Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Yunita / 16-005
2. Nur Shabrina / 16-017
3. Annisa / 16-021
4. Asmariyah Athaillah / 16-025
5. Alda Riyani / 16-030
6. Jihan Savira Agustin / 16-035
KELAS A
FAKULTAS KEGUARAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA UNVERSITAS MULAWARMAN
2017
Sejumlah aliran atau teori belajar memberikan penekanan yang berbeda
terhadap proses belajar, temukan hal hal pokok yang menjadi penekanan
masing masing aliran atau teori tersebut berserta kelebihan dan
kelemahannya.
Adapun kelebihan dari teori disiplin mental ialah pendidik tidak perlu
banyak campur mengatur anak, biarkan dia belajar sendiri yang penting perlu
diciptakan situasi belajar yang rileks, menarik, dan bersifat alamiah, guru
diharapkan lebih mementingkan perkembangan kematangan atau (
maturasional development ) dan keterampilan keterampilan tertentu. inisiatif
belajar hendaknya muncul dari anak.
1
Adapun kekurangan dari teori displin mental ini ialah pengaruhnya terhadap
pendidik dan pembelajar mungkin juga karena pengaruh sifat negatif terhadap
pendidik seperti yang dipegang oleh Penganut aliran naturalisme di samping
itu sifat spekulatif dari teori-teori ini banyak mendapatkan kritikan dari para
ahli pendidikan berbeda dengan konsep behaviorisme, kognitivisme, dan
konstruktivisme.
B. Teori Behaviorisme
Aliran ini disebut dengan behaviorisme karena sangat menekankan kepada
perlunya perilaku (behavior) yang dapat diamati. ada beberapa ciri dari rumpun
Teori ini yaitu:
1. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
2. Bersifat mekanis
3. Menekankan peranan lingkungan
4. Mementingkan pembentukan respon
5. Menekankan pentingnya latihan pembelajaran
2
Dalam kegiatan belajar, hal ini dapat dimaklumi karena behaviorisme
berkembang melalui suatu penelitian yang melibatkan binatang seperti burung
merpati , kucing, tikus, dan anjing sebagai objek. Peristiwa belajar semata-mata
dilakukan dengan melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan individu. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori belajar dalam
aliran behaviorisme terbagi atas:
1. connection
Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun
behaviorisme.
2. classical conditional
Teori pengkondisian klasik merupakan perkembangan lebih lanjut dari
teori koneksionisme.
3. operant conditioning
Teori ini dilandasi oleh adanya penguatan atau reinforcement. bedanya
dengan teori pengkondisian klasik yang diberi kondisi adalah stimulus
maka pada teori operant conditioning yang diberi kondisi adalah respon.
4. teori belajar sosial
Teori belajar sosial disebut juga teori pembelajaran observasional.
3
Sedangkan kelebihannya dalam proses belajar mengajar siswa dianggap
sebagai objek pasif, yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari
pengajar dan teori behaviorisme sering diterapkan oleh guru yang menyukai
Pemberian hadiah atau reward dan hukum atau punishment terhadap perilaku
C. Teori kognitivisme
Kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun
struktur melalui pengalaman-pengalaman. Sesungguhnya kognitivisme lahir
dari respon terhadap behaviorisme oleh Bude.
4
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan informasi,
unsur terpenting dalam proses belajar adalah Pengetahuan yang dimiliki setiap
individu sesuai dengan situasi belajarnya.
Kegiatan pebelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah
banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran,
mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik
sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan
keterlibatann siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan,
agar belajar lebih bermakna bagi siswa
D. Teori Konstruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam stuktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan itu
terbentuk bukan dari objek semata, akan tetapi juga dari kemampuan individu
5
sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang di amatinya. Menurut
konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar akan tetapi
dikontruksi dalam diri seseorang. Oleh sebab itu tidak bersifat statis akan tetapi
bersifat dinamis. Tergantung individu yang melihat dan mengkontruksinya.
Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan
dan mengkaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pngertian
yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
6
Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir
tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif,
imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan
gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
Pendekatan konstruktivis menekankan bahwa peranan utama dalam
kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan
sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungandan fasilitas
lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi
kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu
yang dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih
untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri kritis,
kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikiranya secara rasional.
7
DAFTAR PUSTAKA