Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

( LEMBAR KERJA RESUME MODUL )

A. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBLAJARAN


B. Kegiatan Balajar : KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA (KB 3)

C. Refleksi :

No. BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1 Konsep (Beberapa A. Prinsip pembelajaran


Istilah dan Definisi) Pemebelajaran dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan
di KB 3 Pendidikan Nasional dan Pofil Pelajar Pancasila.
Pada pasal 3 UU no.. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa
pendidikan nasionla berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang emokratis serta
bertanggung jawab.
Adapun profil pelajar pancasila mempunyai kompetensi global
dan perilaku sesuai nilai-nilai pancasila, yang ditandai dengan
enam ciri utama; “beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlaq mulia, berkebinekaan global; bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Prinsip-prinsip yang harus terwujud dalam pembelajaran untuk
mencapai Profil Pelajar Pancasila adalah:
1. Berbasis tingkat pencapaian peserta didi, kebutuhan
belajar, karakter dan perkembangannya.
Prinsip ini ditandai dengan beberapa praktek sebagai
berikut:
a. Mendukung terbentuknya kesejahteraan (well being)
Peserta didik
Peserta didik akan dapat menggapai kesejahteraan apa
bila dalam proses pembelajaran ia diberikan penanaman
karakter, pengetahuan, dan kompetensi yang
bermanfaat bagi keberhasilannya serta dalam
kehidupannya di masyarakat.
b. Menghormati dan menghargai hak peserta didik untuk
belajar
Dengan menyusun pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan pesrta didik
mencerminkan sikap guru yang menghormati,
menghargai, dana memenuhi hak mereka secara adali
c. Bermakna dan menyenangkan
Pembelajaran bermakna ialah:pembelajaran yang secara
teoritis dipahami oleh peserta didik yang meliputi
keterhubungan antara segmen pengetahuan yang
diapatkan d dalam konsep keseluruan secara holistic.
d. Inklusif.
Berarti pembelajaran yang mengakomodasi seluruh
peserta didik dengan segala perbedaan yang dimiliknya
baik secara kognitif, kemampuan fisik maupun mental.
2. Berorientasi kepada pembangunan kapasistas peserta
didik dan kapasitas mereka untuk menjadi pembelajaran
sepanjang hayat.
Prinsip ini ditandai dengan beberapa praktek:
a. Menanamkan Growth –mindset
Growth-mindset adalah pola pikir bahwa segala
kemampuan atau bakat yang dimiliki seseorang akan
dimilikinya sejak kecil merupakan permulaan.
b. Memberlakukan self dan peer assessment
self assessment berarti penilaian yang dilakukan
terhadap performa pribadi, Sementara peer assessment
adalah penilaian sebaya yang dilakukan antar peserta
didik.
c. Menanamkan rasa ownership (kepemilikan) terhadap
proses belajar bagi peserta didik, sentara guru berperan
sebagai fasilitator.
3. Mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta
didik secara holistic dan berkelanjutan.
Prinsip ini ditandai beberapa praktik:
a. Keseimbangan antara kognitif dan non-kognitif,
kopetensi dan karakter.
b. Menerapkan nilai-nilai yang sesuai untuk
mengembangkan karakter dan kopetensi yang
terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila.
c. Rangkaian pembelajaran yang logis dan relevan dengan
tingkat kesulitan yang sesuai untuk peserta didik.
d. Proses dimana guru memberikan keteladanan (ing
ngarso sung tulodo) membangun kemauan (ing madyo
mangun karso) dan mengembangkan kreativitas peserta
didik (tut wuri handayani ).
e. Menstimulasi kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
4. Relevan,yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks
kehidupan dan budaya peserta didik, serta melibatkan
orang tua dan komunitas sebagai mitra.
Prinsip ini ditandai dengan pratik sebagai berikut:
a. Student Centered, yakni berpusat pada peserta didik
b. Meneguhkan identitas anak sebagai bagian dari
lingkungan.
c. Kesesuain antara pembelajaran yang berlangsung di
sekolah, di rumah, dan di lingungan masyarakat tempat
peserta didik hidup dan berkembang.
d. Mengembangkan kecakapan hidup di masyarakat
e. Peka, toleran dan responsive, terhadap perbedaan
individu peserta didik dan latar belakang sosial ekonomi
budaya masing-masing.
f. Lingkungan belajara dengan iklim yang positif untuk
semua peserta didik,
g. Pembelajaran yang lepas dikriminasi SARA, serta
memberikan pengembangan ruang untuk identitas,
kemampuan minat, bakat serta kebutuhan pelajar.
h. Pembelajaran merespon keragaman budaya Indonesia
dan menjadikannya sebagai kekuaran untuk
merefleksikan pengalaman kebhinekaan, serta
menghargai nilai dan budaya bangsa.
i. Proses belajar yang sinergi antara sekolah dan dirumah,
termasuk penerapan bentuk disiplin positif yang
konsisten.
j. Terbangunnya saling percaya antar pihak guru dan orang
tua,
k. Orang tua dilibatkan dalam proses belajar.
l. Sebagai mitra, posisi orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan anak relative setara dengan guru.
m. Kepala sekolah dan guru peka kepada latarbelakang
orang tua/wali,
n. Pihak sekolah bersedia untuk membantu orang tua yang
membutuhkan dukungan dalam mendampingi anak
belajar.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan.
Beberapa praktik yang menandai prisnsip ini:
a. Pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan yang
meliputi kebutuhan dirinya, lingkungannya, dan dunia
yang lebih baik.
b. Membangun wawasan tentang pembangunan
berkelanjutan di mana peserta didik peka akan maslah,
masalah global dan belajara untuk membudayakan gaya
hidup yang berkelanjutan (sustainable lifestyle)
c. Peningkatan TIK untu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
d. Mendorong atau memotivasi peserta didik untuk terus
terinspirasi dan memimiliki aspirasi memanjukan
kehidupan lingkungan skitarnya, masyarakat, bangsa
dan dunia.

B. Keterkaitan antara pembelajaran dan Asesmen


1. Asesmen dikembangkan sejak awal perencanaan
pembelajaran sehingga kegiatan asesmen terintegrasi dan
berkaitan erat dengan pembelajaran.
2. Rangkaian antara asesmen-perencanaan pembelajaran-
kegiatan belajar adalah suatu siklus yang berkelanjutan.
3. Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan asesmen
yang dirangcang, termasukdengn kreteria penilaian hasil
belajarsiswa.
C. Pembelajaran yang Sesuai dengan Tingkat Kemampuan
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuran adalah:
Teaching at the Right Level (TaRL);
Merupakan pendekatan pembelajaran yang mengacu pada
tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Pendekatan
pembelajaran ini tidak mengacu pada kelas, karena
pembelajaran yang dilakukan dibuat agarmenyesuaikan dengan
capaian, tingkat kemampuan, dan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai pembelajaran yang diharapkan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik sesuai dengan kemampuan peserta
didik sesuai dengan tingkat kemampuan:
1. Asesment
Untuk bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, maka asesmen menjadi tahap pertama yang
harus kita lakukan.
2. Perencanaan
Setelah berhasil mengidentifikasi potensi, karakteristik,
tingkat capaian, kemampuan maka baigian selanjunya
adalah menyusun proses belajar pembelajaran yang sesuai
yang sesuai dengan data asesmen.
3. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, perlu dibuat adanya asesmen-
asesmen berkala untuk melihat proses pemahaman murid,
kebutuhan, kemajuan selama pembelajaran atau bisa
disebut asesmen formatif.Adapun asesmen sumatif, sebagai
proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran di akhir
suatu pembelajaran juga diperlukan untuk membantuk
pendidik merancang projek berikutnya.

2 Daftar Materi pada -


KB 3 yang Sulit
Dipahami
3 Daftar Materi yang
Sering Terjadi -
Miskonsepsi dalam
Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai