A. Judul Modul : Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik, dan Teori Belajar Sosial
Serta Penerapannya dalam Kegiatan Pembelajaran
B. Kegiatan Belajar : 4 (KB 1/2/3/4)
C. Refleksi
2. Arthur Combs
Menurut Arthur Combs dalam pembelajaran guru tidak bisa
memaksakan seorang siswa untuk menyukai materi atau tdiak
relevan bagi kehidupan mereka. Siswa tidak bisa dianggap bodoh
karena hanya tidak bisa denagan pelajaran tertentu. Perilaku buruk
itu sebenarnya tidak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang
untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan
baginya.
Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan
berasumsi bahwa peserta didik mau belajar apabila materi
pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya, padahal
arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Menurutnya yang
penting ialah bagaimana membawa si peserta didik untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
3. Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow humanisme ini lebih tertarik pada ide
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti
apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.
Peranan Guru
Dalam belajar konstruktivistik, guru atau pendidik berperan membantu
agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar. Guru
tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
Sarana belajar
Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama dalam
kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan,
lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan
tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan
pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya.
C. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934)
Teori belajar kokonstruktivistik merupakan teori belajar yang dipelopori
oleh Lev Vygotsky. Teori belajar ko-kontruktinvistik atau yang sering
disebut sebagai teori belajar sosiokultur merupakan teori belajar yang
titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan
bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona
Proksimal Developmen (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan
mediasi.
3. Mediasi
Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang-lambang yang
digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di luar
pemahamannya. Ada dua jenis mediasi yang dapat mempengaruhi
pembelajaran yaitu:
a. Tema mediasi semiotik di mana tanda-tanda atau lambang-
lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu
diluar pemahamannya ini didapat dari hal yang belum ada di
sekitar kita, kemudian dibuat oleh orang yang lebih faham untuk
membantu mengkontruksi pemikiran kita dan akhirnya kita
menjadi faham terhadap hal yang dimaksudkan.
b. scoffalding di mana tanda-tanda atau lambang-lambang yang
digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di luar
pemahamannya ini didapat dari hal yang memang sudah ada di suatu
lingkungan, kemudian orang yang lebih faham tentang tanda-tanda
atau lambang-lambang tersebut akan membantu menjelaskan
kepada orang yang belum faham sehingga menjadi faham terhadap
hal yang dimaksudkan.
Asumsi awal yang memberi isi sudut pandang teoretis Bandura dalam teori
pembelajaran sosial adalah:
1. Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan
(imitation) atau pemodelan (modeling);
2. Dalam proses imitation atau modeling tersebut, individu dipahami sebagai
pihak yang memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang
hendak ditiru dan bagaimana frekuensi serta intensitas peniruan yang
hendak dijalankannya;
3. Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang
dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung;
4. Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak langsung pada
perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan langsung untuk
memfasilitasi dan menghasilkan peniruan.
5. Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran, karena saat terjadi
adanya masukan inderawi yang menjadi dasar pembelajaran dan perilaku
dihasilkan, terdapat operasi internal yang mempengaruhi hasil akhirnya.
Fungsi penguatan dalam proses modeling, yaitu sebagai fungsi informasi dan
fungsi motivasi. Inti dari pembelajaran modeling adalah:
(1) Mencakup penambahan dan pencarian perilaku yang diamati, untuk
kemudian melakukan generalisasi dari satu pengamatan ke pengamatan
lain.
(2) Modeling melibatkan proses-proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, tetapi
menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain dengan representasi
informasi secara simbolis dan menyimpannya untuk digunakan di masa
depan.
(3) Karakteristik modeling sangat penting. Manusia lebih menyukai model yang
statusnya lebih tinggi daripada sebaliknya, pribadi yang berkompeten
daripada yang tidak kompeten dan pribadi yang kuat daripada yang lemah.
Artinya konsekuensi dari perilaku yang dimodelkan dapat memberikan efek
bagi pengamatnya.
(4) Manusia bertindak berdasarkan kesadaran tertentu mengenai apa yang bisa
ditiru dan apa yang tidak bisa.
Daftar materi
bidang studi
1. Teori Belajar Konstruktivisme
2 yang sulit
dipahami pada
modul
Daftar materi
yang sering
1. Dalam memahami Konsep belajar menurut konstruktivistik dan Konsep
mengalami
3 Belajar Menurut Teori Belajar Sosial saya mengalami miskonsepsi
miskonsepsi
dalam
pembelajaran