Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk


memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan
lingkungannya. Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai sesuatu hal yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Agar kehidupan seseorang
mengalami kemajuan yang progresif maka orang tersebut harus memiliki
tujuan belajar yang terarah. Dan salah satu faktor penting yang dapat
menentukan tercapai atau tidaknya tujuan belajar tersebut adalah pemahaman
dan keterampilan kita dalam menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran.

Mempertimbangkan akan pentingnya hal ini maka pada kali ini kami
menyajikan suatu makalah yang membahas secara mendalam tentang prinsip-
prinsip belajar dan asas pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar?
2. Apa saja yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar?
3. Jelaskan implikasi dari prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran?
4. Mengapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru?
5. Apa yang dimaksud dengan asas pembelajaran?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar dan


apa saja yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar tersebut serta untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan implikasi dari prinsip-prinsip belajar

1
dalam pembelajaran dan mengapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi bagi
siswa dan guru. Selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini juga untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan asas pembelajaran dan macam
macamnya.

BAB II

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS


PEMBELAJARAN

Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu
saja tidak dapat dilakukan sembarangan , tetapi harus menggunakan prinsip-
prinsip belajar dan asas belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Oleh
karenanya, sebagai calon guru perlu mempelajari prinsip belajar dan asas
pembelajaran yang dapat membmbing aktivitas guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-


prinsip dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Selain itu
dengan prinsip-prinsip dan asas belajar dapat mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar dan pembelajaran.

dirinya sendiri , maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sebagai

pembimbing dan pengarah (Jhon Dewey 1916, dalam Davies , 1937;


31).

Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat


aktif, jiwa yang mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar
menyimpannya tanpa mengadakan transformasi. (Gage and Berliner, 1984:
267).

Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan.


Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan

2
fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-
keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.

4. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar


mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggunjawab terhadap hasilnya. Pentingnya
keterlibatan langsung dalam dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan
“learning by doing”-nya . Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan
langsung.

Keterlibatan siswa dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik


semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental
emosional, keterlibatan dengan kognitif dalam pencapaian dan perolehan
pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi dalam pembentukkan
sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam
pembentukan keterampilan.

5. Pengulangan

Menurut teori Psikologi Daya belajar adalah melatih daya-daya


yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dsb. Teori lain menekankan
prinsip pengulangan adalah teori asosiasi atau koneksionisme dengan
tokohnya yang terkenal Thomdike. Berangkat dari salah satu hukum “Law
of exercise” yang mengemukakan bahwa belajar adalah pebentukan
hubungan antara stimulus dan respons dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons
benar. Jadi dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang.

3
6. Tantangan

Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar


berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar
siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai , tetapi selalu terdapat
hambatan yaitu mempelajari bahan belajar maka timbullah motif untuk
mengatsi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Agar pada anak timbul motif untuk mengatasi hambatan dengan baik maka
bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.

Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan


konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa
berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
generalisasi tersebut. Penggunaan metode eksperien, inkuiri, diskoveri,
juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih, giat dan
sunguh-sungguh.

7. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan


terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F
Skinner, pada operant conditioning yang diperkuat adalah respons. Siswa
akan lebih bersemangat apabila menegetahui dan mendapatkan hasil yang
baik. Hasil yang baik akan memberikan balikan yang menyenagkan dan
berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Siswa belajar dengan
sungguh-sungguh dan mendapatkan hal yang baik dalam ulangan. Nilai
yang baik itu akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai
yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.

Format belajar berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode


penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

8. Perbedaan Individual

4
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan
sifat-sifatnya yang berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

Sistem klasikal yang dilakukan di sekolah kurang memperhatikan


masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di
kelas dengan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula
dengan pengetahuannya.

Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat


diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:

 Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi


 Penggunaan metode instruksional
 Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa

pandai dan memberikan bimbingan belajar

 Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan


kemampuan siswa

I. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi Siswa

Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan


pembelajaran, dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja
adanya prinsip-prinsip belajar. Justru para siswa akan berhasil dalam
pembelajaran, jika menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri
mereka.

1. Perhatian dan Motivasi

Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua


rangsangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya

5
tuntutan untuk selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus
membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.

Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya


oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus
dibangkitkan dan engembangkan secara terus menerus. Untuk dapat
membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar siswa secara terus
menerus, maka dapat melakukannya dengan menentukan/mengetahui tujuan
belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian/dorongan
dari orang lain, menentukan terget/sasaran penyelesaian tugas tugas belajar,
dan perilaku sejenis lainnya.

2. Keaktifan

Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajarn maupun


kegiatan belajar,siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah
perolehan belajarnya secara efektif, pembelajar dituntut untuk aktif
secara fisik, intelektual, dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi
siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu
percobaan, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis
lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.

3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mepelajarinya


sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut
untuknya (Devies, 1987: 32). Pernyataan ini secara mutlak menuntut
adanya keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam kegiatan belajar
pembelajaran. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak
segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada

6
mereka. Dan hal ini secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh
pengalaman atau berpengalaman.

4. Pengulangan

Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran


siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang untuk satu macam
permasalahan. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa
bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk-bentuk perilaku
pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan,
diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan
soal-soal latihan, menghafal nama-nama latin tumbuhan, atau menghafal
tahun-tahun terjadinya peristiwa sejarah.

5. Tantangan

Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila


siswa deberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia
akan lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat
seacara lebih baik (Devies, 1987: 32). Hal ini berarti selalu menghadapi
tantangan untuk memperoleh, memproses, dan mengolah setiap pesan
yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk-bentuk perilaku siswa
yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah
melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri,
atau mencari tahu peecahan suatu masalah.

6. Balikan dan Penguatan

Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang


dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu
memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Karena kesadaran
adanya kebutuhan untuk memproleh balikan dan sekaligus penguatan

7
bagi setiap kegiatan yang dilakukannya maka untuk memperoleh balikan
penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di
antaranya adalah dengan segera mencocokan jawaban dengan kunci
jawaban, menerima kenyataan terhadap skor yang dicapai, atau
menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7. Perbedaan Individual

Kesadaran bahwa adanya perbedaan tiap individu dengan orang


lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar
bagi dirinya sendiri. Implikasi adanya prinsip perbedaan individal bagi
siswa di antaranya adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun
jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan
individu bagi siswa dapat beberapa perilaku fisik maupun psikis.

II. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Guru

Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran


terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar. Implikasi prinsip-prinsip
belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan
kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-
prinsip belajar yang terwujud dalam perilaku guru, dapat diharapkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.

1. Perhatian dan Motivasi

Guru sejak merencanakan kegiatan pebelajaranya sudah memikirkan


perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan
menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana
pembelajarannya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.

8
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-
perilaku sebagai berikut :

1) Guru menggunakan metode secara bervariasi


2) Guru menggunakan media sesuia dengan tujuan belajar dan materi yang
di ajarkan.
3) Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton.
4) Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan mebimbing (direction
question)

Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada


perilaku-perilaku yang di antaranya :

1) Memilih bahan ajar sesuai minat siswa


2) Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
3) Mengoreksi segera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin
memberitahukan hasilnya kepada siswa.
4) Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang
memberikan respons terhadap pertanyaan yang sedang dipelajari siswa.
5) Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari.

2. Keaktifan

Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada siswa, maka guru


di antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :

1) Menggunakan multimetode dan multimedia.


2) Memberikan tugas secara individual dan kelompok.
3) Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam
kelompok kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang).
4) Memberikan tugas ubtuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal
yang kurang jelas.
5) Mengadakan tanya jawab dan diskusi

3. Keterlibatan Langsung / Berpengalaman

9
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian, perlu
diingat bahwa keterlibatan langsung secara fisik tidak menjamin keaktifan
belajar. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional, dan
intelektual dalam kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan
karakteristik isi pelajarn.

Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan


langsung/berpengalaman diantaranya adalah:

1) Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada


pembelajaran individual dan kelompok kecil.
2) Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan
demonstrasi.
3) Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
4) Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakkan
psikomotorik yang dicontohkan.
5) Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi diluar
kelas atau luar sekolah.
6) Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi
pesan pembelajaran.

Implikasi lainnya adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai


pengelolakegiatan pembelajaran yang mapu mengarahkan, membimbing,
dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.

4. Pengulangan

Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan


antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan
pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Perilaku guru
yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di antaranya :

1) merancang pelaksanaan pengulangan.

10
2) Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan.
3) Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yaitu harus diulang.
4) Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan
5) Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.

5. Tantangan

Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan,


maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan
pembelajarannya. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip
tantangan di antaranya :

1) Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan


kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau
dalam kelompok kecil (3-4 orang).
2) Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang
membutuhkan informasi dari orang lain dari luar sekolah sebagai
sumber informasi.
3) Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang
selesai disajikan.
4) Mengembangkan bahan pelajaran (teks, hand out, modul, dan yang
lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan
tantangan didalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran
disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari
dari sumber lain.
5) Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan
generalisasi sendiri.
6) Guru merancang dan mengelola kegatan diskusi untuk
menyelenggaraan masalah-masalah yang disajikan dalam topik diskusi.

6. Balikan dan Penguatan

11
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara
individual ataupun kelompok klasikal. Agar balikan dan penguatan
bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa.
Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, berwujud perilaku-
perilaku di antaranya :

1) Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan


pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
2) Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa
pada waktu yang telah ditentukan.
3) Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah,
laporan, kliping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru
terhadap hasil kerja pembelajaran.
4) Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh
guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar.
5) Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih setiap
siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
6) Meberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada
siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
7) Memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.

7. Perbedaan Individual

Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk


memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap
siswa. Dengan kata lain ,guru tidak mengasumsikan bahwa siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakannya merupakan satu kesatuan
yang memiliki karakteristik yang sama. Konsekuensi yang logis adanya
hal ini, guru mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka

12
orang per orang. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru
berwujud perilaku-perilaku yang di antaranya :

1) Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat


melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
2) Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan
pembelajaran.
3) Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan
perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan, dan
4) Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang
membutuhkan.

Kenyataan bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran terdapat lebih


dari satu prinsip belajar yang tampak, menuntut guru untuk benar-benar
menguasai dan terlebih menandai perwujudan prinsip-prinsip belajar
dalam kegiatan pembelajaran.

Selain prinsip-prinsip diatas, ada pula beberapa prinsip yang dikaji


dari ranah pembelajaran, yaitu mencangkup prinsip pembelajaran kognitif,
afektif serta psikomotorik.

Prinsip Belajar Kognitif

Beberapa hal berikut sangat penting diperhatikan dalam proses


pembelajaran kognitif :

a) Perhatian harus dipusatkan pada aspek lingkungan yang relevan sebelum


proses belajar kognitif terjadi
b) Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis
perbedaan setiap individu
c) Kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung
terhadap proses belajar kognitif
d) Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam unit-unit yang sesuai

13
e) Kemampuan untuk menyajikan suatu konsep yang benar-benar bermakna,
yang diikuti oleh perilaku mencari, menerapkan, ataupun mendefinisikan
secara resmi suatu konsep tersebut agar sesuai makna
f) Dalam memecahkan masalah, siswa harus dibantu untuk mendefinisikan,
menemukan suatu informasi yang sesuai ataupun menganalisis masalah,
dan menumbuhkan kemampuan berfikir yang multi dimensional
(divergent thinking).

Prinsip Belajar Afektif

Pembelajaran afektif, dapat dilaksanakan dengan baik dalam upaya untuk


mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal- hal tersebut akan mampu
tercapai jika para pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung,
namun dapat juga diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain
b) Sikap akan lebih mudah dibentuk melalui pengalaman yang
menyenangkan
c) Nilai- nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku
dari kelompok
d) Cara siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan
berdampak pada proses belajar afektif
e) Nilai yang diperoleh siswa dari usia kanak-kanak akan selalu melekat pada
diri individu tersebut
f) Proses belajar yang berlangsung juga dipengaruhi oleh kesehatan mental
individu
g) Model interaksi (tatap muka) guru dan siswa dalam kelas akan
memberikan dampak positif dikalangan siswa
h) Pemberian motivasi bagi siswa untuk lebih mengenal dan memahami
sikap, peranan, serta emosi.

Prinsip Belajar Psikomotorik

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pendidik berkenaan dalam


pembelajaran psikomotorik, yaitu:

14
a) Perkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsung secara beraturan
dan yang sebagian tidak beraturan
b) Dalam suatu tugas kelompok, siswa akan mempunyai kemampuan dasar
psikomotorik yang berbeda-beda
c) Melalui aktifitas bermain, dan aktifitas informal lainnya para siswa akan
memperoleh kemampuan mengontrol kemampuan gerakan secara lebih
baik
d) Seirama dengan kematangan mental dan fisik, kemampuan belajar untuk
memadukan dn memperluas gerakan motorik akan lebih dapat diperkuat
e) Faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan
penampilan psikomotorik individu
f) Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat
menambah efisiensi belajar psikomotorik
g) Latihan yang cukup dalam rentang waktu tertentu dapat memperkuat
proses belajar psikomotorik
h) Tugas psikomotorik yang terlalu sukar, dapat menimbulkan kelelahan atau
kejenuhanyang lebih cepat bagi para siswa.

Beberapa prinsip pembelajaran diatas menjadi bahan kajian bagi para pendidik/
guru untuk menentukan metode yang paling efektif dalam menemukan
pendekatan pembelajaran, memilih strateggi yang tepat, dalam upaya
mewujudkan proses belajar yang efektif A. Prinsip-Prinsip Belajar

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para


ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan.
Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang berlaku
umum yang dapat kita pakai sebagai dasar upaya pembelajaran, baik bagi
siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam
upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berperpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1. Perhatian Dan Motivasi

15
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan


mengarahkan aktivitas seseorang. Menurut H.L. Petri, “motivation is the
concept we use when we describe the force action on or within an
organism to initiate and direct behavior”. Motivasi dapat merupakan tujuan
dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah
satu tujuan dalam mengajar. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu
faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat
menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-
nilai dan keterampilan.

Motivasi erat kaitannya dengan minat, siswa yang memiliki minat


terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan
dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi
tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap penting
dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah laku dan
motivasinya.

Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,


dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi
dibedakanmenjadi dua:

1. Motif Intrinsic
Motif intrinsic adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan
perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh seorang siswa dengan
sungguh sungguh mempelajari mata pelajaran disekolah karena ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
2. Motif Ekstrinsik

16
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta.

2. Prinsip Transfer Dan Retensi


Berkenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa
prinsip yaitu:
a. Tujuan belajar dan daya ingat dapat menguat retensi
b. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik
c. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana
proses belajar itu terjadi
d. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik
e. Penelaahan bahan-bahan faktual, keterampilan dan konsep dapat
meningkatkan retensi
f. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dapat memberikan hasil yang memuaskan
g. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru
yang sama dipelajari mengikuti bahanyang lalu
h. Pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan generalisasi dapat diserap
dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara
menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dengan
memberikan ilustrasi unsur-unsur yang serupa
i. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat
kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi
yang agak sama dapat diciptakan
j. Tahap akhir proses belajar seyogyanya memasukkan usaha untuk
menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih
memperkuat retensi dan transfer

3. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain. Jhon Dewey misalnya mengemukakan bahwa
belajar adalah menyangkut yang harus dikerjakan siswa untuk

17
B. Asas Pembelajaran

Agar dapat belajar lebih efektif, maka setidaknya harus mengenal asas
dari pembelajaran tersebut, adapun asas yang perlu diketahui adalah :

1. Persamaan

Asal kita semua sama dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Inna
lillaahi wa inna ilaihi rooji'un. Dari tanah akan kembaki ke tanah. Start
kita sama, nol, zero. Namun yang membedakan adalah taqwa dari diri kita
masing-masing. (lihat Q.S al-Hujarat 49;13). Maka pacu dan picu diri
untuk berprestasi. Ada kelebihan , syukuri dan manfaatkan. Ada
kekurangan, sabar dan maafkan.

2. Partisipatif
Proses pembelajaran lebih efektif dengan partisipasi nyata, proaktif,
bukan saling menuntut, menunggu, apalagi menyalahkan yang bekerja.
Ingat nabi Ibrahim saat hendak menyembelih nabi Ismail ? Ya, nabi
Ibrahim melakukan jejak pendapat pada Ismail untuk melibatkan
partisipasi sehingga keduanya mendapat pahala, bukan hanya Ibrahimm.
Partisipasi menyegarkan komunikasi dan sangat berpengaruh dalam
belajar dan pembelajaran.
3. Spontanitas

Spontanitas itu hasil dari latihan panjang. Spontanitas menunjukkan


akhlak seseorang. Melatih diri dengan kebaikan sehingga kebaikan muncul
secara otomatis tiba-tiba, tanpa pikir panjang dan mendarah daging
menjadi kepribadian.

4. Apersepsi

Guru menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan


materi yang sudah di pelajari ( pengalaman materi sebelumnya ).

18
Fungsinya adalah mempersiapkan kondisi fisik siswa baik fisik maupun
mental ( pengulangan materi minggu lalu ).

5. Motivasi

Daya pendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas.


Fungsinya adalah untuk mendorong siswa untuk tetap semangat.

6. Aktifitas

Prinsip dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan


seluas luasnya kepada siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

7. Individualitas

Dimana guru harus bisa membedakan individau baik fisik, mental,


maupun status sosial. Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif,
lancar serta nyaman.

8. Peragaan

Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di


ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan
siswa.

9. Modifikasi

Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan.


Fungsinya supaya pembelajatrann yang di anggap susah menjadi menjadi.

10. Pengulangan

Memerlukan pengulangan karena semakin sulit materi maka harus


sering melakukan pengulangan agar cepat faham dan mudah. Fungsinya
agar proses belajar gerak jadi lebih mudah dan cepat bisa.

11. Evaluasi

19
Proses untuk melihat seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa
setelah proses bejar mengajar di lakukan.

Selain itu ada juga 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. Keempat belas
asas tersebut adalah:

1. Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b)
kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk
hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d)
hak atas perlindungan (right to protection), (e) penghargaan terhadap
pendapat anak (respect for the opinions of children).

2. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam


benak siswa.

3. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.

4. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan


belajar aktif.

5. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar,


melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.

6. Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar,
saya lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya
dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya
mulai pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya
dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang
saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

7. John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk
melakukan hal-hal: (a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-
kata sendiri, (b) memberikan contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam

20
bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta
atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan beragam cara, (f)
memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau
kebalikannya.

8. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi
materi, (c)sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat
dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f)
strategi pembelajaran, (g) hasil(bagaimana hasil pembelajaran akan
diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah
konsep atau pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang
bagaimana siswa belajar).

9. Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b)


mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat
pada siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna
dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan
perilaku, (i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching,
(k) pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m)
memecahkan masalah, (n) siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil
belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.

10. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan


yang diberikan akan menjadi lebih kuat.

11. Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui
membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan
tentang hal yang dibahas.

12. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan
apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.

13. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori,


visual, kinestetik)

21
14. Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain
dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa
dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kegiatan belajar dan mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Walaupun prinsip
belajar tidak dapat sepenuhnya menentukan langkah demi langkah prosedur
pembelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan
guru.

Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang prinsip-


prinsip belajar dan asas pembelajaran dapat membantu guru dalam memilih
tindakan yang tepat. Selain itu dengan prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran guru juga memiliki dan dapat mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.

Pembelajaran tidak mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsip-


prinsip belajar. Oleh karena itu dalam program pembelajaran guru perlu
berpegang bahwa pebelajar adalah “primus motor” dalam belajar. Dengan
demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian, mngelola, menganalis,
dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar
dan asas pembelajaran.

22
B. Saran

Sebaiknya sejak saat ini kita mulai memperdalam pemahaman dan


keterampilan kita dalam menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran, agar kita mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat,
sesuai dengan karakteristik masing masing dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Dimyati. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asli


Mahasatya.

Davies, Ivor K. (penerjemah: Sudarsono S.,dkk.). 1987. Pengelolaan


Belajar. Jakarta: C.V. Rajawali dan PAUT-UT.

http://aplikomkelompo.blogspot.com/2012/05/asas-pembelajaran.html

http://techonly13.wordpress.com/2010/08/01/asas-asas-pembelajaran/

http://trisnoadiatna.blogspot.com/2011/01/psikologi-belajar-prinsip-prinsip.html

24

Anda mungkin juga menyukai