Anda di halaman 1dari 8

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Panggih Wahyu Nugroho, M.Pd.

Kelompok 4/MPI C :

1. Kafifahdhi Mukaromah 206210075


2. Levi Nur Alviah 206210082
3. M. Fadli Al Azhari 206210085
4. Maghfiroh Indah Permatasar 206210086
5. Maulida Novi Rahmawati 206210088
6. Meli Royani 206210090
7. Mohammad Bagus Al Karror 206210098

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori belajar behaviorisme merupakan suatu teori yang dikemukakan
oleh Gage dan Berliner. Teori ini membahas tentang hasil dari pengalaman
belajar dapat membuat perubahan tingkah laku pada manusia. Teori ini terus
berkembang sampai pada aliran psikologi belajar yang mempengaruhi arah
pengembangan teori serta praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini
dikenal dengan aliran behaviorisme.
Teori behaviorisme menggunakan model hubungan stimulus-responnya,
menempatkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon yang
diberikan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat dan menjadi kebiasaan jika di dukung dengan
penguatan pengalaman yang dilihat.
Metode belajar ini cocok untuk seseorang yang suka akan praktik secara
langsung serta pembiasaan seperti contoh misal percakapan bahasa asing,
mengetik, menari, berenang, dan lain sebagainya. Teori Behaviorisme cocok
digunakan untuk fase anak kecil yang masih membutuhkan dominasi dimana
suka mengulangi sebuah kata-kata, menirukan kebiasaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori belajar behaviorisme?
2. Apa tujuan pembelajaran behaviorisme?
3. Apa kelebihan teori pembelajaran behaviorisme?
4. Apa kekurangan teori pembelajaran behaviorisme?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari teori belajar behaviorisme.
2. Mengetahui tujuan pembelajaran behaviorisme.
3. Mengetahui kelebihan teori pembelajaran behaviorisme.
4. Mengetahui kekurangan teori pembelajaran behaviorisme.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Teori Pembelajaran Behaviorisme


Wheeler menyatakan bahwa teori merupakan sebuah prinsip atau
pegangan yang menjelaskan berbagai macam peristiwa yang berhubungan
antara fakta dan memprediksi hasil-hasil baru berdasarkan fakta tersebut.
Begitupun dengan teori belajar merupakan prinsip yang saling berkaitan serta
merupakan pemaparan atas berbagai macam fakta dan juga penemuan yang
berkaitan dengan peristiwa belajar.
Teori belajar behaviorisme merupakan teori yang menjelaskan terkait
pembelajaran yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa lingkungan. Teori ini
menggaris bawahi pada keadaan lingkungan yang berkaitan erat pada
keberlangsungan proses pembelajaran.1 Teori pembelajaran behaviorisme yaitu
merupakan teori psikologi yang materi pembahasannya mengenai perilaku yang
tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Teori ini merupakan salah satu cabang
ilmu pengetahuan alam yang sifatnya objektif dengan tujuan meramalkan serta
mengontrol tingkah laku. Dengan menggunakan teori pembelajaran
behaviorisme dapat membuktikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
yang dapat di amati, dinilai serta di ukur secara konkrit.
Perubahan yang terjadi akibat dari rangsangan stimulus yang
menimbulkan hubungan perilaku reaktif dan Respon. Sedangkan Respon
sendiri merupakan akibat berupa reaksi fisik terhadap rangsangan/stimulus
tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa teori behaviorisme merupakan
penguatan ikatan, hubungan, sifat serta hasil stimulus Respon.
Belajar sendiri sebenarnya dapat dipahami sebagai proses perubahan
tingkah laku manusia yang nantinya akan menetap pada individu dan menjadi
sebuah pengalaman bagi mereka. Seorang dapat dianggap sudah belajar jika
mengalami perubahan tingkah laku pada diri mereka. Oleh karena itu teori

1
Mustika Abidin. Penerapan Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran (Studi Pada Anak)
Jurnal An Nisa’ Vol.15, No. 1 (Juni, 2022) H.2-7

3
pembelajaran behaviorisme ini perlu digunakan untuk mengukur serta
mengetahui kemampuan seseorang melalui perubahan atas pengalaman yang
mereka dapatkan selama proses belajar.2

B. Tujuan Pembelajaran Behaviorisme


Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar yang menuntut siswa untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk
laporan, kuis, atau tes.3 Teori belajar behaviorisme mengutamakan pengamatan
tingkah laku dalam mempelajari individu dan bukan mempelajari bagian dalam
tubuh atau mencermati penilaian. Teori belajar ini dapat diamati secara objektif
karena jika ingin menelaah kejiwaan seseorang, maka amatilah perilaku yang
muncul sehingga dapat memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan
keilmiahannya.4
Ada beberapa langkah dalam menerapkan teori belajar behaviorisme
diantarannya :
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Melakukan analisa pembelajaran.
3. Melakukan diagnosa kemampuan awal siswa.
4. Mengidentifikasi Indikator ketercapaian tujuan belajar.
5. Melakukan Pengembangan bahan ajar.
6. Melakukan pengembangan strategi pembelajaran.
7. Mengidentifikasi rangsangan yang diberikan.
8. Melakukan identifikasi respons siswa.
9. Melakukan penguatan pada peserta didik

2
Mercy F Halamury. Teori Behaviorisme. Jurnal Pendidikan Vol.4 No.1 Universitas Negeri
Bone. (2019) H. 3-7
3
Muhammad Soleh Hapudin, Teori Belajar Dan Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran
Yang Kreaatif Dan Efektif. (Jakarta: Kencana, 2021.)
4
A.Mustika Abidin, Penerapan Teori Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran (Studi
Pada Anak), Vol. 15, Jurnal An Nisa’, 2022, Hal. 3.

4
10. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran tersebut.5

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penerapan teori belajar


behaviorisme ini adalah mementingkan adanya pengaruh lingkungan karena
terbentuknya hasil belajar atas dasar adanya reaksi yang ditunjukkan oleh anak.
Penerapan teori ini, menuntut guru agar menganalisis kemampuan awal dan
karekteristik anak kemudian merencanakan materi pembelajaran yang akan
diajarkan kepada anak.

C. Kelebihan Teori Pembelajaran Behaviorisme


Dalam penerapan teknik pembelajaran yang merujuk ke teori
behaviourisme terdapat beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut
ini:
1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli, teliti dan peka pada situasi dan
kondisi belajar para siswa.
2. Metode behavioristik ini sangat cocok dalam upaya untuk memperoleh
kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan,
refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid menjadi terbiasa
belajar secara mandiri. Jika siswa menemukan kesulitan baru ditanyakan
kepada guru yang bersangkutan.
Teori ini baik diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
hadiah dan pujian.6

5
Berry Devanda Dkk, Pemikiran Behaviorisme Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran,
Vol. 2, Jurnal Ikhtisar, Thn. 2022, Hal. 110-111.
6
Mohammad Anam S and Wasis D Dwiyogo, “Teori Belajar Behavioristik Dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran". Universitas Negeri Malang, 2019, hlm. 2.

5
D. Kekurangan Teori Pembelajaran Behaviorisme
Dalam pelaksanaannya teori pembelajaran behaviorisme memiliki
kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut ini:
1. Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap.
2. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
3. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang
efektif.
4. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik
justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan
siswa.
5. Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan oleh guru.
6. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan
mendengarkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang
efektif sehingga inisiatf siswa terhadap suatu permasalahan yang muncul
secara temporer tidak bisa diselesaikan oleh siswa.
7. Cenderung mengarahakan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak
kreatif, tidak produktif, dan menundukkan siswa sebagai individu yang
pasif.
8. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher cenceredlearning)
bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati
dan diukur.
9. Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibatkan
terjadinya proses pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu
guru sebagai center, otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih, dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.7

7
Ibid. hlm. 3.

6
BAB III

KESIMPULAN

Teori belajar behaviorisme merupakan teori yang menjelaskan terkait


pembelajaran yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa lingkungan. Teori ini
menggaris bawahi pada keadaan lingkungan yang berkaitan erat pada
keberlangsungan proses pembelajaran. Teori pembelajaran behaviorisme yaitu
merupakan teori psikologi yang materi pembahasannya mengenai perilaku yang
tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Teori ini merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan alam yang sifatnya objektif dengan tujuan meramalkan serta
mengontrol tingkah laku. Dengan menggunakan teori pembelajaran behaviorisme
dapat membuktikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang dapat di amati,
dinilai serta di ukur secara konkrit.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar yang menuntut siswa untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan,
kuis, atau tes. Teori belajar behaviorisme mengutamakan pengamatan tingkah laku
dalam mempelajari individu dan bukan mempelajari bagian dalam tubuh atau
mencermati penilaian. Teori belajar ini dapat diamati secara objektif karena jika
ingin menelaah kejiwaan seseorang, maka amatilah perilaku yang muncul sehingga
dapat memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Dalam penerapan teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behaviourisme
terdapat beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut ini: 1.
Membiasakan guru untuk bersikap jeli, teliti dan peka pada situasi dan kondisi
belajar para siswa. 2. Metode behavioristik ini sangat cocok dalam upaya untuk
memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya
tahan, dan sebagainya. 3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid
menjadi terbiasa belajar secara mandiri. Jika siswa menemukan kesulitan baru
ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Mustika. Penerapan Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran (Studi Pada Anak). Jurnal
An Nisa’ Vol.15. No. 1 (Juni, 2022).

Abidin, A.Mustika. Penerapan Teori Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran (Studi Pada
Anak). Vol. 15. Jurnal An Nisa’. 2022.

Anam S, Mohammad, and Wasis D Dwiyogo. "Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya
Dalam Pembelajaran." Universitas Negeri Malang, 2019.

Devanda, Berry, Dkk. Pemikiran Behaviorisme Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran. Vol. 2.
Jurnal Ikhtisar. Thn. 2022.

Halamury, Mercy F. Teori Behaviorisme. Jurnal Pendidikan Vol.4 No.1 Universitas Negeri Bone.
(2019).

Hapudin, Muhammad Soleh. Teori Belajar Dan Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran Yang
Kreaatif Dan Efektif. (Jakarta: Kencana, 2021.)

Anda mungkin juga menyukai