata pelajaran yang disajikan.Keaktifan siswa dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa, sehingga semua
siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik
pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, keaktifan siswa juga dimaksudkan untuk
menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Hartono,
2008:20).
6
Persoalan pada kemana proses itu diarahkan, hal ini berhubungan dengan
tujuan proses pembelajaran di sekolah. Persoalan apa yang harus dibahas dalam
proses itu, berhubungan dengan materi atau bahan ajar yang diajarkan di kelas.
Sedangkan persoalan terakhir tentang bagaimana mengetahui berhasil dan tidaknya
proses itu dilakukan, selalu berhubungan dengan penilaian dalam proses
pembelajaran itu. Di sini titik tekan dalam memahami hasil belajar yang diinginkan
bersumber dari penilaian proses pembelajaran bukan hasil akhir dari tes itu sendiri.
Dari uraian di atas jelas bahwa keempat komponen saling berhubungan dan
saling berpengaruh satu sama lainnya. Proses belajar mengajar pada dasarnya ialah
proses mengkoordinasi sejumlah komponen di atas, agar satu sama lain saling
berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menimbulkan kegiatan belajar pada
siswa seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku siswa sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan perkataan lain pengajaran dapat di
pandang sebagai suatu sistem, pendekatan terhadap pengajaran menggunakan
pendekatan sistem dan tujuan yang telah ditetapkan dari masukan (input), yaitu
siswa sebelum proses belajar mengajar. Dengan bahan pelajaran, metode dan alat
pelajaran yang digunakan, masukan (input) mengalami proses. Akhirnya diperoleh
output, yakni siswa yang memiliki karakteristik sesuai tujuan. Untuk mengetahui
kadar pencapaian tujuan dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi tersebut juga sangat
penting sebagai dasar feed back untuk perbaikan.
Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat dan tanggap, menyenangkan,
penuh semangat, keterlibatan secara pribadi, dan mempelajari sesuatu denggan
7
baik. Siswa aktif harus dapat mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan
mendiskusikan dengan orang lain. Dalam proses belajar aktif, pengetahuan
merupakan pengalaman prribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses
belajar bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa,
sedangkan mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat
memperoleh pengeetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar.
Untuk itu guru harus memotivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung,dalam
hal ini guru berperan sebagai fasilitator pada saat pembelajaran.
B. Macam-Macam Keaktifan
Menurut Sriyono, dkk (1992:75) keaktifan jasmani dan rohani yang dilakukan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut : a. Keaktifan indera;
pendengaran, penglihatan, peraba, dan sebagainya. Siswa harus dirangsang agar dapat
menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. Mendikte dan menyuruh mereka
menulis sepanjang jam pelajaran akan menjemukan. Demikian pula dengan
menerangkan terus tanpa menulis sesuatu di papan tulis. Maka pergantian dari
membaca ke menulis, menulis ke menerangkan dan seterusnya akan lebih menarik
dan menyenangkan. b. Keaktifan akal; akal siswa harus aktif atau diaktifkan untuk
memecahkan masalah, menimbang, Menyusun pendapat dan mengambil keputusan. c.
Keaktifan ingatan; pada proses belajar mengajar siswa harus aktif menerima bahan
pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan menyimpannya dalam otak. Kemudian
pada suatu saat ia siap dan mampu mengutarakan Kembali. d. Keaktifan emosi; dalam
hal ini siswa hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya, karena dengan
mencintai pelajarannya akan menambah hasil belajar siswa itu sendiri.
8
memperoleh pengalaman belajar, di mana keaktifan siswa dapat ditempuh dengan
upaya kegiatan belajar kelompok maupun secara perseorangan.
C. Jenis-Jenis Keaktifan
9
kemampuan menerapkan prinsip atau konsep, kemampuan menganalisis,
menarik kesimpulan dan menilai. Inilah bentuk-bentuk perubahan tingkah laku
kognitif yang dapat dicapai dalam proses belajar mengajar.
g) Menyatakan ide, tercapainya kemampuan melakukan proses berpikir yang
kompleks ditunjang oleh kegiatan beelajar melalui pernyataan atau
mngekspresikan ide. Ekspresi ide ini dapat diwujudkan melalui kegiatan
diskusi, melakukan eksperimen, atau melalui proses penemuan melalui
kegiatan semacam itu, ttaraf keampuan kognitif yang dicapai leih baik dan
lebih tinggi dibandingkan dengan hanya sekedar melakukan penginderaan,
apalagi penginderaan yang dilakukan hanya sekedar mendengar semata-mata.
h) Melakukan Latihan : bentuk tingkah laku yang sepatutnya dilalui proses
belajar, di samping tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif (sikap) dan
tingkah laku psikomotorik (keterampilan). Untuk meningkatkan keterampilan
tersebut memrlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena itu kegiatan proses
yang tujuannya untuk membentuk tingkah laku psikomotorik dapat dicapai
dengan melalui latihan-latihan
10
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti : mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok,mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti : menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, bahan-bahan materi, membuat rangkuman,
mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti : menggambar, membuat suatu
grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti : melakukan percobaan-percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari, dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental, seperti : merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan
hubungan dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti : menaruh minat, membedakan,
merasabosan, gembira, bersemangat, berani, tenang, dan gugup.
11
E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keaktifan
a. Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek psikiologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena
itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar
seseorang. Adapun faktor psikologis siswa yang mempengaruhi keaktifan
belajarnya adalah sebagai berikut :
c. Faktor eksternal siswa, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan
di sekittar siswa. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal diantaranya adalah :
(1) lingkungan sosial, yang meliputi : para guru, staf admiistrasi, dan teman-
teeman sekelas; serta (2) lingkungan non sosial, yang meliputi : Gedung sekolah
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
siswa.
d. Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.
Hal yang sama dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2009:78) bahwa faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar siswa diklasifikasikan menjadi dua macam, yakni :
(1) faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi faktor
fisiologis dan psikologi; serta (2) faktor ekstern (faktor dari luar manusia) yang
12
meliputi faktor sosial dan non sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam proses belajar adalah
faktor internal (faktor dari dalam siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar siswa).
F. Prinsip-Prinsip Keaktifan
a. Prinsip motivasi, dimana guru berperan sebagai motivator yang merangsang dan
membangkitkan motif-motif yang positif dari siswa dalam pembejarannya.
b. Prinsip latar atau konteks, yaitu prinsip keterhubungan bahan baru dengan apa
yang telah diperoleh siswa sebelumnya. Dengan perolehan yang ada inilah siswa
dapat memperoleh bahan baru.
c. Prinsip keterarahan, yaitu adanya pola pengajaran yang menghubungkan seluruh
aspek pengajaran.
d. Prinsip belajar sambal bekerja, yaitu mengintegrasikan pengalaman dengan
kegiatan fisik dan pengalaman dengan kegiatan intelekttual.
e. Prinsip perbedaan perorangan, yaitu kegiatan bahwa ada perbedaan perbedaan
tertentu di dalam diri setiap siswa, sehingga mereka tidak diperlakukan secara
klasikal.
f. Prinsip menemukan, yaitu membiarkan sendiri siswa menemukan informasi yang
dibutuhkan dengan pengarahan seperlunya dari guru.
g. Prinsip pemecahan masalah, yaitu mengarahkan siswa untuk peka terhadap
masalah dan mempunyai kegiatan untuk mampu menyelesaikannya.
Berdasarkan uraian di atas, dalam membangun suatu aktivitas dalam diri para
siswa, hendaknya guru memperhatikan dan menerapkan beberapa prinsip di atas. Dengan
begitu para siswa akan terlihat keaktifannya dalam belajar dan juga mereka dapat
mengembangkan pengetahuannya. Jadi, siswalah yang berperan pada saat pembelajaran
sedang berlangsung. Guru hanya membuat suasana belajar yang menyenangkan, agar
siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga mereka tidak hanya diam pada saat pelajaran
sedang berlangsung.
Dalam proses pembelajaran tidak hanya guru yang aktif dalam menyampaikan
penjelasan materi tetapi dibutuhkan juga keaktifan siswa agar kegiatan proses belajar
lebih maksimal, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran itu sendiri merupakan
interaksi antara guru dan siswa. Menurut Mulyono (Kurniawati, 2009:1-2) keaktifan
adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non fisik.
Keaktifan yang dimaksud disini adalah pada siswa, sebab dengan adanya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar yang aktif.
13
Menurut Sudjana (2001:61) dalam penilaian proses belajar mengajar terutama adalah
melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan adalah
keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang dalam belajar untuk memberikan dorongan
kepada siswa yang melaksanakan kegiattan atau aktivitas jasmani yang dapat terlihat dan
rohani yang dapat dirasakan.
Keaktifan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting. Kegiatan disini adalah keterlibatan siswa yang secara langsung dapat dilihat.
Menurut Sudjana (2001:61) keaktifan dalam siswa dapat dilihat dalam hal :
14
BAB III
KESIMPULAN
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus
dipahami, disadari, dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran.
Demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan
belajar.
Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual,
emosional, dan fisik jika dibutuhkan. Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir
setiap guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah makhluk yang aktif.
Individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan
yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif bilamana
lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu. Maka,
setiap guru perlu menggali potensi-potensi keberagaman siswa melalui keaktifan yang
mereka aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan aktivitas mereka ke arah tujuan positif
atau tujuan pembelajaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Abd Rahman. (2016). “Prinsip-Prinsip Dan Model Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”. http://journal.unismuh.ac.id/index.php/tarbawi/article/view/368. Diakses pada 18
September 2023 Pk. 20.00 wib.
Hurit, Roberta Uron, dkk. (2021). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung:Media Sains
Indonesia. https://eprints.uny.ac.id. Diakeses pada 18 September 2021 Pk. 21.00 wib.
Makki Ismail dan Aflahah. (2019). Konsep Belajar Dan Pembelajaran. Pamekasan :
DutaMedia
16