5. Dihimpun oleh R. Agung SP dan Latifatul Choir dalam makalahnya tentang teori humanisme,
antara lain: 1) merumuskan tujuan belajar yang jelas; 2) mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui
kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif; 3) mendorong siswa untuk mengembangkan
kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri; 4) mendorong siswa untuk peka berpikir kritis,
memaknai proses pembelajaran secara mandiri; 5) siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat,
memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku
yang ditunjukkan; 6) guru menerima keadaan masing-masing siswa apa adanya; dengan tidak
memihak, memahami karakter pemikiran siswa, dan tidak menilai siswa secara normatif belaka
melainkan dengan cara memberikan 2 pandangan dua sisi dalam hal moral dan etika berkomunikasi;
7) menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju (tampil); dan 8) evaluasi yang diberikan secara
individual berdasarkan perolehan prestasi masing-masing siswa.
c. kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar
Sebagai produk yang dirumuskan oleh manusia, setiap teori tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut.
1. Menekankan pada pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap setiap individu.
2. Bisa menumbuhkan minat seseorang untuk terus belajar.
3. Menjadikan seseorang memiliki pengalaman yang berarti.
4. Menumbuhkan kreativitas individu.
5. Bisa mengubah sikap dan pola pikir individu.
6. Semakin lama, seseorang pembelajar bisa mencapai aktualisasi dirinya dengan baik.
Untuk kekurangan teori belajar ini adalah sebagai berikut.
1. Proses belajar bisa gagal jika tidak ada kesungguhan dari setiap individu.
2. Bisa memunculkan sikap individualisme.
3. Peran pendidik menjadi terbatas karena hanya sebagai fasilitator.
4. Bisa memicu kesenjangan keberhasilan setiap individu jika terdapat sebagian individu yang sulit
untuk mengenali potensi dirinya.
5. Tidak bisa dijadikan metode pembelajaran secara praktis.
6. Guru tidak boleh lelah dalam memotivasi peserta didiknya.
Humanisme ditegakkan berdasarkan kemanusiaan dan diajarkan di dalam al-qur’an. Islam mengajarkan
bahwa Allah Swt tidak menciptakan sesuatu tanpa ada manfaat nya. Begitupun dengan manusia, Allah swt
menciptakan nya tidak dengan sia-sia. Menurut saya justru manusia adalah ciptaan Allah Swt yang paling
sempurna. Karena manusia dikaruniai akal untuk berfikir dan panca indera untuk merangsang kepekaan.
Sistem pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan
sumber belajar yang ada. Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik
pengembangan kemampuan imajinasi maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif Sehingga
siswa dapat memahami konsep-konsep dalam hukum Islam dalam konteks perkembangan ilmu dan
teknologi dan perubahan di masyarakat, dalam kehidupan modern. Dan teori belajar humanistik bisa
digunakan sebagai cara untuk menyampaikan materi PAI. Penarapan paradigma belajar humanisme dalam
materi PAI dapat dilakukan dengan memberikan alasan-alasan (bukti-bukti) rasional terhadap ajaran
Islam, memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis, kreatif terhadap materi PAI yang disampaikan,
menghubungkan materi PAI dengan dunia nyata siswa. Penerapan paradigma Humanistik tidak akan
mengurangi nilai-nilai transendental, melainkan akan menambah pemahaman guru dan peserta didik
tentang pentingnya pengetahuan, sikap dan pengamalan ajaran Agama Islam.
Guru yang mampu menghadapi tantangan tersebut adalah guru yang profesional yang memiliki kualifikasi
akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid.
a. Kompetensi profesional
b. Kompetensi pedagogik
1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
2. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks
kebhinekaan budaya
c. Kompetensi kepribadian
1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan
masyarakat
3. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara berpakaian, dan bertutur bahasa yang baik
d. Kompetensi sosial
1. Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat
3. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional dan global
4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan mengembangkan
diri
5. Memiliki sikap, perilaku, etika, tata cara berpakaian dan bertutur bahasa yang baik
Kompetensi pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan. Dan kompetensi juga merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompetensi) ialah
yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan),
pengetahuan, dan untuk mengerjakan apa yang diperlukan.
1) Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties)
5) Profesionalisasi menunjuk pada kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang
standar
Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan pembelajaran dipandang sebagai proses kegiatan
menggerakkan orang-orang untuk belajar. Dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta berbagai teknik-
teknik yang bersifat kelembagaan, artinya disesuaikan dengan lembaga pendidikan tertentu, Pidarta
yang di kutip Rohman dan Amri (2012), seperti teknik menciptakan masyarakat belajar di sekolah,
masyarakat ilmiah di perguruan tinggi, mengadakan dan mengatur sumber belajar, dmeningkatkan
partisipasi alumni dan masyarakat, kerja sama dengan lembaga-lembaga yang sejenis, dan
ketatausahaan yang tepat waktu dan konsisten.
Sehingga proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang bijak, serta didukung dengan
komunikasi yang baik, juga didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan
siswa. Pengelolan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu: “1)variable pertanda (presage
variables) berupa pendidik; 2) variable konteks (contex variables) berupa peserta didik; 3) variable proses
(process variables) dan 4) variable produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.” Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal,
maka keempat variable pembelajaran tersebut harus dikelola dengan baik.
c. kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.
Kompetensi yang dimiliki guru dalam perencanaan pembelajaran khususnya dalam menyusun (RPP)
sudah cukup baik, mereka menyusun RPP sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan. Hal itu dapat dilihat
pada membuat perangkat pembelajaran (RPP), pengalokasian waktu, mencantumkan sumber belajar
yang akan digunakan, akan tetapi ada beberapa guru pada MTs Muhammadiyah Banda Aceh tetap
mengajar, walau tanpa membuat perencanaan pembelajaran (RPP). Strategi profesional guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran ternyata sudah baik, mereka mengikuti prosedur pelaksanaan yang
ditetapkan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Hal itu dilakukan dengan melakukan review materi
sebelum melanjutkan , menyesuaikan materi dengan media / sumber belajar . tetapi masih ada juga guru
yang kurang dalam penguatan pengimplementasian pembelajaran dan saat menutup pembelajaran guru
tidak menyuruh siswa merefleksikan materi pembelajaran yang telah diajarkan, serta tidak menggunakan
media/ sumber belajar yang tepat. Evaluasi pembelajaran yang di laksanakan oleh guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan juga sudah baik, dimana para guru melakukan evaluasi setiap habis
pokok pembahasan pembelajaran yang dibuktikan dengan data leger penilaian guru yang memberikan
penilaian terhadap evaluasi yang diberikan kepada siswa dengan rentang waktu yang berbeda , akan
tetapi ada beberapa guru yang memberikan nilai tidak objektif sesuai dengan kemampuan siswa.
Dalam Islam, sosok guru (agama) sangat strategis, di samping mengemban misi keilmuan agar peserta
didik menguasai ilmu-ilmu agama, guru juga mengemban tugas suci, misi kenabian, yakni membimbing
dan mengarahkan peserta didik menuju jalan Allah SWT. Dengan peran strategis tersebut, tentu tidak
mudah menjadi guru agama. Di samping itu, dalam melaksanakan tugasnya, guru agama akan
dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan, baik tantangan internal (terkait dengan materi agama dan
pribadi guru) maupun tantangan eksternal (terkait dengan perhatian orang tua, lingkungan yang tidak
kondusif, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan efek negatif, di samping
dampak positif).
Guru membentuk kepribadian siswa menjadi kepribadian islam dengan menjunjung tinggi nilai al quran
dan assunnah. Dan pembimbingan merupakan bagian dari supervisi. Walaupun demikian, pembimbingan
memiliki karakteristik yang membedakannya dari supervisi yaitu penekanan pembimbingan pada refleksi
dan pembelajaran profesional. Supervisi lebih dekat dengan peran sosialisasi untuk ‘membentuk’ guru
menjadi sosok guru yang sesuai dengan dengan lingkungan sekolah dimana guru mengajar. Fungsi
supervisi ini meliputi penyambutan (guru baru), enkulturasi, pemodelan, penjelasan, diskusi, dan
pemberian umpan balik. Fungsi ini dilakukan dalam pembimbingan namun dengan tuntutan komitmen
yang lebih holistik dan hubungan yang lebih multi arah.