KAJIAN TEORI
A. Materi Pendukung
1. Teori Belajar Behavioristik
Menurut Desmita (Nahar, 2016 : 65) teori belajar behavioristik
merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang
menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya
pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang
seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku
yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam
tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan
merupakan suatu hal pentinguntuk melihat terjadi atau tidaknyaperubahan
tingkah laku tersebut. Tokoh-tokoh teori behvioristik antara lain :
a. Johon B. Watson
Menurut Watson dan para ahli lainnya meyakini bahwa tingkah laku
manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh
lingkungan atau situasional.Tingkah laku dikendalikan oleh kekuatan-
kekuatan yang tidak rasional.Hal ini didasari dari hasil pengaruh
lingkungan yang membentuk dan memanipulasi tingkah laku.
Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh
faktor-faktor berasal dari luar.Salah satu faktor tersebut yairu faktor
lingkungan yang menjadi penentu dari tingkah laku manusia.
Berdasarkan pemahaman ini, kepribadian individu dapat dikembalikan
kepada hubungan antara individu dan lingkungannya. Hal-hal yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian individu semata-mata
bergantung pada lingkungan. Nahar (2016 : 68)
b. Ivan P. Pavlov
Teori belajar pengkondisian klasik merujuk pada sejumlah prosedur
pelatihan karena satu stimulus dan rangsangan muncul untuk
menggantikan stimulus lainnya dalam mengembangkan suatu respon.
Prosedur ini disebut klasik karen prioritas historisnya seperti
dikembangkan Pavlov. Kata clasical yang mengawali nama teori ini
semata-mata dipakai untuk menghargai karya Pavlov yang dianggap
paling dahulu dibidang conditioning (upaya pengkondisian) dan untuk
membedakannya dari teori conditioning lainnya. Perasaan orang belajar
bersifat pasif karena untuk mengadakan respon perlu adanya suatu
stimulus tertentu, sedangkan mengenai penguat menurut pavlov bahwa
stimulus yang tidak terkontrol (unconditioned stimulus) mempunyai
hubungan dengan penguatan. Stimulus itu yang menyebabkan adanya
pengulangan tingkah laku dan berfungsi sebagai penguat. Zulhammi
(Nahar , 2016 : 70 )
c. B.F. Skinner
Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa
mengembangkan teori perilaku Watson.Pandangannya tentang
kepribadian disebut dengan behaviorismeradikal.Behaviorisme
menekankan studi ilmiah tentang respon perilaku yang dapat diamati
dan determinan lingkungan. Desmita ( Nahar , 2016 : 70 )
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons yang
terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, kemudian
menimbulkan perubahan tingkah laku yang tidak sesederhana yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respons
yang diterima seseorang tidak sesederhana demikian, karena stimulus-
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar
stimulus tersebut yang mempengaruhi respons yang dihasilkan.
Respons yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi tersebut nantinya mempengaruhi
munculnya perilaku. Slavin ( Nahar, 2016 : 70 )
Dari semua penjelasan oleh tokoh-tokoh teori belajar behavioristik
teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap teori belajar.
Perkembangan adalah prilaku yang dapat dipelajari dan sering kali
berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan.
2. Teori Belajar Kognitif
a. Pengertian Kognitif
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah
pengertian, mengerti, pengertian yang luasnya cognition (kognisi)
adalah pemerolehan, pemetaan, dan penggunaan pengetahuan.
Menurut para ahli jiwa aliran kognitif, tingkah laku seseorang itu
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakkan mengenal atau
memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Teori belajar
kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalau berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati. Lefudin (2017:82)
Teori belajar kognitif merupakan salah satu teori yang muncul
sebagai reaksi terhadap kelemahan mendasar dalam teori behaviorisme
yang lebih mementingkan perubahan prilaku yang tampak. Bagi para
penganut teori kognitif, belajar bukan hanya sekedar interaksi antara
stimulus dan respons melainkan melibatkan juga aspek psikologis lan
(mental, emosi, persepsi) yang menyebabkan orang memberikan
respons terhadap sebuah stimulus. Lefudin (2017:83)
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah usaha mengubah kondisi individu secara
sadarbertujuan mengubah perilaku kearah yang baik . Dalam proses
pembelajaran di sekolah, pendidik banyak mendapatkan siswa dengan
berbagai watak dan gaya belajar yang berbeda.Ada siswa menerima
pelajaran yang di berikan tanpa ada kendala sedikitpun, tetapi ada juga
diantaranya yang susah menerima pelajaran yang di berikan dikarenakan
tidak ada keinginan/dorongan dan ketertarikan dalam belajar. Rendahnya
motivasi belajar bisa dilihat dari siswa sulit memahami materi pada saat
belajar, yang menyebabkan hasil belajar berada dibawah ketunasan.
Sabrina, Fauzi, & Yamin (2017:109)
Menurut Fatimah (2009:8) Matematika merupakan salah satu
pengetahuan manusia yang paling bermanfaat dalam kehidupan. Hampir
setiap bagian dari hidup kita mangandung matematika. Namun demikian
anak-anak membutuhakan pengalaman yang tepat untuk bisa menghargai
kenyataan bahwa matematika adalah aktivitas manusia sehari-hari yang
penting untuk kehidupan saat ini dan masa depan. Matematika pada
dasarnya mengajarkan logika berpikir, berdasarkan akal dan nalar. Namun,
harus diingat sifat umum matematika itu abstrak atau tidak nyata karena
teridi atas simbol-simbol.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah ilmu yang mendasar berkenaan dengan ide, aturan
hubungan yang diatur dengan logis sehingga matematika dapat bermanfaat
dalam berbagai bidang kehidupan dan matematika bersifat sangat kuat
dalam berbagai bidang kehidupan serta matematika bersifat sangat kuat
serta jelas.
4. Model Pembelajaran
B. Materi Pokok
Kekurangan :
( RPP )
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : X / Gasal
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Tiga
Variabel
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit ( 4x pertemuan)
D. Tujuan Pembelajaran
3.3.1.1 Melalui penalaran, peserta didik dapat memahami dan dapat
memberikan contoh dari sistem persamaan linier tiga variabel.
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
Contoh 3.1
Wilda membeli 2 buah pengsil, 3 buah penghapus, dan 5 buah buku seharga
Rp18.500,00. Doni membeli alat tulis ditempat yang sama, yaitu 4 buah
pensil, 2 buah penghapus, dan 10 buah buku tulis seharga Rp33.000,00.
Rizki juga membeli ditempat yang sama, yaitu 3 buah pensil, 1buah
penghapus, dan 2 buah buku seharga Rp 10.500,00. Ubalah permasalahan
tersebut dalam sebuah model matematika berupa SPLTV dengan
memisalkan pernyataan-pernyataan yang tak diketahuai dalam variabel x,y,
dan z.
Penyelesaian:
Misal:
x = harga 1buah pensil
y = harga 1buah penghapus dan,
z = harga 1buah buku.
Pensil (x) Penghapus Buku (z) Harga
(y)
Wilda 2 3 5 18.500,00
Doni 4 2 10 33.000,00
Rizki 3 1 2 10.500,00
2𝑥 + 3𝑦 + 5𝑧 = 18.500 ...(1)
4𝑥 + 2𝑦 + 10𝑧 = 33.000 ...(2)
3𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 10.500 ...(3)
Contoh 3.2
Penyelesaian:
Misalkan menjadi persamaan 1,2, dan 3
𝑥 − 2𝑦 + 𝑧 = 6 ...(1)
4 3𝑥 + 𝑦 − 2𝑧 = ...(2)
7𝑥 − 6𝑦 − 𝑧 = 10 ...(3)
3𝑥 + 𝑦 − 2𝑧 = 4
3x + y – 2(-x + 2y + 6) = 4
3x + y +2x – 4y -12 = 4
5x -3y = 4 + 12
5x – 3y = 16 ...(5)
7𝑥 − 6𝑦 − 𝑧 = 10
7𝑥 − 6𝑦 − (−𝑥 + 2𝑦 + 6) = 10
7𝑥 − 6𝑦 + 𝑥 − 2𝑦 − 6 = 10
8𝑥 − 8𝑦 = 16
8𝑥 = 8𝑦 + 16
8𝑦+16
𝑥= 8
x=y+2 ...(6)
5x – 3y = 16
5(y + 2) – 3y = 16
5y + 10 – 3y = 16
2y + 10 = 16
2y = 16-10
2y = 6
6
y=2
y=3
b. Metode eliminasi
Langkah-langkah untuk menentukan penyelesaian SPL dengan
metode eleminasi adalah sebagai berikut:
Contoh 3.3.
Tentukan penyelesaian dari SPLTV berikut dengan menggunakan metode
eliminasi.
2𝑥 − 𝑦 + 𝑧 = 6
{ 𝑥 − 3𝑦 + 𝑧 = −2
𝑥 + 2𝑦 − 𝑧 = 3
Penyelesaian:
Ubah kedalam persamaan 1,2, dan 3
2x – y + z = 6 ...(1)
x – 3y + z = -2 ...(2)
x + 2y –z = 3 ...(3)
Contoh 3.4
Pada contoh 3.1 kita telah menentukan model matematika dalam
permasalahan yang disajikan sekarang, dari contoh soal tersebut tentukan
penyelesaian sistem persamaan linier tiga variabel dengan menggunakan metode
yang paling efektif yaitu metode gabungan eliminasi dengan substitusi.
2𝑥 + 3𝑦 + 5𝑧 = 18.500 ...(1)
4𝑥 + 2𝑦 + 10𝑧 = 33.000 ...(2)
3𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 10.500 ...(3)
Penyelesaian:
Eliminasikan persamaan (1) dan (2)
2𝑥 + 3𝑦 + 5𝑧 = 18.500 (x2)
4𝑥 + 2𝑦 + 10𝑧 = 33.000 (x1)
4𝑥+6𝑦+10𝑧=37.000
4𝑥+2𝑦+10𝑧=33.000
4𝑦=4000 −
𝑦=1000
4𝑥 + 2𝑦 + 10𝑧 = 33.000
4𝑥 + 2(1000) + 10𝑧 = 33.000
4𝑥 + 2000 + 10𝑧 = 33.000
4𝑥 + 10𝑧 = 31.000 ...(4)
3𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 10.500
3𝑥 + 1000 + 2𝑧 = 10.500
3𝑥 + 2𝑧 = 9.500 ....(5)
3𝑥 + 2𝑧 = 9.500 𝑥5
( )
4𝑥 + 10𝑧 = 9 𝑥1
15𝑥+10𝑧=47.000
4𝑥+10𝑧=31.000
11𝑥=16.500 −
𝑥=1.500
2𝑥 + 3𝑦 + 5𝑧 = 18.500
↔ 2(1.500) + 3(1000) + 5𝑧 = 18.500
↔ 3000 + 3000 + 5𝑧 = 18.500
↔ 6000 + 5𝑧 = 18.500
↔ 5𝑧 = 18.500 – 6000
↔ 𝑧 = 2.500
d. Metode Determinan
Metode determinan sering disebut juga dengan metode cramer. Determinan
adalah suatu bilangan yang berkaitan dengan matriks bujur sangkar (persegi).
Berikut langkah-langkah untuk mencari penyelesaian suatu sistem persamaan
linier tiga variabel.
Ubahlah SPLTV kedalam bentuk Matriks (baris dan kolom)
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑥 𝑑1
𝑎
Dengan A = | 2 𝑏2 𝑐2 | , X = |𝑦| , Z = |𝑑2 |
𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑧 𝑑3
𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑎2 𝑏2
𝑎 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3
Z= |𝑎31 𝑏1 𝑐1 | 𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑎2 𝑏2
𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3
𝑑1 𝑏1 𝑐1 𝑑1 𝑏1
𝑑2 𝑏2 𝑐2 𝑑2 𝑏2
X= |𝑑𝑎13 𝑏3
𝑏1
𝑐3 𝑑3
𝑐1 | 𝑎1
𝑏3
𝑏1
𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑎2 𝑏2
𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3
𝑎1 𝑑1 𝑐1 𝑎1 𝑑1
𝑎2 𝑑2 𝑐2 𝑎2 𝑑2
𝑎 𝑑3 𝑐3 𝑎3 𝑑3
Y= |𝑎31 𝑏1 𝑐1 | 𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2 𝑐2 𝑎2 𝑏2
𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3
G. Sumber Belajar
Matematika SMA/MA Kelas X Semester 1 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016
halaman 37 – 63. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud, Pendalaman Buku Teks Matematika SMA X program wajib dll.