Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK 8

NAMA : Patrik Tunena


Olvin Gracelia Faila Okay

BAB 8
LIMIT DAN KESINAMBUNGAN FUNGSI

Aljabar kalkulus, yang berintikan teori tentang diferensiasi dan itegrasi,


berhubungan dengan perubahan-perubahan sangat kecil dalam variabel-variabel
sebuah fungsi. Dikembangkan secara terpisah pada abad ketujuhbelas oleh Sir
Isaac Newton dan Gottfried Leibnitz, kalkulus semula digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah fisika, astronomi dan geometri. Dewasa ini
kalkulus semakin meluas dimanfaatkan oleh berbagai bidang atau ilmu
pengetahuan, termasuk ilmu ekonomi. Mengingat analisis dalam bisnis dan
ekonomi selalu berhubungan dengan factor perubahan, kalkulus memainkan peran
penting sebagi salah satu alat analisisnya.

Diferensiasi dan integrasi sesungguhnya merupakan dua operasi matematis


yang saling berkebalikan,seperti halnya antara penambahan dan pengurangan, atau
antara perkalian dan pembagian. Pada intinya, diferensial (teori tentang diferensial)
berkenan dengan penentuan tingkat perubahan suatu fungsi, sedangkan integral
(teori tentang integrasi) berkenaan dengan pembentukan persamaan suatu fungsi
apabila tingkat perubahan fungsi yang bersangkutan diketahui.

Teori tentang limit dan kesinambungan sebuah fungsi merupakan “akar” dari
aljabar kalkulus. Oleh karenanya uraian mengenai kalkulus selalu diawali dengan
bahasan tentang kedua hal ini. Meskipun konsep limit dan kesinambungan itu
sendiri mungkin terasa realitf lebih canggih (sophisticated) dibandingkan dengan
konsep diferensial dan integralnya (yang merupakan inti kalkulus), namun
mengingat kedudukannya sebagai akar atau landasan kalkulus, keduannya tak
dapat dianggap sebagai sekedar untuk diketahui sambil lalu. Itulah sebabnya di
dalam buku ini konsep limit dan kesinambungan fungsi disajikan secara khusus
dalam suatu bab sendiri.

8.1 PENGERTIAN LIMIT

Limit menggambarkan seberapa jauh sebuah fungsi akan berkembang


apabila variable didalam fungsi yang bersangkutan terus-menerus berkembang
mendekati suatu nilai tertentu. Sebagai gambaran dari y = f(x) akan dapat diketahui
limit atau batas perkembangan (x) ini apabila variael x terus menerus berkembang
hingga mendekati suatu nilai tertentu, jika fungsi f(x) mendekati L manakala
variable x mendekati a(a dan L keduannya konstanta), maka L disebut limit fungsi
f(x) untuk x mendekati a. Hubungan ini dilambangkan dengan notasi :

lim f(x) = L

x a

dan dibaca “limit fungsi f(x) untuk x mendekati a adalah L”. artinya jika variable x
berkembang secara terus-menerus hingga mendekati bilangan tertentu a, maka
nilai fungsi f(x) pun akan berjembang pula hingga mendekati L. Atau sebaliknya,
fungsi f(x) dapat dibuat mendekati nilai tertentu yang diinginkan L dengan
mengembangkan variable x sedemikian rupa hingga mendekati a.

Dua hal perlu diperhatikan dalam notasi atau pernyataan limit di atas.
Pertam, x a harus dibaca serta ditafsirkan sebagai x mendekati a, dan bukan
berarti x=a! Kedua, lim f(x) = L harus dibaca serta ditafsirkan bahwa L adalah
limit fungsi f(x) dan bukan berarti L adalah nilai fungsi f(x) dan bukan berarti L
adalah nilai fungsi f(x) ringkasnya,

Lim f(x) = L bukan berarati f(a) – L


x a

Contoh praktis berikut ini akan menjelaskan bagaimana bekerjannya teori


limit dan apa sesungguhnya yang dimaksud dengan limit.

Andaikany f(x) = 1-2x2

Maka lim f(x) = lim (1-2x2) = -7 lim f(x)= lim (1-2x2= -17

X 2 x 2 x 3 x 3

x f(x) = 1-2x2
3,50 1 – 2(3,50)2 = -23,6
3,10 1 – 2(3,10)2 = -18,22
3,05 1 – 2(3,05)2 = -17,605
3,01 1 – 2(3,01)2 = -17,1202
2,99 1 – 2 (2,99)2 = -16,8802
2,95 1 – 2 (2,95)2 = 16,405
2,90 1 – 2 (2,90)2 = -15,82
2,50 1 – 2 (2,50)2 = - 11,5
2,10 1 – 2 (2,10)2 = - 7,82
2,05 1 – 2 (2,05)2 = -7,405
2,01 1 – 2 (2,01)2 = -7,0802
1,99 1 – 2 (1,99)2 = -6,9202
1,95 1 – 2 (1,95)2 = -6,005
1,90 1 – 2 (1,90)2 = -6,22
1,50 1 – 2 (1,50)2 = -3,5
1 1 – 2 (1)22 = -1,0

Dari table di atas terlihat bahwa jaka x bergerak mendekati Z (baik dari x = 1
lalu menaik, maupun dari x = 3,50 lalu menurun), maka f(x) akan mendekati
-7. Sedangkan jika x bergerak mendekati 3 maka f(x) akan berkembang mendekati
-17.

Pada contoh di atas variable x bergerak mendekati nilai-nilai positif tertentu,


yakni 2 dan 3. Limit sebuah fungsi dapat pula dianalisis untuk perkembangan
variabel yang menuju nilai-nilai negative tertentu, menuju 0, bahkan menuju + ~
dan - ~. Dengan demikian, untuk setiap fungsi f(x) kita dapat menganalisis lim f(x)
untuk x→ + a, x→- a, x → 0, x→ + ~ dan x→ -~. Seiring dengan itu dapat pula
terjadi (untuk x mendekati sebrang nilai tertentu) lim f(x) = + L, lim f(x)=o, lim f(x)
-+~ atau lim f(x) =-~. Limit sesuatu fungsi hanya mempunyai dua kemungkna ada
(terdefinisi, tertentu ; yakni jika limitnya adalah L, atau –L. atau 0, atau ~atau -~)
0
atau tidak ada sama sekali (tidak terdefinisi), dan tidak boleh taktentu ( 0 atau )

Contoh

1) lim (1 – 2x2) = -7

x→2

2) lim (1 – 2x2) = 1

x→0

3) lim (1 – 2x2) = -~

x→a+~

4) lim (1 – 2x2) = -~

x → -~
8.2 LIMIT SISI-KIRI LIMIT SISI-KANAN

Analisis mengenai limit suatu fungsi sesungguhnya dapat dipilih menjadi


dua bagian, tergantung pada dari sisi mana kita melihat gerakan perkembangan
variabelnya. Apabila kita menganalisis lim f(x) dari nilai-nilai x yang lebih kecil

x→a

daripada a(dari x < a), berarti kita melihatnya dari sisi kanan. Jadi ,

lim f(x)

x→a

terdiri atas

lim f(x) lim f(x)


x→a x→a+

(analisis sisi kiri (analisis sisi kanan)

X → a dilihat dari x→a dilihat dari

Nilai-nilai x<a)

Limit sisi-kiri dari sebuah fungsi adalah nilai yang didekati oleh fungsi
tersebut apabila variabelnya bergerak mendekati limitnya melalui nilai-nilai yang
membesar (x→ a dari sisi-kiri, melalui nilai-nilai x<a) Jadi, jika

lim f(x) = L- berarti L- merupakan limit sisi-kiri dari f(x)

x→a untuk x → a

Limit sisi-kanan dari sebuah fungsi adalah nilai yang didekati oleh fungsi
tersebut apabilah variabelnya bergerak mendekati limitnya mealuli nilai-nilai yang
mengecil (x→a dari sisi kanan, melalui nilai-nilai x→a). Jadi jika

lim f(x) = L+ berarti L+ merupakan limit sisi-kanan dari

x→a f(x) untuk x→a

limit sebuah fungsi dikatakan ada jika dan hanya jika limit sisi-kiri dan limit
sisi-kanannya ada serta sama. Dalam kasus semacam ini

lim f(x) = lim f(x) = lim f(x)

x→a x→a+ x→ a

apabila sala satu dari ketentuan-ketentuan di ats tiak terpenuhi, maka limit
dari fungsi yang bersangkutan tidak terdefinisi. Dengan demikian liit sebuah fungsi
dikatakan tidak ada jika limit salah satu sisinya tidak ada, atau limit kedua sisinya
tidak ada, atau limit kedua sisinya ada tetapi tidak sama

Contoh:

1) lim (1-2x2) - -7 (terdefinisi)


x→2

sebab lim (1-2x2) – lim (1-2x2) = -7

x→2- x→2+

apabila table di halaman 181 di depan diperhatikan kembali dengan


seksama, akan terlihat bahwa gerakan x→2 dari kiri (dari x=; x=1,50; x=1,90
dan seterusnya) menyebabkan f(x) mendekati nilai -7. Begitu pula gerakan
x→2 dari kanan (katakanlah dari x - 2,99; x = 2,95; x = 2,90 dan seterusnya)
menyebabkan f(x) mendekati nilai -7

2) Andaikan y = f(x) = -3/x, maka


lim f(x) = lim (-3/x) = +~ lim f(x) = lim (-3/x) = -~
- -
x→0 x→0 x→ 0+ x→0+
karena lim (-3/x) ≠ lim (-3/x) tidak terdefinisi/
x→0- x→0+ x→0

Apabila table di halaman 181 di depan diperhatikan kembali dengan


seksama,akan terlihat bahwa gerakan dari kiri (dari x=1;x=1,50; x=1,90
dan seterusnya)

-3 -2 -1 1 2 3 Perhatikan gambar di sebelah ini. Jika x

-1 mendekati 0 dari kiri(dari x=-3,x=-2, x=-1


-2 dan -1 dan seterusnya), maka f(x) akan menjadi

-3 positif tak terhingga. Tetapi jika x mendekati

-4 0 dari kanan ( dari x = 3, x=2, x=1 dan

Seterusnya), maka f(x) akan menajdi negatif

Gambar 8-1 Tak terhingg. Itulah sebabnya untuk x→o, limit

F(-3/x) ini tidak terdefinisi.

Dalam contoh 2) di atas, jika tanpa waspada kita begitu saja


mensubsitusikan x = 0 dalam lim (-3/x) untuk x→0, maka diperoleh hasil lim (-3/x)
- -~, sebab untuk x = 0, y= f(xi) -3/0 = -~. Seakan akan lim (-3/x) untuk x→0
terdefinisi, yaitu -~; padahal pengujian limit sisi kiri dan limit sisi kanan secara
grafik, sebgaimana diperlihatkan di atas, membuktikan bahwa lim (-3/x) untuk
x→0 tidak terdefinisi. Dari sini dapat disampaikan bahwa :

“muslihat memasukan x=a ke dalam lim f(x) selalu benar !”

x→a

Moral yang lebih penting dari peringatan di atas ialah kita senantiasa harus
sadar bahwa lim f(x) untuk x→a.dalam kasus kasus tertentu, penemuan matematis
mengenai limit sebuah fungsi perlu diuji dengan pembuktian grafis terhadap limit
sisi iri dan limit sisi kanannya. Terutama jika secara matematik ditemukan hasil
lim f(x) = atau lim f(x) = -~. Hal ini penting

x→0 x→0

agar kita tidak “terperangkap” menyimpulkan limit yang sesungguhnya tidak


terdefinisi menjadi terdefinisi (tertentu), atau menyimpulkan limit yang
sesungguhnya tertentu menjadi taktentu.
Konsep limit, yang secara sistematik tersa samar-samar, sebenarnya
bukanlah sesuatu yang abstrak. Dalam kehidupan bisnis dan ekonomi sehari-hari
konsep ini cukup sering diterapkan. Ia menggambarkan batas ideal tertentu
(maksimun atau minimum) yang dapat atau harus dipenuhi, dalam kondisi yang
juga ideal. Ambillah sebagai contoh tingkah upah minimum. Ini menggambarkan
batas upah terendah yang harus terpenuhi, kalaupun dalam kenyataan tingkat upah
minimum yang ideal tidak terpenuhi, karena kondisi ideal yang mendukungnya
tidak memadai, namun setidak tidaknya upah minimum yang berlangsung akan
berkisar di tingkat ideal yang diharapkan (sedikit di atasnya atau sedikit
dibawahnya).Gambaran mengenai batas ideal ini dapat pula kita temui dalam hal
kapasitas produksi (maksimun), profit (maksimum),biaya (minimum) dan
sebagainya.

8.3 KAIDAH-KAIDAH, LIMIT

1. Jika y = f(x) = xn dsan n > 0, maka lim xa = aa

x→a

Contoh : lim x3 = 23 = 8 lim x3 = 53=125

x→2 x→5

2. Limit dari suatu konstanta dalah konstanta itu sendiri

Lim k=k

x→a

Contoh : lim 3=3

x→2

3. Limit dari suatu penjumlahan (pengurangan) fungsi adalah jumlah (selisi)


dari limit fungsi-fungsinya.

Lim {f(x)±g(x)} = lim f(x) ± lim g(x)

x→a x→a x→a

Contoh: lim {(1-2x2) + (x2)} = lim(1-2x2 ) + lim x2


x→2 x→2 x→2

= (1-2.22) + 23 = -7+8 =1

4. Limit dari suatu perkalian fungsi adalah perkalian dari limit fungsi-fungsi nya

Lim {f(x) . lim g (x) = lim f(x) . lim g (x)

x→a x→a x→a

5. limit dari suatu pembagian fungsi adalah pembagian dari limit fungsi-ungsinya,
dengan syarat limitdengan syarata limit fungsi pembagiannya tidak sama
dengan nol.

5. Limit dari suatu pembagian adalah pembagian dari limit fungsi-fungsinya,


drngan syarat limit fungsi pembagiannya tidak sama dengan nol.

Lim lim f(x)

f(x) = x→a

x→a g(x) lim g (x)

x→a

lim(x2-25)

Contoh Lim (x2-25) = x→5

x→5 (x – 5) lim (x-5)

x→5

lim (x-5)(x+5)

x→5

= = lim (x+5) = 10

Lim (x-5) x→5

x→5
6. Limit dari suatu fungsi berpangkat n adalah pangkat n dari limit fungsinya.

Lim {f(x)}n = lim f(x) n

x→a x→a

Contoh: lim (1-2x2)3 = lim (1-2x2) 3


= (-7)3 = -343

x→a x→2

7. Limit dari suatu fungsi terakar berpangkat positif adalah akar dari limit
fungsinya.

Lim √n f ( x) = √n lim ⁡f ( x ) n>0

x→a x→a

Contoh : lim √3 ¿ ¿ = √3 lim ⁡¿¿ = √3 64=4 x

x→5 x→5 x→5

8. Dua buah fungsi yang serupa mempunyailimit yang sama. Jika f(x) = g(x) untuk
semua nilai x ≠ a dan lim f(x) = L, maka lim g(x) = L juga

x→a x→a

8.4 PENYELESAIAN KASUS-KASUS KHUSUS

Dalam Sub-bab 8.1ditegaskan bahwa limit sesuatu fungsi tidak boleh tektentu.
Ini berarti penentuan limit sesuatu fungsi tidsak boleh membuahkan hasil
berbentuk 0/0 atau ≠/~. Sub- bab ini akan membahas kaidah-kaidah khusus yang
dapat diterapkan guna menghindari hasil berbentuk tak tentu tersebut.

8.5 Bentuk Taktentu 0/0

Perhatikan contoh pada kaidah ke 5 (limit pembagian fungsi) di atas,


y=f(x)/g(x) = (x-25) (x-5). Jika terhadap lim{(x2-25) (x-5) untuk x→5 kita begitu
saja mensubstitusikan x = 5, maka akan diperoleh hasil taktentu 0/0. Ini disebabkan
kerana y = (x2-25) (x-5) = 0/0 jika x=5. Sehubungan dengan itu kita senantiasa
harus waspada bahwa x→5 bukanlah berarti x=5! Selanjutnya perhatikan: jika x≠5
maka y≠0/0, kedua pembilang (x2-25)/(x-5) dan penyebut (x-5) dapat dibagi dengan
(x-5) ,sehingga y= (x2-25)/(x-5) dapat diuraikan menjadi y=(x-5)(x+5)(x-5) = (x+5).

Mengingat x→5 adalah x≠5, maka lim {(x2-25)/(x-5) untuk x→5 dapat
diuraikan seperti di atas dan tersederhana menjadi hanya lim (x=5) untuk x-5. Jadi,
limit yang menghasilkan bentuk taktentu 0/0 dapat dihindari dengan cara
mengurai-sederhanakan fungsinya. Perhatikan contoh lain berikut ini.

Andaikan f(x) = {(x-3)2 – 9}/x. Berapa lim f(x) untuk x→0? Subsitusikan
langsung x-0 ke dalam lim f(x) untuk x→0 akan menghasilkan bentuk tak tentu
0/0, sebab f(x) = 0/0 jika x = 0. Namun jika x≠0, f(x) ≠ 0/0 dan dapat diurai-
sederhanakan menjadi f(x) = (x2– 6x + 9 – 9)x = (x2 – 6x)/x = x-6.Dengan demikian

x→0 x→0

8.4.2 Bentuk Taktentu ~/~

Bentuk taktentu ~/~ dapat terjadi dalam kasus penentuan limit pembagian
fungsi [katakanlah lim {f(x)/g(x)}] untuk variabel x→?. hasil ~/~, yang potensial
untuk terjadi, dapat dihindari dengan cara membagi pembilang dan penyebutnya
dengan variabel berpangkat tertinggi pada penyebut

Contoh:

1) Andaikan y(x) = f(x)/g(x) = (4x5 + X2)/(3X6 + 7X3) dan kita ingin


mengetahui lim y(x) untuk x-y.
Dengan membagi pem bilang dan penyebut dengan x 6, diperoleh

4 x5 + x2 4 / x+1/ x 4 0+0
Lim 3 = Lim = 3+0
=0
3 x 6+7 x 3+7 /x 3
x ~ x ~

1
3 2 6+ + 9/ x3
6 x + x +9 x 6+0+ 0
2) Lim 2

2 x 3 +5 x −4
= Lim
5 = 2+0+0 =3
2+ −4 / x 3
x
x ~ x ~
8.4.3 Penyelesaian pintas limit fungsi-pembagian untuk x- ~

Selain dengan cara yang baru saja ditunjukkan di atas, terdpat cara
yang lebih singkat dalam menentukan lim {f(x)/g(x)) untuk x  ~. Penyelesaian
pintas ini dilakukan dengan cara memperbandingkan suku-suku berpangkat tinggi
pada pembilang dan penyebut.

m
f (x ) i
Jika y(x) = =∑ a x
g ( x) i=o i
n

∑ bj x j
j=o

dimana f(x) dan g(x) masing-masing merupakan fungsi polinom berderajat m dan
berderajat n ;
maka

=0 Dalam hal m < n

= am / bn Dalam hal m = n

lim y(x)
x~

= +~ Dalam hal m > n dan am > 0

= -~ Dalam hal m > n dan am < 0

perhatian : kaidah ini berlaku hanya jika y(x) merupakan fungsi pembagian dan

limitnya ditentukan untuk x ~


contoh :

1) Y(x) = (4x5 + x2) / (3x6 + 7x3) merupakan sebuah fungsi pembagian; di


mana m = 5, n = 6, am = 4 dan bm + 3. Karena m < n, maka lim y(x) = 0

[bandingkan dengan contoh 1) dalam seksi sebelum ini, hasilnya sama

2) Tentukan limit y(x) untuk x~ jika y(x) = (6x3 + x2 + 9) / (2x3 + 5x2 – 4)

m = 3, n=3

am 6
[ Bandingkan dengan contohm 2)
= n,dalam seksi
maka lim y(x) =sebelum
bm
=
2 ini, hasilnya sama ]
=3

x ~
3) aLim {(xb2 –= 25)
3 / (x – 5)} = ~ sebab m > n dan am > 0
m = 3, n
x ~
4) Lim {(25 – x2) / (x – 5)} = ~ sebab m > n dan am < 0
x ~

latihan limit

tentukan :

1. Lim (2x2 – 3x + 1)
x ~
2. Lim (3x4 – 2x2 + 4x + 5)
x ~
3. Lim {(2x – 3) + (x + 1)}
x ~
4. Lim √ x−1
x ~
5. Lim ( √ x + 5)
x ~
6. Lim {(3x2 – 5x)(6x + 2)}
x ~
7. Lim ( x−1
x−3 )
x ~
x 2−49
8. Lim ( x−7 )
x ~
4 x 2−1
9. Lim ( x2−1 )
x ~
2 x 3−2 x
10.Lim ( x 2−1 )
x 1

11.Lim (x3 – 4x)2


x 0,5
12. Lim √3 x 2−9
x 6
m+n
13.Lim (m−n )
m 0
2 e x +e− x
14. Lim ( 3 )
m 0
15.Lim 4x-3
x 2
r 2 −r +49
16.Lim ( r +1 )
x 1
r 2 −r +4
17.Lim ( r 2 +1 )
r~
18.Lim (1+21/x-1
x~
x 3 +4 x 2 +12
19.Lim ( 4 x 2+ 12 x )
x~
8.5 KESINAMBUNGAN

Perihal kesinambungan dan ketidaksinambungan fungsi merupakan konsep


dasar penting dalam kalkulus. Konsep kesinambungan bertalian erat dengan
konsep limit. Secara visual, sebuah fungsi dikatakan sinambung ( continus) apabila
gambarnya berupa kurva yang tdak terputus, yakni jika dalam menggambarkan
kurva tersebut kita tidak perl mengangkat alat tulis, melaikan hanya denan
menggeserkannya kea rah yang bersesuaian. Apabila dalam melanjutkan
pemnggambaran kurva sebuah fungsi kita tepaksa harus mengangkat alat tulis pada
titik tertentu maka fungsi yang bersangkutan dikatakan sinambung (continus) atau
terputus pda titik tersebut.
Dalam uraian- uraian sebelumnya ini telah ditegaskan ahwa lim f(x) untuk x
a bukanlah berarti f(x) pada x = . dalam menentukan lim f(x) untuk a  a, kita
tidak berarti f(x) pada x = a. dengan perkataan lain limit tersebut sesungguhnya
ditentukan oleh nilai-nilai f(x) disekitar (yang berdekatan dengan) x = a itu sendiri
limit fungsi f(x) untuk x  a terdefinisi , dan f(x) pada x = a [atau f(a) juga
terdefinisikan serta sama dengan lim f(x) untuk x  a, maka fungsi f(x) dikatan
sinambung pada titik dimana x = a. jadi,
Sebuah fungsi f(x) dikatakan sinambung paa x = a jika

Sebuah fungsi f(x) dikatakan sinambung pada x = a jika

1. f(a) terdefinisikan
2. lim f(x) terdefinisikan
xa
3. lim F(x) = f(a)
xa

Fungsi f(x) dikatakan sinambung dalam suatu interval b ≤ x ≤ c ( atau interval b <
x < c) jika ia sinambung pada setiap titik di dalam interval tersebut.

Fungsi f(x) yang tidak sinambung pada suatu titik dimana x = a dikatakan
sinambung pada x = a

Ketidaksiambungan sebuah fungsi dpat berbentuk salah satu dari tiga kemungkinan
: sinambungan tak berhingga, sinambungan berhingga dan asinambungan titik.
Secara geometri, penampilan kurva dari fungsi-fungsi yang berlainan bentuk
ketidaksinambungan ini sangat berbeda.
Fungsi f(x) dikatakan asinambungan tak berhingga pada x = a jika f(x) menjadi
(positif atau negative) tak berhingga untuk x  a ; yakni jika f(a) dan lim f(x)
untuk x  a tidak terdefinis. Kurva dari fungsi yang asinambungan tak berhingga
pada x = a mendekati x = a sebagai sebuah asimtot

Contoh :

Fungsi f(x) = 9/(x-3)2 asinambungan tak berhingga pada x = 3 sebab f(3) dan lim
f(x) untuk x  3 tidak terdefinisi; dalam hal ini f(3) = ~ dan lim f(x) = ~

x3

fungsi ini sinambung pada semua nilai x selain x = 3. Kurvanya asimtotik pada x =
3 (lihat gamabar 8-2)

F(x) =
9
¿¿

X=3
0;1

Gambar 8-2

Fungsi f(x) dikatakan asinambungan berhingga pada x = a jika f(x) terdefinisi tapi
berubah secara drastic pada x = a; yakni jika f(a) terdefinisi dan lim f(x) untuk x
a tidak terdefinisi. Kurva dari fungsi yang asnimabungan berhingga pda x = a
mempunyai dua macam nilai f (a) untuk x  a yakni limit masing-masing sisinya.

Contoh :
Fungsi f(x) = 3/x asinmabung berhingga pada x = 0 sebab f(x) terdrfini tapi
berubah secara drastic pada x = 0, karena lim f(x) untuk x  0 tidak terdefinisi.

F(0) = 3/0 = ~

Lim f(x) = lim (3/x) = - ~


x0- lim x 0-

Lim f(x) = lim (3/x) = +~ karena limit sisi – kiri ≠ limit sisi kanan maka

x0

perhatikan nilai f(x) untuk nilai-nilai x tertentu berikut ini gambar 8-3
f(x)

x−3−2−1 0 1 23
f ( x )−1−1,5−3 31,5 1

-3 -2 -1 0 1 2 3
Amati gambar disebelah f(x) menuju -~ untuk x0 dari sisi kiri,
tetapi menuju + ~ untuk x  0 dari sisi kanan terdapat
3 perubahan drastic nilai f(x) pada x = 0
F(x) =
x

Ciri khas dari fungsi yang memiliki ketidaksinambungan berhingga (finite


discontinuous) adalah bahwa nilai fungsinya sama dengan limit salah satu sisinya
dalam contoh diatas, nilai f (0) sama dengan lim f(x) untuk x 0 dari sisi kaan,
yakni sama-sama +~

Fungsi f(x) dikatakan asinambungan titik pada x = a jika f(a) tidak terdefinisikan
tapi lim f(x) untuk x  a terdefinisi. Kurva dari fungsi yang asinambung titik pada
x = a tersebut f(x) tidak terdefinisi. Titik dimana f(x0 tidak terdefinisikan
dinamakan “titik yang hilang” dalam fungsi yang bersangkutan

1) fungsi f(x) = (x2 – 4) / (x-2) asinambung titak pada x =2 sebab f(2) tidak
terdefini tapi lim f(x) untuk x  2 terdefinisi.

F(2) = (4 -40/(2 – 2) = 0/0 = tak terdefinisi. Akan


tetapi untuk x ≠ 2, f(x) bisa disederhanakan
menjadi f(x) = (x+2)(x-2)/(x-2) = (x+2) sehingga
lim f(x) = lim (x+2)= 4x
4
x2 −4
F(x) =
x −2 x2 x2

0
2

Kurva dari fungsi f(x) = (x2 – 4)/(x-2) tak lain adalah garis lurus (x +2).

Perhatikan gambar 8-4, kurva f(x) = (x2 – 4) /(x-2) terputus pada


kedudukan x = 2. Hal ini disebabkan karena tidak terdefinisinya f(2) .

2) fungsi f(x)= (2x2 – 32)/(x + 4)asinambung titik pada x = -4 sebab f(-4) tidak
terdefinisi tapi lim f(x) untuk x -4 terdefinisi. F(-4) = (32 – 32)/(-4 +4)=
tak terdefinisi.akan tetapi untuk x ≠ -4, f(x) bisa disederhanakan menjadi f(x)
= (2x – 8)(x+4)/(x+4) = (2x -8).
(2 x 2−32) (2 x−8)( x +4)
Lim f(x) = lim = lim ( x+ 4)
= -16
(x +4)
Kurva dai fungsi f(x) = (2x2 – 32)/(x + 4) tak lain adalah garis lurus (2x – 8)
dengan titik (-4, -16) sebagai titik yang hilang. Pembaca perlu membuktikan
hal ini dengan cara mencoba menggambarkan sendiri kurvanya; subtitusikan
niai-nilai (misalnya) x = -7,-6,-5,-4,5,-4,-3,5,-3,-2,-1,0,1,2 ke dalam
persamaan f(x) = (2x2 - 32 )/(x+ 4)!
Latihan kesinambungan

Tentukan apakah fungsi-fungsi f(x) brikut sinambung untuk semua nilai x


ataukah asinambung pada kedudukan x tertentu. Jika asinambung, jelaskan
bentuk ketidaksinambungan
1. F(x) = 18x3 – 24x2 -10x
2. F(x) = (x2 – 49)/(x +7)
3. F(x) = (2x2 -1/8)/(x – ¼)
4. F(x) = (x2 – 5x + 6)/(x -3)
5. F(x) = 18/(x – 4)2
6. F(x) = (2ex – ex )/3
7. F(x) = x-1
8. F(x) = 2x/(3 -x)
9. F(x) = (x3 – 3x2 – 2x + 6)/(x -3)
10.F(x) =5 e-x

8.6 PENERAPAN EKONOMI

Fungsi-fungsi dalam bisinis dan ekonomi banyak yang berbentuk fungsi


asinambung. Bahkan sesungguhnya sebagian besar dari fungsi yang ada
merupakan fungsi asinambung, terutama fungsi permintaan dan fungsi
penawaran untuk jenis-jenis barang tertentu yang unit atau satuannya selalu
distrik (berupa bilangan bulat, tidak mungkin dipecah-pecah). Begitu pula
fungsi biaya dan fungsi penerimaannya. Penyinambungan fungsi yang
sesungguhnya asinambung atau distrik memungkinkan untuk ditelaah
dengan berbagai alat analisi matematik kita dapat menunjukkan berapa biaya
untuk memproduksi 325,6 unit mobil, secara ekonomi yang harus kita
permasasalahkan adalah biaya untuk memproduksi 325 unit mobil. Berikut
ini beberapa kasus fungsi asinambung dalam bisnis ekonomi.

Kasus 39

Andaikan pemerintah menetapkan system pajak pendapatan progresif


dengan ketentuan sbb :

10% atas pendapatan dibawah Rp 2 juta per tahun

15% atas pendapatan antar Rp 2 – 5 juta per tahun

25% atas pendapatan melebihi Rp 5 juta per tahun

Apa bila pendapatan kita lambangkan dengan Y dan jumlah pajak yang
dibayarkan adalah T, maka fungsi pajak pendapatannya dapat dituliskan :

0,10Y 0 ≤ Y≤2

0,15Y 2 ≤ Y≤5
T

0,25Y Y<5

Kurvanya ditunjukan oleh gambar 8-5. Perhatikan bahwa kurvanya


asinambung di dua tempat, pada Y = 1,9999 ……….dan pada Y = 5,000……1
T (Rp Juta)

1,5

0,8

0,7

0,3

0,1
Y (Rp . juta)
0 1 2 3 4 5 6

Gambar 8-5

Kasus 40

andaikan harga jual sebuah mobil Rp 27,5 juta. Jika Q melambangkan


jumlah mobil yang terjual dan R melambangkan penerimaan penjualan dalam
jutaan rupiah, fungsi penerimaannya dapat dituliskan sebagai :

R = 27,5 Q untuk Q = 1,2,3,4,………..

Dan secara grafik ditunjukan oleh ambar 8-6 berikut :


R(Rp juta)
27,5 55,0 82,5 110,0 137,5 165,0

Fungsi diskrit, dalam hal ini sarat akan


ketidaksinambungan, mengingat Q hanya
berlaku untuk bilangan bulat. Penjual tidak
c
mungkin menjual (misalnya) 3,5 buah mobil atau
c
memperoleh penerimaan sebesar Rp 96,25 juta
c
c
c

Jumlah Mobil
0 1 2 3 4 5 6

Gambar 8-6

Kasus 41

Seorang pedagang menjalankan kebijakan diskriminasi harga dalam


penjualan jeruk dengan termin sbb :
Rp 900,00 per kg untuk pembelian sebanyak 5 kg atau kurang

RP 850,00 per kg untuk pembelian lebih dari 5 kg tapi tak lebih dari 10 kg

Rp 750,00 per kg untuk pembelian lebih dari 10 kg

Apabila harga total (= penerimaan bagi penjualan atau pengeluaran bagi


pembeli) dilmbangkan dengan Y dan jumlah jeruk dalam kilogram dilambangkan
dengan X, maka fungsinya dituliskan sbb :

= 900 X 0≤X≤5

Y = 850 X 5 < X ≤ 10

= 750 X X < 10

Y (rupiah)

8.500

4.500

X(Kg)
0 5 10 15

Gambar 8-7
Dengan demikian harga semacam ini (pembedaan harga berdsarkan
jumlah pembelian, dalam ekonomi mikro disebut diskriminasi harga derajat
kedua), penjual dapat merangsang pembeli untuk membeli lebih banyak. Dalam
kasus ini membeli jeruk 11 kg lebih murah dari pada membeli 10 kg.

Anda mungkin juga menyukai