NILAI SOSIAL
Nilai sosial adalah segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar
oleh masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan
diharapkan oleh masyarakat. Tiap masyarakat memiliki sistem yang berbeda yang
bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi. Nilai dapat bersumber dari nilai
keagamaan, adat-istiadat maupun etika yang terus berkembang dalam masyarakat.
Oleh karena nilai mengandung tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan,
maka dapat dikatakan bahwa nilai adalah hasil dari pertimbangan moral. Nilai bisa
berbeda dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ada beberapa ahli
sosiologi yang mengemukakan rumusan tentang nilai sosial;
a. George Spindler
Nilai sosial adalah Core Values of a Culture yang artinya pola-pola sikap dan
tindakan yang menjadi acuan bagi individu dan masyarakat.
b. Charles F. Andrain
Nilai sosial adalah konsep-konsep yang sangat umum mengenai sesuatu yang
ingin dicapai serta memberikan arah tindakan-tindakan mana yang harus diambil.
c. AWG. Green
Nilai sosial adalah kesadaran yang relatif berlangsung disertai emosi terhadap
objek yang dituju.
d. Woods
Nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama dan
bertujuan mengarahkan tingkah laku dan kepuasan manusia dalam kehidupan
sehari-hari
e. Kimball Young
nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar
dan apa yang penting
f. D. Hendropuspito
Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena terbukti
mampunyai daya guna fungsional bagi perkembangan hidup bersama
g. Koentjaraningrat:
Nilai sosial adalah konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat
penting dalam hidup.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah penghargaan
yang diberikan masyarakat terhadap segala sesuatu yang dianggap baik, penting,
luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan
hidup bersama.
Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan
kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh
atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut. Tolok ukur hanya
bersifat sementara, karena masyarakat terus berubah. Dari pengalaman kita ketahui
bahwa tolok ukur yang sudah lama berlaku di dalam suatu masyarakat dapat goyah
pada suatu saat.
Proses modernisasi dewasa ini ternyata membawa dampak yang besar, antara
lain masuknya semangat sekularisme. Salah satu akibatnya adalah pudarnya nilai
sosial tradisional.Tidak ada tolok ukur nilai yang bersifat kekal (absolute). Dua syarat
yang harus dipenuhi agar tolok ukur nilai menjadi bersifat tetap adalah :
a. Penghargaan itu harus diberikan dan disetujui oleh seluruh atau sebagian besar
anggota masyarakat, jadi bukan atas keinginan atau penilaian individu.
b. Tolok ukur itu harus diterima sungguh-sungguh oleh masyarakat, minimal oleh
sebagian besar.
Nilai sosial yang merupakan acuan untuk besikap dan bertindak terumuskan
dalam wujud konsep-konsep yang sangat umum yang hidup dalam alam pikiran
masyarakat, sebenarnya tidak datang dengan sendirinya. Nilai sosial hadir dipahami
dan diyakini oleh anggota-anggota masyarakat, sebenarnya merupakan hasil dari
proses produksi atau perumusan dari tiga sumber. Ketiga sumber tersebut adalah :
a. Tuhan
Banyak masyarakat yang mempunyai nilai sosial yang bersumber dari Tuhan,
yaitu melalui ajaran yang disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Karena ajaran
agama sesungguhnya berisi nilai-nilai sosial yang memberikan pedoman
bagaimana cara bersikap dan bertindak bagi manusia. Oleh karena itu, banyak ahli
menyebutkan bahwa nilai sosial yang bersumber dari Tuhan dinamakan nilai
theonom. Contoh nilai theonom adalah negara Arab Saudi yang menggunakan
kitab suci Alquran sebagai pedoman nilai sosial bagi penyelenggaraan negara dan
bagi acuan bersikap dan bertindak warga negaranya.
b. Masyarakat
Ada juga nilai sosial yang dirumuskan dari kesepakatan banyak orang anggota
masyarakat. Nilai sosial yang berasal dari hasil kesepakatan banyak orang ini
disebut nilai heteronom. Contohnya, Pancasila yang berisi ajaran nilai yang harus
dijadikan pedoman oleh seluruh warga negara dan para penyelenggara negara di
Indonesia merupakan rumusan hasil kesepakatan bapak-bapak pediri bangsa
(founding father).
c. Individu
Selain Tuhan dan masyarakat, nilai sosial juga diproduksi dan dirumuskan
oleh seorang individu. Biasanya orang-orang yang biasa merumuskan suatu nilai
dan nilai-nilai tersebut dipakai oleh masyarakat sebagai acuan bersikap dan
bertindak, adalah orang-orang yang memiliki kelebihan tertentu dibanding orang-
orang lain pada umumnya. Nilai sosial yang bersumber dari seorang individu ini
disebut nilai otonom. Contoh nilai otonom adalah konsep Trias Politika atau
konsep yang mengajarkan perlunya pembagian kekuasaan menjadi eksekutif,
legislatif dan yudikatif yang dikemukakan oleh John Jacques Rousseau. Sekarang
ajaran Trias Politika tersebut telah menjadi bagian penting dari ajaran demokrasi
yang telah diterapkan di sebagian besar negara-negara di dunia.
a. Nilai-nilai Kenikmatan
b. Nilai-nilai Kehidupan
Dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang paling penting bagi kehidupan.
Misalnya : kesehatan, kesejahteraan umum, terjadinya saling pengertian dan
keharmonisan dalam masyarakat.
c. Nilai-nilai Kejiwaan
Dalam nilai-nilai kejiwaan ini meliputi nilai-nilai yang tidak tergantung pada
keadaan jasmaniah maupun lingkungannya. Misalnya: masalah-masalah
berkaitan dengan keindahan, kehalusan budi dan kebenaran.
d. Nilai-nilai kerohanian
Pada tingkatan nilai-nilai kerohanian ini terdapat modalitas nilai dari yang suci
dan yang paling tidak suci. Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-
nilai pribadi, terutama Allah sebagai Pribadi tertinggi
a. Nilai material, yaitu nilai-nilai yang berwujud manfaat kebendaan yang sangat
berguna bagi jasmani seseorang atau masyarakat umum.
b. Nilai vital, yaitu semua hal yang sangat penting atau vital berguna bagi manusia
untuk dapat hidup dan mengadakan aktivitas.
c. Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu semua hal yang berguna bagi kebutuhan-
kebutuhan rohaniah manusia.
Nilai kebenaran (logis), yaitu nilai yang bersumber dari akal dan dibenarkan oleh
akal.
Nilai keindahan (estetis), yaitu nilai yang berasal dari unsur rasa manusia.
Nilai moral (etis), yaitu nilai yang berasal dari unsur kehendak atau karsa manusia.
Nilai agama (religius), yaitu nilai yang merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang
tertinggi dan mutlak.
B. NORMA SOSIAL
Norma sosial adalah bentuk nyata (konkret) nilai-nilai yang terdapat dalam
masyarakat yang merupakan pedoman berperilaku dalam masyarakat. Norma
adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku
manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian.
a. Cara (usage)
b. Kebiasaan (Folkways)
e. Hukum (Laws).
Hukum merupakan salah satu norma yang merupakan konkretisasi dari
sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hukum dibedakan menjadi dua,
yaitu :
2) Hukum tidak tertulis atau yang dikenal dengan istilah konvensi (kebiasaan
yang dilakukan berulang sehingga menjadi patokan hukum meskipun
tidak tertulis). Contoh hukum tidak tertulis dalam proses hukum yang
dikenal dengan yurisprudensi, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
oleh pengadilan/hukum dalam menetapkan suatu perkara hukum.
a. Norma agama
b. Norma kesusilaan
c. Norma kesopanan
Adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat celaan, kritik
hingga pengucilan, tergantung pada tingkat pelanggarannya. Contoh: tidak
meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan
kanan.
d. Norma kebiasaan
Adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibuat secara sadar atau tidak, berisi
petunjuk tentang perilaku yang diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, hingga
pengucilan secara batin. Contoh: membawa oleh-oleh apabila pulang dari
suatu tempat, bersalaman ketika bertemu dengan orang lain.
e. Norma hukum
Adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga- lembaga tertentu, misalnya
pemerintah sehingga dapat dengan tegas melarang serta memaksa orang untuk
dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu. Pelanggaran
terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi berupa denda atau hukuman fisik
(dipenjara atau bahkan dihukum mati). Contoh: wajib membayar pajak,
dilarang menerobos lampu merah.
Tingkah laku yang menyimpang adalah semua tingkah laku yang melanggar norma-norma
penting dalam kelompok atau masyarakat, contoh: bunuh diri (suicide), hubungan seks pra
nikah (extramarital sex), mengkonsumsi narkoba, pencurian, pemerkosaan, menyontek, dll.
Robert M.Z. Lawang membedakan bentuk penyimpangan menjadi empat macam, yaitu :
b. Penyimpangan seksual
c. Sikap dan tingkah laku yang selalu bertentangan dengan warga masyarakat
Seperti pola hidup yang glamour atau serba wah, konsumerisme, dan ingin tampil
mewah.
http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-ii-nilai-dan-norma-yang-berlaku.html
Pengendalian sosial
Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta
mengajak dan mengarahkan warga untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai
yang berlanjut. Dengan beradanya pengendalian sosial yang berpihak kepada yang benar
diharapkan dapat meluruskan anggota warga yang berperilaku menyimpang/membangkang.
Daftar isi
1 Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Pakar
2 Macam-Jenis Pengendalian Sosial
2.1 Sesuai Sifat
2.2 Sesuai Cara atau Perlakuan Pengendalian Sosial
2.3 Sesuai Pelaku Pengendalian Sosial
3 Bentuk-Bangun Pengendalian Sosial
4 Referensi
Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Para Pakar
Pengertian pengendalian sosial menurut para sosiolog, selang lain untuk berikut.
Bruce J. Cohen
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau cara yang dipakai untuk mendorong seseorang supaya
berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau warga luas tertentu.
Horton
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan babak yang ditempuh oleh sekelompok orang atau
warga, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau warga.
Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada babak terencana ataupun
tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan
diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.
Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang dipakai oleh warga untuk menertibkan anggota-
anggotanya membangkang.
Pengendalian sosial adalah sanksi, adalah suatu bangun penderitaan yang secara sengaja
diberikan oleh warga.
Dari sebagian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah babak yang
dipakai oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa
individu atau warga supaya berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlanjut di
warga, sehingga tercipta ketertiban di warga. Pengertian Pengendalian
1. Tindakan Preventif
Pengendalian sosial yang mempunyai tujuan untuk melaksanakan tindakan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Contohnya,
guru menasihati murid supaya tidak terlambat datang ke sekolah.
2. Tindakan Represif
Pengendalian sosial yang mempunyai tujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah
terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai
dengan pelanggaran yang dilaksanakan. Contohnya, sanksi skors diberikan kepada siswa
yang sering melanggar peraturan.
3. Tindakan Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilaksanakan pada ketika
terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru menegur dan menasihati siswanya
karena ketahuan menyontek pada ketika ulangan.
1. Tindakan Persuasif
Pengendalian sosial yang dilaksanakan tanpa kekerasan contohnya menempuh cara mengajak,
menasihati atau membimbing anggota warga supaya bertindak sesuai dengan nilai dan norma
warga. Cara ini dilaksanakan menempuh lisan atau simbolik. Contoh pengendalian sosial
menempuh lisan adalah dengan mengajak orang menaati nilai dan norma dengan cakap
langsung memanfaatkan bahasa lisan, masih pengendalian secara simbolik dapat
memanfaatkan tulisan, spanduk dan iklan layanan warga. Contoh pengendalian sosial
persuasif secara lisan adalah seorang ibu menasehati anaknya yang akan pergi ke sekolah
supaya tidak terlibat tawuran atau melaksanakan kelakuan yang tidak sesuai nilai dan norma.
Masih contoh cara pengendalian sosial simbolik contohnya pemerintah kawasan menghimbau
warga supaya menjaga kebersihan lingkungan, cara yang dilaksanakan pemerintah kawasan
dengan memasang spanduk di tempat tertentu yang dapat dibaca oleh warga.
2. Tindakan Koersif
Pengendalian sosial yang dilaksanakan dengan memanfaatkan paksaan atau kekerasan, berpihak
kepada yang benar secara kekerasan fisik atau pun psikis. Contoh pengendalian sosial koersif
adalah penertiban pedagang kaki lima di trotoar perlintasan yang dilaksanakan oleh satuan
polisi pamong praja atau Satpol PP dengan cara membongkar dan merusak tempat berniaga
dan mengangkut barang-barang milik pedagang. Sehingga timbul kerusuhan bahkan berada
yang menimbulkan korban jiwa. Contoh lain pengendalian sosial dengan cara koersif adalah
hukuman penjara, denda, pengusiran atau pengucilan. Pengendalian sosial koersif sebaiknya
merupakan langkah terakhir yang dipakai untuk mengendalikan perilaku menyimpang karena
seringkali menimbulkan reaksi negatif.[4]
Gosip
Gosip sering juga disebutkan dengan desas-desus. Gosip merupakan memperbincangkan perilaku
negatif yang dilaksanakan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas. Gosip tidak
dapat diketahui secara buka, terlebih-lebih oleh orang yang merupakan objek gosip. Namun
demikian gosip dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga nyaris semua anggota warga
kenal dan terlibat dalam gosip. Contohnya gosip tentang perselingkuhan yang dilaksanakan
oleh Si A dengan Si B. gosip seperti ini dalam masa singkat akan segera menyebar. Warga
warga yang telah mendengar gosip tertentu akan terpengaruh dan bersikap sinis kepada orang
yang digosipkan. Karena sifatnya yang laten, biasanya orang sangat menjaga supaya tidak
dijadikan objek gosip.
Teguran
Teguran biasanya dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau
sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau mengganggu kenyamanan warga
warga. Teguran merupakan kritik sosial yang dilaksanakan secara langsung dan buka
sehingga yang bersangkutan segera menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Di dalam
tradisi warga kita teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Contohnya teguran
terhadap sekelompok pemuda yang begadang hingga larut malam sambil menciptakan
kegaduhan yang mengganggu ketentraman warga yang masih tidur, teguran yang
dilaksanakan oleh guru kepada pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan lain
untuknya.
Sanksi/Hukuman
Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang diberikan
kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melaksanakan perilaku
menyimpang. Contohnya pemecatan yang dilaksanakan terhadap polisi yang terbukti telah
mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain untuknya. Adapun definisi dari sanksi
atau hukuman selang lain adalah: 1.untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang
terhadap penyimpangan yang telah dilaksanakan sehingga tidak akan mengulanginya lagi.
2.untuk peringatan kepada warga warga lain supaya tidak melaksanakan penyimpangan.
Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang supaya mencapai taraf kekeadaan
telah dewasa. Menempuh pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus
mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlanjut di tengah-tengah warga.
Agama
Agama mengajarkan kepada semua umat manusia untuk menjaga hubungan berpihak kepada
yang benar selang manusia dengan sesama manusia, selang manusia dengan makhluk lain,
dan selang manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang berpihak kepada yang
benar dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi
segala larangan-Nya. Menempuh agama ditanamkan kepercayaan bahwa melaksanakan
perintah Tuhan merupakan kelakuan berpihak kepada yang benar yang akan mendatangkan
pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan kelakuan dosa yang akan
mendatangkan siksa. Dengan kepercayaan seperti ini, maka agama memegang peranan yang
sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.[6]
Referensi
1.^ Pengertian Pengendalian Sosial
1.^ Pengendalian Sosial Sesuai Sifat
2.^http://start-to-logic.blogspot.com/2011/04/sifat-sifat-pengendalian-sosial.html Pengendalian
Sosial Tindakan Kuratif]
3.^http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan
%20Belajar/Materi%20Pokok/SMA/view&id=284&uniq=2740 Pengendalian Sosial Sesuai
Cara Perlakuan]
4.^Pengendalian Sosial Sesuai Pelaku Pengendalian Sosial
5.^Bangun Pengendalian Sosial
6. ^Bidang pengendalian sosial^