PENDAHULUAN
Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak
karena hal-hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas
dipicu oleh guru tersebut yang tidak mampu mengkondisikan kelas
senyaman mungkin bagi siswanya disaat proses belajar dilaksanakan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dari Teori Behavioristik?
2. Apa kah yang dimaksud dari Teori Kognitif?
3. Apakah yang dimaksud dari Teori Humanistik?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Teori Behavioristik.
2. Untuk memahami pengertian dari Teori Kognitif.
3. Untuk memahami pengertian dari Teori Humanistik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dasar apa itu belajar dan mengapa proses belajar dan pembelajaran dapat
berlangsung.
Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
dianut oleh para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu. Dengan kata lain proses pembelajaran menurut teori Behaviorisme
adalah bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian
stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti
pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R).
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
4
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar.
5
5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.
2. John Watson
Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika
atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu
sejauh mana dapat diamati dan diukur. Belajar merupakan proses interaksi
antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat diamati dan
diukur.
3. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang
diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku
seseorang.
4. Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena
stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi
antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon
yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-
konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.
6
d. Hukum Teori Belajar Behavioristik
Hergenhahn dan Matthew menyatakan bahwa teori belajar ini mencakup
empat hukum, yaitu sebagai berikut.
1) Hukum kesiapan
Hukum kesiapan berarti bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan
hasil yang diinginkan jika ada kesiapan, baik kesiapan oleh pendidik
maupun peserta didik.
2) Hukum latihan
Hukum latihan memiliki arti bahwa semakin banyak latihan, semakin
besar peluang untuk berhasil. Artinya, kegiatan pembelajaran akan
berhasil jika peserta didik dibiasakan untuk latihan secara kontinu dan
terukur.
3) Hukum efek
Hukum efek berarti bahwa efek yang dirasakan oleh peserta didik setelah
belajar akan memotivasi dirinya untuk terus belajar. Contohnya, seorang
peserta didik mendapatkan hadiah berupa buku paket Matematika karena
berhasil mendapatkan nilai sempurna di ujian tulis Matematika. Efek yang
dirasakan adalah bangga dan bahagia. Efek itu diharapkan bisa memotivasi
peserta didik tersebut untuk terus belajar.
4) Hukum sikap
Hukum sikap berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan
pembelajaran. Perubahan sikap dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
7
4) Guru lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang
diinginkan.
5) Guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6) Guru harus mampu memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi
positif dan negatif.
2). Kekurangan
a) Membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi peserta didik.
b) Pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga peserta didik terkesan
pasif.
c) Berpotensi menimbulkan hukuman verbal dan fisik, seperti memberi
hukuman peserta didik yang melanggar aturan atau bahkan menjewer.
Hukuman semacam itu justru bisa berakibat buruk pada perubahan
perilaku peserta didik.
d) Timbul kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang kompleks karena
hanya beracuan pada stimulus dan respon.
8
pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Adapun pengertiannya menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Williams dan Susanto, yaitu cara individu bertingkah laku, bertindak,
dan cepat lambatnya individu saat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
2. Menurut Neisser, yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.
3. Menurut Gagne, yaitu proses internal yang terjadi di dalam pusat susunan saraf
ketika manusia sedang berpikir.
4. Menurut Drever, yaitu istilah umum yang melingkupi metode pemahaman, yakni
persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna.
5. Menurut Piaget, yaitu bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek
dan kejadian-kejadian di sekitarnya.
9
3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif
4. Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus
5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan
6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.
d. Fungsi Kognitif
Adanya fungsi kognitif ini membuat seseorang bisa dengan mudah bergaul satu
sama lain. Adapun fungsinya yang harus Bapak/Ibu ketahui, check this out!
10
1. Perhatian
Perhatian merupakan penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi fokus
perhatian dan bisa diabaikan secara bersamaan. Rangsangan yang dimaksud bisa
berupa bau, suara, maupun gambar.
2. Memori atau Daya Ingat
Memori atau daya ingat berkaitan dengan tingkat kefokusan seseorang. Semakin
fokus, semakin baik memori atau daya ingat. Hal ini menunjukkan bagaimana
suatu informasi akan ditransfer dan disimpan di dalam otak.
3. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif merupakan fungsi yang mengarahkan manusia untuk menjadi
perencana dan melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan. Nah, dari sinilah
seseorang terlihat bagaimana cara menyelesaikan setiap permasalahan.
4. Kemampuan berbahasa
Kemampuan bahasa berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menyusun
kata-kata saat berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki
kemampuan bahasa yang berbeda-beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.
5. Merasakan dan mengenali
Kehadiran fungsi kognitif membuat seseorang bisa merasakan dan mengenali
segala sesuatu di sekitarnya. Misalnya membedakan antara jeruk dan lemon,
semangka dan melon, dan seterusnya.
e. Perkembangan Kognitif
Teori Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif anak ke dalam empat
tahapan, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap sensorimotor (18-24 bulan)
Pada tahap ini, bayi mulai mampu mengembangkan akalnya untuk memahami
dunia luar melalui indra sensorik dan kegiatan motoriknya.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak belum bisa mengoptimalkan kemampuan kognitif tersebut.
Artinya, anak belum bisa melogika sesuatu.
11
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Artinya,
anak sudah mulai berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di
sekitarnya.
4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas)
Tahap keempat ini menandakan seorang anak sudah bisa berpikir secara lebih
luas, menalar dan menganalisis sesuatu, memanipulasi ide di pikirannya, dan tidak
tergantung dengan manipulasi konkret.
f. Level Kognitif
1. Level 1
Level ini menunjukkan tingkat kemampuan yang paling rendah karena hanya
menuntut pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Jika mengacu pada
taksonomi Bloom, soal level 1 ini mencakup soal C1 (mengingat) dan C2
(memahami).
2. Level 2
Pada level ini, tingkat kemampuannya tentu lebih tinggi daripada level 1 karena
menuntut peserta didik untuk mampu menerapkan. Jika mengacu pada taksonomi
Bloom, soal level 2 mencakup soal C3 (mengaplikasikan).
3. Level 3
Tingkat kemampuan soal pada level 3 ini paling tinggi di antara dua level
sebelumnya karena menuntut peserta didik untuk bisa menganalisis, menyintesis,
dan mengevaluasi. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 3 ini
mencakup soal C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).
12
Teori Humanistik ini bermula pada ilmu psikologi yang amat mirip dengan
teori kepribadian. Sehingga dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka teori ini diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam
pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam dunia pendidikan. Teori ini memberikan suatu
pencerahan khususnya dalam bidang pendidikan bahwa setiap pendidikan
haruslah berparadigma Humanistik yakni, praktik pendidikan yang memandang
manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik, harus ditegakkan, dan
pandangan dasar demikian diharapkan dapat mewarnai segenap komponen
sistematik kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya.
Konsep dasar yang harus dijadikan acuan pada teori belajar ini adalah manusia
memegang peranan penting pada kesuksesan dirinya sendiri. Untuk mencapai
kesuksesannya, seorang individu harus memiliki motivasi yang kuat sehingga
tidak pernah menyerah untuk terus belajar dengan tetap memperhatikan pada
beberapa aspek penting, yaitu kognitif dan afektif. Adapun motivasi bisa berasal
dari dalam maupun luar individu. Selain motivasi, seseorang juga harus
memahami bagaimana cara belajar teori humanistik. Perpaduan antara keduanya
diharapkan bisa menghasilkan kesuksesan.
13
d. Penerapan Teori Humaristik dalam Pembelajaran
14
f. Tujuan Toeri Belajar Humaristik
Suatu teori belajar dikatakan humanistik jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Menekankan pada aktualisasi diri individu (manusia sebagai sosok
individu yang bisa mengeksplorasi dirinya).
b) Proses merupakan hal penting yang menjadi fokus belajar.
c) Melibatkan peran aspek kognitif dan afektif.
d) Mengedepankan pengetahuan atau pemahaman.
e) Mengedepankan bentuk perilaku diri sendiri.
f) Tidak ada yang berhak mengatur proses belajar setiap individu.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori
belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti :
lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa.
Semua unsure ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model
teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada
asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan Pendidikan.
Makalah ini sudah cukup banyak membahas tentang teori-teori
pembelajaran. Teori-teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan
bagaimana mana belajar itu terjadi. Teori Behavioristik, Kognitif, dan Humaristik
yang memiliki masing-masing ciri,prinsip,dan konsepnya.
B. Saran
Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan
tuntutan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin hari semakin maju dan kompleks. Dunia pendidikan juga
dituntut untuk peka terhadap perubahan dan perkembangan sekecil apa pun dalam
dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai ujung tombak
pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus mengembangkan
pengetahuan, kemampuan serta keterampilannya. Oleh karena itu disaran kepada
semua yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan khususnya guru dapat
membaca dan memahami Teori-teori pembelajaran.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/vivifariska/5f9f7720725d2422b57b1fb3/teori-
belajar-humanisme-dan-contoh-penerapanya?page=2
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12354/5/BAB%20II.pdf
https://www.google.co.id/amp/s/www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-
belajar-humanistik/amp/
17