PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempertimbangkan akan pentingnya hal ini maka pada kali ini kami
menyajikan suatu makalah yang membahas secara mendalam tentang prinsip-
prinsip belajar dan asas pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar?
2. Apa saja yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar?
3. Mengapa pemilihan metode pembelajaran merupakan hal penting dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu
saja tidak dapat dilakukan sembarangan , tetapi harus menggunakan prinsip-
prinsip belajar dan asas belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Oleh
karenanya, sebagai calon guru perlu mempelajari prinsip belajar dan asas
pembelajaran yang dapat membmbing aktivitas guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
A. Prinsip-Prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari
berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang berlaku umum
yang dapat kita pakai sebagai dasar upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang
perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berperpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
2
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.
Motivasi erat kaitannya dengan minat, siswa yang memiliki minat terhadap
sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan
demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi
juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap penting dalam kehidupan. Nilai-
nilai tersebut mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat
juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakanmenjadi
dua:
a. Motif Intrinsic
Motif intrinsic adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan
perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh seorang siswa dengan
sungguh sungguh mempelajari mata pelajaran disekolah karena ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta.
3
a. Tujuan belajar dan daya ingat dapat menguat retensi
b. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik
c. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana
proses belajar itu terjadi
d. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik
e. Penelaahan bahan-bahan faktual, keterampilan dan konsep dapat
meningkatkan retensi
f. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dapat memberikan hasil yang memuaskan
g. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru
yang sama dipelajari mengikuti bahanyang lalu
h. Pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan generalisasi dapat diserap
dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara
menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dengan
memberikan ilustrasi unsur-unsur yang serupa
i. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat
kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi
yang agak sama dapat diciptakan
j. Tahap akhir proses belajar seyogyanya memasukkan usaha untuk
menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih
memperkuat retensi dan transfer
3. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain. Jhon Dewey misalnya mengemukakan
bahwa belajar adalah menyangkut yang harus dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri , maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru
sebagai pembimbing dan pengarah (Jhon Dewey 1916, dalam Davies ,
1937; 31).
4
menyimpannya tanpa mengadakan transformasi. (Gage and Berliner, 1984:
267).
4. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
5. Pengulangan
5
hubungan antara stimulus dan respons dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons
benar. Jadi dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut
akan berkembang.
6. Tantangan
6
Format belajar berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
8. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan
sifat-sifatnya yang berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
7
B. Pentingnya Pemilihan Metode Pembelajaran bagi Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas.
8
penting dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah alasan pentingnya pemilihan metode
pembelajaran bagi pelaksanaan pembelajaran di kelas, yakni:
1. Metode sebagai strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R
David, Wina Senjaya (2008: 42) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan
yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Perbedaan daya serap peserta didik terhadap pelajaran,
memerlukan staregi pembelajaran yang tepat. Dalam satu kelas
kemampuan peserta didik untuk menyerap pelajaran berbeda-beda,
demikian pula gaya belajarnya. Sebagian peserta didik mungkin condong
pada kemampuan menangkap pelajaran berdasarkan audiotori, visual,
maupun audio – visual. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan
mampu mengatasi perbedaan daya serap tersebut.
2. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai
oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran (diunduh dari
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/tujuan-pembelajaran-
sebagai-komponen-penting-dalam-pembelajaran/, diakses pada Kamis, 27
Maret 2013).
Metode pembelajaran merupakan alat yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang
tepat akan menjadikan kegiatan belajar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
9
dapat diukur dari perubahan perilaku peserta didik setelah proses
pembelajaran usai. Dinyatakan sebagai perubahan perilaku, karena
perubahan yang terjadi tidak hanya pada tataran pengetahuan peserta
didik, tetapi meliputi sikap dan cara pandang peserta didik terhadap
realitas disekitarnya.
Pemilihan suatu metode pembelajaran secara individu, maupun
kombinasi antara beberapa metode pembelajaran sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi
yang mempengaruhi pembelajaran. Tujuan pembelajaran dikatakan
tercapai manakala terjadi perubahan perilaku peserta didik, dan perubahan
perilaku tersebut cenderung bertahan lama.
3. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik.
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik maksudnya, metode
berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan
minat belajar seseorang. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi
akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran konvensional yang tidak banyak
menggunakan metode yang bervariasi dan kurang membuat siswa aktif,
akan menimbulkan kebosanan. Siswa akan menjadi pasif, tidak
bersemangat, dan antusiame rendah saat mengikuti pelajaran di kelas.
Pemilihan metode belajar yang inovatif dan memberikan ruang
yang luas bagi aktualisasi diri siswa akan memunculkan ‘kegembiraan
belajar’. Kegembiraan belajar merupakan atmosfer yang perlu diciptakan
oleh guru melalui penggunaan metode pembelajaran yang menantang,
interaktif, menarik minat, serta mampu memenangkan perhatian siswa.
Pemilihan metode pembelajaran harus mampu melibatkan setiap siswa di
kelas untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan porsi
dan peranan yang beragam. Dengan demikian, tidak ada seorang pun
peserta didik yang tidak terlibat dalam proses berpikir, memahami, dan
melakukan kegiatan belajar secara keseluruhan. Penggunaan metode
belajar yang tepat, akan mampu meminimalisir adanya alasan siswa tidak
memiliki kesempatan berpartisipasi, alokasi waktu yang kurang, terlalu
10
banyaknya jumlah peserta didik dalam satu kelas, dan berbagai alasan
yang menyebabkan siswa merasa bosan dan enggan secara intens
melibatkan diri dalam pembelajaran siswa aktif.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar dan mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Walaupun prinsip
belajar tidak dapat sepenuhnya menentukan langkah demi langkah prosedur
pembelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan
guru.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://aplikomkelompo.blogspot.com/2012/05/asas-pembelajaran.html
http://techonly13.wordpress.com/2010/08/01/asas-asas-pembelajaran/
http://trisnoadiatna.blogspot.com/2011/01/psikologi-belajar-prinsip-prinsip.html
13
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari rasa sempurna,
maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan agar menjadi
lebih baik lagi. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata, sekian dan terimakasih.
Penulis
14
MAKALAH
“PENGERTIAN PRINSIPDAN KEGUNAAN MEMPELAJARI
BERBAGAI METODE PEMBELAJARAN”
DOSEN PENGAMPU:
OLEH KELOMPOK 1:
AI NARTI
LIA ROSA
MOHAMAD RUJHAN
2023
15
16