BAHASA ARAB
Oleh: Zuhrotul Mufidah
Abstrak
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke-19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak
sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme).
Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya
suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif dan evaluasi atau penilaian
ddasari sesuatu yang tampak. Kata Kunci: Teori Behaviorisme, Belajar, Bahasa Arab
Pendahuluan:
A. Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan, tentunya hal ini tidak bisa dipisahkan dari proses
belajar dan pembelajaran. Meskipun begitu pendidikan bukan hanya sebatas tentang
p`enerapan teori belajar dan pembelajaran di kelas, bahkan belajar merupakan proses yang
sangat penting dalam pendidikan, karena ia menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan
pendidikan.
Belajar merupakan sebuah komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan dalam berinteraksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. Belajar
terdiri dari kegiatan psikis dan fisik yang saling bekerja sama dan komprehensif integral.1
Belajar juga bisa diasumsikan sebagai kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Sepenggal
kalimat yang pernah dikemukakan oleh Havighurst2 yang berbunyi living is learning,
memberikan gambaran bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidaklah
mengherankan bahwa banyak orang ataupun ahli yang membicarakan masalah belajar.
1
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hal. 55.
2
Robert James Havighurst adalah seorang ahli kimia dan fisika, pendidik, dan ahli dalam
pengembangan dan penuaan manusia. Havighurst bekerja dan diterbitkan dengan baik ke usia 80-an. Ia
meninggal karena penyakit Alzheimer pada Januari 1991 di Richmond, Indiana pada usia 90
Oleh sebab itu dibutuhkan cara belajar yang tepat untuk menghasilkan perubahan sikap yang
baik pula.3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Pembahasan
3
Mahmudi, Muhammad, Penerapan Teori Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Kajian
Terhadap Pemikiran BF. Skinner), Prosiding Konferensi nasional Bahasa Arab 11, Oktober 2016, hal. 429.
4
Budiningsih, C. Asri. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005, hal. 21.
merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan atau dikurangi untuk
memungkinkan terjadinya respon.5
“Gage dan Berliner menyatakan bahwa menurut teori behavioristik belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.6 Pada intinya, teori
behavioristik menekankan pada pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal
penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.
Seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika siswa yang bersangkutan
dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya. Menurut teori ini kegiatan
belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus atau apa saja yang diberikan
guru kepada siswa dan output yang berupa respon atau reaksi/tanggapan siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran di aplikasikan dari beberapa
hal seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik siswa, media dan
fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya. Pembelajaran
yang berpedoman pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah
objektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah tersusun dengan rapi, sehingga
belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa. “Siswa di harapkan akan memiliki
pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang di
pahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus di pahami oleh murid”.7
Pengaruh bagi guru adalah bahwa mengajar merupakan kegiatan pemindahan
pengetahuan dari benak guru ke otak siswa. Oleh karena itu peran guru sebagai
pendidik harus mengembangkan kurikulum yang terancang dengan menggunakan
standart-standart tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para
siswa. Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai pengetahuan telah
terstruktur rapi dan teratur, maka siswa harus di hadapkan pada aturan-aturan yang
jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat.
Pembiasaan dan disiplin menjadi pegangan dalam belajar, sehingga
pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan dalam
penambahan pengetahuan di kategorikan sebagai kesalahan yang perlu di hukum dan
keberhasilan belajar di kategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
“Siswa adalah obyek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar
harus di pegang oleh sistem yang berada diluar diri siswa. Demikian juga, ketaatan
pada aturan juga di pandang sebagai penentu keberhasilan belajar”.8 Maka dari itu
perlu kita ketahui mengenai apa yang dimaksud teori belajar behavioristik dan bagai
mana implikasi teori behavioristikdalam pembelajaran.
5
Zalyana, Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab, Pekanbaru: Almujtahadah Press. 2010, hal. 104-105.
6
Gagne dan Berliner, Teori Belajar Behaviorisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran, 1984
7
Degeng I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taktonomi Variabel, (Jakarta: Proyek P2T Dirjen Dikti,
1989), hal. 115
8
Degeng I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taktonomi Variabel, (Jakarta: Proyek P2T Dirjen Dikti,
1989), hal. 117
2. Teori Belajar Albert Bandura
Albert Bandura adalah seorang psikolog yang membidangi dua mazhab
sekaligus, yakni kognitivisme dan behaviorisme. Lahir 4 Desember 1925, di
Mundare, sebuah kota kecil bagian selatan Alberta, Kanada. Ia memperoleh gelar
sarjana muda di bidang psikologi di University of British of Columbia tahun 1949.
Kemudian dia melanjutkan ke University of Lowa, tempat di mana dia meraih gelar
Ph.D tahun 1952. Pada tahun 1953, Ia mengajar di Standford University. Di sini
kemudian bekerja sama dengan salah seorang anak didiknya, Richard Walters. Buku
pertama hasil kerja sama mereka berjudul Adolescent Aggression yang terbit tahun
1959. Di University of Stanford itulah dia menjadi sangat berpengaruh dalam tradisi
behavioris dan teori pembelajaran. Hingga pucaknya, Bandura pernah menjadi
presiden APA (American Psicological Association) tahun 1973, serta menerima APA
Award atas jasanya dalam Distinguished Scientific Contributions tahun 1980.9
Bandura meneliti beberapa permasalahan yang berkaitan dengan psikologi,
salah satunya ialah kenakalan remaja. Menurutnya, lingkungan memang membentuk
perilaku dan perilaku membentuk lingkungan. Oleh Bandura, konsep ini disebut
Determinisme Resiprokal yaitu proses di mana dunia dan perilaku seseorang saling
mempengaruhi. Ia melihat bahwa kepribadian merupakan hasil dari interaksi tiga hal,
yakni lingkungan, perilaku dan proses psikologi seseorang. Proses psikologis ini
berisi kemampuan untuk menyelaraskan berbagai citra (images) dalam pikiran dan
bahasa.10
Menurut Bandura, ada beberapa jenis motivasi. Pertama, dorongan masa lalu,
yaitu dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud kaum behavioris tradisional.
Kedua, dorongan yang dijanjikan (reward), yaitu yang bisa kita bayangkan. Ketiga,
dorongan yang kentara, yaitu seperti melihat atau teringat akan model-model yang
patut ditiru.
Regulasi diri atau kemampuan mengontrol perilaku sendiri ialah salah satu
dari sekian penggerak utama kepribadian manusia. Selanjutnya, Bandura mengajukan
tiga tahapan yang terjadi dalam proses regulasi. Pertama, pengamatan diri, yakni
melihat diri sendiri beserta perilakunya serta terus mengawasi. Kedua, penilaian,
yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku dengan standar ukuran
tertentu. Ketiga,respons diri, yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah
berhasil melakukan penilaian sebagai respons terhadap diri sendiri. Bagi mereka yang
memiliki konsep diri yang buruk,Bandura memberikan saran untuk memperbaikinya,
yakni dengan cara: pengamatan diri, memperhatikan standar ukuran dan
memperhatikan respon diri.11
3. Pandangan Aliran Behaviorisme Terhadap Bahasa
9
Sri Muliati Abdullah: Social Cognitive Theory, Psikodimensia Vol.18/1, 2019. Hal.86
10
Sri Muliati Abdullah: Social Cognitive Theory, Psikodimensia Vol.18/1, 2019. Hal.88
11
Lisanuna, Teori Belajar Behaviorisme Albert Bandura Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab Vol. 10, No. 1, 2020, hal.14
Kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama
dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalaui
lingkungan. Istilah ‘bahasa’ bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena
istilah itu menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan bukanlah
sesuatu yang digunakan. Padahal bahasa adalah suatu perilaku diantara perilaku-
perilaku lainnya. Oleh sebab itu, behavioris menggunakan istilah perilaku verbal
(verbal behavior).
Kemampuan berbicara dan memahami bahasa diperoleh melalui rangsangan
lingkungan. Anak hanya merupakan penerima pasif dari tekanan lingkungan. Anak
tidak memiliki peran aktif dalam perilaku verbalnya. Dalam behaviorisme, proses
perkembangan bahasa pada anak ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh
lingkungannya
Lebih jauh, kaidah gramatikal atau kaidah bahasa merupakan perilaku verbal
yang memungkinkan seseorang dapat menjawab dan mengatakan sesuatu. Namun,
jika kemudian anak dapat berbicara, hal ini bukanlah karena penguasaan kaidah (rule
governed) tetapi karena anak tidak dapat mengungkapkan kaidah bahasa, melainkan
secara langsung oleh faktor dari luar dirinya.
Dalam pandangan ini, anak dianggap tidak menguasai kaidah bahasa atau
memiliki kemampuan mengabstrakkan ciri-ciri penting bahasa di lingkungannya.
Kaum behavioris berpendapat rangsangan (stimulus) dari lingkungan tertentu
memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa dipandang sebagai
suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak sampai pada
kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip pertalian S- R
(stimulus-respons) dan proses peniruan.12
4. Penerapan Teori Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang mengembangkan ketrampilan
berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, persaaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknulogi dan budaya.
Area utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi: empat aspek, yaitu
Menyimakm berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling
brhubungan, misalnya, ketrampilan mendengarkan memberikan kontribusi terhadap
perkembangan berbicara, kedua kemampuan tersebut diperkuat oleh kemampuan
membaca, semantara ketrampilan menulis memberikan kontribusi pada ketrampilan
membaca daam bentuk teks atau dokumentasi.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, metode mempunyai peran yang
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan dapat dikatakan bahwa
dalam kegiatan belajar mengajar semuanya menggunakan metode. Karena
metodemerupakan suatu alat untuk menyajikan bahan atau materi pelajaran dalam
rangka untuk mencapai tujuan pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta
12
Rohmani Nur Indah dan Abdurrahman, Psikolinguistik Konsep dan Isu Umum, (Malang: UIN
Malang Press, 2008), hal. 93-94
didik.13 Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat metode adalah suatu cara kerja yang
sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan.14
Sedangkan pembelajaran sendiri merupakan suatu upaya yang disengaja dan
direncanakan sedemikian rupa oleh pihak guru, sehingga memungkinkan terciptanya
suasana dan aktivitas belajar yang kondusif bagi para siswanya.
Proses pembelajaran adalah dua rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
seorang pendidik yang hal ini disebut mengajar disusul oleh kegiatan yang disebut
belajar yang berlangsung pada waktu yang telah ditentukan guna mencapai tujuan
tertentu. Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan cara yang sistematis dalam menyampaikan materi kepada
siswa guna mencapai tujuan yang diinginkan, dengan melihat definisi tersebut diatas,
maka tujuan metode pembelajaran adalah :
a. Memberi jalan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ditempuh
oleh guru dan siswa.
b. Memberi gambaran rencana secara meyeluruh dalam pencapaian tujuan
pembelajaran secara sistematis
c. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran
Melihat dari definisi dan tujuan metode pembelajaran diatas, maka dapat
disimpulkan pula metode ialah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk
meyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Karena itu setelah guru memikirkan
bahan pelajaran, maka hendaklah ia memikirkan cara penyampaian bahan tersebut
dalam pikiran siswa. Guru harus memikirkan metode yang paling baik untuk
menyusun bahan itu, dan menjadikan susunanan bahan mata pelajaran itu sebagai
mata rantai sambung menyambung.15
Metode titik tolaknya terletak pada cara atau jalan yang akan ditempuh dalam
penyajian pelajaran atau materi pelajaran tertentu sehingga mudah diterima dan
diserap oleh anak didik. Sebagai suatu ilmu yang membicarakan bagaimana cara
menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran sehingga dapat diterima, dipahami
dan dikuasai oleh anak didik.mempelajari metode saja belumlah menjamin seorang
guru akan berhasil dengan baik dalam tugasnya. Karena metode adalah baru satu
komponen atau satu faktor saja dalam pendidikan, dimana faktor tujuan, faktor situasi
murid dan kepribadian guru juga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pengajaran.
Mempelajari metode pengajaran jelas merupakan suatu keharusan mutlak bagi
seorang guru, dimana guru harus memiliki pengetahuan dan penguasaan materi/teori
yang matang.16
Dalam menggunakan metode yang tepat, diharapkan setidak-tidaknya dapat
menghasilkan efektifitas pengajaran, dimana guru dituntut untuk berkreatifitas
melakukan apa saja yang membuat siswa belajar, yang dalam hal ini guru tidak perlu
13
Abdul Hamid, dkk., Pembelajaran Bahasa Arab, UIN Malang Press, 2008), hal: 3
14
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1995 ), hal:1
15
Abu Bakar Muhamad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya: Usaha Nasional, 1981
hal.8
16
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1995 hal 2.
menggunakan intimidasi, menakut-nakuti, penggunaan hukuman fisik, atau bentuk
hukuman lainnya yang biasanya tidak disukai oleh siswa atau kebanyakan orang.
Dengan metode pembelajaran yang digunakan dapatlah memudahkan siswa
belajar sesuatu yang berguna dan bermanfaat, bagaimana memadukan antara isi dan
nilai yang terkandung dalampembelajaran, dan belajar diharapkan dapat membentu
siswa untuk meningkatkan kemampuan yang sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai.
Sebagaimana telah diketahui pada penjelasan sebelumnya tentang pendekatan
dan metode, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam
proses pengajaran, maka setelah kita mengetahui pengertian masing-masing dari
pengertian pendekatan dan pengertian metode, selanjutnya kita akan memahami
pengertian teknik dalam pengajaran. Teknik pengajaran merupakan operasionalisasi
metode.
Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-
langkah tersebut haruslah terkait erat dengan bingkai umumnya yaitu metode.
Pengaturan, penyusunan dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta
ketrampilan kepribadian guru dalam mengelola kelas, karena semua hal ini akan
dipengaruhi oleh perbedaan situasi dan kondisi.
Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah metode yang terbaik, ini
adalah teknik yang terbaik yang cocok untuk segala situasi dan kondisi pengajaran.
Perbedaan tujuan, materi, siswa serta perbedaan guru membutuhkan teknik/stategi
yang berbeda dalam sebuah penerapan metode.17
Berikut ini adalah penjelasan seputar teknik/strategi pembelajaran yang
meliputi empat ketrampilan bahasa.
1. Teknik Pembelajaran Istima’ (Menyimak)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam
tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrodat, bentuk-bentuk
jumlah dan taraakib. Dan dengan istima’ pula kita bisa menguasai ketrampilan-
ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.
2. Teknik Pembelajaran Kalam (Berbicara)
Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai
dampak yang besar dalam hidup manusia. Baik untuk mengungkapkan pikiran-pikiran
atau memenuhi kebutuhan- kebutuhannya Berbicara dengan bahasa asing merupakan
ketrampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa.
Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
3. Teknik Pembelajaran Qira’ah (Membaca)
Membaca merupakan materi terpenting di antara materi pelajaran. Oleh sebab
itu membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran
bahasa. Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan
sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah
ketrampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan pikiran.
17
Umi Hijriah, Jurnal Paradigma Teori Belajar Bahasa, hal. 40-41
4. Teknik pembelajaran kitabah (menulis)
Diantara ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah
ketrampilan tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah
satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya tidak
terbatas oleh tempat dan waktu.
a. Kemampuan menulis dengan tujuan yang benar
b. Memperbaiki khoth
c. Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail.18
Oleh karena teori ini berawal dari adanya percobaan sang tokoh behavioristik
terhadap binatang, maka dalam konteks pembelajaran ada beberapa prinsip umum
yang harus diperhatikan. Menurut Mukinan, beberapa prinsip aplikasi teori
behaviorisme tersebut adalah:
(1) Teori ini beranggapan bahwa yang dinamakan belajar adalah perubahan
tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat
menunjukkan perubahan tingkah laku tertentu.
(2) Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya
stimulus dan respons, sebab inilah yang dapat diamati. Sedangkan apa yang terjadi di
antaranya dianggap tidak penting karena tidak dapat diamati.
(3) Reinforcement, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya respons,
merupakan faktor penting dalam belajar. Respons akan semakin kuat apabila
reinforcement (baik positif maupun negatif) ditambah.19
18
Umi Hijriah, Jurnal Paradigma Teori Belajar Bahasa, hal. 41-42
19
Mukinan, Teori Belajar dan Pembelajaran(Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosisal) ISSN.2541-657X, hal.23
Akan memperoleh gambaran tentang luas dan jenis pengalaman yang telah dimiliki
oleh siswa. Dengan berdasar pengalaman tersebut, guru dapat memberikan bahan
yang lebih relevan dan memberi contoh serta ilustrasi yang tidak asing bagi siswa. (c)
Akan dapat mengetahui latar belakang sosio-kultural para siswa, termasuk latar
belakang keluarga, latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. (d) Akan
dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmaniah
maupun rohaniah. (e) Akan dapat mengetahui aspirasi dan kebutuhan para siswa. (f)
Dapat mengetahui tingkat penguasaan bahasa siswa. (g) Dapat mengetahui tingkat
penguasaan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebelumnya. (h) Dapat
mengetahui sikap dan nilai yang menjiwai pribadi para siswa.20 (2) Merencanakan
materi pembelajaran yang akan dibelajarkan Idealnya proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh siswa
dan juga sesuai dengan kondisi siswa, sehingga di sini guru tidak akan over-estimate
dan atau under-estimate terhadap siswa. Namun kenyataan tidak demikian adanya.
Sebagian siswa ada yang sudah tahu dan sebagian yang lain belum tahu sama sekali
tentang materi yang akan dibelajarkan di dalam kelas. Untuk dapat memberi layanan
pembelajaran kepada semua kelompok siswa yang mendekati idealnya (sesuai dengan
kemampuan awal dan karakteristik masing-masing kelompok) kita dapat
menggunakan dua pendekatan yaitu siswa, (a) menyesuaikan diri dengan materi yang
akan dibelajarkan, yaitu dengan cara guru melakukan tes dan pengelompokkan (dalam
hal ini tes dilakukan sebelum siswa mengikuti pelajaran), atau (b) materi
pembelajaran disesuaikan dengan keadaan siswa.
20
Oemar Hamalik, Penerapan teori behaviorisme dalam pembelajaran.ISSN 2541-657X. Hal.38-40
Kesimpulan
Teori belajar behaviorisme ini sebenarnya telah lama dianut oleh para
pengajar, namun dari semua pendukung teori ini, teori Albert Bandura penulis anggap
sebagai teori yang sangat penting diketahui oleh para pengajar. Program-program
pembelajaran seperti pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal
sebagai social learning theory dan personality psychology, pembelajaran berprogram,
modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan
stimulusrespons serta memperhatikan faktor-faktor penguat merupakan program-
program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh
Bandura.
Kelompok 6
Kelompok 7
1. Faktor Internal Banyak faktor yang ada dalam individu yang mempengaruhi usaha
dan keberhasilan belajarnya. Faktorfaktor tersebut menyangkut sikap siswa, minat
siswa, intelegensi siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar Yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang keefektifan dan efisiensi mempelajari materi tertentu. Strategi
dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu
Kelompok 9
Kelompok 16
2. Mekanisme Persepsi Ujaran Sumber dari bunyi adalah paru-paru. Paru-paru kita
berkembang dan berkempis untuk menyedot dan mengeluarkan udara. Melalui saluran di
tenggorokan, udara ini keluar melalui mulut atau hidung. Dalam perjalanan melewati mulut
atau hidung ini ada kalanya udara itu dibendung oleh salah satu bagian dari mulut kita
sebelum kemudian dilepaskan. Hasil bendungan udara inilah yang menghasilkan bunyi.
3. Persepsi Dalam Ujaran . Persepsi terhadap ujaran bukanlah suatu hal yang mudah
dilaku kan oleh manusia karena ujaran merupakan suatu aktivitas verbal yang meluncur tanpa
ada batas waktu yang jelas antara satu kata dengan kata yang lain.
Kelompok 2
1. Pengertian Memori
Memori merupakan alat dimana kita menggambarkan pengalaman masa lalu kita,
untuk menggunakan informasi tersebut di masa sekarang. Sebagai sebuah proses,
memori menunjuk pada dinamika mekanisme yang di asosiasikan dengan pemerolehan
dan pemunculan kembali informasi-informasi pada masa lampau. Para psikolog kognitif
telah mengidentifikasi tiga operasi memori yaitu: enconding (pemasukan), storage
(penyimpanan), dan retrieval (pemunculan kembali).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior. Pengetahuan atau
knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu
objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan
terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada
waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian besar
diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
Kelompok 11
Kelompok 15
Kelompok 8
2. Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar ada dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
3. Ciri-ciri seorang anak yang memiliki kemandirian adalah ketika mereka dapat
menjadi pribadi yang percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan
keterampilan, menghargai waktu serta dapat mempertanggung jawabkan segala hal yang
dilakukan.
4. Untuk mengembangkan kemandirian anak dapat kita lakukan beberapa upaya,
diantaranya adalah dengan memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dan
terlibat aktif dalam pengambilan keputusan, menciptakan suasana yang terbuka,
menciptaka kebebasan untuk mengekspolrasi lingkungan, menciptakan suasana yang
kekeluargaan dan hangat dalam berinteraksi, menerimanya apa adanya dan selalu
menghargai karya serta usahanya.
Kelompok 1
Fenomena bahasa dan berbahasa adalah hal yang erat kaitannya dengan kehidupan
manusia. Bahasa merupakan kajian ilmu liguistik, dimana bahasa dipelajari sebagai
bahasa yang mencakup komponen bahasa yaitu : Fonologi,
Morfologi,sintaksis,semantik.
Kelompok 20
Kelompok 19
Kelompok 18
Kelompok 13
TEORI BELAJAR SOSIAL DAN APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A. Pengertian Belajar Sosial dan Teori Belajar Sosial
1. Belajar Sosial
a. Belajar Menurut Hamalik belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
berkat pelatihan dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan semata-mata
hasil yang hendak dicapai. Menurut kamus umum bahasa Indonesia ditulis bahwa “ belajar:
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” Dari arti atau defenisi maka belajar merupakan
suatu kegiatan atau aktivitas.
b. Sosial
Menurut Lewis sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi
sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya. Menurut Peter Herman Sosial adalah
sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu
kesatuan
2. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura. Asal mulanya teori ini
disebut social learning, yaitu belajar dengan mengamati perilaku orang lain. Dasar
pemikirannya adalah belajar dengan cara mengamati perilaku individu. Dan sebagian
perilaku individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang
ditampilkan oleh orang lain yang disajikan sebagai model
B. Karakteristik Teori Belajar Sosial
1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan,
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai, dll.
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai
model,
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif,
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau
timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
D. Implementasi Teori Belajar Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Berdasarkan Teori Belajar Sosial yang dipelopori oleh Albert Bandura, siswa-siswi
akan meniru setiap tingkah laku 'model' sekiranya tingkah laku model tersebut mempunyai
ciri-ciri seperti bakat, kecerdasan, kuasa, kecantikan atau pun populariti yang diminati oleh
pemerhati. Sudah tentu, sebagai seorang guru, kita sewajarnya turut mempunyai
sedikit/sebanyak mengenai ciri-ciri yang disebutkan di atas. Ia secara tidak langsung amat
berkait rapat terhadap proses pengajaran dan pembelajaran.
Kelompok 12
TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Pada dasarnya kata “humanistik” merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak
makna sesuai dengan konteksnya. Misalnya, humanistik dalam wacana keagamaan berarti
tidak percaya adanya unsur supranatural atau nilai transendental serta keyakinan manusia
tentang kemajuan melalui ilmu dan penalaran. Disisi lain humanistik berarti minat terhadap
nilai-nilai kemanusiaan yang tidak bersifat ketuhanan. Sedangkan humanistik dalam tatanan
akademik tertuju pada pengetahuan tentang budaya manusia,seperti studi-studi klasik
mengenai kebudayaan Yunani dan Roma
B. Karakteristik Teori Belajar Humanistik
Bagi penganut teori humanistik, proses belajar wajib berhulu &bermuara dalam insan
itu sendiri. Dari kecepatan teori belajar teori humanistik inilah yg paling abstrak , yg paling
mendekati global filsafat berdasarkan dalam global pendidikan. Meskipun teori ini sangat
menekankan pentingnya isi berdasarkan proses belajar, pada fenomena teori ini banyak
berbicara mengenai pendidikan & proses belajar pada bentuknya yang paling ideal. Dengan
istilah lain,teori ini lebih tertarik dalam inspirasi belajar pada bentuknya yg paling ideal
berdasarkan dalam belajar misalnya apa adanya, misalnya apa yg bias kita amati pada global
keseharian. Wajar apabila teori ini sangat bersifat elektik. Teori apapun bisa beliau
manfaatkan berdari tujuan buat memanusia kan insan(mencapai ekspresi&sebagainya itu)bisa
tercapai.
C. Pengaplikasian Teori Humanistik Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Aliran humanistik turut andil memberikan sumbangsih dalam pembelajaran bahasa
dengan mencetuskan beberapa metode pembelajaran bahasa seperti metode counseling
learning method (metode belajar konseling/thariqahat-ta’allum al-irsyadi),silent way(metode
guru diam/aththariqah ash shamitah),suggest opedia(metode suggest opedia/ath-thariqahal-
i’aziyyah) dan metode respon ragam total(total physical response).Keempat metode tersebut
bisa kita terapkan pula dalam pembelajaran bahasa Arab.
Kelompok 17
PEMEROLEHAN BAHASA
A. PEGERTIAN PEMEROLEHAN BAHASA
Pemerolehan bahasa atau akusisi bahasa adalah proses yang berlangsung didalam
otak seorang kanak-kanak ketika ia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya.
B. HAKEKAT PEMEROLEHAN BAHASA
Manusia sejak lahir sudah dikaruniai oleh Tuhan dengan apa yang disebut sebagai
bakat bahasa. Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, Raja Mesir, Psammetichus,
mempunyai teori bahwa apabila seorang anak dipisahkan dari lingkungan bahasa
manusia, kata pertama yang akan diucapkannya adalah kata yang berasal dari bahasa
makhluk yang tertua di dunia. la berharap makhluk yang tertua itu ialah orang Mesir.
C. PEGERTIAN BAHASA PERTAMA DAN KEDUA
a) Bahasa pertama. Istilah pertama mengacu pada perkembangan bahasa pada setiap
individu. Artinya, tidak tertutup kemungkinan seorang anak dalam perturnbuhannya
akan menguasai dua, tiga, atau empat bahasa, bahkan lebih.
b) Bahasa kedua. B2 adalah bahasa yang diperoleh anak setelah mereka memperoleh
bahasa lain. Bahasa yang diperoleh kemudian itu disebut sebagai B2 jika bahasa yang
diperoleh lebih dulu itu telah dikuasai dengan relatif sempurna.
D. ASPEK-ASPEK PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
a) Kemampuan bahasa
b) Usia
c) Strategi yang digunakan
d) Motivasi
E. PEMEROLEHAN BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA KEDUA
F.MANFAAT PSIKOLINGUISTIK DALAM PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBAHASA
Kelompok 21
TEORI-TEORI DALAM LINGUISTIK DAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN BAHASA
A. Teori Tradisional
Penamaan teori tradisional dalam linguistik dimaksudkan periode sebelum munculnya
linguistik modern, yakni sebelum abad ke-20. Teori tradisional didasarkan terutama
pada analisis makna. Selain analisisnya berdasarkan makna, tata bahasa tradisional
tidak memperhatikan hierarki dalam bahasa sehingga batas antara satuan-satuan
gramatika yang satu dengan yang lain, tidak jelas. Bahkan kalau dihubungkan dengan
pendekatanpendekatan yang dilakukan oleh para filsuf, misalnya Aristoteles dan
Plato, yaitu analisis bahasa dilihat dari pandangan filsafat. Sebelum munculnya
linguistik modern, pandangan itu mengkhususkan diri dalam bidang makna atau arti.
B. Teori Struktural
Teori ini berlandaskan secara pola behavioristik, yaitu faham yang beranggapan
bahwa jiwa seseorang dan hekekat sesuatu hanya bisa dideteksi lewat tingkah laku
dan perwujudan lahiriyahnya yang tampak. Sejalan dengan itu, aliran struktural
mengamati bahasa dan hakekatnya dalam perwujudannya yang kongkrit sebagai
bentuk ujaran
C. Pandangan Aliran Transformasional Terhadap Bahasa
Adapun pandangan aliran transformasional terhadap bahasa adalah sebagai berikut.
a) Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
b) Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat
didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak kemudian
dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan
dalam bentuk tulis.
D. Linguistik Tranformasional dan Psiko-Kognitif
Beberapa asumsi yang mendasari kajian linguistik tranformasional adalah seperti
berikut ini:
1. Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
Dengan jumlah bunyi dan kaidah yang terbatas, seorang penutur suatu bahasa dapat
menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan dapat dipahami oleh lawan
bicara meskipun ia belum pernah mendengarkan kalimat itu sebelumnya.
2. Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku berupa bunyi yang dapat
didengar. Bahasa bukan merupakan tingkah laku verbal. Bahasa merupakan proses
mentalistik yang dimanifetasikan dalam bentuk (ekspresi lisan dan tulis).
3. Bahasa merupakan suatu proses kreatif dan produktif
4. Formulasi matematika dapat digunakan untuk membangun formula (kaidah)
sistem bahasa yang produktif.
5. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh, yakni
bunyi dan makna. Jadi, analisis makna harus ditegaskan kedudukannya karena ikut
berperan secara nyata dalam proses bahasa.
6. Berdasarkan asumsi dan hipotesis itu, linguistik transformasi generatif
berusaha mengungkapkan kaidah dasar yang dapat menghasilkan eskpresi lingual
tidak terbatas
Kelompok 22
PENGARUH PERILAKU TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA
ARAB SISWA
A. Pengertian Perilaku Prestasi Belajar Bahasa Arab
pengertian prestasai belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan
yang berupa tingkah laku yang dialami oleh subjek belajar didalam suatu interaksi
dengan lingkungannya
B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Bahasa Arab
-faktor internal
-faktor eksternal
C. Upaya – Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa
Arab
Dalam upayanya yang keras guru hendaknya berusaha menciptakan kondisi
belajar yang menyanngkan. Sehingga secara psikologis siswa sudah terpancing dan
secara otomatis siswa akan mengikuti arah tujuan belajar dan pembelajaran yang kita
kehendaki. Daya dukung berupa kreativitas guru merupakan sumbangan tak ternilai
secara materi kepada siswa. Dorongan kepada siswa untuk berekspresi, betanya ,
mencoba berikan waktu seluasluasnya. Kondisi semacam ini akan membuat siswa
merasa dihargai sebagai siswa. Jangan sampai ada distansi ( jarak) antara siswa dan
guru yang menjadikan terbelunggunya kreativitas siswa.
Kelompok 23
RUANG LINGKUP PSIKOLINGUISTIK
A. Pengertian Psikolinguistik
Psikolinguistik memiliki beberapa pengertian. Waren memaparkan dalam
bukunya bahwa psikolinguistik merupakan studi yang menanamkan pemahaman
penggunaan bahasa. Proses pemahaman penggunaan bahasa meliputi pemaham
berkomunikasi dan bahasa penulisan
1. Pengolahan Bahasa
Tahapan dan kejadian yang dilalui ketika melibatkan ketrampilan
mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca.
Kelompok 3
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK
A. Pengertian iFonologi, Morfologi, Sintaksis dan Semantik
a. Fonologi Kata fonologi (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa Inggris, yaitu
“phonology” yang artinya sama dengan arti yang terdapat dalam bahasa Indonesia,
yaitu “Bidang ilmu linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya
b. Morfologi Kata morfologi (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa Inggeris
“morphology.” Kata ini juga diserap oleh bahasa Arab, menjadi “ “مورفولوڊيyang
berarti ‘ilmu bentuk kata.’ Namun demikian, istilah yang paling paling populer
tentang morfologi dalam bahasa Arab yaitu perubahan bentuk kata menjadi
bermacam-macam bentuk untuk mendapatkan makna yang berbeda-beda.
c. Sintaksis Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata: “san” dan
“tattein”. San artinya ‘dengan’, tattein artinya ‘menempatkan.’ Kata ini kemudian
diserap oleh bahasa Inggris menjadi “syntax dengan arti ‘ilmu kalimat’. Dalam
bahasa Indonesia disebut “sintaksis” yang juga diduga kuat diserap dari bahasa
Inggris, dengan arti ‘cabang linguistik yang mempelajari susunan kalimat dan
bagianbagiannya’ atau singkatnya disebut ‘ilmu tata kalimat.
d. Semantik adalah studi tentang makna (meaning: Inggris).
B. Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Ibu
Pemerolehan bahasa atau language acquisition adalah suatu proses yang
digunakan oleh anak-anak untuk menguasai, mengerti dan memproduksi
bahasa yang mereka dengar di sekeliling mereka tanpa disengaja ataupun tanpa
perintah. Pada umumnya anak yang normal memperoleh kecakapan bahasa melalui
bunyi-bunyi bahasa yang ada disekelilingnya tanpa disadari ‘subconsious’
C. Aktor-Aktor yang Berperan dalam Pemerolehan Bahasa
Kelompok 24
KONSEP DASAR PSIKOLINGUISTIK
A. Pengertian Psikolinguistik
Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia baik yang tampak
maupun yang tidak tampak. Sedangkan Linguistik adalah ilmu yang mempelajari
bahasa secara ilmiah
B. Sejarah Lahirnya Linguistik
Pada awal perkembangannya, psikolinguistik berawal dari pakar linguistik
yang berminat pada pakar psikologi yang bergerak dalam ilmu linguistik. Kemudian
kedua pakar tersebut bekerjasama dan memunculkan pakar psikolingustik sebagai
ilmu disiplin. Istilah psikolinguistik mulai muncul dan populer pada tahun 1945 pada
sebuah buku yang berjudul Psycholinguistik : A Survey of Theory and Research
Problems yang ditulis oleh Thomas A. Sebeok dan Charles E. Osgood.
C. Ciri-Ciri Psikolinguistik
Berdasarkan pembahasan psikolunguistik yang telah dijelaskan diatas, dapat
disebutkan ada beberapa ciri psikolinguistik diantaranya :
1) Psikolinguistik membahas proses hubungan antara bahasa dengan otak,
yang dalam hal ini artinya adalah logika dan pikiran, baik dari sisi pendengar maupun
dari sisi pembicara.
2) Berhubungan langsung dengan proses penyandian (encoding) dan
pemahaman sandi (decoding).
3) Sebagai suatu pendekatan.
4) Menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa dan perubahan bahasa.
5) Membahas proses yang terjadi pada pembicara dan pendengar di dalam
kaitannya dengan bahasa.
6) Menitikberatkan pembahasan mengenai pemerolehan bahasa dan perilaku
linguistik.
7) Merupakan hubungan kebutuhan berekspresi dan berkomunikasi.
8) Berhubungan dengan perkembangan bahasa anak.
9) Berkaitan dengan proses psikologis dalam membangun atau memahami
kalimat.
Kelompok 10
Kelompok 5