Belajar Mengajar
Abstrak - Tulisan ini menjelaskan tentang penggunaan teori behaviorisme dalam proses
belajar mengajar. Dalam pendidikan, ada banyak teori belajar yang dikembangkan dan
digunakan. Teori pembelajaran digunakan untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam
yang telah ditetapkan. Teori belajar behaviorisme dapat digunakan untuk membantu proses
belajar. Teori behaviorisme dalam pembelajaran dapat digunakan untuk melatih refleks yang
dimaksudkan agar menjadi kebiasaan yang dikuasai oleh individu. Teori perilaku pada
dasarnya digunakan untuk membantu suatu pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi memiliki hasil perilaku sebagai
suatu pengalaman (Dahar, 2011: 2). Bagi sebagian orang berhasil belajar, seseorang dapat
sebagainya. Namun, sifat belajarnya lebih baik. Semua itu bisa dipelajari setelah terjadi
perubahan pada diri seseorang, baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Dewasa ini dalam dunia pendidikan banyak sekali teori-teori belajar yang berkembang
dan digunakan. Teori pembelajaran digunakan untuk membantu pendidik dan peserta didik
pembelajaran yang telah ditetapkan. Teori belajar itu sendiri merupakan gabungan dari prinsip-
prinsip yang saling terkait dan penjelasan dari sejumlah fakta dan temuan yang berkaitan
Teori belajar terbagi menjadi tiga, yaitu teori behaviorisme, teori kognitif, dan teori
rangsangan dan tanggapan yang dapat diamati. Teori ini bertentangan dengan teori kognitif
yang lebih menekankan pada pembelajaran atau proses mental yang dapat diamati secara kasat
mata. Sedangkan teori humanistik merupakan teori mediasi dari dua teori, yaitu teori yang
memandang manusia sebagai makhluk yang berharga (Rusuli, 2014: 39). Teori behaviorisme
dalam pembelajaran dapat digunakan untuk melatih refleks yang dimaksudkan agar menjadi
stimulus dan respon sehingga hasil belajar merupakan sesuatu yang dapat dikuasai oleh siswa.
Menurut Edward Lee Thorndiketori, belajar behaviorisme adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. Kemudian menurut John Broadus Watson stimulus tersebut harus berupa
perilaku yang dapat diamati (Ratnawati:11-12). Dengan demikian, pembelajaran harus mampu
menciptakan stimulus dan respon yang dapat diamati dan dapat membantu siswa dalam
menguasai suatu pelajaran. Teori perilaku pada dasarnya digunakan untuk membantu suatu
pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat membentuk perilaku siswa yang baik dan
diketahui lebih dalam tentang teori belajar behaviorisme agar apa yang diinginkan dari suatu
proses pembelajaran, tetapi dalam menerapkan teori behaviorisme ini, ia memilih permainan
sebagai kegiatan yang paling menghibur dalam kegiatan kelas, dan hasilnya menunjukkan
bahwa proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Teori ini menekankan siswa untuk lebih
banyak belajar dengan cara yang sederhana dan langkah demi langkah. Dari alasan dan
penelitian sebelumnya makalah ini akan menjelaskan kegunaan teori behaviorisme dalam
pembelajaran dan manfaat penggunaan teori behaviorisme dalam proses belajar mengajar.
Teori Behaviorisme
organisme pasif, yang dikendalikan oleh rangsangan di lingkungannya. Pada dasarnya manusia
yang ada di lingkungannya. Teori behaviorisme adalah teori utama dalam psikologi Amerika
pada paruh awal abad ke-20 (Staddon, 2014). Para sejarawan sepakat bahwa teori behaviorisme
merupakan faktor utama dalam asal mula psikologi Amerika modern (Mills, 1998: 1). Ada
beberapa ahli yang mengemukakan teorinya tentang belajar termasuk klasifikasi teori belajar
behavioristik, di antaranya yang paling populer adalah John B. Watson, Edward Lee
menekankan pada hubungan antara stimulus (S) dengan respon (R) secara umum dapat
dikatakan memiliki arti penting bagi siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Stimulus
adalah saja, apa yang diberikan oleh guru diberikan oleh guru kepada siswa, sedangkan respon
adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh seorang guru. Teori belajar yang
dikembangkan oleh Watson adalah Sarbon (teori ikatan stimulus dan respon). Sarbon (stimulus
and response bond theory) adalah teori yang memandang belajar adalah proses terjadinya
refleks atau respon bersyarat melalui stimulus. Yang terpenting adalah input berupa stimulus
Menurut Thorndike, belajar adalah suatu proses interaksi antara rangsangan yang dapat
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan dan tanggapan yang dapat juga berupa pikiran, perasaan,
atau gerakan. Proses pembelajaran menurut Thorndike memiliki bentuk yang paling mendasar,
yaitu: trial and error learning, atau disebut juga dengan memilih dan menghubungkan
(Hergenhahn & Olson, 2008: 60). Oleh karena itu, teori Ivan Pavlov dikenal sebagai
pengkondisian klasik. Pengkondisian klasik terjadi secara otomatis dengan melibatkan alam
bawah sadar. Menurut Pavlov suatu stimulus buatan akan menghasilkan respon yang sama jika
Proses belajar pada diri individu dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik disengaja
maupun tidak disengaja. Proses pembelajaran dilakukan dengan sengaja misalnya saat belajar
di kelas, atau membaca buku. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Behaviorisme berpandangan bahwa fokus utama pembelajaran adalah hasil belajar (perubahan
perilaku) tidak berasal dari kemampuan internal manusia (wawasan) tetapi karena adanya
stimulus yang menimbulkan respon. Agar kegiatan belajar siswa dapat mencapai hasil belajar
yang maksimal, maka harus digunakan suatu stimulus yang dirancang agar dapat menimbulkan
Teori behaviorisme yang menekankan pada hubungan antara stimulus (S) dengan
respon (R) secara umum dapat dikatakan memiliki arti penting bagi siswa untuk mencapai
keberhasilan belajar. Caranya, banyak guru yang memberikan stimulus dalam proses
pembelajaran, dan dengan cara ini siswa akan merespon apa lagi secara positif jika diikuti
dengan reward yang berfungsi sebagai penguatan (penguatan respon yang ditunjukkan). Oleh
karena teori ini berawal dari adanya eksperimen karakter behavioristik pada hewan, maka
dalam konteks pembelajaran ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan. Menurut
1. Teori ini berasumsi bahwa yang disebut belajar adalah mengubah perilaku. Seseorang
dikatakan telah mempelajari sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan
2. Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus dan
respon, karena inilah yang dapat diamati. Sedangkan apa yang terjadi di antaranya dianggap
3. Reinforcement, yaitu segala sesuatu yang dapat memperkuat munculnya suatu respon,
merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Respon akan lebih kuat jika penguatan
Karakteristik Behaviorisme
2. Penggambaran kemanusiaan yang membedakan antara proses mental dan perilaku yang
dapat diamati secara ilmiah tidak produktif. Misalnya "Mary kehilangan kendali atas
dirinya karena dia agresif". Kalimat ini berarti sesuatu. Mary adalah penyebab perilaku
mereka yang dapat diamati. Namun, satu-satunya cara untuk mendeteksi karakteristik batin
adalah dengan menjelaskan perilaku dalam sebuah pernyataan dengan mengamati perilaku
ini. Kami melihat sebab dan akibat memiliki sumber yang sama.
3. Kajian ilmiah tentang kemanusiaan harus dibatasi semaksimal mungkin pada jumlah yang
4. Penjelasan tentang perilaku manusia pada prinsipnya sederhana, karena perilaku muncul
dari proses belajar yang mendasar, tetapi dalam praktiknya perilaku tersebut cukup
kompleks. Baik pola perilaku maupun pengaruh eksternal yang mempengaruhi manusia itu
rumit.
5. Manusia pada umumnya adalah pengamat yang dangkal dan tidak pantas atas perilaku
mereka sendiri dan orang lain. Penggambaran dualistik kemanusiaan memaksanya untuk
6. Upaya mempengaruhi perilaku harus didahului dengan analisis perilaku yang menyeluruh.
Jika upaya untuk mempengaruhi perilaku gagal, maka analisisnya salah atau tidak lengkap
untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran, guru perlu mempersiapkan dua hal
yang meliputi:
1. Menganalisis kemampuan awal dan karakteristik siswa
behaviorisme, seperti yang dikemukakan oleh Suciati dalam Budiningsih (2005:29) yang
meliputi:
4. Memecah materi pelajaran menjadi sub-sub mata pelajaran kecil, meliputi materi pelajaran,
1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.
Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan membuat siswa mengerti
tepat. Dengan banyaknya ilmu yang diberikan, diharapkan siswa memahami dan mampu
3. Membangun konsentrasi pikiran. Dalam teori ini penguatan dan hukuman dianggap perlu.
tanggapan. Hukuman yang diberikan bersifat konstruktif agar siswa mampu berkonsentrasi
dengan baik.
Metode Penelitian
penelitian adalah para pendidik dan peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci dan analisis data bersifat induktif
atau kualitatif Sugiyono (2009:9). Penelitian kualitatif dalam memperoleh data yang
diperlukan harus turun ke lapangan sehingga akan diperoleh data yang jelas dan lengkap.
Penelitian ini didasarkan pada studi kepustakaan yang didukung dengan pengamatan
secara langsung saat dalam pembelajaran berlangsung. Dengan demikian penelitian ini
mendeskripsikan atau menggambarkan secara objektif dan apa adanya bagaimana penerapan
adalah hasil pencatatan dari suatu penelitian baik berupa fakta maupun berupa angka sebagai
(2007:157) mengemukakan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif yaitu
kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama, sedangkan dokumen dan lain-lain
merupakan data tambahan. Data dari penelitian ini stimulus respons yang diperoleh dari hasil
observasi pembelajaran berasal dari guru sedangkan respons merupakan tanggapan dari siswa
atas stimulus yang diberikan guru. Data juga berasal dari hasil wawancara dengan guru kelas
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung
dan wawancara. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
metode, dan teori serta dengan cara melakukan perpanjangan waktu pengamatan, pengamatan
secara terus menerus, dan kecukupan bahan referensi. Analisis data dilakukan dengan langkah-
Kesimpulan
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Edward Lee Throndike dengan teori koneksi
menyatakan bahwa belajar adalah proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon
yang diberikan organisme terhadap stimulus awal. Sedangkan John Broadus Watson dengan
teorinya Sarbon (teori stimulus dan ikatan respon menyatakan bahwa belajar adalah proses
terjadinya refleks atau respon bersyarat melalui stimulus. Dengan demikian, belajar menurut
teori behaviorisme harus mencakup stimulus dan respon yang dapat membentuk perilaku
Bush, G. (2006). Learning about learning: from theories to trends. Teacher Librarian, 34(2),
14- 19.
PrenticeHall.
Muflihin, Muh Hizbul. "Aplikasi dan Implikasi Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran
Pereivel & Ellington. 1984. A Handbook of Educational Technology. London: Koga Page Ltd
Psychology, 3, 1-14.