Capaian pembelajaran : Mahasiswa memahami berbagai macam konsep nilai, moral dan etika dan
penerapannya dalam Pancasila sebagai etika politik.
URAIAN
Ad 1 : Pengantar
Di depan kita sudah mempelajari Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan sumber dari segala nilai, moral, norma dan etika. Baik dalam tatanan hukum,
ekonomi, politik, sosial budaya maupun berbagai dimensi kenegaraan lainnya. Dalam
filsafat Pancasila terkandung pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional,
sistematis dan komprehensif. Sistem pemikiran ini merupakan sistem pemikiran filsafat
yang menyajikan nilai, moral, norma dan etika menjadi pedoman dalam suatu tindakan
ataupun aspek rasis yang bersifat mendasar dalam kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan.
Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila menjadi dasar bagi
penjabaran bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa, negara
Republik Indonesia yang dituangkan menjadi sebuah pedoman. Pedoman tersebut meliputi:
1. Norma moral yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
baik dan buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila. Dari pengertian ini
Pancasila menjadi norma moralitas sekaligus norma etika bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Dari uraian di atas, Pancasila pada hakekatnya bukanlah serta merta menjadi pedoman yang
langsung bersifat praksis dan normatif tetapi terlebih dahulu menjadi sistem nilai etika yang
merupakan sumber norma moral maupun norma hukum yang pada gilirannya harus
dijabarkan lebih lanjut dalam norma moral, norma hukum, dan norma etika dalam
kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan.
Dari pendapat-pendapat di atas maka Prof. Dr. Kailan, Ms. menyimpulkan nilai menjadi
3 macam yaitu :
a. Nilai dasar disebut ontologis yang merupakan hakikat, esensi, intisari, makna terdalam dari
nilai-nilai tersebut. Nilai dasar ini bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan
obyektif sebagai sesuatu. Misalnya hakikat Tuhan, manusia atau sesuatu. Berkaitan dengan
hakikat Tuhan maka nilai tersebut bersifat mutlak karena kausa prima (sebab pertama) yang
artinya segala sesuatu diciptakan dari Tuhan. Hakikat manusia atau disebut kodrat manusia
nilai-nilainya bersumber dari kehendak Tuhan sebagaimana Dia inginkan. Hakikat kodrat
manusia ini diberikan Tuhan hak dasar atau hak azasi. Demikian juga hakikat segala sesuatu
Demikian materi PBM kali ini disampaikan, bila ada pertanyaan agar disampaikan. Terima kasih.