Anda di halaman 1dari 3

RESUME

MATA KULIAH : ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Nama : Nurul Munawarah


NIS : 1110822005
Pertemuan : Ke Enam
Hari/tanggal : Jumat 17-03-2023
Topik Bahasan : Behavioral (And Social Cognitive) Theories Of Learning

Deskripsi Materi/Bahasan:
Membahas tentang definisi belajar, contiguity, classical conditioning, operant
conditioning, pelaksanaan/strategi pembelajaran berbasis teori behavioral, teori
social-cognitif dalam belajar: learning observation, self management, self instruction.

Isu yang dibahas :

1. Definisi Belajar
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu
sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar; aktivitas yang dilakukan dengan
sengaja untuk melakukan perubahan sikap dan perilaku yang keadaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa dan yang bersifat
menetap.
Dalam perspektif psikologi, belajar adalah merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya
berkembang.

2. Teori Belajar Contiguity


Contiguity dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa, hal-hal atau benda-benda yang terus saling
berkait antara satu dengan lainnya. Guthrie (1946) mengembangkan sebuah teori yang dikenal dengan
contiguous conditioning dimana teori tersebut mengasumsikan terjadinya proses pembelajaran karena
kedekatan hubungan antara rangsangan dan tanggapan yang ada.

Guthrie menyatakan: stimulus adalah sebuah rangsangan yang diberikan sehingga saraf akan merespon
rangsangan tersebut dan menghasilkan suatu tindakan atau respon. Demikian pula hal tersebut
diterapkan kepada siswa, perlu diberikan sebuah stimulus untuk menghasilkan suatu respons aktif siswa
di dalam suatu proses pembelajaran.

3. Classical Conditioning
Dikutip dari Simply Psychology, Teori Pavlov atau classical conditioning merupakan teori yang dipaparkan
oleh seorang ahli psikologi Rusia, Ivan Pavlov. Teori Pavlov adalah pengkondisian klasik yang
menggambarkan proses pembelajaran melalui asosiasi stimulus dari lingkungan dan bersifat alamiah.
Dapat diartikan juga bahwa classical conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses
persyaratan. Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat dibentuk melalui peraturan dan
manipulasi lingkungan.
4. Operant Conditioning
Teori operant conditioning merupakan teori yang dikembangkan oleh Skinner yang mengambangkan
teori stimulus dan respon. Dalam teori Operant Conditioning dijelaskan bahwa adanya penguatan yang
berakaitan dengan reinforcement dalam arti penguatan yang positif dan negatif.

5. Pelaksanaan/Strategi Pembelajaran Berbasis Teori Behavioral


Dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan teori behavioral harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut (Thobroni, 2015; Hera Pratiwi, 2016) :
a. Mementingkan pengaruh lingkungan.
Perubahan perilaku tersebut terjadi melalui rangsangan/stimulus yang menimbulkan hubungan
perilaku reaktif (response).
b. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).
Dalam proses belajar seseorang, banyak sekali bagian-bagian kecil dari faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pembentukan kemampuan dan perilaku seseorang.
c. Mementingkan peranan reaksi yang terukur dan teramati dari peserta didik sebagai hasil
perubahan dalam belajar.
d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respons.
Dalam hal ini, peran dari guru sangat dibutuhkan terutama untuk mendesain stimulus yang
dibutuhkan sesuai dengan karakter kompetensi/perilaku/mata pelajaran dan karakter peserta
didik.
e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
Peran dari guru untuk memahami kemampuan awal dari masing-masing peserta didiknya
diperlukan sebelum guru tersebut mendesain atau merancang pembelajaran.
f. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.
g. Hasil belajar yang dicapai
Munculnya perilaku yang diinginkan sesuai dengan indikator dan tujuan yang sudah dirumuskan.
h. Kurikulum yang dikembangkan oleh guru sangat terstruktur dengan menggunakan
standar-standar tertentu yang harus dicapai peserta didik.
i. Obyek evaluasi hanya mengukur pada hal-hal yang nyata yaitu output belajar yang teramati,
dalam bentuk laporan tugas, kuis dan tes yang bersifat individual.

6. Teori Social-Cognitive dalam Belajar


Teori Kognitif Sosial (Social-Cognitive Theory) adalah sebuah istilah baru dalam teori pembelajaran
sosial. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University,
USA. Teori Social-Cognitive mengemukakan bahwa pembelajaran
terjadi melalui interaksi tiga faktor: lingkungan, perilaku, dan kognisi.
Pembelajaran observasional, atau pemodelan merupakan komponen kunci dari teori Social-Cognitive.
Bandura berpendapat bahwa orang belajar dengan mengamati orang lain dan mencontoh perilaku
mereka.
Dengan menerapkan prinsip prinsip teori Social-Cognitive, pendidik dapat membantu siswa mereka
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan efikasi diri yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia
yang berubah dengan cepat.
a. Learning Observations
Learning observations dimaknai dengan orang dapat belajar dengan mengamati orang lain. Dimana jika
dilihat dari perspektif kondisioning operant yaitu belajar merupakan perubahan perilaku dan hasil
belajar dapat diamati, belajar seringkali dikatakan sebagai sebuah proses trial and error.
b. Self-Management

"Merupakan sebuah teknik yang diberikan kepada individu untuk membantu individu tersebut mengatur,
mengelola serta mengarahkan dirinya" mengacu pada kemampuan untuk mengendalikan perilaku,
pikiran, dan emosi seseorang secara efektif.
Self-management atau pengelolaan diri merupakan sebuah teknik yang diberikan kepada individu untuk
membantu individu tersebut mengatur, mengelola serta mengarahkan dirinya

c. Self-Instruction
Self-Instruction atau Instruksi diri merupakan proses belajar dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri, dengan atau tanpa bimbingan guru atau instruktur formal.
manfaat dari instruksi diri adalah memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan kecepatannya
masing-masing

Salah satu cara yang efektif dalam mengajarkan peserta didik untuk memberikan instruksi bagi diri
mereka sendiri yaitu melibatkan 5 langkah (Meichenbaum, 1977 dalam Ormrod, 2009):
1) Cognitive Modeling: guru menjadi model instruksi diri dengan mengulangi berbagai instruksi dengan
suara keras sementara pada saat yang bersamaan peserta didik juga melakukan aktivitas yang sama.
2) Overt, external guidance: guru mengulangi instruksi dengan suara keras sementara pada saat
bersamaan peserta didik juga melakukan aktivitas yang sama. 3) Overt self-guidance: peserta didik
mengulangi instruksi dengan suara keras sembari melakukan aktivitas tersebut.
4) Faded, overt self-guidance: peserta didik membisikkan instruksi tersebut sembari melakukan aktivitas
tersebut.
5) Covert self-instruction: peserta didik berpikir dengan tenang mengenai instruksi tersebut sembari
melakukan aktitivitas yang sama.

Manfaat yang diperoleh :


Mendapatkan pemahaman tentang definisi belajar, contiguity, classical conditioning, operant
conditioning, pelaksanaan/strategi pembelajaran berbasis teori behavioral, teori social-cognitif dalam
belajar

Anda mungkin juga menyukai