Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

“Psikologi Belajar”

Dosen Pengampu:

Dr. Syarifan Nurjan, M.A.

Disusun Oleh:

Hilma Rofi Mahfudzhah (22112476)

Ali Marwan (22112477)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Januari 2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori belajar merupakan kolaborasi antara beberapa prinsip sehingga terdapat
korelasi sejumlah fakta dengan peristiwa belajar. Tentu implementasi dari beberapa
teori belajar yang ada harus memperhatikan langkah-langkah pengembangan dan
pilihan bahan ajar yang tepat dengan retorika berkomunikasi yang baik, agar peserta
didik dapat memahami materi yang diajarkan dengan suasana belajar yang
menyenangkan tanpa meninggalkan keseriusan dalam pembelajaran. Pada studi kasus
sebelumnya, menyatakan bahwa hakikat dari proses belajar adalah kegiatan mental
yang tidak terlihat. Dengan kata lain, proses perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang yang sedang belajar tidak dapat disaksikan dengan jelas, tetapi dapat dilihat
dari gejala-gejala yang terjadi.
Salah satu teori belajar yang menekankan terhadap perubahan perilaku siswa
adalah teori belajar behavioristik. Teori ini menitikberatkan pada perilaku yang terjadi
dan factual yang tidak berhubungan kesadaran atau konstruksi mental. Sedangkan
sasaran dari teori belajar ini adalah terjadinya perubahan perilaku kea rah yang lebih
baik. Maka dari itu, teori ini mengakui pentingnya stimulus dan respon yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori belajar behavioristik?
2. Apa saja ciri-ciri belajar behavioristik?
3. Apa kelebihan dan kelemahan teori behavioristik?
4. Bagaimana implementasi dan manfaat teori behavioristik dalam pembelajaran?
PEMBAHASAN

A. Pengertian Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang membahas tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini menganggap setiap anak lahir
tanpa adanya penurunan warisan kecerdasan, bakat, perasaan maupun sesuatu yang
bersifat abstrak lainnya. Sehingga perubahan perubahan yang terjadi merupakan hasil
dari pengalaman beinteraksi dengan alam maupun kontak sosial di dalam proses
pendidikan. Dengan kata lain, perilaku manusia muncul karena adanya kontak dengan
lingkungan sekitar. Sehingga sifat-sifat abstrak seperti pintar, dermawan, bijak
tergantung pada kondisi kebiasaan yang ada di lingkungannya.
Teori belajar ini menjadi salah satu substansi dari psikologi belajar, yang
memberikan dampak pada arah pengembangan praktik belajar di pendidikan. Teori ini
juga menekankan terbentuknya perilaku yang muncul akibat interaksi sebagai hasil
belajar. Pada hakikatnya belajar merupakan output dari adanya stimulus dengan respon.
Stimulus diberikan oleh guru atau pendidik sedangkan respon merupakan tanggapan
terhadap stimulus yang dilakukan oleh siswa atau peserta didik. Kegiatan belajar
mengajar pada hakikatnya adalah untuk melatih refleks-refleks yang menjadi kebiasaan
yang dikuasai dan menjadi potensi yang dapat dikembangkan melalui konstruksi sosial.
Menurut pandangan behavioristik, perubahan tingkah laku yang dapat diamati
ialah terjadinya stimulus respons dibersamai penguatan dari prinsip-prinsip mekanik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa teori belajar ini hanya mementingkan proses
belajarnya peserta didik. Banyak riset sebelum ini yang berfokus pada pembahasan
implementasi teori ini, Adapun salah satu pembahasan dan temuan peneliti sebagai
berikut: penerapan teori behaviorisme adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang
kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasarkan pada
perilaku yang tampak dalam pembelajaran peserta didik. Teori belajar behaviporistik
dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku
yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.

B. Ciri-ciri teori belajar behavioristik


Untuk mengenali teori behavioristik kita perlu memperhatikan beberapa
karakteristiknya. Adapun ciri-ciri teori belajar behavioristik sebagai berikut:
• Menganggap peserta didik sebagai individu yang pasif
• Menggunakan pembiasaan untuk memunculkan perilaku-perilaku (latihan)
• Pengetahuan hanyalah hal yang stagnan
• Kegiatan mengajar merupakan transfer pengetahuan dan belajar adalah proses
memperoleh pengetahuan
• Kurikulum dikembangkan secara terstruktur
• Mementingkan factor ataupun pengaruh lingkungan
• Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati
• Bersifat mekanis
• Dan masih banyak lagi

C. Kelebihan dan kekurangan teori behavioristik


Pada penerapan teori belajar behavioristik terdapat kelebihan yang mendukung
pelaksanaan teori ini dengan baik, diantaranya sebagai berikut :

• Membuat guru semakin peka dan teliti terhadap situasi dan kondisi belajar
• Membuat peserta didik menjadi mandiri, karena guru tak banyak memberikan
ceramah, tanpa meninggalkan menjawab pertanyaan yang dirasa sulit oleh
peserta didik
• Mendapatkan penguatan berupa reward maupun hukuman yang didasari oleh
perilaku yang tampak
• Dengan pembiasaan yang baik, dapat mengoptimalkan potensi peserta didik
• Bahan Pelajaran disusun dengan materi sederhana hingga materi yang lebih
kompleks, ini bertujuan agar materi dibagi beberapa bagian dan pencapaian
dapat konsisten
• Dapat mengganti ataupun mengkolaborasikan stimulus sampai dengan
munculnya respon sesuai dengan yang diinginkan
• Relevan dengan anak terkhususnya peserta didik yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa.

Selain adanya kelebihan tersebut, teori belajar behavioristik juga mempunyai


kekurangan dalam implementasinya, yaitu :

• Salah satu konsekuensi adalah menyusun bahan Pelajaran dalam bentuk sudah
siap
• Penerapan teori ini tidak berlaku untuk semua mata Pelajaran
• Murid dianggap sebagai individu pasif, tidak kreatif, dan konvergen.
• Dalam proses pembelajaran, tugas murid hanyalah mendengarkan dan
menghafalkan
• Penerapan dari materi yang diperoleh lebih sedikit.

D. Implementasi dari teori belajar behavioristik


Teori belajar behavioristik menekankan terbentuknya perilaku terlihat sebagai
hasil belajar.Teori belajar behavioristik dengan model hubungan stimulus respons,
menekankan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Munculnya perilaku siswa
yang kuat apabila diberikan penguatan dan akan menghilang jika dikenai hukuman.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas bagaimana implementasi teori ini. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

Implementasi teori belajar behavioristik

Adapun penerapan yang bisa dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian ulangan atau tes diperlukan dalam pembelajaran untuk melatih siswa
dalam memahami hubungan antara pertanyaan dengan jawaban atau hubungan
antara masalah dengan solusinya;
2. Dalam pembelajaran perlu adanya proses pengulangan (repetition) materi,
karena dapat membentuk pembiasaan;
3. Pemberian stimulus yang menyenangkan terhadap tindakan baik siswa (mis.
prestasi belajar yang bagus) harus dilakukan untuk memotivasi agar terus
mempertahankan prestasinya. Sebaliknya pemberian stimulus yang tidak
menyenangkan terhadap Tindakan siswa yang tidak baik (mis. prestasi belajar
yang jelek karena malas belajar) juga harus dilakukan untuk memotivasi siswa
agar lebih giat lagi, sehingga nilainya lebih baik;
4. Pemberian hukuman dan hadiah diperlukan dalam rangka menciptakan disiplin
kelas yang kondusif untuk proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien;
5. Pemberian hadiah atau hukuman harus dilakukan secara variatif, sehingga tidak
menimbulkan kebosanan pada siswa yang menerimanya;
6. Proses pembelajaran akan berjalan secara efektif jika siswa sudah memiliki
kesiapan untuk mengikuti proses belajar, baik kesiapan mental maupun
kesiapan menerima materi yang baru, oleh karena itulah pemberian apersepsi
sebelum memulai proses pembelajaran menjadi penting.

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari teori belajar behavioristik adalah bahwa perilaku manusia dapat
dijelaskan dan dipahami melalui studi tentang respons-respons terhadap stimulus-
stimulus dari lingkungan eksternal. Teori ini menekankan pentingnya pengamatan
perilaku yang dapat diukur dan diobservasi secara objektif. Beberapa poin kunci dari
teori belajar behavioristik meliputi:
• Pentingnya Stimulus dan Respons:
Teori behavioristik menganggap bahwa perilaku merupakan hasil dari
stimulus yang diterima oleh individu dan respons yang muncul sebagai
tanggapan terhadap stimulus tersebut.
• Pengondisian:
Teori ini menekankan konsep pengondisian, baik itu klasik (Pavlovian) atau
operant (Skinnerian). Klasik mengacu pada asosiasi antara stimulus dan
respons, sementara operant berkaitan dengan hubungan antara perilaku dan
konsekuensi.
• Pengaruh Lingkungan: Behaviorisme menganggap lingkungan eksternal
sebagai faktor kunci dalam membentuk perilaku. Perilaku seseorang
dipandang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
• Peran Penting Reinforcement dan Punishment: Teori ini menekankan
pentingnya reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman) dalam
membentuk dan mengubah perilaku. Penguatan positif dan negatif serta
hukuman positif dan negatif dapat digunakan untuk memperkuat atau
menghentikan suatu perilaku.
• Fokus pada Pengamatan dan Pengukuran: Behaviorisme menekankan
pentingnya pengamatan perilaku yang dapat diukur secara objektif.
Pendekatan eksperimental dan penelitian kuantitatif sering digunakan
untuk mendukung teori ini.
Meskipun teori behavioristik memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pemahaman perilaku manusia, beberapa kritikus menilai bahwa pendekatan ini terlalu
menyederhanakan aspek psikologis dan kognitif manusia. Beberapa teori belajar yang
lebih baru, seperti teori kognitif dan teori konstruktivis, mencoba untuk
menggabungkan faktor-faktor mental dan proses kognitif dalam pemahaman belajar
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, M. S., & Dwiyogo, W. D. (2019). Teori Belajar Behavioristik dan Implikasinya dalam
Pembelajaran. Universitas Negeri Malang, 2.

Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses


pembelajaran. NUSANTARA: jurnal ilmu pengetahuan sosial, 1(1).

Nurjan, Syarifan. (2016). Psikologi Belajar. Ponorogo: WADE GROUP

Shahbana, E. B., & Satria, R. (2020). Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam
Pembelajaran. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 9(1), 24-33.

DAFTAR KEHADIRAN

No Nama Membuat Presentasi Revisi TTD


makalah
1. Hilma Rofi Mahfudzhah ✓ ✓ ✓ ✓

2. Ali Marwan ✓ ✓ ✓ ✓

Anda mungkin juga menyukai