Anda di halaman 1dari 8

TEORI PEMBELAJARAN

BEHAVIORISME
Pokok Materi:
1. Konsep Teori Pembelajaran Behaviorime
2.Prinsip-prinsip Teori Behaviorime
3.Karakteristik Teori Behaviorime
4.Aplikasi Teori Behaviorisme dalam
pembelajaran
5.Telaah/analisis terhadap Teori Behaviorisme
6.Kritik terhadap Teori Behaviorisme
7.Lingkup Teori Belajar/Pembelajaran 1
Konsep Teori Pembelajaran
Behaviourime
Teori behaviorisme adalah sebuah teori yang
menelaah tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan
perubahan tingkah laku. Menurut teori ini dalam
belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus
adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting
untuk diperhatikan kerana tidak dapat diamati dan 2
tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah
Prinsip-Prinsip Pendekatan
1. Memodifikasi tingkah Behaviorisme
laku melalui pemberian penguatan. Agar siswa
terdorong untuk merubah tingkah lakunya, penguatan hendaknya
mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis,
nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku siswa
2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan
terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan .
4. Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau
model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung).
5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku
yang diinginkan dengan sistem kontrak

3
Karakteristik Yang perlu diperhatikan
dalam penerapan
Teori Behaviorisme
1. Mementingkan pengaruh lingkungan
2. Mementingkan bagian-bagian
3. Mementingkan peranan reaksi.
4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui
prosedur stimulus-respon.
5. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk
sebelumnya
6. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan
pengulangan
7. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang
diinginkan
4
Aplikasi Teori Behaviorisme dalam
Kegiatan Pembelajaran
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak
berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar
adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau siswa.
Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma
behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,
tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari
yang sederhana samapi pada yang kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi
dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan5
tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
Telaah terhadap Teori
1.
Behaviorisme
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang siswa
dalam berperilaku
2. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan
kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai
dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara
hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek
3. Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi
belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan
respon
4. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam
hubungan stimulus dan respon

6
Lanjutan...Telaah
5. Pandangan behavioristikterhadap .... adanya variasi tingkat emosi
juga kurang dapat menjelaskan
pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini
tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan
pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran
berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya
6. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat
diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang
mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
7. Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen,
tidak kreatif dan tidak produktif
8. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan, yaitu membawa
siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas
berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar,
proses belajar tidak sekedar pembentukan.
7
Kritik Terhadap Teori
1.
Behaviorisme
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifat mekanistik, dan hanya
berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.
2. Tidak setiap mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan
guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi
behavioristik
3. Metode behavioristik ini sangat cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian
4. Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi
siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah,
guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa
5. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan
yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan
8
menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif

Anda mungkin juga menyukai