Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala. Kendala


tersebut bisa berupa kondisi pembelajaran yang membosankan, siswa yang
kurang memperhatikan dan tidak mau mendengarkan penjelasan
gurunya,serta anak didik yang bandel. Bagi guru semua peristiwa tersebut
adalah peistiwa yang sangat menjengkelkan,sehingga guru menganggap
kelas tersebut menjadi kelas yang bandel,sulit di diurus dan lain
sebagainya.

Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai guru yang bijak
karena hal-hal yang membosankan pada proses pembelajaran dikelas
dipicu oleh guru tersebut yang tidak mampu mengkondisikan kelas
senyaman mungkin bagi siswanya disaat proses belajar dilaksanakan.

Ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi,apakah materi


yang telah diajarkannya telah dipahami siswa atau belum.Ketika proses
belajar dan pembelajaran guru tidak berusaha mengajak siswa untuk
berpikir.Komunikasi terjadi hanya pada satu arah,yaitu dari guru
kesiswa.Guru berpikir bahwa materi pelajaran lebih penting daripada
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.Lalu guru
menganggap peserta didik sebagai tong kosong yang harus diisi dengan
sesuatu yang dianggap penting.Hal-hal demikian adalah kekeliruan guru
dalam mengajar. Oleh karena itu makalah yang membahas mengenai teori
belajar ini disusun agar para pendidik mampu mengetahui dan memahami
secara teoritis perubahan perilaku peserta didik dalam proses belajar dan
pembelajaran sehingga proses belajar tersebut bisa berjaalan secara
maksimal berdasarkan tujuan awal pembelajaran itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dari Teori Behavioristik?
2. Apa kah yang dimaksud dari Teori Kognitif?
3. Apakah yang dimaksud dari Teori Humanistik?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Teori Behavioristik.
2. Untuk memahami pengertian dari Teori Kognitif.
3. Untuk memahami pengertian dari Teori Humanistik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar


Teori Belajar Menurut Wheeler mengatakan bahwa teori adalah suatu
prinsip atau rangkaian prinsip yang menerangkan sejumlah hubungan antara
fakta dan meramalkan hasil-hasil baru berdasarkan fakta-fakta tersebut.
Sedangkan teori belajar sebagai prinsip yang saling berhubungan dan
merupakan penjelasan atas sejumlah fakta atau penemuan yang berkaitan
dengan peristiwa belajar.
Menurut Kelinger dalam Sugiyono dan Hariyanto, teori merupakan sebuah
konsep atau definisi menggambarkan sekaligus menjelaskan sesuatu dari sudut
pandang tertentu terhadap sebuah fenomena secara sistematis dengan cara
menghubungkan berbagai variabel yang ada di dalamnya. Berbeda dengan
pendapat tersebut, Sugiyono dan Hariyanto sendiri menjelaskan bahwa teori
merupakan sebuah penjelasan tentang hubungan antara dua atau lebih konsep
dalam bentuk hukum-hukum, gagasan, prinsip-prinsip, atau tentang teknik-
teknik tertentu. Atas dasar pengertian tersebut, pada dasarnya teori merupakan
sebuah konsep dasar atas suatu kejadian, aktivitas, atau sebagainya yang
Sudah teruji Dan dibuktikkan secara empiris.Teori belajar penting diketahui
oleh para pendidik dan calon pendidik. Ha ini disebabkan, pemahaman guru
terhadap sebuah teori belajar akan mempermudah seorang guru dalam
menerapkannya dalam proses pembelajaran.
Menurut Winfred F. Hill, terdapat tiga fungsi utama dari teori belajar,
sebagai berikut: 1. Teori belajar berfungsi sebagai petunjuk dan sumber-
sumber stimulasi bagi penelitian dan pemikiran ilmiah lebih lanjut. 2. Teori
belajar merupakan simplifikasi atau garis-garis besar pengetahuan mengenai
hukum-hukum dan proses belajar. 3. Teori belajar menjelaskan secara konsep

3
dasar apa itu belajar dan mengapa proses belajar dan pembelajaran dapat
berlangsung.

2.2 Jenis-Jenis Teori Belajar


2.2.1 Teori Behavioristik
a. Pengertian Teori Behavioristik

Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama
dianut oleh para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu. Dengan kata lain proses pembelajaran menurut teori Behaviorisme
adalah bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian
stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti
pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R).
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran

4
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil
belajar.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan


biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut
jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai
dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan
tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan
pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual (Degeng, 2006).

Menurut Mukinan, prinsip teori belajar behavioristik adalah sebagai berikut.


1. Apabila seseorang sudah mampu menunjukkan perubahan perilaku, maka
dikatakan sudah belajar. Artinya, kegiatan belajar yang tidak membawa
perubahan perilaku tidak dianggap belajar menurut teori ini
2. Hal yang paling penting pada teori ini adalah stimulus dan respon karena
bisa diamati. Hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap penting 
karena tidak bisa diamati.
3. Adanya penguatan (reinforcement), yaitu hal-hal yang bisa memperkuat
respon. Penguatan bisa berupa penguatan positif dan negatif.

b. Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik

Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik diantaranya;


1. Obyek psikologi adalah tingkah laku.
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
4. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.

5
5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.

c. Tokoh-Tokoh Aliran Behavioristik


1. Edward LeeThorndike
Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar
seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui
alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika
belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori
ini sering disebut teori koneksionisme.

2. John Watson
Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika
atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu
sejauh mana dapat diamati dan diukur. Belajar merupakan proses interaksi
antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat diamati dan
diukur.
3. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang
diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku
seseorang.
4. Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena
stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi
antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon
yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-
konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.

6
d. Hukum Teori Belajar Behavioristik
Hergenhahn dan Matthew menyatakan bahwa teori belajar ini mencakup
empat hukum, yaitu sebagai berikut.
1) Hukum kesiapan
Hukum kesiapan berarti bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan
hasil yang diinginkan jika ada kesiapan, baik kesiapan oleh pendidik
maupun peserta didik.
2) Hukum latihan
Hukum latihan memiliki arti bahwa semakin banyak latihan, semakin
besar peluang untuk berhasil. Artinya, kegiatan pembelajaran akan
berhasil jika peserta didik dibiasakan untuk latihan secara kontinu dan
terukur.
3) Hukum efek
Hukum efek berarti bahwa efek yang dirasakan oleh peserta didik setelah
belajar akan memotivasi dirinya untuk terus belajar. Contohnya, seorang
peserta didik mendapatkan hadiah berupa buku paket Matematika karena
berhasil mendapatkan nilai sempurna di ujian tulis Matematika. Efek yang
dirasakan adalah bangga dan bahagia. Efek itu diharapkan bisa memotivasi
peserta didik tersebut untuk terus belajar.
4) Hukum sikap
Hukum sikap berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan
pembelajaran. Perubahan sikap dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

e. Penerapan Teori Belajar Behavioristik


Teori belajar behavioristik ini adalah teori belajar yang umum digunakan di
Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari beberapa contoh berikut.
1) Guru menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap, mulai materi
sederhana sampai kompleks
2) Selama mengajar, guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi.
3) Jika guru menjumpai adanya kesahalan, baik pada materi maupun pada
peserta didik maka akan segera diperbaiki.

7
4) Guru lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang
diinginkan.
5) Guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6) Guru harus mampu memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi
positif dan negatif.

f. Kelebihan dan kekurangan Teori Belajar Behavioristik


1). Kelebihan
a) Peserta didik dibiasakan untuk latihan dan praktik yang di dalamnya
memuat unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
b) Mampu mendorong peserta didik untuk berpikir linier dan konvergen.
c) Memudahkan peserta didik untuk mencapai suatu target tertentu dalam
pembelajaran.

2). Kekurangan
a) Membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi peserta didik.
b) Pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga peserta didik terkesan
pasif.
c) Berpotensi menimbulkan hukuman verbal dan fisik, seperti memberi
hukuman peserta didik yang melanggar aturan atau bahkan menjewer.
Hukuman semacam itu justru bisa berakibat buruk pada perubahan
perilaku peserta didik.
d) Timbul kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang kompleks karena
hanya beracuan pada stimulus dan respon.

2.2.2 Teori Kognitif

a. Pengertian Teori Kognitif


Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin (1890-1947),
seorang Jerman yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat.Teori
kognitivisme ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses
informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,menyimpan,dan
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan

8
pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Adapun pengertiannya menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Menurut Williams dan Susanto, yaitu cara individu bertingkah laku, bertindak,
dan cepat lambatnya individu saat memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
2. Menurut Neisser, yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.
3. Menurut Gagne, yaitu proses internal yang terjadi di dalam pusat susunan saraf
ketika manusia sedang berpikir.
4. Menurut Drever, yaitu istilah umum yang melingkupi metode pemahaman, yakni
persepsi, penilaian, penalaran, imajinasi, dan penangkapan makna.
5. Menurut Piaget, yaitu bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek
dan kejadian-kejadian di sekitarnya.

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara


umum diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehention), analisa (analysis), sintesa (synthesis),
evaluasi (evaluation). Persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (masuk akal). Teori kognitif lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan
aspek rasional yang dimiliki orang lain. Oleh sebab itu, kognitif berbeda dengan
teori behavioristik yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang
didahulukan dengan cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang dating
pada dirinya. Secara sederhana, kemampuan koginitif adalah kemampuan anak
untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan
pemecahan masalah, dengan demikian dapat di pahami perkembangan kognitif
adalah semua proses psikologi yang berkaitan dengan acara individu mempelajari
dan memikirkan lingkungan sekitarnya.

b. Karakteristik Teori Kognitif


Karakteristik Teori Kognitif diantaranya;
1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral
2. Siswa aktif sebagai penyadur

9
3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif
4. Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus
5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan
6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

c. Tokoh dalam aliran kognitif


a) Teori Gestalt dari Wertheimer
Menekankan pada kebermaknaan dan pengertian sehingga tidak menimbulkan
ambiguitas dalam proses pembelajaran.

b) Teori Schemata Piaget


Teori ini mengatakan bahwa pengalaman kependidikan harus dibangun di sekitar
struktur kognitif siswa. Struktur kognitif ini bisa dilihat dari usia serta budaya
yang dimilik oleh siswa.

c) Teori Belajar Sosial Bandura


Bandura mempercayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang paling
efektif apabila mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang mempunyai
kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan, sehingga dalam
banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling berpengaruh.

d) Pengolahan Informasi Norman


Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan menghubungkannya
dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam teorinya di sebut learning
by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru yang mengetahui struktur
kognitif siswa.

d. Fungsi Kognitif

Adanya fungsi kognitif ini membuat seseorang bisa dengan mudah bergaul satu
sama lain. Adapun fungsinya yang harus Bapak/Ibu ketahui, check this out!

10
1. Perhatian
Perhatian merupakan penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi fokus
perhatian dan bisa diabaikan secara bersamaan. Rangsangan yang dimaksud bisa
berupa bau, suara, maupun gambar.
2. Memori atau Daya Ingat
Memori atau daya ingat berkaitan dengan tingkat kefokusan seseorang. Semakin
fokus, semakin baik memori atau daya ingat. Hal ini menunjukkan bagaimana
suatu informasi akan ditransfer dan disimpan di dalam otak.
3. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif merupakan fungsi yang mengarahkan manusia untuk menjadi
perencana dan melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan. Nah, dari sinilah
seseorang terlihat bagaimana cara menyelesaikan setiap permasalahan.
4. Kemampuan berbahasa
Kemampuan bahasa berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menyusun
kata-kata saat berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki
kemampuan bahasa yang berbeda-beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.
5. Merasakan dan mengenali
Kehadiran fungsi kognitif membuat seseorang bisa merasakan dan mengenali
segala sesuatu di sekitarnya. Misalnya membedakan antara jeruk dan lemon,
semangka dan melon, dan seterusnya.

e. Perkembangan Kognitif
Teori Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif anak ke dalam empat
tahapan, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap sensorimotor (18-24 bulan)
Pada tahap ini, bayi mulai mampu mengembangkan akalnya untuk memahami
dunia luar melalui indra sensorik dan kegiatan motoriknya.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak belum bisa mengoptimalkan kemampuan kognitif tersebut.
Artinya, anak belum bisa melogika sesuatu.

11
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai bisa berpikir secara rasional dan terorganisir. Artinya,
anak sudah mulai berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di
sekitarnya.
4. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas)
Tahap keempat ini menandakan seorang anak sudah bisa berpikir secara lebih
luas, menalar dan menganalisis sesuatu, memanipulasi ide di pikirannya, dan tidak
tergantung dengan manipulasi konkret.

f. Level Kognitif

1. Level 1
Level ini menunjukkan tingkat kemampuan yang paling rendah karena hanya
menuntut pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Jika mengacu pada
taksonomi Bloom, soal level 1 ini mencakup soal C1 (mengingat) dan C2
(memahami).
2. Level 2
Pada level ini, tingkat kemampuannya tentu lebih tinggi daripada level 1 karena
menuntut peserta didik untuk mampu menerapkan. Jika mengacu pada taksonomi
Bloom, soal level 2 mencakup soal C3 (mengaplikasikan).
3. Level 3
Tingkat kemampuan soal pada level 3 ini paling tinggi di antara dua level
sebelumnya karena menuntut peserta didik untuk bisa menganalisis, menyintesis,
dan mengevaluasi. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 3 ini
mencakup soal C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).

2.2.3 Teori Humaristik


a. Pengertian Teori Humanistik

Teori humanistik adalah sebuah teori belajar yang mengutamakan pada


proses belajar bukan pada hasil belajar. Teori ini mengemban konsep untuk
memanusiakan manusia sehingga manusia (siswa) mampu memahami diri dan
lingkungannya.

12
Teori Humanistik ini bermula pada ilmu psikologi yang amat mirip dengan
teori kepribadian. Sehingga dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka teori ini diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam
pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam dunia pendidikan. Teori ini memberikan suatu
pencerahan khususnya dalam bidang pendidikan bahwa setiap pendidikan
haruslah berparadigma Humanistik yakni, praktik pendidikan yang memandang
manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik, harus ditegakkan, dan
pandangan dasar demikian diharapkan dapat mewarnai segenap komponen
sistematik kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya.

b. Prinsip Teori Belajar Humanistik


Prinsip teori belajar humanistik diantaranya;
a) Setiap manusia memiliki nalar untuk belajar secara alamiah.
b) Belajar terasa sangat bermanfaat jika memiliki relevansi dengan maksud
tertentu.
c) Proses belajar bisa mengubah persepsi seseorang akan dirinya.
d) Makna belajar akan terasa jika dilakukan oleh diri sendiri.
e) Setiap pembelajar harus mampu menumbuhkan kepercayaan dirinya.
f) Belajar sosial tentang proses belajar itu sendiri.

c. Konsep Teori Belajar Humanistik

Konsep dasar yang harus dijadikan acuan pada teori belajar ini adalah manusia
memegang peranan penting pada kesuksesan dirinya sendiri.  Untuk mencapai
kesuksesannya, seorang individu harus memiliki motivasi yang kuat sehingga
tidak pernah menyerah untuk terus belajar dengan tetap memperhatikan pada
beberapa aspek penting, yaitu kognitif dan afektif. Adapun motivasi bisa berasal
dari dalam maupun luar individu.  Selain motivasi, seseorang juga harus
memahami bagaimana cara belajar teori humanistik. Perpaduan antara keduanya
diharapkan bisa menghasilkan kesuksesan.

13
d. Penerapan Teori Humaristik dalam Pembelajaran

Berikut ini beberapa contoh penerapan teori humanistik dalam pembelajaran:


1. Guru dapat memberikan reward kepada peserta didik yang telah berhasil
melakukan suatu hal, agar peserta didik tersebut semakin semangat dalam
pembelajaran.
2. Peserta didik perlu di hindarkan dari tekanan pada lingkungan sehingga mereka
merasa aman untuk belajar lebih mudah dan bermakna.
3. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuanya
agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar.
4. Pendidik harus menfasilitasi peserta didiknya dengan memberikan sumber
belajar yang mendukung.
Sebagian besar tindakan manusia mewakili upaya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan bersifat hierarkis (tingkatan). Dalam pembelajaran tugas utama guru
yaitu bertindak supaya fasilitator yang membangun suasana kelas menjadi lebih
efektif.

e. Manfaat Teori Belajar Humanistik

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.


a) Mampu mengubah sikap atau perilaku individu, dari yang awalnya tidak
baik karena belum mengetahui menjadi baik.
b) Membiasakan individu untuk berlaku secara demokratis, partisipatif, dan
humanis.
c) Mampu menjadikan individu sebagai insan yang mudah menghargai
perbedaan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan dalam menyatakan
ide/gagasan.
d) Mampu meningkatkan keinginan belajar individu.

14
f. Tujuan Toeri Belajar Humaristik

Pada prinsipnya, tujuan teori belajar humanistik adalah memanusikan manusia,


sehingga seorang individu bisa lebih mudah dalam memahami diri dan
lingkungannya untuk mencapai aktualisasi diri.Jika merujuk pada tujuan ini,
seorang pendidik harus mampu mengarahkan (menjadi fasilitator) tanpa ikut
campur terlalu mendalam pada proses pengendalian diri peserta didik, sehingga
diharapkan bisa tercapai tujuan pembelajaran.

g. Ciri-Ciri Teori Belajar Humaristik

Suatu teori belajar dikatakan humanistik jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Menekankan pada aktualisasi diri individu (manusia sebagai sosok
individu yang bisa mengeksplorasi dirinya).
b) Proses merupakan hal penting yang menjadi fokus belajar.
c) Melibatkan peran aspek kognitif dan afektif.
d) Mengedepankan pengetahuan atau pemahaman.
e) Mengedepankan bentuk perilaku diri sendiri.
f) Tidak ada yang berhak mengatur proses belajar setiap individu.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori
belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti :
lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa.
Semua unsure ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model
teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada
asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan Pendidikan.
Makalah ini sudah cukup banyak membahas tentang teori-teori
pembelajaran. Teori-teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan
bagaimana mana belajar itu terjadi. Teori Behavioristik, Kognitif, dan Humaristik
yang memiliki masing-masing ciri,prinsip,dan konsepnya.

B. Saran
Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan
tuntutan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin hari semakin maju dan kompleks. Dunia pendidikan juga
dituntut untuk peka terhadap perubahan dan perkembangan sekecil apa pun dalam
dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai ujung tombak
pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus mengembangkan
pengetahuan, kemampuan serta keterampilannya. Oleh karena itu disaran kepada
semua yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan khususnya guru dapat
membaca dan memahami Teori-teori pembelajaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, I. 2021. Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis


Perkembangan Intelektual. Premiere: Journal of Islamic Elementary Education,
3(1), 1-18. https://doi.org/10.51675/jp.v3i1.113

Ibda, Fatimah. 2015. Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget.


https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/intel/article/download/197/178

________. 2015. Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita, 3(1).


https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/197

Kurniawan, Arif. 2021. Pengertian Intelektual – Tahap, Faktor, Tingkatan,


Karakteristik, Contoh, Para Ahli. https://www.gurupendidikan.co.id/intelektual/

Sutarto. 2007. Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.


http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/download/331/pdf

https://www.kompasiana.com/vivifariska/5f9f7720725d2422b57b1fb3/teori-
belajar-humanisme-dan-contoh-penerapanya?page=2

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12354/5/BAB%20II.pdf

https://www.google.co.id/amp/s/www.quipper.com/id/blog/info-guru/teori-
belajar-humanistik/amp/

17

Anda mungkin juga menyukai