Anda di halaman 1dari 23

Modul 5

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEARAAN

KEGIATAN BELAJAR 3

KONSEP NILAI, MORAL, DAN NORMA

Oleh:

VICI JEREMIA HUTAHAEAN

GRUP A

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ………………………………………………… 2

A. Pendahuluan ………………………………………………… 3
B. Capaian Belajar ………………………………………………… 3
C. Sub Capaian Belajar ………………………………………………… 3
D. Uraian Materi ………………………………………………… 4
E. Rangkuman Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………… 18
F. Tes Formatif Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………… 20
G. Daftar Pustaka ………………………………………………… 23
H. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3 ………………………………………………… 23

2
A. Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan
sesamanya. Dengan adanya hubungan sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan sehingga individu
dapat berhubungan secara harmoni dengan individu lainnya. Oleh karena itu di perlukan aturan yang
disebut “Hukum”. Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang menyatakan kegunaan,
ada yang menyatakan kepastian hukum, dan lain lain. Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-maslah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan
dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif
lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai,
bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri
manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Oleh karena itu, sudah seyogianya para siswa
melalui guru-guru sebagai pendidik, pembelajar di sekolah harus sejak dini sudah dikenalkan tentang
konsep nilai, moral, dan norma, supaya mereka mengetahui dan sadar akan hak dan kewajiban
sebagai warga Negara dan warga masyarakat sehingga mampu menghargai dirinya sendiri, sekaligus
menghargai orang lain, yang pada akhirnya mereka akan terbiasa untuk menghormati diri dan orang
lain yang memiliki perbedaan nilai, moral, maupun norma masing-masing.

Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda akan diajak untuk mengkaji dan menganalisis beberapa materi
yang berkaitan dengan Konsep Nilai, Moral, Norma, hukum dan peraturan serta aplikasinya dalam
pembelajaran di SD, diantaranya:
1. Makna Nilai, Moral, Norma, Hukum, dan Peraturan lainnya.
2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara

B. Capaian Pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi Manusia; Persatuan dan
Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur; Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila;
serta Kewarganegaraan Global; termasuk advance materials secara bermakna yang dapat
menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam
kehidupan sehari-hari”

C. Sub-Capaian Pembelajaran

Selain memiliki kemampuan seperti telah disinggung di atas, juga Peserta didik diharapkan
memiliki penguasaan materi tentang:
1. Konsep nilai, norma, dan moral.

2. Konsep nilai, moral, norma, hukum, dan aturan lainnya dalam kehidupan bernegara

3. Upaya perlindungan terhadap nilai, moral, norma, hukum, dan aturan lainnya oleh Negara

3
D. Uraian Materi

KONSEP NILAI, MORAL, dan NORMA

1. Makna Nilai, Moral, dan Norma


a. Makna Nilai

Menurut Djahiri (1999) nilai adalah harga makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang
tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara fungsional. Disini,
nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan dan menentukan kelakuan seseorang,
karena nilai dijadikan standar perilaku. Menurut Dictionary dalam Winatapura (1989), nilai
adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu
tersebut secara intrinsik memang berharga. Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai
adalah konsep. Seperti umumnya konsep, makna nilai sebagai konsep tidak muncul dalam
pengalaman yang dapat diamati melainkan ada dalam pikiran orang.
Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau harga dari sesuatu yang diterapkan pada
konteks pengalaman manusia. Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai karena mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nila-nilai pancasila atau budaya bangsa melalui pembelajaran yang di
lakukan dalam lingkup sekolah . Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara,
nilai pancasila merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila dan dianjurkan
disekolah-sekolah. Secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak kebudayaan, nilai
agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dibeli dari negara lain. Nilai ini sudah
ada sejak bangsIndonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pancasila mendapat
predikat sebagai jiwa bangsa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pendidikan, nilai sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai
standar pegangan hidup.
Nilai merupakan sebagai sebuah gagasan terkait dengan apa yang dianggap baik, berfungsi,
bermanfaat, indah, layak, dan juga menjadi keinginan serta kehendak seluruh dari lapisan masyarakat
dalam kehidupan. Selain itu nilai membantu seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan apresiasi
kepada kehidupan sosial.
Macam-macam Nilai:

➢ Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubngan dengan
sikap dan tindakan manusia di dalamnya, nilai ini berhubungan dengan sikap manusia
yang tidak dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain.
➢ Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio, cipta, dan budi),
yang mutlak dibawa sejak lahir.

4
➢ Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat pada
setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai “estetika”. Keindahan
ini bersifat universal, dalam arti semua orang membutuhkan keindahan.
➢ Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun kemauan
(karsa, etik). Dengan moral manusia dapat bergaul dengan baik antar sesama manusia
lainnya
➢ Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah
agama. Nilai agama ini merupakan nilai yang sangat tinggi dan mutlak tidak dapat
diganggu gugat
Notonegoro berpendapat macam-macam nilai sosial dalam berlangsung kehidupan
masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah :
• Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-
benda nyata yang dapat dimanfaatkan bagi memenuhi kebutuhan fisik manusia.

• Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari.

• Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhhan rohani atau
spiritual manusia, nilai ini lebih universal atau umum.

Yang Perlu Dikembangkan Dalam Pendidikan Nilai:


1) Wawasan moral (kesadaran moral, dan wawasan nilai moral – kemampuan mengambil
pandangan orang lain, penalaran moral, mengambil keputusan, pemahaman diri sendiri.
2) Dimensi perasaan moral (kata hati atau nurani, harapan diri sendiri, merasakan diri orang
lain, cinta kebaikan, kontrol diri, merasakan diri sendiri)
3) Perilaku moral (kompetensi, kemauan, kebiasaan) (Lickona,1992) } Pendelikon nilai di
Indonesia seyogyanya berpijak pada nilai-nilai keagamaan, nilai demokrasi yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, dan nilai sosial-kultural yang ber Bhinneka Tunggal Ika,
karena demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang theistik / ber Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:
• Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
• Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
• Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
• Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan kelompok atau
masyarakat.
• Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku

5
• Nilai sebagai benteng Pengaruh perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya
dalam suatu kelompok atau masyarakat.

b. Makna Moral

Istilah moral berasal dari bahasa latin, mores, yaitu adat kebiasaaan. Istilah ini erat
dengan proses pembentukan kata, ialah mos, moris, manner, manners, morals. Dalam bahasa
Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata
tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi pembimbing tingkah laku lahir dan batin
manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu moral erat kaitannya
dengan ajaran- ajaran tentang sesuatu yang baik dan buruk yang menyakngkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan dan perasaan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, demikian pula sebaliknya.
Moral dan moralitas ada sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk, sedangkan
moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna
moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun
menjalankan aturan. Moral bertujuan membantu peserta didik untuk mengenali nilai-nilai dan
menempatkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan semacam ini semakin penting
dan menempati posisi sentral karena tingkat kadar persatuan dan kesatuan terutama yang
berkaitan dengan kesadaran akan nilai –nilai dalam masyrakat akhir-akhir ini cenderung semakin
“pudar”.
Pengembangan teori perkembangan moral yang dikembangkan berkaitan erat dengan
tingkat kematangan seorang anak manusia. Berikut beberapa pemahaman para ahli mengenai
teori perkembangan moral:
1. Jean Piaget ( Perkembangan Kognitif )

• Tahap sensori motor, terjadi pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada tahap ini anak dicirikan
dengan tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara refleks.
• Tahap praoperasional, terjadi pada umur 2 – 7 tahun, pada tahap ini anak mulai
menggunakan simbol dan bahasa. Dengan penggunaan bahasa, anak mulai dapat
memikirkan yang tidak terjadi sekarang, tetapi yang sudah lalu.
• Tahap praoperasional konkret, terjadi pada umur 7 – 11 tahun, anak sudah mulai
berpikir transformasi. Pada tahap ini anak dapat mengerti adanya perpindahan benda,
mulai mampu membuat klasifikasi, namun dasarnya masih pada hal konkret. Anak sudah
mengerti persoalan sebab akibat.

6
• Tahap opreasional formal, terjadi pada umur 11 tahun ke atas, anak sudah mampu
berpikir formal, abstrak. Ia dapat berpikir secara deduktif, induktif dan hipotesis.
2. Lawrence Kohlberg (dalam Cheppy Haricahyono:61-62)
• orientasi pada hukuman dan ketaatan, tahap ini penekannnya pada akibat fisik suatu
perbuatan menentukan baik dan buruknya, tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi
dari akibat tersebut.
• orientasi hedonis (kepuasan individu), tahap ini ditandai dengan perbuatan yang benar
adalah perbuatan yang memuaskan kebutuhan individu sendiri, tetapi juga kadang mulai
memperhatikan kebutuhan orang lain.
• orientasi anak manis, pada tahap ini anak memenuhi harapan keluarga dan lingkungan
sosialnya yang dianggap bernilai pada dirinya sendiri, sudah ada loyalitas. Unsur pujian
menjadi penting dalam tahap ini karena yang ditangkap anak adalah orang dipuji karena
berlaku baik.
• orientasi terhadap hukum dan ketertiban, pada tahap ini dinyatakan bahwa menjalankan
tugas dan rasa hormat terhadap otoritas adalah tindakan yang benar.
• orientasi kontak sosial legalitas,tahap ini ditandai bahwa perbuatan yang benar
cenderung didefinisikan dari segi hak-hak bersama dan ukuran-ukuran yang telah diuji
secara kritis oleh seluruh masyarakat terdapat satu kesadaran yang jelas mengenai
relativisme nilai dan pendapat pribadi serta suatu tekanan pada prosedur yang sesuai
untuk mencapai kesepakatan,
• etika universal, tahap ini ditandai dengan orientasi pada keputusan suara hati dan prinsip
etis yang telah dipilih sendiri, yang mengacu pada pemahaman logis menyeluruh,
universal mengenai keadilan timbal balik, dan persamaan ha asasi manusia, serta
mengenai rasa hormat terhadap martabat manusia.

Jenis-jenis moral, yaitu:


1) Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil.
2) Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Moral normatif memberikan penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:


a. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai
bagian masyarakat.
b. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.

7
c. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.

Masalah Perilaku Moral Antara Lain:


✓ Mencuri
✓ Mencontek
✓ Tidak hormat pada pejabat publik
✓ Kekejaman terhadap teman seusia
✓ Menyerang keyakinan orang lain yang berbeda
✓ Bicara kasar/ tidak pantas
✓ Pemerkosaan dan pelecehan seksual
✓ Bertambahnya orientasi pada diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab sebagai warga
negara.
✓ Perilaku merusak diri sendiri.

c. Makna Norma

Secara etimologis, norma berasal dari Bahasa latin, norma-ae. Kata ini berarti standar, pola,
pedoman, aturan, ukuran, dan kebiasaan. Dengan demikian, norma dapat diartikan sebagai
patokan atau ukuran yang digunakan untuk mengukur suatu tindakan atau perbuatan manusia.
Berdekatan dengan definisi ini dalam Bahasa Yunani, kata nomoi atau nomos berarti hukum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian norma adalah aturan atau ketentuan
yang mengikat warga masyarakat. Ketentuan tersebut digunakan sebagai panduan dan kendali
dalam berperilaku. Selain itu, norma berarti ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur
dalam menilai atau membandingkan sesuatu.

Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah menyimak
karekteristik yang dikemukakan di atas, antara lain :

1) Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali Norma Hukum.


2) Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya.
3) Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat.
4) Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
5) Anggota masayarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi.
6) Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.

Macam-macam norma yang ada dalam kehidupan masyarakat dapat dibedakan berdasarkan
sifat, daya atau kekuatan mengikat norma-norma tersebut. Berikut macam-macam norma
berdasarkan sifatnya :
1) Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada umumnya terbagi menjadi 2 macam :

8
a) Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan bermasyarakat
sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi. Norma
semacam ini memiliki rasa kepercayaan yang lebih tinggi untuk mengatur kehidupan
masyarakat karena dibuat oelh lembaga-lembaga resmi atau legal. Contohnya :
perintah presiden, konstitusi, peraturan pemerintah, surat-surat keputusan, dan lain
sebagainya.

b) Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan bermasyarakat
yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang membuat dan menerangkan
tentang norma tersebut. Beberapa ciri yang dapat dilihat dari norma non formal ini,
antara lain : tidak tertulis atau jika tertulis hanya sebagai karya sastra, bukan dalam
bentuk aturan yang baku. Selain itu juga norma non formal memiliki jumlah yang
lebih banyak dibanding nrma formal, hal ini sebagai konsekuensibanyaknya variable-
variabel yang terdapat dalam norma non formal.

2) Beberapa norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya terhadap kehidupan sosial di
masyarakatnya (Soerjono Soekanto, 1982:174-176), antara lain :

a) Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan
pada hubungan yang terjadi antar individu. Penyimpangan yang terjadi pada cara (usage)
ini tidak akan memperoleh sanksi atau hukuman yang berat, namun hanya sekedar celaan,
ejekan, atau cemoohan.

b) Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai
suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur,
maka kebiasaan seperti itu dapat menjadi tata kelakuan (mores)
c) Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat
keberadaannya dengan pola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi sebuah adat
istiadat (custom).
d) Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di
lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis yang dicirikan oleh adanya
penegak hukum, serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan dan menertibkan pelaku si
pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti
e) Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan cara anggota
masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti masyarakat pada
umumnya.
Terdapat beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari sumber dan
sanksinya, antara lain :

a) Norma agama, adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang dasar sumbernya dari
wahyu Ilahi. Norma agama merupakan suatu aturan hidup yang harus diterima dari sang

9
Kholik (pencipta) kepada manusia sebagai mahluk (yang diciptakaan) sebagai pedoman
baik itu sebagai perintah, larangan atau anjuran lainnya. Contoh Norma Agama:
1. Kewajiban melaksanakan beribadah
2. Menjauhi larangan : Membunuh, Mencaci, Menyakiti diri sendiri dan orang lain,
Menghina, dan lain sebagainya
3. Melaksanakan anjuran: Menyumbang, Membantu fakir miskin, Memelihara tali
persaudaraan, memelihara lingkungan, dan lain sebagainya
b) Norma Kesusilaan, norma yang lahir dari hati nurani manusia. Setiap manusia memiliki
hati nurani yang merupakan pembeda dari mahluk-mahluk lain ciptaan Yang Maha
Kuasa, Contoh Norma Kesusilaan :
1. Kita harus berlaku jujur;
2. Jangan membuat kegaduhan dalam kehidupan masyarakat;
3. Tidak melakukan penipuan
4. Jauhi sifat bohong terhadap diri sendiri atau orang lain;
5. Menghargai dan menghormati orang lain;
6. Berlaku adil dan berbuat baik terhadap sesama;
7. Berlaku jujur dan benar, dan lainnya
c) Norma Kesopanan, norma ini biasa disebut sebagai norma adat dalam suatu masyarakat
tertentu. yakni norma yang lahir dari masyarakat untuk menjaga keharmonisan hidup
bersama, dan sanksinya dari masyarakat berupa celaan atau pengucilan. Contoh norma ini
diantaranya ialah :
1. Bertutur kata yang sopan dengan tidak menyakiti yang lain;
2. Memohon izin untuk memasuki rumah orang lain;
3. Tidak meludah di sembarang tempat;
4. Tidak membuang sampah selain pada tempat yang disediakan;
5. Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan;
6. Memberikan kesempatan kepada orang tua, atau orang sakit, dan lainnya ketika di
kendaraan umum;
7. Menghormati guru, dan lainnya.
d) Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara atau pemerintah. Norma
ini dibuat oleh pejabat pemerintah yang memiliki wewenang dari Negara. Contoh norma
ini diantaranya ialah :
1. Melakukan penganiayaan kepada orang lain diancam hukuman terdapat dalamm
KUHP
2. Melakukan penipuan dalam proses jual beli apapun barang dan jenisnya diancam
dalam KUHP.
3. Pembunuh diancam dengan hukuman terdapat dalam KUHP;
4. dan lainnya.
10
Ciri-Ciri norma sebagai berikut:
• Umumnya tidak tertulis (kecuali norma hukum)
• Hasil kesepakatan bersama
• Ditaati bersama
• Bagi pelanggar di beri sanksi
• Mengalami perubahan
Fungsi norma sebagai berikut:
• Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam masyarakat
• Menjadi dasar untuk memberi sanksi kepada warga yang melanggar norma
• Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku
• Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat

2. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma


Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya tidak bisa hidup dengan seenaknya sendiri,
karena dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai aturan, dimana aturan-aturan tersebut
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang sesuai dengan kaidah yang berlaku di
masyarakat. Sehingga manusia atau individu yang memiliki moral yang baik, dapat bertindak
dan berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata tentang nilai, moral dan norma serta
kaidah-kaidah masyarakat lainnya dalam kehidupan setidaknya memiliki dua alasan pokok :
a. Untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu. Apabila individu tidak dapat
menyesuaikan diri dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan nilai, moral serta norma yang
terdapat dalam masyarakat maka dimanapun ia hidup tidak dapat diterima oleh
masyarakat.
b. Untuk kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Masyarakat tidak saja
merupakan kumpulan individu, tetapi lebih dari itu, kebersamaan individu yang tinggal di
suatu tempat yang kita sebut masyarakat telah menghasilkan dalam perkembangannya
aturan-aturan main yang kita sebut norma, nilai, moral serta kaidah-kaidah sosial lainnya
yang harus diikuti oleh anggotanya.
Secara sederhana dapat kita simpulkan tentang kedudukan nilai, moral, serta norma sebagai
berikut :
1) Nilai bersumber pada budi nurani yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan
perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di
samping sistim sosial dan karya. Melalui pendidikan terintegrasi antara ketiga kajian
nilai, moran dan norma, setidaknya mampu mengurangi kesenjangan perilaku peserta
didik.
2) Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia. Hal ini merupakan gambaran tindakan pelaku moral yang sadar.

11
moral mengarahkan pelaku moral untuk memiliki keprihatinan, tanpa pandang bulu
terhadap kepentingan setiap orang yang terkena oleh apa yang dilakukan beserta
implikasinya.
3) Norma merupakan kebiasaan umum yang menjadi menjadi acuan atau ketentuan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.

Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara


1. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara
Dengan sejumlah nilai, moral dan norma yang dimiliki oleh Negara memiliki kewajiban
pula membina dan mencerdaskan warga Negara untuk menjadi baik, taat, patuh, menghargai
sesama warga Negara, mengetahui dan melaksanakan tentang hak dan kewajibannya. untuk
mewujudkan tujuan Negara tidaklah mudah dan berbagai macam kegiatan dan upaya dilakukan
oleh Negara terhadap warga negaranya. Salah satu upaya yang dilakukan melalui pendidikan,
baik formal, informal, maupun non formal. Pendidikan bukanlah satu-satunya hal yang
menentukan keberhasilan tersebut. Kepandaian tanpa pembentukan karakter yang baik hanya
akan menghasilkan sebuah ijazah, namun tidak menghasilkan generasi yang berbudi luhur.

Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga negara terhadap negara
amat kuat, Negara tidak akan menjadi baik tanpa didukung oleh warga Negara-warga Negara
yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan hak kewajibannya sesuai dengan nilai, moral dan
norma yang ada. Nilai, moral dan norma dalam hubungan antara warga Negara dan Negara
terlaksana melalui program pendidikan sebagai salah satu upaya mewariskan nilai, moral, dan
norma yang terdapat dalam Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan norma, merupakan
pedoman dalam berbagai aspek kehidupan warga Negara. pendidikan adalah suatu upaya sadar
untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Pendidikan yang tidak dilandasi
oleh prinsip-prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya.

2. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Sesama Warga Negara

Secara kodrat manusia dilahirkan kebumi ini sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon). Ia
Secara kodrat manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai makhluk sosial. Dari sekian banyak
kebutuhan manusia tak satu pun yang dapat terpenuhi sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh
karena itu, salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia adalah membangun suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara.
Begitu pula secara otomatis mereka menjadi anggota dari organisasi tersebut dari keanggotaan
mereka dalam organisasi Negara, kitasebut “Warga Negara”.MenurutRustandi (1988:60)
“Warga Negara ialah mereka yang berdasarkanhukum merupakan anggota dari suatu negara”.
Mereka yang tidak termasuk Warga Negara disebut orang asing (bukan warga negara). Dari
rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan sebagai Warga Negara maka

12
seseorang harus dinyatakan secara legal (sah) menjadiWarga Negara.Sedangkan menurut pasal
26 ayat 1 dan 2 yang menjadi WNI adalah sebagai berikut:

1) Orang –orang bangsa Indonesia asli.


2) Orang –orang bangsa lain yang disahkan dengan undang –undang sebagai warga Negara
Indonesia.

Orang -orang bangsa Indonesia asli adalah orang –orang yang dilahirkan oleh orang tua yang
berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan
orang –orang bangsa lain adalah orang –orang peranakan yang bertempat kedudukan di
Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnyadan bersikap setiakepada Negara Republik
Indonesia.Warga Negara Republik yang terdiri dari beraneka ragam suku, bangsa, agama, dan
keyakinan, budaya dan adatistiadat, memerlukan adanya kesadaran yang cukup tinggi dalam
hubungannya sesame warga Negara. Oleh karena itu perlu adanya penanaman dan membiasakan
sikap yang berlandaskan nilai–nilai pancasila dalam kehidupan sehari–hari sangat perlu dari usia
dini dalam rangka pembinaan dan pembentukan pribadi warga Negara. Dengan pembentukan
sikap yang berlandaskan nilai –nilai pancasila, maka akan terbentuklah warga Negara yang baik.

Ciri –ciri warga Negara yang baikantara lain:

1) Patriotik
2) Loyal terhadap bangsa dan Negara
3) Toleranberagama
4) Demokratis Apabila sebagai warga Negara Indonesia tidak ditanamkan pembentukan
sikapdan nilai yang baik maka akan menimbulkan dampak negative seperti kenakalan
remaja.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan (sekolah) berperan penting
dalam penanaman nilai dan pembentukan sikap seseorang. Mengapa penanaman nilai dalam
rangka pembentukan sikap warga Negara perlu diterapkan dalam kehidupan sehari–hari karena
kecerdasan yang tinggi tanpa dibarengi moralitas yang baik, mungkin akan berbahaya bagi diri
dan umat manusia. Bagaimana manusia bersikap, dan melakukan perbuatan lahir dan batin
sebagai dorongan kehendak yang didasarkan atas putusan akal, rasa, dan kehendak sikap,
perkataan dan perbuatan tersebut senantiasa diarahkan kepada kebenaran dan kebaikan. Pada diri
manusia harus selalu ada kemampuan untuk menyelenggarakan kerjasama akal, rasa, dan
kehendak itu dalam hubungan kesatuan, akalialah yang memberikan pengetahuan tentang
perbuatan bagaimana yang harus dilakukan, rasa yang mengujinya dengan berpedoman kepada
hasratnya sendiri, sedangkan kehendaklah yang menentukan sikap akan dilakukan atau tidaknya.
• Landasan utama yang dijadikan pedoman tuntunan menjadi warga negara:
1) Landasan Idiil Pancasila
2) Landasan Struktural

13
3) Landasan Operasional
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian kekuasaan kelembagaan
dari bentuk penyalah-gunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam
berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat
terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, perlindungan HAM dan memperluan kekuasaan
politik serta cara perwakilan dimana mereka yang akan dipilih.

Fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat yaitu :


1) Sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat
2) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
3) Sebagai penggerak pembangunan
Hubungan manusia dan hukum ada dalam setiap sikap dan perilaku termasuk tutur kata
senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupan manusia sehari-hari
berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hubungan manusia sebagai individu maupun
sebagai bagian dari masyarakat tidak bisa terlepas dari nilai, moral, norma dan kaidah-kaidah
masyarakat lainnya adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang.

3. Nilai, Moral dan Norma dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara


Bela negara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Peran penting Bela Negara dapat disimak secara lebih
jernih dan mendalam melalui perspektif keamanan dan pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia,
beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing
dari luar dan pergolakan bersenjata dari dalam.
Berbagai ancaman baik datang dari luar atau yang terjadi di dalam negeri, seandainya
menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol. Kesadaran yang lahir
dari setiap warga Negara sesuai fungsi dan perannya terhadap bela Negara hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela Negara.
Beberapa unsur nilai moral yang dapat kita telaah terkandung dalam pelaksanaan bela
Negara antara lain sebagai berikut :
A. Cinta Tanah Air
Penjelasan nilai, moral dan norma terkait dengan cinta tanah air dalam hubungannya
dengan komitmen pengembangan bela negara, mengandung makna bahwa setiap orang harus
mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia
terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
1) Menjaga tanah dan lingkungan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
2) Bangga sebagai bangsa Indonesia
3) Menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia

14
4) Memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia
5) Mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia

B. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara diartikan sebagai kesadaran sadar sebagai warga
bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan kehidupan pribadi agar dapat
bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa.

1) Memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
2) Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
3) Mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
4) Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
5) Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara

C. Yakin terhadap Pancasila sebagai Negara dan kesediaan mempertahankannya


Keyakinan terhadap Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan nasional.
1) Yang didasari pada Pancasila,
2) Pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,
3) Bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, negara
bangsa Indonesia akan tetap jaya,
4) Setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diselesaikan
dengan cara musyawarah dan mufakat,
5) Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi ancaman
baik dari dalam maupun luar negeri.

Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi :


1) Memahami nilai-nilai dalamPancasila.
2) Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia
4) Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
5) Setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Rela berkorban untuk bangsa & negara


Rela berkorban untuk bangsa dan Negara, yakni bersedia mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap
mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.
1) Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.
2) Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.

15
3) Memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
4) Memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
5) Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
6) Memiliki kemampuan dan kemauan awal terhadap bela Negara

Berdasarkan pasal 30 ayat 1 “Tiapwarga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara”Terwujudnya keikut sertaan warga Negara tersebut apabila warga Negara
menyadari bahwa dia memiliki hak dan kewajiban yang harus dipersiapkan/ditumbuhkan,
melalui upaya pendidikan khususnya PendidikanPendahuluanBela Negara (PPBN).
Ciri –ciri yang menjadisasaran PPBN:
1) Cinta tanah air
2) Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia
3) Yakin akan kebenaran dan kesaktian pancasila
4) Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5) Serta memiliki kemampuan awal bela Negara Cinta tanah air yaitu yang mengenal
dan mencintai wilayah nasionalnya sehingga selalu waspada serta siap membela tanah
air terhadap ancaman, tantangan dan hambatan yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia yaitu yang selalu membina, kerukunan,
persatuan, kesatuan di lingkungan keluarga, masyarakat serta mencintai budaya bangsa. Rela
berkorban untuk bangsa dan Negara yaitu rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta
benda untuk kepentingan umum dan siapmengorbankan jiwa raga untuk kepentingan bangsadan
Negara. Memiliki kemampuan awal bela Negara yaitu secara psikis memiliki sifatdisiplin, ulet,
kerja keras, mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
nasional. Sedangkan secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan jasmani untuk
mendukung kemampuan awal bela Negara.

16
Forum Diskusi

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 tentang konsep Nilai, Moral, dan Norma, ada
beberapa hal yang perlu didiskusikan antara sesama peserta didik ataupun sesama guru.

1. Akhir-akhir ini semakin meningkatnya kekerasan di masyarakat. Terutama kekerasan


terhadap wanita dan anak-anak. Banyak juga kita dengar pelanggaran terhadap nilai-nilai,
moral dan norma dikalangan remaja seperti penggunaan narkoba, alcohol, penggunaan
bahasa yang buruk, seks bebas dan lain sebagainya. Menurut Anda, bagaimana Sikap
yang harus dilakukan untuk mengurangi pelanggaran-pelanggaran tersebut terutama
dilikngkungan Remaja?
2. Penanaman nilai, moral dan norma harus dimulai dari kecil, sehingga seluruh
masyarakatdapat menjadi lebih baik lagi. Menurut anda, Bagaimana cara menanamkan
konsep nilai, moral, dan norma ada anak-anak yang masih kecil?
3. Penerapan nilai, Moral dan Norma pada peserta didik dapat dilakukan melalui
pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan usia peserta didik. Jadi, menurut
anda apa yang harus dilakukan agar peserta didik dapat membedakan antara Nilai, Moral,
dan Norma?

17
E. Rangkuman Kegiatan Belajar 3

1. Nilai adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya.


Nilai merupakan sebagai sebuah gagasan terkait dengan apa yang dianggap baik,
berfungsi, bermanfaat, indah, layak, dan juga menjadi keinginan serta kehendak seluruh
dari lapisan masyarakat dalam kehidupan.
2. Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan
nilai-nilai dalam diri siswa. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
berfungsi sebagai pendidikan nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan
nila-nilai pancasila atau budaya bangsa melalui pembelajaran yang di lakukan dalam
lingkup sekolah .
3. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan dan perasaan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, demikian pula
sebaliknya.

4. Moral bertujuan membantu peserta didik untuk mengenali nilai-nilai dan


menempatkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan semacam ini semakin
penting dan menempati posisi sentral karena tingkat kadar persatuan dan kesatuan
terutama yang berkaitan dengan kesadaran akan nilai –nilai dalam masyrakat akhir-akhir
ini cenderung semakin “pudar”.
5. Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga masyarakat. Ketentuan
tersebut digunakan sebagai panduan dan kendali dalam berperilaku. Selain itu, norma
berarti ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur dalam menilai atau
membandingkan sesuatu.
6. Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah menyimak
karekteristik yang dikemukakan di atas, antara lain :

a) Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali Norma Hukum.


b) Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya.
c) Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat.
d) Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
e) Anggota masayarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi.
f) Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat

7. Dengan sejumlah nilai, moral dan norma yang dimiliki oleh Negara memiliki kewajiban
pula membina dan mencerdaskan warga Negara untuk menjadi baik, taat, patuh,
menghargai sesama warga Negara, mengetahui dan melaksanakan tentang hak dan
kewajibannya. untuk mewujudkan tujuan Negara tidaklah mudah dan berbagai macam

18
kegiatan dan upaya dilakukan oleh Negara terhadap warga negaranya. Salah satu upaya
yang dilakukan melalui pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal.
8. Lembaga pendidikan (sekolah) berperan penting dalam penanaman nilai dan
pembentukan sikap seseorang. Mengapa penanaman nilai dalam rangka pembentukan
sikap warga Negara perlu diterapkan dalam kehidupan sehari–hari karena kecerdasan
yang tinggi tanpa dibarengi moralitas yang baik, mungkin akan berbahaya bagi diri dan
umat manusia.
9. Bela negara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

19
F. Tes Formatif Kegiatan Belajar 3

1. Nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta berhubngan dengan sikap dan
tindakan manusia di dalamnya, nilai ini berhubungan dengan sikap manusia yang tidak
dapat hidup secara mandiri dan membutuhkan pertolongan orang lain disebut …

A. Nilai Sosial B. Nilai Kebenaran

C. Nilai Keindahan D. Nilai Moral

2. Menurut Djahiri (1999) nilai adalah harga makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang
tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna secara fungsional.
Artinya adalah……

A. Nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam sebuah agama.

B. Nilai merupakan sebagai sebuah gagasan terkait dengan apa yang dianggap baik,
berfungsi, bermanfaat, indah, layak, dan juga menjadi keinginan serta kehendak seluruh
dari lapisan masyarakat dalam kehidupan.

C. Nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan dan menentukan kelakuan


seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku

D. Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau harga dari sesuatu yang diterapkan pada
konteks pengalaman manusia

3. Anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. Dengan penggunaan bahasa, anak mulai
dapat memikirkan yang tidak terjadi sekarang, tetapi yang sudah lalu. Menurut piaget,
anak tersebut termasuk dalam tahap…….
A. Tahap Sensori Motorik
B. Tahap Pra-Opersional
C. Tahap Praoperasional Konkret
D. Tahap Operasional Formal
4. Tiap hubungan mengandung nilai, moral, dan norma, yakni tidak ada hubungan sosial
yang terlepas tanpa hubungan susila. Hubungan sosial ini ada yang bersifat sosial
horizontal, dan sosial vertical. Hubungan sosial vertikal merupakan bentuk hubungan .…
A. yang bersifat pribadi antara individu dengan tuhannya, bersifat transendental atau
hubungan rohaniah.
B. yang terjadi antara sesama antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
C. yang dilakukan antar sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan hajat hidupnya.
D. pribadi sesama manusia dengan tuhannya yang bersifat alamiah sebagai mahluk tuhan.
E. antara Negara dan warga Negara dalam hubungannya dengan hak kewajibannya.

20
5. Penjelasan nilai, moral dan norma terkait dengan cinta tanah air dalam hubungannya
dengan komitmen pengembangan bela negara, mengandung makna bahwa setiap orang
harus mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.Bentuk
Cinta tanah air adalah…..
A. Memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
B. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia
C. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan Negara
D. Mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia
6. Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalah-gunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat. Fungi Hukum adalah sebagai berikut, Kecuali……
A. Sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat
B. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
C. Sebagai Alat pemuas kebutuhan manusia
D. Sebagai penggerak pembangunan
7. Adanya penanaman dan membiasakan sikap yang berlandaskan nilai–nilai pancasila
dalam kehidupan sehari–hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka pembinaan dan
pembentukan pribadi warga Negara. Tujuan diberikannya pendidikan tentang pancasila
adalah…..
A. Terbentuklah warga Negara yang baik
B. Terbentuknya Negara yang aman dan bebas dari perpecahan
C. Terbentuknya Kelompok pemuda yang cinta tanah Air
D. Terbentuknya Masyarakat yang adil dan makmur
8. Kita mengenal nilai vital, dan setiap orang pasti membutuhkan dan mempertahankannya.
Tanpa nilai vital, seseorang tidak mampu mempertahankan hidupnya dalam masyarakat.
Yang kita fahami bahwa nilai vital ini merupakan …..
A. Nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhan rohani atau spiritual manusia
yang sifatnya lebih universal atau umum.
B. Nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam menjalankan
kehidupannya sehari-hari.
C. Nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-benda nyata yang
dapat dimanfaatka bagi pemenuhan kebutuhan fisik.
D. Merupakan nilai ketuhanan yang mengandung satu keyakinan atau kepercayaan oleh
manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
9. Berdasarkan pasal 30 ayat 1 “Tiapwarga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara”Terwujudnya keikut sertaan warga Negara tersebut apabila warga

21
Negara menyadari bahwa dia memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipersiapkan/ditumbuhkan. Yang dimaksud warga Negara adalah…
A. Orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu
B. Orang-orang yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara
C. Orang-orang yang berkumpul dan bersatu disebuah pulau
D. Orang-orang yang Mendiami suatu tempat dalam waktu yang sangat lama
10. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara, yakni bersedia mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap
mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara. Dibawah ini yang
termasuk rela berkorban adalah…
A. Cinta Tanah Air
B. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan Negara
C. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
D. Yakin akan kebenaran dan kesaktian pancasila

22
G. Daftar Pustaka

Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar dan

Implementasinya. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Haricahyono, Cheppy. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral.: IKIP Semarang Press.

Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Soerjono Soekanto, 1982: Pengantar Sosiologi, Jakarta, Rajawali Press

UUD-NRI tahun 1945.

Ya’Qub, Hamzah. (1993). Etika Islam, Pembinaan Akhlaqulkarimah (Suatu Pengantar). Bandung.

Penerbit CV Diponegoro

Mawara ,Ricky., 2012., Pengertian Nilai, norma, Dan Moral.

http://rmawara.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-nilai-norma-dan-moral.html.

Samudra, Sukmawati., 2014., Makalah Nilai, Norma, dan Moral Tugas DKPM I.

http://sukmaawatti.blogspot.co.id/2014/10/makalah-nilai-norma-dan-moral-tugas.html.

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-norma-dan-macamnya-5237/

Kunci Jawaban Tes Formatif

1. A 6. C

2. C 7. A

3. B 8. C

4. A 9. B

5. D 10. B

23

Anda mungkin juga menyukai