Ada 3 Konsep yang saya temukan dari membaca pemaparan bahan ajar pada
artikel jurnal 2 yang berjudul PENERAPAN TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1.1 Teori belajar behavioristik adalah pendekatan yang mempelajari
perubahan perilaku manusia melalui interaksi antara stimulus dan respons.
Teori ini menekankan pengamatan perilaku yang dapat diamati dan
mengabaikan proses yang terjadi di antara stimulus dan respons. Fokusnya
adalah pada pembentukan perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori belajar behavioristik melihat tingkah laku manusia sebagai hasil dari
pengkondisian lingkungan. Teori ini berfokus pada perbuatan dan tingkah
laku yang dapat diamati, tanpa mempertimbangkan kesadaran atau
pengalaman batin. Behaviorisme menganggap bahwa manusia adalah
mesin yang terdiri dari refleks-refleks yang sederhana. Teori ini juga
menyatakan bahwa setiap individu memiliki kesamaan pada saat lahir, dan
pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan dan refleks
yang diinginkan.
Kelebihan:
1. Objektif dan dapat diamati: Teori ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati
secara langsung, membuatnya mudah untuk diukur dan dievaluasi.
2. Praktis dalam penerapannya: Pendekatan stimulus-respons yang jelas dan terukur
menjadikan teori ini mudah diterapkan dalam konteks pembelajaran dan pengajaran.
3. Mengutamakan latihan dan penguatan: Teori ini menekankan pentingnya latihan dan
penguatan positif untuk membentuk perilaku yang diinginkan.
Kekurangan:
2. Coba kontekstualisasikan isi bahan ajar pada artikel 2 tersebut dengan realitas
sosial!
Namun, penting untuk diingat bahwa teori belajar behavioristik juga harus
mempertimbangkan faktor sosial yang memengaruhi perilaku. Konteks sosial, seperti
norma budaya, nilai, dan sistem reward/penghargaan dalam masyarakat, dapat
mempengaruhi cara individu belajar dan merespons stimulus. Oleh karena itu,
penerapan teori ini harus disesuaikan dengan konteks sosial yang relevan agar efektif
dan berkelanjutan dalam menghasilkan perubahan perilaku yang diinginkan.
3. Refleksikan hasil kontekstualisasi tersebut dengan pengalaman pembelajaran
bermakna pada kelas GKMI Bapak/ ibu
Dalam konteks pembelajaran bermakna pada kelas GKMI, penerapan teori belajar
behavioristik dapat membantu membentuk perilaku siswa sesuai dengan nilai dan
norma sosial yang diinginkan. Guru dapat menggunakan pendekatan ini untuk
mengajarkan kedisiplinan, kerjasama, dan etika kerja kepada siswa. Selain itu, teori
ini juga dapat digunakan untuk mengubah perilaku negatif dan memperkuat perilaku
positif. Namun, penting untuk mengingat bahwa penerapan teori ini harus disesuaikan
dengan konteks sosial yang relevan agar efektif dan berkelanjutan dalam
menghasilkan perubahan perilaku yang diinginkan.
pembelajaran yang bermakna tidak hanya mencakup aspek behavioristik, tetapi juga
melibatkan faktor-faktor seperti pemahaman konsep, refleksi, dan penerapan
pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata. Oleh karena itu, dalam pengalaman
pembelajaran yang bermakna, pendekatan behavioristik dapat digunakan sebagai
salah satu alat untuk membantu siswa mengembangkan perilaku yang diinginkan,
namun tetap perlu disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa secara holistik.