Dalam aritmatika, pecahan merupakan angka yang dinyatakan sebagai hasil bagi,
dimana pembilang dibagi dengan penyebut. Secara singkat, bilangan pecahan bisa
diartikan sebagai sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut.
1. Pecahan Biasa
Pecahan biasa dapat berupa pecahan murni atau pecahan tidak murni.
1 3 5 3 7
Contohnya : , , , ,
2 4 6 20 15
• Sementara itu, disebut pecahan tidak murni jika nilai pembilang lebih besar
dari nilai penyebut (a > b)
3 5 8 9 10
Contohnya : , , , ,
2 3 7 5 3
2. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang memuat campuran bilangan bulat dan
pecahan murni.
1 1 5 3 2
Contohnya : 1 , 3 , 7 , 2 , 5
2 4 6 4 3
3. Bentuk Desimal
Contohnya :
• Persen
% = penyebut 100
9
= 9%
100
25
= 25%
100
• Permil
‰ = penyebut 1000
120
= 120‰
1000
36
= 36‰
1000
1 1 1
3 3 3
Kemudian diambil dua bagian, lalu digabungkan.
1 1 1 1
3 U 3 => 3 3
1 1
Gabungannya menunjukkan hasil dari + yaitu 2 bagian dari 3 bagian
3 3
2
atau .
3
1 1 2
Sehingga => + =
3 3 3
Kita juga akan mendapatkan hasil yang sama dengan cara berikut :
1 1 1+ 1 2
+ = =
3 3 3 3
2 3
Seperti soal berikut => + =
6 6
I I I I I I I I I I
0 1 2 3 4 5 1 7 8 9
6 6 6 6 6 6 6 6
2 3 5
Tampak pada gambar di atas + =
6 6 6
2 1
2. Contoh 2 => + = ….
4 4
1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 + 4 4 4 4
U
Kemudian diambil dua bagian, lalu digabungkan.
1 1 1 1 1 1
4 4 U 4 =>
4 4 4
2 1
Gabungannya menunjukkan hasil dari + yaitu 3 bagian dari 4 bagian
4 4
3
atau .
4
2 1 3
Sehingga => + =
4 4 4
Kita juga akan mendapatkan hasil yang sama dengan cara berikut :
2 1 2+ 1 2
+ = =
4 4 4 4
1 1
1. Contoh 1 => Hitunglah + = ....
2 3
• Cara 1
Penjumlahan kedua bilangan itu dapat digambarkan dengan cara berikut:
1
Gambar dua persegi dan persegi pertama dibagi 2 secara tegak untuk
2
1
dan persegi kedua dibagi 3 secara mendatar untuk menunjukkan
3
U
1 1
2 3
1 3 1 2
= =
2 6 3 6
• Cara 2
Menggunakan KPK
1 1
+ = ...
2 3
Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12
1 1 3 2 5
+ = + =
2 3 6 6 6
2 1
2. Contoh 2 => Hitunglah + = ….
3 4
• Cara 1
2 1
3 4
2 8 1 3
= =
3 12 4 12
Sekarang kita gabungkan bagian yang diwarnai pada persegi kedua ke
persegi pertama
Sehingga, gambarnya menjadi:
11
Dan hasil penjumlahannya adalah 11 bagian dari 12, yaitu
12
• Cara 2
Menggunakan KPK
2 1
+ =
3 4
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16
2 1 8 3 11
+ = + =
3 4 12 12 12
3
Kita dapat menggambarkan sebagai tiga bagian dari persegi panjang
4
yang dibagi empat
3
Tiga bagian menunjukkan
4
3 1
- berarti satu bagian diambil dari tiga bagian
4 4
Diambil
3 1 2
Jadi - =
4 4 4
1
Gambar dua persegi dan persegi pertama dibagi 2 secara tegak untuk
2
1
dan persegi kedua dibagi 3 secara mendatar untuk menunjukkan
3
1 1
2 3
Kemudian persegi pertama dibagi 3 secara mendatar dan persegi kedua
dibagi 2 secara vertikal.
3
6
1 3 1
= =
2 6 3
2
6
Diambil
Sehingga, gambarnya menjadi seperti berikut :
1
Dan hasil pengurangannya adalah 1 bagian dari 6, yaitu
6
1
1. Contoh 1 => 3 x = ....
4
1 1 1 1
3x = + +
4 4 4 4
U U
1 1 1 3
Dari gambar diperoleh bahwa + + =
4 4 4 4
1 3
Jadi : 3 x =
4 4
2 1
2. Contoh 2 => x = ....
3 4
Untuk menyelesaikan perkalian ini, kita memerlukan persegi
yang kita gambar seperti berikut:
2 1
3 4
Kedua persegi itu kita letakkan berimpit, sehingga kita
dapatkan gambar seperti berikut:
2.3.4 PembagianPecahan
1
Misalnya => 2 : = ....
4
1 1 1 1
4 4 4 4
1 1 1 1
4 4 4 4
1
Dalam gambar di atas tampak bahwa terdapat 8 buah dalam 2,
4
sehingga
1
2: =8
4
Cara 1
Contoh :
6 6 2 3
1. => : =
8 8 2 4
5 5 5 1
2. => : =
10 10 5 2
6 6 2 3 3 1
3. => : = : =
24 24 2 12 3 4
Cara 2
Menyederhanakan pecahan menggunakan FPB.
Contoh :
6
1.
24
Faktor 6 = 1, 2, 3, 6
Faktor 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24
6 6 6 1
=> : =
24 24 6 4
8
2.
12
Faktor 8 = 1, 2, 4, 8
Faktor 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12
8 8 4 2
=> : =
12 12 4 3
21
3.
27
Faktor 21 = 1, 3, 7, 21
Faktor 27 = 1, 3, 9, 27
21 21 3 7
=> : =
27 27 3 9
Kita perlu tahu bahwa ketika kita berbicara tentang desimal, seolah-olah kita membagi bagi
atau mempartisi sesuatu yang utuh menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Jika mewarnai salah satu dari seratus kotak pada diagram di atas, ini akan dinyatakan sebagai
bentuk desimal 0,01 (yang merupakan seperseratus atau bentuk desimal dari 1/100).
Jika anak-anak mewarnai sepuluh dari 100 kotak pada diagram di atas (oleh karena itu
mewarnai 10/100 atau 1/10), ini akan diwakili oleh desimal 0,1 (dapat ditulis 0,10 karena
mereka memiliki 10 kotak nol terakhir setelah titik desimal selalu tidak memiliki nilai apa
apa).
Sebagai contoh 3,95 dapat direpresentasikan dengan diagram kotak sebagai berikut:
Ini merupakan bentuk desimal dari 1/4, 1/2 dan 3/4. Diagram ini adalah cara yang baik untuk
membuat konsep ini jelas .
A. Konsep Persepuluhan
Untuk penyebut persepuluhan maka di belakang koma ada 1 angka yang merupakan angka
pembilang.
1/10 = 0,1
1/2 = 1/2 × 5/5 = 5/10 = 0,5
~ Ubah penyebut menjadi 10 dengan cara 10 dibagi 2 (penyebut) dan hasilnya 5, maka
1/2 masing-masing dikalikan dengan 5.
2/5 = 2/5 × 2/2 = 4/10 = 0,4
~ Ubah penyebut menjadi 10 dengan cara 10 dibagi 5 (penyebut) dan hasilnya 2, maka
2/5 masing-masing dikalikan dengan 2.
Contoh Soal
Cara pertama
5/2 = 5/2 × 5/5 = 25/10 = 2,5
~ Ubah penyebut menjadi 10 dengan cara 10 dibagi 2 (penyebut) dan hasilnya 5, maka
5/2 masing-masing dikalikan dengan 5.
Cara kedua
5/2 =
2,5
2✓5
4
----- -
10
10
------ -
0
Cara pertama
2/4 = 2/4 × 25/25 = 50/100 = 0,50
~ Ubah penyebut menjadi 100 dengan cara 100 dibagi 4 (penyebut) dan hasilnya 25,
maka 2/4 masing-masing dikalikan dengan 25.
Cara kedua
2/4 =
0,5
4√2
0
----- -
20
20
----- -
0
Cara pertama
3/8 = 3/8 × 125/125 = 375/1000 = 0,375
~ Ubah penyebut menjadi 1000 dengan cara 1000 dibagi 8 (penyebut) dan hasilnya 125,
maka 3/8 masing-masing dikalikan dengan 125.
Cara kedua
3/8 =
0,37
8√3
0
----- -
30
24
----- -
60
56
----- -
40
40
------ -
0
Contoh Soal
2,2 = 2 + 0,2 = 2 + 2/10 = 2 2/10 = 2 1/5
~ Memisahkan bilangan bulat dan bilangan desimal.
~ Mengubah 0,2 menjadi pecahan 2/10.
~ 2/10 disederhanakan menjadi 1/5 (sama-sama dibagi 2).
~ Gabungkan 2 dengan 1/5.
11,6 = 11 + 0,6 = 11 + 6/10 = 11 6/10 = 11 3/5
~ Memisahkan bilangan bulat dan bilangan desimal.
~ Ubah 0,6 menjadi 6/10.
~ 6/10 disederhanakan menjadi 3/5 (sama-sama dibagi 2).
~ Gabungkan 11 dengan 3/5.
142,42 = 142 + 0,42 = 142 + 42/100 = 142 21/50 = 142 21/50
~ Memisahkan bilangan bulat dan bilangan desimal.
~ Ubah 0,42 menjadi 42/100.
~ 42/100 disederhanakan menjadi 21/50 (sama-sama dibagi 2).
~ Gabungkan 142 dengan 21/50.
Contoh Soal
92 3/5 = 13/5 = 13/5 × 20/20 = 260/100 = 2,6
~ (2×5) + 3 = 13/5
~ Ubah penyebut menjadi 100 dengan cara 100 dibagi 5 (penyebut) dan hasilnya 20,
maka 13/5 masing-masing di kalikan dengan 20.
2 3/5 = 2 + (3/5) = 2 + (3/5 × 2/2) = 2 + 6/10 = 2 + 0,6 = 2,6
1 6/4 = 10/4 = 10/4 × 25/25 = 250/100 = 2,5
~ (1×4) + 6 = 10/4
~ Ubah penyebut menjadi 100 dengan cara dibagi 4 (penyebut) dan hasilnya 25, maka
10/4 masing-masing di kalikan dengan 25.
1 6/4 = 1 + (6/4) = 1 + (6/4 × 25/25) = 1 + (150/100) = 1 + 1,5 = 2,5
Contoh soal :
3,7 + 1,4 = .....
1. Cara Pertama
3,7 + 1,4
3,7
1,4
-------- +
5,1
~ Satuan lurus dijumlahkan dengan satuan (3+1).
~ Persepuluh lurus dijumlahkan dengan persepuluh (7+4).
~ Untuk koma harus lurus sesuai dengan penjumlahan.
2. Cara Kedua
3,7 + 1,4
3. Cara Ketiga
3,7 + 1,4
1. Cara Pertama
12,4 + 11,3 + 13,1
12,4
11,3
13,1
--------- +
36,8
2. Cara Kedua
12,4 + 11,3 + 13,1
3. Cara Ketiga
12,4 + 11,3 + 13,1
1) Cara pertama
8,2 – 2,1
8,2
2,1
------- -
6,1
~ Persepuluh lurus dikurang dengan persepuluh lurus (2-1).
~ Satuan lurus dikurang dengan satuan lurus (8-2).
~ Untuk koma harus lurus sesuai dengan pengurangan.
2) Cara kedua
8,2 – 2,1
3) Cara ketiga
8,2 – 2,1
a. Cara pertama
14,6 – 10,3
14,6
10,3
------- -
4,3
~ Puluhan lurus dikurangi puluhan (1-1).
~ Satuan lurus dikurangi satuan (4-0).
~ Persepuluh lurus dikurangi persepuluh (6-3)
~ Koma lurus sesuai dengan pengurangan.
b. Cara kedua
14,6 – 10,3
c. Cara ketiga
14,6 – 10,3
Contoh soal :
4,2 : 0,08 = .....
Cara pertama
4,2 : 0,08
Contoh soal :
2,2 × 0,2 = .....
Cara Pertama :
2,2 × 0,2
22/10 × 2/10 = 44/100 = 0,44
Cara kedua :
2,2
0,2
------- ×
44
00
----------
0,44
~ 2×2 = 4
~ 2×2 = 4
~ 0×2 = 0
~ 0×2 = 0
Contoh
Jika harga 5 liter BBM jenis pertamax adalah Rp. 50.000, berapakah harga 17 liter BBM
jenis pertamax?
Berdasarkan data yang kita peroleh pada soal, dapat dituliskan:
A1 = 5 liter A2 = 17 liter B1 = 50000 B2 = P?
Langsung saja kita menggunakan rumus yang tertera di atas
B2=B1×A2A1
B2=50000×175=170000
Jadi, harga 17 liter BBM jenis pertamax adalah Rp. 170.000
Keterangan :
JP : Jarak pada Peta
JS : Jarak Sebenarnya
S : Skala
Contoh 1
Mencari Skala
Jarak kota Jombang dengan kota Blitar adalah 100 km. Jika jarak pada peta 2 cm, tentukan
skala yang digunakan peta tersebut.
Diketahui : Jarak Sebenarnya : 100 km 10.000.000 cm (diubah dulu agar mudah saat
menghitung)
Jarak pada Peta : 5 cm
Ditanya : Skala ?
Jawab : Skala = Jarak pada peta : Jarak Sebenarnya
= 5 : 10.000.000
= 1 : 2.000.000
Jadi, skala yang digunakan pada peta tersebut adalah 1 : 2.000.000 yang artinya 1 cm pada
peta tersebut berarti 2.000.000 cm pada keadaan sebenarnya.
Contoh 2
Mencari Jarak Sebenarnya
Diketahui suatu skala pada peta adalah 1 : 1.000.000. Jika jarak kota Surabaya dengan kota
Malang adalah 5 cm pada peta, berapakah jarak sebenarnya?
Diketahui : Skala : 1 : 1.000.000
Jarak Peta : 5 cm
Ditanya : Jarak Sebenarnya ?
Jawab : Jarak Sebenarnya = Skala × Jarak pada peta
Jarak Sebenarnya = 1.000.000 × 5
= 5.000.000 cm 50 km.
Jadi, jarak sebenarnya antara kota Surabaya dengan kota Malang adalah 50 km.
Contoh 3
Mencari Jarak pada peta
Diketahui jarak sebenarnya dari kota Blitar dengan kota Tulungagung adalah 20 km. Jika
pada peta menggunakan skala 1 : 100.000, tentukan jarak yang ada pada peta.
Diketahui : Jarak sebenarnya : 20 km 2.000.000 cm
Skala : 1 : 100.000
Ditanya : Jarak pada peta ?
Jawab : Jarak Peta = Jarak sebenarnya : Skala
JP = 2.000.000 : 100.000
= 20 cm
Jadi, jarak pada peta antara kota Blitar dengan Tulungagung adalah 20 cm.