Anda di halaman 1dari 5

Nama : Juliyati Panjaitan

Nim : 877523713

Tugas : Tutorial 1 Strategi Pembelajaran Di SD


Jrusan : PGSD Semester 5

Pokjar : Mandailing Natal


SOAL

1. Jelaskan konsep dan hasil belajar berikut contohnya!


2. Seorang guru memiliki kewajiban memahami prinsip-prinsip belajar salah satunya adalah
mengetahui motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses belajar di sekolah.
Jelaskan! Berikan contoh.
3. Ketrampilan intelektual merupakan ketrampilan pikiran yang masuk dalam ranah kognitif.
Jelaskan pernyataan tersebut dikaitkan dengan taksonomi Bloom.
4. Dari 4 teori belajar yang Anda pelajari, teori mana yang menurut Anda paling mendukung
dengan perkembangan zaman saat ini. Berikan contoh dari pengalaman Anda sebagai
pengajar atau pengalaman Anda sehari-hari.
5. Fase-fase perkembangan siswa harus dipahami oleh guru agar dalam proses pembelajaran
tidak mengalami hambatan psikologis yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
Jelaskan perkembangan Bahasa Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun).

JAWABAN

1. Menurut Gagne (1985) belajar adalah suatu proses dimana organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Maka konsep belajar ada 3 atribut pokoknya :
Proses Perubahan Perilaku Pengalaman. Maka Konsep Belajar adalah Proses
mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Sedangkan hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), baik
yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun efektif.
Contohnya
Siswa kelas satu belajar tentang “Kesehatan gigi” maka guru membuat materi mengenai
fungsi gigi dan cara merawat gigi. Maka yang pertama tama prosesnya yaitu yang akan
dilakukan guru kelas ialah mencatat materi di papan tulis setelah itu menjelaskan materi
misalnya bagaimana cara menggosok gigi yang benar? serta apa manfaat dan fungsi gigi
bagi kesehatan ?. Maka disini siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru setalah
itu siswa nantinya diharapkan mampu menerapkannya terhadap diri sendiri dan
memperaktekkannya secara langsung serta nantinya diharapkan perubahan perilaku siswa
dapat menguasai nilai nilai (sikap) yang dulunya masih kurang mengerti menganai cara
memegang sikat yang benar menjadi lebih baik lagi tentang menggosok gigi yang dihasilkan
dari pengalaman baik itu secara kognitif, psikomotorik maupun afektif.
2. Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang dijadikan pegangan didalam
pelaksanaan yang sangat menentukan proses dan hasil belajar siswa. Supaya belajar terjadi
secara efektif perlu diperhatiakn beberapa prinsip tersebut :
a) Motivasi : dorongan untuk melakukan kegiatan belajar baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik
b) Perhatian : dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menarik focus dan perhatian
siswa
c) Aktivitas : menciptakan motode dan media yang bervariasi yang dapat merangsang
siswa agar lebih aktif belajar karena tertarik terhadap metode yang guru lakukan.
d) Balikan : siswa dapat mengetahui atau menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka
dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e) Perbedaan Individual : guru mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
karakteristik yang dimiliki setiap siswa.
Contohnya
Siswa kelas satu yang bernama dito sungguh-sungguh belajar seni suara, karena ingin
memperoleh hadiah sepeda dari ayahnya dan menjadi penyanyi yang baik sehingga
memunculkan motivasi ekstrinsik pada diri ditto dengan memberikan hadiah. Maka dari itu
siswa kelas rendah penuh perhatian dalam pelajaran seni budan dan prakarya karena guru
tersebut menggunakan alat peraga yang sebelumnya belum pernah dilakukan, misalnya
dengan praktek bernyanyi membawa speaker dan mic didalam ruangan sehingga
menciptakan perhatian siswa yang terfokus pada alat seni tersebut. Diharapkan guru mampu
meningkatkan kadar aktivitas siswa kelas rendah yang tadinya malas dalam berseni menjadi
bersemangat dengan mendengarkan penjelasan dan praktek yang guru lakukan mengenai
cara bernyanyi yang baik. Guru menunjukkan kepada siswa yang masih salah pada nada
lagu, kemudian dijelaskan dan diminta kepada siswa untuk memperbaiki bagian yang masih
salah. Guru kelas 1 menggunakan metode belajar yang bervariasi tentang nada lagu sebab
siswa yang kita ajar memiliki tipe belajar yang berbeda beda, ada siswa memiliki tipe belajar
yang audit (melalui pendengaran) yang menjelaskan langsung, siswa tipe belajar visual
(melalui penglihatan) dan siswa tipe belajar kinestetik (melalui praktek/perbuatan).
Menciptakan belajar yang efektif baik pengetahuan, kecerdasan, keterampilan dan sikapnya.

3. Keterampilan intelektual merupakan keterampilan pikiran,yang jika dihubungkan dengan


pendapat Taksonomi Bloom adalah penggolongan atau klasifikasi tujuan pendidikan, yang
mengelompokkan tujuan pembelajaran kedalam tiga ranah, yaitu :
1) Ranah Kognitif
Dapat mengembangkan keahlian anak melalui pengetahuan, berhubungan dengan
kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Misalnya,
peserta didik baru belajar mengenai definisi dari drama, teater, serta tata panggung. Pada
umumnya, peserta didik yang ranah kognitifnya kuat, dapat menghafal serta memahami
definisi yang baru diketahuinya. Selain itu, kemampuan peserta didik dalam mengingat
teori yang baru didapatnya, sangat kuat.
2) Ranah Afektif,
Dapat ditinjau melalui aspek moral, yang ditunjukkan melalui perasaan, nilai, motivasi,
dan sikap peserta didik. Pada ranah afektiflah pada umumnya peserta didik lemah dalam
penguasaannya. Hal ini terbukti dari maraknya kekerasan yang ada di sekolah.
3) Ranah Psikomotorik
Dapat ditinjau melalui aspek keterampilan peserta didik, yang merupakan implementasi
dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Peserta didik tidak cukup hanya
menghapal suatu teori, definisi saja, akan tetapi peserta didik juga harus menerapkan
teori yang sifatnya abstrak tersebut, ke dalam aktualisasi nyata.

4. Teori belajar sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
1) Teori Behavioristik
Mengatakan bahwa proses belajar terjadi apabila tingkah laku siswa sudah berubah,
apabila tingkah laku siswa belum berubah, akan berlaku sistem hukuman. Hukuman
tersebut pun membuat siswa jera dan memotivasinya untuk belajar lebih giat lagi.
Kelebihan dari teori behavioristik adalah pendidik tak hanya memberi ceramah, tapi
melalui instruksi singkat yang diikuti beberapa contoh baik yang dilakukan sendiri
maupun secara simulasi. Kekurangan dari teori ini adalah proses belajarnya dipandang
otomatis mekanis, sehingga terkesan seperti robot, padahal manusia memiliki kontrol
sendiri bersifat kognitif, sehingga dengan kemampuan ini manusia mampu menolak
kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.
2) Teori Kognitivisme
Adalah perubahan persepsi atau pemahaman yang lebih mementingkan proses belajar
ketimbang hasilnya bahwa tingkah laku seseorang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Menurut buku Psikologi Pendidikan karya Zulqarnain dkk, kelebihan dari
teori belajar kognitivisme adalah aktivitas belajar akan lebih mandiri dan inovatif.
Secara tidak sadar, siswa harus lebih aktif dan kreatif karena mereka tidak hanya pasif
duduk diam memperhatikan guru. Mereka akan menerima pengetahuan sembari
memikirkan sebuah gagasan untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut.
Sementara kekurangannya adalah teori ini pada dasarnya lebih menekankan
kemampuan ingatan peserta didik. Sehingga kelemahan yang terjadi adalah selalu
menganggap semua peserta didik memiliki kemampuan daya ingat yang sama.
3) Teori Humanistik
Adalah menghargai segala yang ada pada manusia yang mana pengalaman hidup akan
dijadikan sebagai landasan materi. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih
abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi.
Mengutip academia.edu karya Nirza Diani, salah satu kelebihan dari teori ini adalah
siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain
dan mengatur pribadinya secara bertanggung jawab. Tentunya tanpa mengurangi hak-
hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
Sementara, kekurangan dari teori ini adalah siswa yang tidak mau memahami potensi
dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar. Selain itu, siswa yang tidak aktif dan
malas akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
4) Teori Konstruktivistik
Menyatakan bahwa pengetahuan adalah bentukkan siswa yang belajar lewat interaksi
dihasilkan dari lingkungan sekitar dengan menggunakan panca indera seperti melihat,
mendengar, menjamah, mencium, dan merasakan. Ataupun Strategi pembelajaran
konstruktivisme adalah belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif, dan lain
sebagainya. Menurut buku Teori Konstruktivisme karya Ahmad Suryadi dkk, kelebihan
dari teori ini adalah peserta didik lebih aktif dan kreatif. Sementara salah satu
kekurangannya adalah dalam pendekatan ini, guru tidak menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya, tapi membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri.

Contohnya :
Teori yang paling mendukung berdasarkan pengalaman saya ialah Teori Behavioristik
dimana seorang siswa disuruh oleh gurunya untuk menghafal perkalian dirumah sebagai PR
dan maju keesokan harinya, tapi ada siswa tersebut belum menghafalnya dan maka saya akan
berlakukan punishment atau hukuman yaitu disuruh berdiri di depan kelas bagi siswa yang
tidak menghapal. Hal ini sejalan dengan sistem kurikulum kita berbasis kompetensi. Untuk
itu, biasanya di sekolah-sekolah guru lebih berkuasa, begitulah teori belajar ini.
5. Fase- fase perkembangan siswa tentang profil perkembangan dan pola pertumbuhan anak
termasuk perkembangan berbicara dan berbahasa anak usia 6-12 tahun, diantaranya (K.
Eileen dan Lynn R. Marotz (2020: 159-215) adalah:
a. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 6 Tahun: Menggunakan Bahasa ibu,
berbicara tanpa henti, banyak bertanya, menggunakan bahasa dan bukan tangisan
disertai teriakan atau agresi fisik untuk mengungkapkan ketidaksenangan, Senang
dibacakan cerita dan mengarang cerita.
b. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 7 Tahun: Senang bercerita; suka
menulis cerita pendek, menceritakan dongeng khayalan, dan Menggunakan gerak tubuh
untuk memulai percakapan.
c. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 8 Tahun: Senang menceritakan
lelucon dan teka-teki, Menggunakan bahasa untuk mengkritik dan memuji orang lain,
mengulang-ulang ucapan popular dan kata umpatan.
d. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 9-10 Tahun: Senang berbicara,
sering kali tidak berhenti dan tanpa alasan yang jelas; kadang Mengungkapkan perasaan
dan emosinya, Menggunakan ucapan populer yang sering diucapkan teman sebayanya:
“manis”,“keren”, “top-abis”.
e. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Anak Usia 11-12 Tahun: Senang berbicara dan
berargumentasi, sering tidak pernah berhenti, dengan siapa pun yang mau
mendengarkan, Menggunakan struktur bahasa yang lebih panjang dan kompleks dan
Menjadi pendengar yang suka berfikir, mempunyai selera humor dan senang
menceritakan lelucon, teka-teki, dan sajak untuk menghibur orang lain.
Oleh karena itu fase perkembangan bahasa siswa seharusnya mampu dimengerti guru dalam
memahami dan menginterpretasi komunikasi baik lisan, tulisan maupun bahasa tubuh.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor lingkungan
pertama tumbuh yaitu rumah sendiri sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa siswa di sekolah karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil
belajar dari lingkungannya. Anak belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, yaitu
dengan meniru dan mengulang kata-kata yang dipakai orang dewasa. Penggunaan bahasa
kedua, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menuntut anak mempergunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Kondisi ini membawa dampak baik bagi
penguasaan bahasa ibu sebagai bahas pertama maupun bahasa Indonesia sebagai bahasa
kedua. Sebagian siswa mejadi tidak mampu berbahasa ibu lagi karena penggunaan bahasa
Indonesia, atau sebagian lain mencampur aduk atau mempergunakan bahasa ibu dan bahasa
Indonesia secara bersamaan, sebagian lagi merasa kesulitan untuk mengikuti bahasa
Indonesia karena dinggap sebagai bahasa yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai