Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Landasan Psikologi Dalam Pembelajaran PAI


( Psikologi Behaviorisme dan Neobehaviorisme dalam Pembelajaran)
Dosen Pembimbing : Dr.Machdum Bachtiar, M.Pd

Disusun Oleh :
ROHBIYAH
NIM: ( 212621022 )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori belajar behavioristik ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon.1Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar
yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan
karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

1
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon.
1|Page
Sedangkan Neobehaviorisme muncul sebagai teori revisi yang
telah dicetuskan ahli psikologi pendidikan yang ada pada masa abad
ke-19 yakni ilmuwan itu bernama Watson, dan Skinner. Dan teori
pembelajaran yang telah dicetuskan adalah teori behaviorisme, teori
ini lebih cenderung pada proses belajar yang didasarkan pada tingkah
laku seorang siswa.
Sedangkan teori yang telah ditawarkan oleh Robert Gagne yang
baru ini (revisi atau penguat dari teori sebelumnya), lebih membidik
pada hasil dari tingkah laku seorang siswa setelah melakukan proses
belajar yang tentunya melalui S-R (Stimulus dan Respon)nya siswa
tersebut dalam menghasilkan output yang diharapkan mampu
mencapai perkembangan setelah melewati proses tersebut.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Behaviorisme dan
Neobehaviorisme?
2. Bagaimana Ciri-Ciri Psikologi Behaviorisme dan Neobehaviorisme?
3. Apa kekurangan dan kelebihan Psikologi Behaviorisme dan
Neobehaviorisme?
C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui Psikologi Behaviorisme dan Neobehaviorisme
2. Untuk mengetahui ciri-ciri prikologi Behaviorisme dan
Neobehaviorisme.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Psikologi Behaviorisme
dan Neobehaviorisme

2
Sukmadinata, 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Renita Cipta.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Behaviorisme dan Neobehaviorisme


Secara Bahasa, kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
‘Psychology’. Kata ini merupakan gabungan dari kata ‘Psyche’ artinya
Jiwa dan ‘Logos’ yang artinya ilmu. psikologi sering dihubungkan
dengan kehidupan manusia, seperti cara mereka melakukan sesuatu,
memahami bagaimana manusia berfikir dan berperasaan, serta
hubungannya dengan lingkungannya.
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif
Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi
bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran,
atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini
berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara
ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak
hipotetis seperti pikiran.sedangkan behavioristik adalah sebuah teori
yang dianut oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.3 Beberapa ilmuwan yang termasuk
pendiri dan penganut teori ini antara lain adalah Thorndike, Watson,
Hull, Guthrie, dan Skinner. Behaviorisme beranggapan bahwa semua
teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tetapi tidak ada
perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti
tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran
dan perasaan). Behaviorisme Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model

3
Gage, N.L., & Berliner, D. 1979. Educational Psychology. Second Edition, Chicago: Rand Mc.
Nally

3|Page
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon.4Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar
yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan
karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Robert M. Gagne, (21 Agustus 1916 s.d 28 April 2002),
Gagne lahir di Andover Utara, Massachusetts seorang profesor dan
ahli psikologi  yang telah banyak membuat penyelidikan mengenai
fase dalam rangkaian pembelajaran dan jenis pembelajaran.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong
guru untuk merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana
dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Keterampilan paling rendah
menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam
hierarki Keterampilan intelektual.

4
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn
and Bacon.

4|Page
Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus
disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutnkan
pada yang lebih kompleks (belajar SR, rangkaian SR, asosiasi verbal,
diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih
tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya
belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.
Teori belajar yang dikemukakan Robert M. Gagne merupakan
perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme,
yang berpangkal pada teori pemprosesan informasi. Gagne
menggunakan matematika sebagai medium untuk menguji dan
mengembangkan teori belajarnya. Menurutnya, kunci bagi
pengembangan teori belajar yang bersifat menyeluruh adalah
mengenai faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit dari proses
belajar seseorang. Ahli-ahli teori yang lain biasanya mulai dengan
memberikan penjelasan khusus mengenai proses belajar dan kemudian
berusaha mengenakan proses tersebut pada belajar yang dilakukan
orang. Kebalikannya, Gagne mulai dengan melakukan kupasan atas
berbagai performasi dan keterampilan yang dilakukan orang dan
kemudian memberikan penjelasan atas adanya keragaman ini.
Menurut gagne (1975), belajar merupakan sesuatu yang terjadi
dalam benak seseorang, di dalam otaknya. Belajar disebut suatu
proses karena secara formal ia dapat dibandingkan dengan proses-
proses organik manusia lainnya, seperti pencernaan dan pernapasan.
Namun belajar merupakan proses yang rumit dan kompleks. Belajar
terjadi ketika seseorang merespon dan menerima rangsangan dari
lingkungan eksternalnya. Belajar merupakan proses yang
memungkinkan manusia memodifikasi tingkah lakunya secara
permanen, sedemikian hingga modifikasi yang sama tidak akan
terjadi lagi pada situasi baru. Pengamat akan mengetahui tentang
terjadinya proses belajar pada orang yang diamati bila pengamat itu
memperhatikan terjadinya perubahan tingkah laku. Kematangan

5|Page
menurut Gagne, bukanlah hasil belajar, sebab perubahan tingkah laku
yang terjadi, dihasilkan dari pertumbuhan struktur dan diri manusia
itu. Dengan demikian belajar terjadi bila individu merespon terhadap
stimulus yang datangnya dari luar, sedangkan kematangan datangnya
memang dari dalam diri orang itu. Perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut berinteraksi
dengan lingkungan.
Komponen- komponen dalam proses belajar menurut Gagne
dapat digambarkan sebagai SR. S adalah situasi yang
memberi stimulus, R adalah respons atas stimulus itu, dan garis di
antaranya adalah hubungan di antara stimulus dan respon yang terjadi
dalam diri seseorang yang tidak dapat kita amati, yang bertalian
dengan sistem alat saraf di mana terjadi transformasi perangsang yang
diterima melalui alat dria. Stimulus ini merupakan input yang berada
di luar individu dan respon adalah outputnya, yang juga berada di luar
individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati.
B. ciri-ciri prikologi Behaviorisme dan Neobehaviorisme.

Ciri-Ciri Psikologi Behaviorisme

Untuk menyelami teori belajar behaviorisme lebih dalam, kita


dapat mengenali berbagai ciri yang menyelubungi pembelajaran
behavioristik. Menurut Rusli (dalam Sumarsono dkk, 2020, hlm. 12)
Teori behavioristik memiliki ciri-ciri tersendiri yang khusus dalam
pembelajaran yakni:

1. Mengutamakan faktor lingkungan.


2. Memfokuskan tingkah laku yang terlihat melalui pemakaian metode
obyektif;
3. Perkembangan tingkah laku seseorang itu bergantung kepada
bagaimana cara belajar.

6|Page
4. Penekanan pada faktor bagian (beberapa elemen dan tidak
seluruhnya);
5. Bersifat mekanis atau mengutamakan reaksi dan mekanisme “Bond”,
refleks dan kebiasaan-kebiasaan.
6. Lebih mengutamakan masa lalu atau berpikiran historis, artinya
seluruh perilakunya dapat dibentuk oleh pengalaman-pengalaman dan
latihan-latihan.5

Ciri-Ciri Psikologi Neobehaviorisme

Ciri karakteristik utama neobehaviorisme adalah:

1. Ini adalah sedikit evolusi dari behaviorisme umum.


2. Ia mempelajari selain proses perilaku yang dilalui subjek, proses
kognitifnya.
3. Pelajari bagaimana orang secara bertahap mengubah kebiasaan
mereka dan bagaimana mereka berperilaku dalam melakukannya.
4. Menentukan dan menyelidiki sepenuhnya perilaku manusia.

Sifat atau Ciri-ciri Neobehaviorisme sebagai Hasil Belajar


Sistematika ”lima jenis belajar” dikemukakan oleh Gagne meliputi
lima kategori hasil belajar, yang masing-masing mencakup sejumlah
kemampuan internal yang bercirikan sama dan sekaligus berbeda sifatnya
dari kemapuan internal dalam kategori lain. Kelima kategori hasil belajar
yang dikemukakan oleh Gagne adalah sebagai berikut:
1. Informasi verbal
2. Kemahiran intelektual
3. Pengaturan kegiatan kognitif
4. Ketrampilan motorik
5. Sikap6
5
Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran. Didaktika Tauhidi:
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2-1.
6
John A.Mills, Control A History of behavioral Psychology, (New,York and London : New York
Univesity Press )

7|Page
C. kelebihan dan kekurangan Psikologi Behaviorisme dan
Neobehaviorisme.
Kelebihan dan kekurangan yang sesuai dengan teori ini, seorang
guru dapat menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah
disiapkan sehingga tujuan dari pembelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa disampaikan secara utuh oleh guru yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran menurut teori behaviorisme seorang guru
tidak banyak memberikan ceramah, tetapi lebih pada penggunaan
intruksi singkat yang disertai dengan contoh-contoh baik yang
dilakukan sendiri atau melalui simulasi. Bahan pembelajaran disusun
secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang paling kompleks.
Tujuan dalam pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang
ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan pada aspek tertentu.
Pembelajaran yang diberikan berorientasi pada hasil yang dapat
diukur dan diamati. Kesalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran harus segera diperbaiki. Pengulangan dan pelatihan
digunakan supaya perilaku yang diinginkan dalam pembelajaran dapat
menjadi kebiasaan para siswa.

Kelebihan Teori Pembelajaran Behaviorisme

Dalam penerapan teknik pembelajaran yang merujuk ke teori


behaviorisme terdapat beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai
berikut ini:

1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli, teliti dan peka pada situasi dan
kondisi belajar para siswa.
2. Metode behavioristik ini sangat cocok dalam upaya untuk
memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.

8|Page
3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid menjadi
terbiasa belajar  secara mandiri. Jika siswa menemukan kesulitan baru
ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.
4. Teori ini baik diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan
harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi hadiah dan pujian.7

Kekurangan Teori Pembelajaran Behaviorisme

Dalam pelaksanaannya teori pembelajaran behaviorisme


memiliki kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut ini:

1. Teori pembelajaran behaviorisme memandang belajar sebagai


kegiatan yang dialami langsung, padahal belajar merupakan kegiatan
yang ada dalam sistem syaraf pada manusia yang tidak terlihat kecuali
melalui gejala-gejala yang ada.
2. Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan
kaku seperti mesin atau robot, sedangkan manusia mempunyai
kemampuan self control yang bersifat kognitif, dengan kemampuan
ini, manusia akan mampu menolak kebiasaan yang tidak cocok dan
sesuai dengan dirinya.

Kelebihan Teori Pembelajaran Neobehaviorisme

1. Arus neobehaviorisme ini penting karena tidak hanya mengevaluasi


perilaku.
2. Melangkah lebih jauh dan juga menyelidiki perubahan yang terjadi
pada tingkat kognisi.
3. Meninggalkan warisan bagi penikmat masa depan bahwa masalah
yang tidak cukup dengan sikap atau perilaku siswa, proses mental juga

7
VanPatten, B., & Williams, J. (Eds.). (2014). Theories in second language acquisition: An
introduction. Routledge.

9|Page
mencakup sangat penting, oleh karena itu, harus diperhitungkan untuk
eksperimen dan studi, ditambah dengan ini memiliki metode khusus
untuk mengendalikan perilaku, bahwa meskipun behaviourisme
memiliki caranya sendiri, tidak perlu memiliki arus ini sebagai
dukungan.

Kekurangan Neobehaviorisme
Prinsip-prinsip neobehaviorisme bervariasi sesuai dengan mana
dari kedua jenis yang digunakan, karena keduanya memiliki prinsip
yang berbeda tetapi berfokus pada tujuan yang sama, jika disengaja
lebih disukai, prinsip-prinsip akan didasarkan pada harapan dan
kebutuhan subjek, di sisi lain, jika dipilih secara deduktif, prinsip-
prinsip ini lebih fokus pada bagaimana suatu stimulus bergantung
pada respons dan sebaliknya.

BAB III
PENUTUP

10 | P a g e
Teori belajar behavioristik berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik.
Sedangkan Neobehaviorisme muncul sebagai teori revisi yang
telah dicetuskan ahli psikologi pendidikan yang ada pada masa abad
ke-19 yakni ilmuwan itu bernama Watson, dan Skinner. Dan teori
pembelajaran yang telah dicetuskan adalah teori behaviorisme, teori
ini lebih cenderung pada proses belajar yang didasarkan pada tingkah
laku seorang siswa.
Kelebihan dan kekurangan yang sesuai dengan teori ini, seorang
guru dapat menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah
disiapkan sehingga tujuan dari pembelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa disampaikan secara utuh oleh guru yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran menurut teori behaviorisme seorang guru
tidak banyak memberikan ceramah, tetapi lebih pada penggunaan
intruksi singkat yang disertai dengan contoh-contoh baik yang
dilakukan sendiri atau melalui simulasi. Bahan pembelajaran disusun
secara hirarki dari yang sederhana sampai pada yang paling kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

11 | P a g e
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon.

Sukmadinata, 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Renita


Cipta.

Gage, N.L., & Berliner, D. 1979. Educational Psychology. Second Edition,


Chicago: Rand Mc. Nally

Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon

Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran.


Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2-1.

VanPatten, B., & Williams, J. (Eds.). (2014). Theories in second language


acquisition: An introduction. Routledge.

John A.Mills, Control A History of behavioral Psychology, (New,York and


London : New York Univesity Press )

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai