BAB 8
LIMIT DAN KESINAMBUNGAN FUNGSI
Teori tentang limit dan kesinambungan sebuah fungsi merupakan “akar” dari
aljabar kalkulus. Oleh karenanya uraian mengenai kalkulus selalu diawali dengan
bahasan tentang kedua hal ini. Meskipun konsep limit dan kesinambungan itu
sendiri mungkin terasa realitf lebih canggih (sophisticated) dibandingkan dengan
konsep diferensial dan integralnya (yang merupakan inti kalkulus), namun
mengingat kedudukannya sebagai akar atau landasan kalkulus, keduannya tak
dapat dianggap sebagai sekedar untuk diketahui sambil lalu. Itulah sebabnya di
dalam buku ini konsep limit dan kesinambungan fungsi disajikan secara khusus
dalam suatu bab sendiri.
lim f(x) = L
x a
dan dibaca “limit fungsi f(x) untuk x mendekati a adalah L”. artinya jika variable x
berkembang secara terus-menerus hingga mendekati bilangan tertentu a, maka
nilai fungsi f(x) pun akan berjembang pula hingga mendekati L. Atau sebaliknya,
fungsi f(x) dapat dibuat mendekati nilai tertentu yang diinginkan L dengan
mengembangkan variable x sedemikian rupa hingga mendekati a.
Dua hal perlu diperhatikan dalam notasi atau pernyataan limit di atas.
Pertam, x a harus dibaca serta ditafsirkan sebagai x mendekati a, dan bukan
berarti x=a! Kedua, lim f(x) = L harus dibaca serta ditafsirkan bahwa L adalah
limit fungsi f(x) dan bukan berarti L adalah nilai fungsi f(x) dan bukan berarti L
adalah nilai fungsi f(x) ringkasnya,
Maka lim f(x) = lim (1-2x2) = -7 lim f(x)= lim (1-2x2= -17
X 2 x 2 x 3 x 3
x f(x) = 1-2x2
3,50 1 – 2(3,50)2 = -23,6
3,10 1 – 2(3,10)2 = -18,22
3,05 1 – 2(3,05)2 = -17,605
3,01 1 – 2(3,01)2 = -17,1202
2,99 1 – 2 (2,99)2 = -16,8802
2,95 1 – 2 (2,95)2 = 16,405
2,90 1 – 2 (2,90)2 = -15,82
2,50 1 – 2 (2,50)2 = - 11,5
2,10 1 – 2 (2,10)2 = - 7,82
2,05 1 – 2 (2,05)2 = -7,405
2,01 1 – 2 (2,01)2 = -7,0802
1,99 1 – 2 (1,99)2 = -6,9202
1,95 1 – 2 (1,95)2 = -6,005
1,90 1 – 2 (1,90)2 = -6,22
1,50 1 – 2 (1,50)2 = -3,5
1 1 – 2 (1)22 = -1,0
Dari table di atas terlihat bahwa jaka x bergerak mendekati Z (baik dari x = 1
lalu menaik, maupun dari x = 3,50 lalu menurun), maka f(x) akan mendekati
-7. Sedangkan jika x bergerak mendekati 3 maka f(x) akan berkembang mendekati
-17.
Contoh
1) lim (1 – 2x2) = -7
x→2
2) lim (1 – 2x2) = 1
x→0
3) lim (1 – 2x2) = -~
x→a+~
4) lim (1 – 2x2) = -~
x → -~
8.2 LIMIT SISI-KIRI LIMIT SISI-KANAN
x→a
daripada a(dari x < a), berarti kita melihatnya dari sisi kanan. Jadi ,
lim f(x)
x→a
terdiri atas
Nilai-nilai x<a)
Limit sisi-kiri dari sebuah fungsi adalah nilai yang didekati oleh fungsi
tersebut apabila variabelnya bergerak mendekati limitnya melalui nilai-nilai yang
membesar (x→ a dari sisi-kiri, melalui nilai-nilai x<a) Jadi, jika
x→a untuk x → a
Limit sisi-kanan dari sebuah fungsi adalah nilai yang didekati oleh fungsi
tersebut apabilah variabelnya bergerak mendekati limitnya mealuli nilai-nilai yang
mengecil (x→a dari sisi kanan, melalui nilai-nilai x→a). Jadi jika
limit sebuah fungsi dikatakan ada jika dan hanya jika limit sisi-kiri dan limit
sisi-kanannya ada serta sama. Dalam kasus semacam ini
x→a x→a+ x→ a
apabila sala satu dari ketentuan-ketentuan di ats tiak terpenuhi, maka limit
dari fungsi yang bersangkutan tidak terdefinisi. Dengan demikian liit sebuah fungsi
dikatakan tidak ada jika limit salah satu sisinya tidak ada, atau limit kedua sisinya
tidak ada, atau limit kedua sisinya ada tetapi tidak sama
Contoh:
x→2- x→2+
x→a
Moral yang lebih penting dari peringatan di atas ialah kita senantiasa harus
sadar bahwa lim f(x) untuk x→a.dalam kasus kasus tertentu, penemuan matematis
mengenai limit sebuah fungsi perlu diuji dengan pembuktian grafis terhadap limit
sisi iri dan limit sisi kanannya. Terutama jika secara matematik ditemukan hasil
lim f(x) = atau lim f(x) = -~. Hal ini penting
x→0 x→0
x→a
x→2 x→5
Lim k=k
x→a
x→2
= (1-2.22) + 23 = -7+8 =1
4. Limit dari suatu perkalian fungsi adalah perkalian dari limit fungsi-fungsi nya
5. limit dari suatu pembagian fungsi adalah pembagian dari limit fungsi-ungsinya,
dengan syarat limitdengan syarata limit fungsi pembagiannya tidak sama
dengan nol.
f(x) = x→a
x→a
lim(x2-25)
x→5
lim (x-5)(x+5)
x→5
= = lim (x+5) = 10
x→5
6. Limit dari suatu fungsi berpangkat n adalah pangkat n dari limit fungsinya.
x→a x→a
x→a x→2
7. Limit dari suatu fungsi terakar berpangkat positif adalah akar dari limit
fungsinya.
x→a x→a
8. Dua buah fungsi yang serupa mempunyailimit yang sama. Jika f(x) = g(x) untuk
semua nilai x ≠ a dan lim f(x) = L, maka lim g(x) = L juga
x→a x→a
Dalam Sub-bab 8.1ditegaskan bahwa limit sesuatu fungsi tidak boleh tektentu.
Ini berarti penentuan limit sesuatu fungsi tidsak boleh membuahkan hasil
berbentuk 0/0 atau ≠/~. Sub- bab ini akan membahas kaidah-kaidah khusus yang
dapat diterapkan guna menghindari hasil berbentuk tak tentu tersebut.
Mengingat x→5 adalah x≠5, maka lim {(x2-25)/(x-5) untuk x→5 dapat
diuraikan seperti di atas dan tersederhana menjadi hanya lim (x=5) untuk x-5. Jadi,
limit yang menghasilkan bentuk taktentu 0/0 dapat dihindari dengan cara
mengurai-sederhanakan fungsinya. Perhatikan contoh lain berikut ini.
Andaikan f(x) = {(x-3)2 – 9}/x. Berapa lim f(x) untuk x→0? Subsitusikan
langsung x-0 ke dalam lim f(x) untuk x→0 akan menghasilkan bentuk tak tentu
0/0, sebab f(x) = 0/0 jika x = 0. Namun jika x≠0, f(x) ≠ 0/0 dan dapat diurai-
sederhanakan menjadi f(x) = (x2– 6x + 9 – 9)x = (x2 – 6x)/x = x-6.Dengan demikian
x→0 x→0
Bentuk taktentu ~/~ dapat terjadi dalam kasus penentuan limit pembagian
fungsi [katakanlah lim {f(x)/g(x)}] untuk variabel x→?. hasil ~/~, yang potensial
untuk terjadi, dapat dihindari dengan cara membagi pembilang dan penyebutnya
dengan variabel berpangkat tertinggi pada penyebut
Contoh:
4 x5 + x2 4 / x+1/ x 4 0+0
Lim 3 = Lim = 3+0
=0
3 x 6+7 x 3+7 /x 3
x ~ x ~
1
3 2 6+ + 9/ x3
6 x + x +9 x 6+0+ 0
2) Lim 2
2 x 3 +5 x −4
= Lim
5 = 2+0+0 =3
2+ −4 / x 3
x
x ~ x ~
8.4.3 Penyelesaian pintas limit fungsi-pembagian untuk x- ~
Selain dengan cara yang baru saja ditunjukkan di atas, terdpat cara
yang lebih singkat dalam menentukan lim {f(x)/g(x)) untuk x ~. Penyelesaian
pintas ini dilakukan dengan cara memperbandingkan suku-suku berpangkat tinggi
pada pembilang dan penyebut.
m
f (x ) i
Jika y(x) = =∑ a x
g ( x) i=o i
n
∑ bj x j
j=o
dimana f(x) dan g(x) masing-masing merupakan fungsi polinom berderajat m dan
berderajat n ;
maka
= am / bn Dalam hal m = n
lim y(x)
x~
perhatian : kaidah ini berlaku hanya jika y(x) merupakan fungsi pembagian dan
2) Tentukan limit y(x) untuk x~ jika y(x) = (6x3 + x2 + 9) / (2x3 + 5x2 – 4)
m = 3, n=3
am 6
[ Bandingkan dengan contohm 2)
= n,dalam seksi
maka lim y(x) =sebelum
bm
=
2 ini, hasilnya sama ]
=3
x ~
3) aLim {(xb2 –= 25)
3 / (x – 5)} = ~ sebab m > n dan am > 0
m = 3, n
x ~
4) Lim {(25 – x2) / (x – 5)} = ~ sebab m > n dan am < 0
x ~
latihan limit
tentukan :
1. Lim (2x2 – 3x + 1)
x ~
2. Lim (3x4 – 2x2 + 4x + 5)
x ~
3. Lim {(2x – 3) + (x + 1)}
x ~
4. Lim √ x−1
x ~
5. Lim ( √ x + 5)
x ~
6. Lim {(3x2 – 5x)(6x + 2)}
x ~
7. Lim ( x−1
x−3 )
x ~
x 2−49
8. Lim ( x−7 )
x ~
4 x 2−1
9. Lim ( x2−1 )
x ~
2 x 3−2 x
10.Lim ( x 2−1 )
x 1
1. f(a) terdefinisikan
2. lim f(x) terdefinisikan
xa
3. lim F(x) = f(a)
xa
Fungsi f(x) dikatakan sinambung dalam suatu interval b ≤ x ≤ c ( atau interval b <
x < c) jika ia sinambung pada setiap titik di dalam interval tersebut.
Fungsi f(x) yang tidak sinambung pada suatu titik dimana x = a dikatakan
sinambung pada x = a
Ketidaksiambungan sebuah fungsi dpat berbentuk salah satu dari tiga kemungkinan
: sinambungan tak berhingga, sinambungan berhingga dan asinambungan titik.
Secara geometri, penampilan kurva dari fungsi-fungsi yang berlainan bentuk
ketidaksinambungan ini sangat berbeda.
Fungsi f(x) dikatakan asinambungan tak berhingga pada x = a jika f(x) menjadi
(positif atau negative) tak berhingga untuk x a ; yakni jika f(a) dan lim f(x)
untuk x a tidak terdefinis. Kurva dari fungsi yang asinambungan tak berhingga
pada x = a mendekati x = a sebagai sebuah asimtot
Contoh :
Fungsi f(x) = 9/(x-3)2 asinambungan tak berhingga pada x = 3 sebab f(3) dan lim
f(x) untuk x 3 tidak terdefinisi; dalam hal ini f(3) = ~ dan lim f(x) = ~
x3
fungsi ini sinambung pada semua nilai x selain x = 3. Kurvanya asimtotik pada x =
3 (lihat gamabar 8-2)
F(x) =
9
¿¿
X=3
0;1
Gambar 8-2
Fungsi f(x) dikatakan asinambungan berhingga pada x = a jika f(x) terdefinisi tapi
berubah secara drastic pada x = a; yakni jika f(a) terdefinisi dan lim f(x) untuk x
a tidak terdefinisi. Kurva dari fungsi yang asnimabungan berhingga pda x = a
mempunyai dua macam nilai f (a) untuk x a yakni limit masing-masing sisinya.
Contoh :
Fungsi f(x) = 3/x asinmabung berhingga pada x = 0 sebab f(x) terdrfini tapi
berubah secara drastic pada x = 0, karena lim f(x) untuk x 0 tidak terdefinisi.
F(0) = 3/0 = ~
Lim f(x) = lim (3/x) = +~ karena limit sisi – kiri ≠ limit sisi kanan maka
x0
perhatikan nilai f(x) untuk nilai-nilai x tertentu berikut ini gambar 8-3
f(x)
x−3−2−1 0 1 23
f ( x )−1−1,5−3 31,5 1
-3 -2 -1 0 1 2 3
Amati gambar disebelah f(x) menuju -~ untuk x0 dari sisi kiri,
tetapi menuju + ~ untuk x 0 dari sisi kanan terdapat
3 perubahan drastic nilai f(x) pada x = 0
F(x) =
x
Fungsi f(x) dikatakan asinambungan titik pada x = a jika f(a) tidak terdefinisikan
tapi lim f(x) untuk x a terdefinisi. Kurva dari fungsi yang asinambung titik pada
x = a tersebut f(x) tidak terdefinisi. Titik dimana f(x0 tidak terdefinisikan
dinamakan “titik yang hilang” dalam fungsi yang bersangkutan
1) fungsi f(x) = (x2 – 4) / (x-2) asinambung titak pada x =2 sebab f(2) tidak
terdefini tapi lim f(x) untuk x 2 terdefinisi.
0
2
Kurva dari fungsi f(x) = (x2 – 4)/(x-2) tak lain adalah garis lurus (x +2).
2) fungsi f(x)= (2x2 – 32)/(x + 4)asinambung titik pada x = -4 sebab f(-4) tidak
terdefinisi tapi lim f(x) untuk x -4 terdefinisi. F(-4) = (32 – 32)/(-4 +4)=
tak terdefinisi.akan tetapi untuk x ≠ -4, f(x) bisa disederhanakan menjadi f(x)
= (2x – 8)(x+4)/(x+4) = (2x -8).
(2 x 2−32) (2 x−8)( x +4)
Lim f(x) = lim = lim ( x+ 4)
= -16
(x +4)
Kurva dai fungsi f(x) = (2x2 – 32)/(x + 4) tak lain adalah garis lurus (2x – 8)
dengan titik (-4, -16) sebagai titik yang hilang. Pembaca perlu membuktikan
hal ini dengan cara mencoba menggambarkan sendiri kurvanya; subtitusikan
niai-nilai (misalnya) x = -7,-6,-5,-4,5,-4,-3,5,-3,-2,-1,0,1,2 ke dalam
persamaan f(x) = (2x2 - 32 )/(x+ 4)!
Latihan kesinambungan
Kasus 39
Apa bila pendapatan kita lambangkan dengan Y dan jumlah pajak yang
dibayarkan adalah T, maka fungsi pajak pendapatannya dapat dituliskan :
0,10Y 0 ≤ Y≤2
0,15Y 2 ≤ Y≤5
T
0,25Y Y<5
1,5
0,8
0,7
0,3
0,1
Y (Rp . juta)
0 1 2 3 4 5 6
Gambar 8-5
Kasus 40
Jumlah Mobil
0 1 2 3 4 5 6
Gambar 8-6
Kasus 41
RP 850,00 per kg untuk pembelian lebih dari 5 kg tapi tak lebih dari 10 kg
= 900 X 0≤X≤5
Y = 850 X 5 < X ≤ 10
= 750 X X < 10
Y (rupiah)
8.500
4.500
X(Kg)
0 5 10 15
Gambar 8-7
Dengan demikian harga semacam ini (pembedaan harga berdsarkan
jumlah pembelian, dalam ekonomi mikro disebut diskriminasi harga derajat
kedua), penjual dapat merangsang pembeli untuk membeli lebih banyak. Dalam
kasus ini membeli jeruk 11 kg lebih murah dari pada membeli 10 kg.