Oleh
Drs. Heri Usodo, SE,M.Kom
1
Psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa nafas hidup, dan logos yang artinya
ilmu.
Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang prilaku individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan nya.
2. Guru yang memiliki kompetesi dalam perspektif psikologi pendidikan adalah mereka yang
mampu melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip
psikologis.
3. Dengan memahami psikologi pendidikan , seorang guru melalui perimbangan-pertimbangan
psikologi nya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yansg sesuai karakter
3. Memberikan bimbingan atau konseling
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Memilih strategi atau metode pembelajaran yansg sesuai karakter, dengan memahami
psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat mementukan strategi/ metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengkaitkan dengan karakteristik dan
keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang dialami
siswanya.
2
Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling
Tugas dan peran guru disamping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat
membimbing siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan
dapat memberikan bantuan psikologi secara tepat dan benar, melalui proses hubungan
interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
Mempasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
Mempasilitasi artinya berusaha mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta
didik , seperti bakat, kecerdasan, dan minat.
Memotivasi artinya memberikan dorongan kepada siswa melakukan prbuatan belajar.
Tanpa memahami psikologi belajar dengan baik, maka guru mengalami kesulitan untuk
mewujudkan dirinya sebagai pasilitator maupun motivator bagi siswanya.
Menciptakan iklim belajar yang kondusif
Efektifitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat
menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
Teori Belajar
Ada 4 jenis teori belajar. yaitu :
1. Teori Behaviorisme
2. Teori Belajar Kognitif, menurut Piaget
3. Teori Pemrosesan Informasi dan Gagne
4. Teori Belajar Gastalt
Behavioristik merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata-mata melatih reflex-refleks sedemikian rupa menjadi kebiasaan yang
dikuasai individu.
3
Law of Readiness, artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan
organisme itu berasal dari pemberdayagunaan satuan pengantar (condition unit) ,
dimana unit-unit ini menimbulkan kecendrungan yang mendorong organisme untuk
berbuat/tidak berbuat sesuatu.
Law of Exercise, artinya hubungan antara stimulus dengan respon akan semakin
bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang dilatih.
4
Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Model belajar yang dikembangkan Robert Gagne didasarkan pada Teori Pemrosesan Informasi
sbb :
1. Rangsangan (stimulus) yang diterima oleh panca indra disalurkan ke pusat syaraf dan
diproses sebagai informasi.
2. Informasi, dipilih secara selektif, yakni ada yang dibuang dan ada yang disimpan dalam
memori jangka pendek dan jangka panjang.
5
3. Memori ini dapat diungkapkan kembali setelah diadakan pengolahan kembali.
1. Pengalaman tilikan (insight), bahwa titikan memegang peranan yang penting dalam prilaku.
- Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan titikan yaitu
kemampuan mengenai keterkaitan unsure-unsur dalam suatu objek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), kebermaknaan unsure-unsur yang
terkait akan menunjuang pembentukkan titikan dalam proses pembelajaran.
- Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari.
- Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi
masalah dan pengembangan alternative pemecahannya.
- Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis
dengan proses kehidupannya.
3. Prilaku bertujuan (pusposive behavior), bahwa prilaku terarah pada tujuan.
- Prilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitan
dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik menggenal tujuan yang ingin
dicapainya.
- Oleh karena itu, guru hendaknnya menyadari tujuan sebagai arah efektifitas pengajaran
dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
4. Prinsip ruang lingkup (life space), bahwa prilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada.
- Oleh karana itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi
dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
6
5. Transfer dalam belajar : yaitu pemindahan pola-pola prilaku dalam situasi pembelajarn
tertentu ke situasi lain.
- Menurut pandangan Gastalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian
objek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam
situasi konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat.