KELOMPOK 1 (Y3B)
1. Adinda Syawalia .P.
2. Roza Santika .O.
3. Yolanda .F.
4. Muhammad Fahri .A.
5. Dewi Asma .R.
6. Refka Maulana
7. Shopiah
8. Arief Pratama
9. Nining Sumarni
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
A. Belajar B. Pembelajaran
Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis dapat
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan
diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan
dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap
lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan proses
individu, sehingga terjadi perubahan dari yang tidak belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu
tahu menjadi tahu, dari yang tidak dapat berjalan sebagai peserta didik. Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara
menjadi dapat berjalan, tidak dapat membaca menjadi belajar dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan
dapat membaca dan sebagainya. substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar dan
Belajar adalah suatu proses perubahan individu pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya perubahan perilaku
yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya ke dalam diri individu.
arah yang baik maupun tidak baik. Belajar setiap Keterkaitan fungsional belajar dan pembelajaran adalah bahwa
orang dapat dilakukan dengan cara berbeda. Ada pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan proses belajar
belajar dengan cara melihat, menemukan dan juga atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran.
meniru. Walaupun demikian perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar
merupakan konsekuensi dari pembelajaran. Oleh karena itu dapat
pula dikatakan bahwa akuntabilitas belajar bersifat
internal/individual, sedangkan akuntabilitas pembelajaran bersifat
publik.
Teori-Teori Belajar
Penggagas teori belajar behavioristik adalah Gagne dan Berliner. Teori ini menekankan tentang perubahan tingkah laku yang
terjadi karena pengalaman belajar. Di dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh
besar terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan dianggap telah belajar ketika
sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini juga, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai stimulus dan respon. Dengan
kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Bentuk dari stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan
karakter, nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa reaksi atau tanggapan dari
murid atau peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru atau pendidik.
Pada penerapannya atau proses pembelajaran, teori belajar behavioristik sangat tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan
pembelajaran, karakteristik murid, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.
Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik:
a. Obyek psikologi adalah tingkah laku.
b. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
c. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
d. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.
e. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk
fisik harus dihindari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Guru Pintar harus selalu mengobservasi dan memperhatikan siswa.
2. Lingkungan belajar juga harus diperhatikan.
3. Teori behavioristik sangat mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan
pengulangan.
4. Proses belajar mengajar di kelas harus dengan stimulus dan respon.
Kelebihan Teori Belajar Behavioristik
1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid kesulitan baru bertanya kepada guru.
3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh
murid (respon).
4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas,
dan daya tahan.
5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang berdampak baik bagi murid diberi
perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan murid perhatiannya dikurangi.
Hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan kompleks.
2. Guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia siswa karena mereka bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan
mudah dalam berpikir.
3. Proses belajar mengajar harus bermakna.
4. Guru harus mengamati perbedaan yang ada pada setiap siswa supaya siswa dapat berhasil mencapai tujuan pembelajaran .
Kelebihan Teori Belajar Kognitif
Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.
Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.
Dilihat dari maknanya, konstruksi berarti membangun. Dapat diambil kesimpulan bahwa teori belajar
konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern.
Landasan dari teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual. manusia membangun
pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang
direncanakan.
Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah
pengetahuan atau teknologi, menambahkan pengetahuan yang dimilikinya, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dirinya.Pengalaman demi pengalaman yang telah dilewati manusia maka akan memiliki hidup
yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks kegiatan pembelajaran antara murid
dengan siswanya, teori belajar konstruktivisme membebaskan peserta didik untuk membimbing sendiri
pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman, tetapi masih dalam pengawasan pendidik.
Menurut teori konstruktivisme, “belajar” lebih mudah dipahami oleh manusia karena manusia membangun
dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilewati. Dengan hal ini
juga hidup manusia menjadi lebih dinamis.
Prinsip-prinsip teori konstruktivistik
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses belajar mengajar:
9. Guru Pintar harus berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
10. Guru Pintar harus berusaha tenang ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari siswa yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar
mengajar.
11. Guru Pintar adalah fasilitator. Guru Pintar harus memberikan perhatian kepada siswa dan menciptakan suasana kelas kondusif.
12. Guru Pintar harus dapat mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada dirinya supaya saat mengajar akan lebih tenang.
13. Guru Pintar harus mengetahui keinginan dari setiap siswa karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap siswa dapat menambah kekuatan dan mendorong
semangat belajar.
Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk mengeluarkan
ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses
belajar mengajar secara langsung dan aktif.
Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih
mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan
teman-temannya dan guru.
Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.
Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
Teori ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.
Teori Humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini disebabkan
karena humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori belajar
humanistik juga memiliki tujuan untuk membangun kepribadian siswa dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
Guru atau pendidik yang menerapkan teori humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif
yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan positif akan dapat membangun atau mengembangkan emosi positif pada siswa.
Perbedaan teori belajar humanistik dan teori belajar behavioristik adalah teori belajar humanistik lebih mengutamakan
melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori
behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.
Teori belajar humanistik menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan
hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam teori ini Guru Pintar sangat berperan sebagai fasilitator
untuk siswa.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori
konstruktivisme dalam proses belajar mengajar:
1. Guru Pintar harus berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi
pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
2. Guru Pintar harus berusaha tenang ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari
siswa yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat
belajar mengajar.
3. Guru Pintar adalah fasilitator. Guru Pintar harus memberikan perhatian kepada
siswa dan menciptakan suasana kelas kondusif.
4. Guru Pintar harus dapat mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada
dirinya supaya saat mengajar akan lebih tenang.
5. Guru Pintar harus mengetahui keinginan dari setiap siswa karena keinginan-
keinginan yang ada pada setiap siswa dapat menambah kekuatan dan
mendorong semangat belajar.
Kelebihan Teori Belajar Humanistik
Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid
merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola
pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan
tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya
sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa
harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.
Kekurangan Teori Belajar Humanistik
Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid.
Maksudnya, murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu
akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.