Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK 1

SOSIOLOGI
“NILAI DAN NORMA SOSIAL”

Disusun oleh :
AINIL IPAH 2011020003

SYAFIRA ISLAM MONIKA 2011020004

YOGI FERNANDES 2011020005

NOFRIADI PUTRA

Kelas:2 Spi A

Dosen Pengampu :
EFRIZAL NASUTION.M.Pd

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMONIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAN BONJOL
TAHUN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Nilai-nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang
tidak diinginkan,atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh.Bidang yang
berhubungan dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku
manusia)dan estetika (penyelidikan tentang nilai dan seni).Nilai dalam masyarakat
tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar di terima dan
dilaksanakan oleh anggota masyarakat.
Norma merupakan aturan aturan dan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk
mendorong bahkan menekan pribadi,kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai
sosial.Nilai dan norma selalu berkaitan,walaupun demikian keduanya dapat
dibedakan.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan individu
lain.Untuk menjaga kelangsungan hidup bermasyarakat diperlukan aturn-aturan yang
terwujud dalam norma dan nilai.Setiap masyarakat memiliki seperangkat nilai dan
norma yang berbeda sesuai dengan karakteristik masyrakat itu sendiri.Nilai dan
norma tersebut akan dijunjung tinggi,diakui dan digunakan sebagai dasar dalam
melakukan interaksi dan tindakan sosialnya.Dalam kehidupan sehari-hari manusia
dalam berinteraksi dipandu oleh nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam
kehidupan sosial.Norma dan nilai pada awalnya lahir tidak disengaja,karena
kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial dan harus berinteraksi dengan yang lain
menuntut adanya suatu pedoman,pedoman itu lama–kelamaan norma-norma tersebut
dibuat secara sadar.Nilai dan norma tersebut harus dijaga kelestarianyya oleh seluruh
anggota masyarakat agar masyrakat tidak kehilangan pegangan dalam kehidupan
bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai

Dalam kamus bahasa Indonesia,nilai adalah harga,angka kepandaian.Nilai sosial


adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat,mengenai apa yang dianggap buruk
oleh masyarakat.Sebagai contoh,orang menggagap menolong memiliki nilai
baik,sedangkan mencuri bernilai buruk.

Nilai sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama,yang mengarahkan


tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.Untuk menentukan sesuatu
itu dikatakan baik atau buruk,pantas atau tidak pantas harus melalui proses
menimbang.Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut
masyarakat.Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat lain
terdapat perbedaan tata nilai.Contoh,masyarakat yang tinggal diperkotaan lebih
menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-
pembaharuan.sementara pada masyarakat tradisional lebih cendrung menghindari
persaingan karena dalam persaingan akan menggangu keharmonisan dan tradisi yang
turun temurun.

Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak
diinginkan atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh.Bidang yang berhubungan
dengan nilai adalah etika(penyelidikan nilai dalam tingkah laku manusia) dan
estetika(penyelidikan tentang nilai dan seni).Nilai dalam masyarakat tercakup dalam
adat kebiasaan dan tradisi yang secara tidak sadar diterima dan dilaksanakan oleh
anggota masyarakat.1

Nilai menurut spenger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh
individu untuk menimbang dan memilih alternative keputusan dalam situasi sosial
1
M. Arifin Hakim, Ilmu Budaya Dasar, (Pusaka Satya, Bandung, 2001), hlm. 22-23
tertentu.Dalam pandangan sprenger,kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada
tatanan nilai-nilai kesejarahan.Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai
dimensi nilai dalam kepribadian manusia,namun sprenger mengakui akan kekuatan
individual yang dikenal dengan istilah roh subjektif.Sementara itu,kekuatan nilai-nilai
kebudayaan merupakan roh objektif.Kekuatan individual atau roh subjektif
didudukkan dalam posisi primer karena nilai-nilai kebudayaan hanya akan
berkembang dan bertahan apabila didukung dan dihayati oleh individu.

Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan secara pasif melainkan secara
kreatif dan aktif.Dalam proses manusia menerima nilai ini terjadi hubungan dialektis
antara roh objektif dengan roh subjektif.Artinya,roh objektif akan berkembang
dengan berpedoman kepada roh objektif yang di posisikan sebagai cita-cita yang
harus dicapai.Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong
orang untuk mewujudkannya .

Menurut Horrocks,pengertian nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu


atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau
sebagai sesuatu yang dibutuhkan.Secara dinamis,nilai dipelajari dari produk sosial
dan secara perlahan diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik
bersama dengan kelompoknya.2

Dari pengertian nilai yang dikemukakan para pakar diatas,dapat disimpulkan


bahwa nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam ha
mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian.Nilai merupakan sesuatu
sesuatu yang bersifst abstrak,karena mencakup pemikiran dari seseorang.Penilaian
yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama dengan individu yang satu.

B. Fungsi dan Jenis Nilai Sosial

Fungsi nilai sosial adalah sebagai berikut :

2
Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, 2006, Psikologi Remaja, Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 134
1. Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok.

2. Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.

3. Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.

4. Sebagai alat solidaritas bagi kelompok.

5. Sebagai alat kontrol perilaku manusia.3

Spranger menggolongkan nilai kedalam enam jenis. Adapun jenis nilai sosial,
antara lain :

1. Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar
pertimbangan rasional. Nilai keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama.

2. Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu
dipandang benar menurut ajaran agama.

3. Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya
keuntungan finansial sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini
dikontraskan dengan nilai seni.

4. Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasar
perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan
atau rasa seni yang terlepas dari berbagai pertimbangan material.

5. Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin

3
http://siadenuriklas.blogspot.co.id/2012/10/makalah-nilai-sosial-dan-norma-sosial.html?m=1
diunduh pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 14.30 wib
timbul terhadap dirinya sendiri, baik itu berupa keberuntungan maupun
ketidakberuntungan. Nilai solidaritas ini dikontraskan dengan nilai kuasa.

6. Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik buruknya
untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.

Sementara itu Notonagoro membagai nilai menjadi tiga macam, yaitu :

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
kegiatan atau aktivitas.

3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, yang
meliputi :

a. Nilai kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang bersumber pada unsur akal


manusia (rasio, budi, cipta).

b. Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, estetis).

c. Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendak atau kemauan
manusia (karsa, etis).

d. Nilai relegius yang merupakan nilai Ketuhanan, nilai kerohanian yang tertinggi
dan mutlak.

Dari macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang dominan pada
masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni dan nilai agama. Nilai yang
dominan pada masyarakat modern ialah nilai keilmuan, nilai kuasa dan nilai ekonomi.
Sebagai konsekuensi dari proses pembangunan yang berlangsung secara terus-
menerus, yang memungkinkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut. Pergeseran
nilai keilmuan dan nilai ekonomi akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan
nilai-nilai lainnya jika menggunakan model dinamik-interaktif. Ini merupakan
konsekuensi dari kebijakan pembangunan yang memberikan prioritas ada
pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh cepatnya perkembangan ilmu dan
teknologi.4

C. Pengertian Norma Sosial

Norma adalah penjabaran nilai-nilai secara terperinci kedalam bentuk tata aturan
atau tata kelakuan yang secara makro adalah konstitusi, undang-undang, peraturan
pemerintah, konvensi, dan aturan tidak tertulis lainnya.5

Norma sosial adalah sekumpulan pendapat tentang bagaimanakah seharusnya


manusia itu harus bertingkah laku bahkan harus bertindak yang pantas seingga
keharusan dan kepantasan itu menjadi terbiasa dan selanjutnya diturunkan secara
turun-temurunhingga mewujutkan peraturan-peraturan hidup dalam pergaulan
kehidupan masyarakat.6

D. Macam-macam Norma yang Berlaku di Masyarakat

1. Norma agama : ketentuan-ketentuan yang bersumber dari ajaran-ajara agama


yang dianggap sebagai wahyu dari Tuhan yang keberadaannya tidak boleh ditawar-
tawar lagi.

2. Norma kesopanan : keteraturan-keteraturan hidup yang sumbernya adalah pola-


pola perilaku sebagai hasil interaksi sosial di dalam kehidupan kelompok.

3. Norma kesusilaan : keteraturan-keteraturan kehidupan yang berasal dari hati


nurani, yang produk dari norma sosial ini adalah moral.

4. Norma hukum : keteraturan-keteraturan hidup yang berlaku dalam kehidupan


sosial yang sumbernya adalah undang-undang yang dibuat oleh lembaga formal
kenegaraan.
4
Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja hal 135
5
Nilai-nilai dan Norma Sosial hal 30
6
Dr. H. Asep Mulyana, M.Pd; Suwanto, M.Pd; Kamaludin, S.Pd dan Ujang Kosmara, S.Pd, Modul
2:Nilai dan Norma hal 5
E. Proses Pertumbuhan Norma Sosial

(Efektivitas (kekuatan menentang

Institutionalization = menanam)-dari masyarakat)

Kecepatan menanam

1. Proses pertumbuhan norma akan tergantung pada proses pelembagaan


(institusionalied) yang akhirnya menghadapi sikap masyarakat yaitu antara kekuatan
masyarakat yang menerima dan menentang.

2. Berdasarkan sanksi yang diterima, proses pertumbuhan norma terdapat :7

a. Cara (usage) : Norma yang paling lemah daya pengikatnyakarena sanksinya hanya
cemoohan. Contoh : Ketika makan orang bersendawa.

b. Kebiasaan (folkways) : Suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat
dari pada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-
ulang. Contoh : Menghormati orang yang lebih tua.

c. Tata kelakuan (mores) : Aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat
pengawas/kontrol, secara sadartidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-
anggotanya. Pelanggaran akan diberikan sanksi berat. Contoh : Larangan berzina.

d. Adat istiadat (custom) : Suatu aturan yang turun temurun namun sangat mengikat
dan akan mendapat sanksi bagi yang melanggar. Contoh : Larangan menikah dengan
orang yang menikah dengan satu marga.

F. Fungsi Norma Sosial

1. Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah
tertentu.

7
Nilai-nilai dan Norma Sosial hal 30-31
2. Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam hidup bermasyarakat.

3. Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan yang
tegas bagi para pelanggarnya.

4. Menciptakan kondisi dan susana yang tertip dalam masyarakat.

5. Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya,
sehingga tidak ingin mengulangi perbuatan yang melanggar norma.

6. Wujud kongkret dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.

7. Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat.8

G. Perubahan Nilai dan Norma Sosial

 Sikap masyarakat terhadap perubahan nilai dan norma sosial:

 Masyarakat konservatif = masyarakat memiliki keteguhan terhadap pola-pola


kelakuan yang ada dan anti perubahan (misalnya agamawan, orang-orang tua
yang kekecewaan terhadap berbagai bentuk perubahan.

 Masyarakat radikal = kelompok yang selalu menghendaki perubahan secara


frontal dan biasanya memiliki kekecewaan terhadap keberadaan nilai-nilai dan
norma-norma yang dianggap mandeg.

 Dampak Perubahan Frontal:

 Anomie = suatu keadaan sosial yang kacu akibat dari perubahan frontal dimana
nilai-nilai lama sudah tidak berlaku sedangkan rumusan nilai yang baru belum
terwujud akibatya masyarakat kehilahan pedoman hidup.

 Cultural lag = atau ketertinggalan budaya adalah suatu sikap masyarakat yang
tidak atau belum siap secara mental dalam mengikuti perubahan.

8
Ibid, Modul 2:Nilai dan Norma hal 5
 Mostezo culture = bentuk sikap sosial yang tidak tahu maksud dari perubahan itu
sendiri, misalnya fasilitas kipas angin di dalam KRD yang dipasang agar
penumpang merasa nyaman, akan tetapi kipas angin tersebut habis dicuri
penumpang untuk dijual ke tukang besi loakan.9

9
Ibid. Nilai-nilai dan Norma Sosial, hal 31-32
Daftar Pustaka
http://direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODEL/TAHUN%202017/Model
%20Paket%20C%20Mahir%20Dalam%20Jaringan/3-Model%20Bahan%20Ajar/
BahanAjar/8.%20MODUL%202%sosiologi.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/223249-nilai-dan-norma-masyarakat.pdf

Asrori Mohammad dan Muhammad Ali. 2006, Psikologi Remaja,: PT Bumi Aksara.
Jakarta

Hakim, M. Arifin, 2001, Ilmu Budaya Dasar, Pusaka Satya, Bandung

http://siadenuriklas.blogspot.co.id/2012/10/makalah-nilai-sosial-dan-norma-
sosial.html?m=1

diunduh pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 14.30 wib

Anda mungkin juga menyukai