(KATA PENGANTAR)
(PENDAHULUAN)
LATAR BELAKANG
Guru perlu memahami teori belajar behavioristik karena teori ini memberikan dasar yang
kuat untuk merancang pengalaman pembelajaran yang efektif. Pertama, pemahaman
tentang teori behavioristik membantu guru dalam merancang strategi pengajaran yang
memotivasi dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan
penguatan positif, seperti pujian dan penghargaan, guru dapat mendorong keterlibatan dan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
Kedua, pemahaman teori behavioristik membantu guru dalam manajemen kelas yang lebih
baik. Dengan merancang aturan yang jelas dan memberikan umpan balik yang tepat
kepada siswa, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang terstruktur dan
disiplin positif. Ini membantu dalam mengelola perilaku kelas dengan efektif, sehingga
waktu yang lebih banyak dapat digunakan untuk pembelajaran.
Ketiga, guru yang memahami teori behavioristik dapat mengatasi tantangan dalam
pembelajaran dengan lebih efektif. Mereka dapat merespons perubahan perilaku siswa
dengan tepat, mencari tahu penyebab perilaku yang tidak diinginkan, dan merancang
strategi untuk perubahan perilaku yang positif. Ini memungkinkan guru untuk memberikan
dukungan yang lebih baik kepada siswa yang mungkin menghadapi kesulitan dalam
belajar.
Keempat, pemahaman teori behavioristik membantu dalam meningkatkan pengajaran dan
kinerja siswa. Dengan merencanakan dan melaksanakan metode pengajaran yang sesuai
dengan prinsip-prinsip behavioristik, guru dapat membantu siswa mencapai tingkat prestasi
yang lebih tinggi. Mereka dapat memberikan tugas dan aktivitas yang memicu respons
yang diinginkan, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk perbaikan.
Terakhir, pemahaman teori behavioristik membantu guru dalam memahami bagaimana
penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat menjadi lebih efektif. Guru dapat
memilih atau merancang perangkat lunak dan aplikasi yang memanfaatkan prinsip-prinsip
behavioristik untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif dan sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Dengan demikian, pemahaman teori belajar behavioristik sangat penting bagi guru karena
memberikan landasan yang kuat untuk merancang pengalaman pembelajaran yang efektif,
mengelola kelas dengan baik, mengatasi tantangan dalam pembelajaran, meningkatkan
prestasi siswa, dan memanfaatkan teknologi dalam pendidikan. Ini membantu guru dalam
memenuhi peran mereka sebagai fasilitator pembelajaran yang efektif dan mendukung
perkembangan akademis dan sosial siswa.
(PEMBAHASAN)
Teori belajar behavioristik sangat memengaruhi bidang psikologi dan pendidikan selama
beberapa dekade. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang
lebih baik tentang proses kognitif, pendekatan behavioristik telah diperluas atau digantikan
oleh pendekatan lain seperti teori belajar kognitif dan teori belajar sosial.
B. TOKOH TEORI BEHAVIORISTIK
Dalam aliran belajar behavioristik, ada beberapa tokoh penting yang telah berperan besar
dalam mengembangkan dan menyumbangkan pemikiran dalam bidang ini. Beberapa tokoh
utama dalam aliran belajar behavioristik meliputi:
1. Ivan Pavlov: Ivan Pavlov adalah fisikawan Rusia yang terkenal karena
penelitiannya tentang kondisioning klasik. Ia melakukan eksperimen dengan anjing
dan menunjukkan bagaimana stimulus yang sebelumnya tidak berkaitan dengan
makanan (seperti bunyi lonceng) dapat memicu respons fisik yang sama dengan
respons terhadap makanan. Penemuan ini menggambarkan pembentukan asosiasi
antara stimulus dan respons yang menjadi dasar dari kondisioning klasik.
2. John B. Watson: John B. Watson adalah psikolog Amerika yang dikenal sebagai
salah satu pendiri aliran behaviorisme. Dia mempromosikan pandangan bahwa
perilaku adalah hasil pembelajaran dari pengalaman lingkungan. Watson juga
mengemukakan pendapat bahwa respon emosi seperti takut dan cinta adalah hasil
dari kondisioning klasik.
3. B.F. Skinner: Burrhus Frederic Skinner adalah seorang psikolog Amerika yang
sangat berpengaruh dalam pengembangan aliran behavioristik, khususnya dalam
konteks kondisioning operant. Skinner mengembangkan konsep penguatan
(reinforcement) dan hukuman (punishment) sebagai metode untuk mengubah
perilaku. Dia percaya bahwa perilaku bisa dimodifikasi melalui pemberian
konsekuensi positif atau negatif.
4. Edward Thorndike: Edward Thorndike adalah seorang psikolog Amerika yang
berfokus pada studi keterampilan belajar dan mengembangkan konsep hukum efek
(law of effect). Konsep ini menyatakan bahwa perilaku yang diikuti oleh
konsekuensi positif lebih cenderung diperkuat, sedangkan perilaku yang diikuti
oleh konsekuensi negatif lebih cenderung dilemahkan.
5. Albert Bandura: Meskipun lebih dikenal dalam aliran psikologi sosial, Albert
Bandura juga memiliki kontribusi dalam konteks behaviorisme kognitif. Teori
"pembelajaran sosial" atau "pembelajaran melalui pengamatan" yang
dikembangkan oleh Bandura menyoroti pentingnya observasi dan model dalam
proses pembelajaran.
6. Clark L. Hull: Hull adalah psikolog Amerika yang mengembangkan teori
peralatan (equipment theory) yang mencoba menjelaskan pembelajaran dalam
kerangka matematika. Dia berfokus pada konsep-konsep seperti drive, stimulus,
dan respons dalam menjelaskan perilaku manusia.
Keberagaman pandangan dan kontribusi dari para tokoh ini telah membentuk landasan
penting dalam pemahaman kita tentang belajar behavioristik. Meskipun aliran
behaviorisme telah mengalami perubahan dan kritik seiring berjalannya waktu, konsep-
konsep dan penelitian yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh ini masih memainkan peran
penting dalam pendidikan dan psikologi hingga saat ini.