NIM : 2006051
Kelas : Pendidikan Kimia B
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan
adanya komunikasi dari pengalaman. Teori ini dianut oleh Berliner dan Gage, yang mana
menjadi sangat populer dikalangan para filosof pendidik. Berlandaskan hal paling utama pada
teori Behavioristik adalah input kepada siswa yang berbentuk rangsangan (stimulus) dan
output yang berbentuk respon. Maksud dari stimulus atau rangsangan adalah segala bentuk
apapun yang guru sampaikan kepada pembelajar, dan respon adalah bentuk tanggapan
pembelajar dari apa yang disampaikan oleh guru.
Prinsip dasar dari teori behavioristik adalah reinforcement and punishment, primary
and secondary reinforcement, schedules of reinforcement, contingency management, stimulus
control in operant learning, the elimination of process
Berlandaskan teori dan prinsipnya, ini adalah implementasi dari teori belajar behavioristik:
1. Memutuskan visi/mis dan parameter pembelajaran.
2. Pengetahuan awal siswa dalam lingkungan belajar akan diidentifikasi dan dianalisis.
3. Memutuskan jenis materi yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan materi menjadi kategori dalam bentuk kecil seperti topik, poin bahasan
dan sub-poin.
5. Presentasi atau penjelasan pembelajaran.
6. Melepaskan rangsangan (stimulus) ke siswa.
7. Memperhatikan dan mendalami siswa dalam bereaksi terhadap stimulus yang
dilepaskan.
8. Menyampaikan penjelasan positif dan negatif yang baik kepada siswa.
9. Melepaskan kembali stimulasi.
10. Memperhatikan dan mendalami siswa dalam merespon stimulus.
11. Menyampaikan penjelasan lagi baik negatif dan positif.
12. Diakhiri dengan kesimpulan dan evaluasi hasil belajar.
Berikut merupakan model pembelajaran yang memiliki dasar teori behavioristik:
1. Grup Investigation 4. Model Pembelajaran Perubahan
Konseptual
2. Problem-Based instruction
5. Model Pembelajaran Reasoning
3. Inquiri
dan Problem Solving
2. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang berpusat dan berfokus pada proses
belajar yang memasukan cara berpikir dengan kompleks dalam sistemnya. Teori yang
didasari pada aktivitas berfikir dengn kompleks ini dikembangkan pada abad 20. Dengan
teori belajar kognitf ini bisa membuat siswa menjadi lebih mudah beradaptasi dengan
cara berpikir rumit sehingga mereka akan lebih mudah dalam menyelesaikan
problematika hidup dimasa yang akan datang. Teori belajar kognitif memaparkan bahwa
belajar dengan memusatkan pada aktivitas berpikir yang rumit (detail) dan sistem yang
ada bisa mengubah cara pandang tentang kehidupan.
Teori belajar kognitif difungsikan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah
simpel dalam pembelajaran seperti menghafal dan juga menyelesaikan masalah rumit
seperti menganalisa.
Ketika pelaksanaan dimulai, teori belajar kognitif akan mengambil gagasan dari
tokoh seperti Bruner, Piaget, Gagne, Ausubel. Berikut merupakan rincian umum
penerapan teori belajar kognitif.
Belajar akan lebih fleksibel, yakni bisa berpusat pada guru bisa juga pada siswa, tapi
satu hal yang pasti, siswa dituntut untuk lebih proaktif. Salah satu cara agar siswa bisa
proaktif adalah dengan membimbing mereka untuk menemukan manfaat dari apa
yang dipelajari. Jadi pelajaran yang akan diberikan siswa harus menarik.
Materi dan model pembelajaran menjadi hal yang paling esensial. Dalam memilih
materi dan model pembelajaran haruslah disesuaikan dengan jenjang siswa. Kuncinya
adalah mencari referensi sebanyak mungkin dan membuat penelitian tentang siswa
agar guru bisa memahami siswa dengan baik.
Pada saat pembelajaran berlangsung, guru dituntut untuk selalu mencermati progress
kognitif siswa. Karena dalam teori belajar kognitif guru harus memberi stimulus
kepada siswa untuk berpikir.
Ada waktunya proses belajar berpusat pada siswa agar mereka bisa mengenal apa
yang diinginkan dalam pembelajaran. Sehingga mereka bisa menilai secara kritis
mana yang baik dan buruk ketika memutuskan sebuah tujuan, khususnya tujuan
belajar.
Belajar adalah salah satu sifat alami manusia untuk bertahan hidup
Aktivitas belajar akan menjadi bermakna jika apa yang dipelajari pembelajar
memiliki koneksi dengan kehidupan nyata (sehari-hari).
Aktivitas belajar akan bisa merubah pemahaman tentang diri pembelajar.
Penyesuain dalam belajar akan cepat dipahami bila permasalahan yang ada di luar
siswa bisa dikurangi.
Pembelajar akan tenang dan mudah memahami dalam belajar ketika lingkungan
dalam dan luar dalam keadaan aman.
Belajar akan menjadi kegiatan yang menyenangkan bila siswa tahu manfaat belajar
itu sendiri.
Belajar akan lebih efektif bila siswa langsung mempraktekannya.
Hasil yang maksimal akan diraih bila siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
Ketika siswa dikembangkan untuk menjadi manusia yang percaya diri maka mereka
otomatis akan menjadi pribadi yang reflektif (mudah introspeksi).
Pada penerapannya guru disini akan menjadi fasilitator, yang mana dalam teori
humanistik memiliki fungsi sebagai berikut:
Peka terhadap siswa yang kurang percaya diri dalam belajar sehingga guru akan
memberikan motivasi.
Menolong siswa untuk bisa mendapatkan kejelasan dalam tugas individu dan juga
tugas grup dalam pembelajaran.
Guru harus mengetahui sifat-sifat siswa.
Guru harus menjadi fasilitator dan mengarahkan dalam memperoleh referensi untuk
belajar.
Bisa beradaptasi dengan mudah bersama siswa.
Guru juga harus mempunyai keterampilan komunikasi yang baik untuk bisa membaur
sebagai pembimbing dan sahabat untuk siswa.
Guru harus sudah tahu tentang jati diri dan mempunyai self control agar bisa
memahami siswa.
Pada implementasinya teori ini memfokuskan pada proses daripada hasil, berikut
merupakan implementasi dan proses dari teori belajar humanistik:
o Memformulasikan misi belajar yang jelas.
o Mencari jalan agar siswa proaktif dalam proses pembelajaran menuntut siswa
untuk bisa berkomitmen dalam menegakan kejujuran dan kegembiraan.
o Memotivasi perasaan siswa sehingga mereka bisa belajar secara mandiri.
o Menumbuhkan perilaku berpikir kritis dan kreatif dan bisa memahami secara
sadar dalam pembelajaran.