Anda di halaman 1dari 6

DESAIN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

“Learning According To Behaviourism”

Disusun Oleh Kelompok 3 R001:

Rizki Eka. S (A1D122005)

Rifda Afifah (A1D122013)

Lusha Natasya (A1D122022)

Ema Nur Amalia (A1D122151)

REFLEKSI

1. Rizki Eka. S
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang memandang bahwa perubahan
perilaku terjadi melalui rangsangan yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif
(respon) berdasarkan situasi dan kondisi lingkungan. Stimulasi adalah lingkungan
belajar anak, baik yang dari internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar,
sedangkan respon adalah akibat atau dampak yang berupa reaksi fisik terhadap
stimulasi.
Teori behavioristik hanya fokus pada aspek tujuan pembelajaran yang diamati, dan
tekanan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori ini
memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah
perolehan pengetahuan, dan tidak dapat menunjukkan konsepnya tentang belajar secara
lebih komprehensif.
Setelah berdiskusi dengan teman kelompok, Salah satu kelebihannya adalah bahwa
teori ini memberikan penekanan pada pentingnya lingkungan dalam membentuk
perilaku manusia. Namun, kekurangan teori ini yang cenderung mengabaikan faktor
internal seperti pikiran, perasaan, dan motivasi.
Selain itu, kami juga membahas bagaimana teori behavioristik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang seperti pendidikan, psikoterapi, dan manajemen. Teori ini dapat
membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku yang lebih
positif, namun juga perlu diingat bahwa teori ini tidak dapat menjelaskan seluruh
kompleksitas perilaku manusia.
Teori behavioristik dapat dipadukan dengan teori-teori lain seperti teori kognitif
dan psikoanalitik untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang perilaku
manusia. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan teori ini serta
memadukannya dengan teori-teori lain, kita dapat menciptakan pendekatan yang lebih
efektif dalam mengatasi masalah perilaku manusia.
2. Rifda Afifah
Sebelum melakukan diskusi dengan teman sekelompok saya, yang saya pahami
mengenai teori behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan
perilaku peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan
perilaku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori
behavioristik memiliki kelebihan antara lain dapat mendorong peserta didik untuk
memudahkan peserta didik untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran,
dan memperkuat kebiasaan yang diinginkan.
Namun, teori ini juga memiliki kekurangan, seperti tidak setiap pelajaran dapat
menggunakan metode ini dan murid berperan sebagai pendengar dalam proses
pembelajaran. Contoh penerapan teori belajar behavioristik adalah guru menyusun
materi atau bahan ajar secara lengkap, mulai dari materi sederhana sampai kompleks,
dan guru lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang diinginkan.
Setelah saya berdiskusi dengan teman sekelompok, saya mendapatkan ilmu
baru mengenai teori behavioristik. Teori behavioristik adalah pendekatan dalam
psikologi pendidikan yang menekankan perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil
dari proses pembelajaran. Menurut teori ini, perubahan perilaku terjadi karena interaksi
antara stimulus dan respons. Beberapa ciri teori behavioristik meliputi fokus pada
lingkungan pembelajaran, pembentukan reaksi atau respons, dan penerapan prinsip-
prinsip seperti penguatan positif dan negative. Tokoh-tokoh terkait dengan teori ini
antara lain Ivan Petrovich Pavlov. Kelebihan teori behavioristik meliputi cocok untuk
melatih anak-anak yang membutuhkan dominasi peran orang dewasa, mendorong
berpikir linier, dan memudahkan pencapaian target tertentu dalam pembelajaran.
Namun, terdapat kelemahan seperti kesulitan menjelaskan kondisi belajar kompleks
dan risiko penerapan metode yang salah yang dapat membuat proses pembelajaran tidak
menyenangkan bagi siswa. Penerapan teori behavioristik dalam pembelajaran
memandang pengetahuan sebagai objektif, pasti, dan tidak berubah. Pembelajaran
dipandang sebagai perolehan pengetahuan dengan mengajarkan pengetahuan yang
tersusun secara rapi kepada siswa
Beberapa tujuan utama dari teori ini adalah memahami bagaimana stimulus dari
lingkungan dapat mempengaruhi respons atau perilaku individu, sehingga
memungkinkan pengajar untuk mengendalikan dan mengarahkan perilaku tersebut, dan
melalui penerapan penguatan dan hukuman, teori ini bertujuan untuk membantu dalam
membentuk perilaku yang diinginkan. Selain itu, tujuan pembelajaran dalam teori
behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan dan pembentukan perilaku
sebagai hasil belajar.
Kegunaan dari kita mempelajari teori behavioristik:
Kegunaan dari mempelajari teori behavioristik adalah untuk memahami bagaimana
lingkungan dapat membentuk perilaku individu dan bagaimana perilaku tersebut dapat
diubah melalui pengalaman belajar. Implikasi teori behavioristik dalam pembelajaran
meliputi identifikasi tujuan pembelajaran, analisis pembelajaran, identifikasi
karakteristik dan kemampuan awal pembelajar, menentukan indikator keberhasilan
belajar, mengembangkan bahan ajar, mengembangkan strategi pembelajaran,
mengamati stimulus yang mungkin mempengaruhi perilaku, dan memberikan
penguatan atau reinforcement.
3. Lusha Natasya
Sebelum melakukan diskusi dengan teman sekelompok saya, yang saya pahami
mengenai teori belajar behavioristik adalah pendekatan yang menekankan perubahan
perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku ini
terjadi melalui interaksi antara stimulus (pemicu) dan respon (reaksi). Menurut teori
ini, seseorang dianggap telah belajar jika ia dapat menunjukkan perubahan perilaku.
Artinya, kegiatan belajar yang tidak menghasilkan perubahan perilaku tidak dianggap
sebagai bentuk pembelajaran menurut teori ini. Prinsip ini menekankan pentingnya
stimulus dan respon yang dapat diamati. Hal-hal selain stimulus dan respon dianggap
kurang relevan karena tidak dapat diamati. Penguatan adalah faktor yang memperkuat
respon. Ini bisa berupa penguatan positif (hadiah) atau penguatan negatif (penghindaran
hukuman).
Pembelajaran akan berhasil jika ada kesiapan, baik dari pendidik maupun peserta
didik. Semakin banyak latihan, semakin besar peluang untuk berhasil. Kegiatan
pembelajaran yang melibatkan latihan kontinu dan terukur akan memberikan hasil yang
lebih baik. Setelah belajar guru akan memotivasi peserta didik untuk terus belajar.
Setelah berdiskusi dengan teman kelompok, dalam teori ini, perubahan perilaku
hanya diamati dari luar. Namun, kita tahu bahwa banyak aspek belajar yang tidak selalu
terlihat secara kasat mata. Misalnya, bagaimana proses pemahaman konsep atau
perubahan pola pikir yang lebih dalam. Teori ini menekankan penguatan sebagai kunci
pembelajaran. Namun, saya menyadari bahwa penguatan tidak selalu berdampak sama
pada setiap individu. Beberapa orang mungkin lebih responsif terhadap penguatan
positif, sementara yang lain mungkin lebih sensitif terhadap penguatan negatif.
Setiap peserta didik memiliki konteks dan karakteristik unik. Teori ini mungkin
berhasil pada beberapa orang, tetapi tidak selalu berlaku untuk semua. Sebagai
pendidik, kita perlu memahami perbedaan individual dan menyesuaikan pendekatan
pembelajaran. Behaviorisme menekankan peran lingkungan eksternal dalam
pembentukan perilaku. Namun, bagaimana kita mempertimbangkan faktor internal
seperti motivasi, minat, dan emosi.
Teori behavioristik memberikan dasar yang kuat dalam memahami perubahan
perilaku. Namun, sebagai pendidik, kita harus tetap terbuka terhadap berbagai
pendekatan dan memadukan elemen-elemen yang relevan untuk menciptakan
pengalaman belajar yang holistik dan efektif bagi peserta didik.
Contoh Misalnya, sebagai seorang guru, ketika peserta didik tidak mematuhi aturan
yang telah dibuat, Anda memberikan hukuman sebagai bentuk penerapan teori ini.
4. Ema Nur Amalia
Sebelum melakukan diskusi dengan teman sekelompok saya, yang saya pahami
mengenai teori behavioristik adalah pendekatan yang menekankan pada penggunaan
stimulus eksternal, seperti pujian atau hadiah, dan respons perilaku untuk membentuk
dan mengubah perilaku siswa. Dalam konteks ini, pembelajaran dipandang sebagai
proses di mana individu belajar melalui interaksi dengan lingkungan mereka.
Pendekatan ini menggunakan penguatan positif dan negatif untuk mendorong perilaku
yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Teori behavioristik
memberikan kerangka kerja yang kuat dalam merancang pengalaman pembelajaran
yang efektif dan terfokus pada perubahan perilaku yang diinginkan.
Setelah saya berdiskusi dengan teman sekelompok, saya mendapatkan ilmu
baru mengenai teori behavioristik. Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori
belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat
diukur, dilukiskan dan diramalkan. Belajar merupakan perubahan perilaku manusia
yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya. Pengalaman dan pemeliharaan akan
pengalaman tersebut akan membentuk perilaku individu yang belajar. Behavioristik
memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Sehingga, dapat kita pahami
bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan yang dialami peserta didik
dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Peserta didik dianggap telah melakukan belajar
jika dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Contohnya, peserta didik dapat dikatakan bisa membaca jika ia mampu
menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik. Menurut teori behavioristik, apa
yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk diperhatikan
karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru merupakan stimulus,
dan apa saja yang dihasilkan peserta didik merupakan respon, semuanya harus dapat
diamati dan dapat diukur. Behavioristik mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah
laku tersebut.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut peserta
didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk
laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada
ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke
keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas
belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada
keterampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.
Kelebihan teori behavioristik dalam desain pembelajaran adalah Teori
behavioristik ini dapat membiasakan tenaga pendidik menjadi lebih jeli dan peka
terhadap situasi dan kondisi dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran sudah
disusun dari materi atau tahap yang paling sederhana sampai pada tahap yang komplek
(hierarki). Namun kelemahannya ialah cenderung bersifat mekanis dan tidak
memperhatikan keunikan individual siswa serta gaya belajar yang berbeda-beda,
sehingga dapat menyebabkan kurangnya motivasi dan keterlibatan dalam
pembelajaran.

Kegunaan dari kita mempelajari teori behavioristik:


Sebagai calon guru, mempelajari teori behavioristik dalam desain pembelajaran
memiliki kegunaan yang penting, pemahaman tentang teori behavioristik
memungkinkan kita untuk merancang pengalaman pembelajaran yang efektif dan
terarah. Dengan memahami bagaimana stimulus eksternal dan respons perilaku dapat
mempengaruhi pembelajaran, kita dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang
lebih efisien dan fokus.

Anda mungkin juga menyukai