Anda di halaman 1dari 9

PBM sesi : ke 14

Mata kuliah : Pancasila


Kelas : 1MNM1
Hari/tanggal : Rabu, 4 Januari 2023
Waktu : pukul 19.30 s.d. 21.10
Program Studi : Sistem Komputer
Shift : sore/malam
Dosen : Dr. Drs. PJP. Ginting, MM.

Topik : Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.


(Bagian Pertama)

Sub Topik : 1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tetap terlekat pada
kelangsungan hidup negara Republik Indonesia
3. Pengertian isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
4. Nilai-nilai hukum Tuhan, hukum kodrat dan hukum etis yang
terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
5. Hubungan antara Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dengan Batang Tubuh.
6. Hubungan antara Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dengan Pancasila
7. Hubungan antara Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945.

Pengantar
Sebagai dasar negara Pancasila merupakan azas kerokhanian yang dalam ilmu kenegaraan
disebut sebagai filsafat negara. Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber
norma dalam setiap aspek penyelenggara negara termasuk sebagai sumber tertib hukumd di negara
Republik Indonesia.
Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru mewujudkan fungsinya yang pokok sebagai
dasar negara yang dimanifestasikan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu
Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak tertulis. Negara
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum oleh karena itu segala aspek dan
penyelenggara negara diatur dalam sistem peraturan perundang-undangan. Pembagian kekuasaan
lembaga-lembaga tinggi negara serta hak dan kewajiban warga negara, keadilan sosial dan lainnya
diatur dalam suatu undang=undang dasar negara. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia. Karena itu dalam pembahasan ini
tidak dapat dilepaskan dengan eksistensi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan
deklarasi bangsa dan negara Indonesia yang memuat Pancasila sebagai Dasar Negara, Tujuan
Negara serta bentruk Negara Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 1


Ad 1 : Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 4 alinea dan setiap alinea memiliki
spesifikasi jikalau ditinjau berdasarkan isinya. Alinea 1, 2 dan 3 memuat segolongan
pernyataan yang tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-pasal Undang-
Undang Dasar 1945, bagia tersewbut hanya memuat serangkaian pernyataan yang
menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara Indonesia. Alinea ke 4 memuat
dasar-dasar fundamental negara, yaitu: tujuan negara, ketentuan Undang-Undang dasar
Negara, bentuk negara dan dasar filsafat negara Pancasila. Oleh karena itu alinea ke4 ini
memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-pasal Undang-Undang dasar 1945 sehingga
erat hubunganya dengan isi pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai tertib hukum tertinggi.
Kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kaitannya dengan tertib
hukum Indonesia memiliki dua aspek yang fundamental yaitu: yang pertama
memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan kedua
memasukan diri dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Dalam
kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, maka
kedudukan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 adalah sumber dari segala sumber hukum.
Berdasarkan penjelasan tentang isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
termuat dalam berita Republik Indonesia tahun II nomor 7 dijelaskan sebagai berikut :
“Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terkandung pokok-pokok
fikiran yang meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar negara Indonesia
serta mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar tertulis maupun hukum
dasar tidak tertulis. Adapup pokok-pokok fikiran tersebut dijelmakan dalam pasal-pasal
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai sumber hukum positif
Infonesia.”
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memenuhi syarat adanya tertib hukum
Indonesia.
Dalam alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 termuat unsur-unsur yang
menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum Indonesia (rechts orde,
legal orde) yaitu suatu kebulatan dan keseluruhan peraturan-peraturan hukum.

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 2


Adapun syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud meliputi 4 hal yaitu :
a. Adanya kesatuan subyek yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. Hal ini
terpenuhi dengan adanya suatu pemerintah negara Republik Indonesia (Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4).
b. Adanya kesatuan azas kerokhanian yaitu suatu dasar dari keseluruhan peraturan-
peraturan hukum yang merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
terpenuhi oleh adanya dasar filsafat negara Pancasila sebagaimana tercantum dalam
alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Adanya kesatuan daerah, di mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi
oleh kalimat seluruh tumbah darah Indonesia sebagaimana tercantum dalam alinea 4
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
d. Adanya kesatuan waktu di mana seluruh peraturan-peraturan hukum itu berlaku hal
ini terpenuhi dengan kalimat pada alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945: “Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia”, hal ini menunjukkan saat mulai berdirinya negara
Republik Indonesia sampai seterusnya selama kelangsungan hidup negara Republik
Indonesia.
Kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia
sebagai berikut :
Pertama : menjadi dasarnya karena Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
memberikan faktor faktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia. Telah terpenuhi
karena adanya 4 syarat adanya suatu tertib hukum
Kedua : sebagai ketentuan hukum yang tertinggi yaitu sebagai azas bagi hukum dasar
tertulis dan tidak tertulis serta peraturan hukum yang lainnya yang lebih rendah.
Berdasarkan hakekat kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut
dalam tertib hukum Indonesia maka konsekwensinya Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 tidak dapat diubah. Hal ini sesuai dengan ketetapan nomor XX/MPRS/1966 dan
Ketetapan nomor V/MPR/1973, Ketetapan MPR nomor IX/MPR/1978 serta Ketetapan
nomor III/MPR/1983.
3. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental menurut ilmu hukum tata negara
memiliki unsur mutlak sebagai berikut :

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 3


a. Dari segi terjadinya ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan
hal-hal tertentu sebagai dasar negara yang dibentuknya.
b. Dari segi isinya. Dilihat dari segi isinya maka Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 memuat dasar-dasar pokok negara sebagai berikut :
1) Dasar tujuan negara (tujuan umum maupun tujuan khusus)
2) Ketentuan diadakannya Undang-Undang dasar Negara. Hal ini merupakan suatu
ketentuan bahwa negara Indonesia harus berdasarkan Undang-undang Dasar, dan
merupakan suatu dasar juridis formal bahwa negara Indonesia adalah negara
yang berdasarkan atas hukum.
Berdasarkan unsur unsur yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, maka menurut ilmu hukum tata negara bahwa Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
Dalam hubungannya dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945, maka
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai hakekat dan kedudukan
sebagai berikut :`
a. Dalam hubungan dengan tertib hukum Indonesia maka Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 mempunyai hakekat kedudukan yang terpisah dengan batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945. Namun dalam kedudukan pokok kaidah negara
yang fundamental, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dari batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan suatu tertib hukum tertinggi
dan pada hakekatnya mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945.
c. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan pokok kaidah negara yang
fundamental yang menentukan adanya Undang-Undang Dasar 1945 yang
menguasai hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak tertulis jadi
merupakan sumber hukum dasar negara.
d. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 berkedudukan sebagai pokok kaidah
negara yang funmdamental mengandung pokok pikiran yang harus dijabarkan ke
dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 4


1) Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental dalam hukum mempunyai
hakekat kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah terlekat pada kelangsungan
hidup negara yang telah dibentuk
2) Dalam jenjang hirarki tertib hukum, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental berkedudukan yang tinggi
sehingga memiliki kedudukan lebih tinggi dari pasal-pasal Undang-Undang
Dasar 1945.

Ad 2.: Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tetap terlekat pada kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia

Berdasarkan hakekat kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai naskah


proklamasi yang terinci, sebagai penjelmaan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental maka Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 memiliki hakekat kedudukan hukum yang kuat bahkan secara juridis tidak dapat
diubah terlekat pada kelangsungan hidup negara. Hal ini berdasarkan pada alasan-alasan
sebagai berikut :
1. Menurut tata hukum suatu peraturan hukum hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh
penguasa atau peraturan hukum yang lebih tinggi tingkatannya daripada penguasa yang
menetapkannya. Dalam masalah ini Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
pokok kaidah negara fundamental dari segi terjadinya ditentukan oleh pembentuk
negara yaitu suatu lembaga yang menentukan dasar-dasar mutlak negara, bentuk negara,
tujuan negara, kekuasaan negara bahkan yang menentukan dasar filsafat negara
Pancasila. Setelah negara terbentuk semua penguasa negara merupakan alat
perlengkapan negara yang kedudukannya lebih rendah dari pembentuk negara. Oleh
karena itu semua ketentuan hukum yang merupakan produk dari alat perlengkapan
negara pada hakekatnya di bawah pembentuk negara dan tidak berhak meniadakan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada hakekatnya merupakan suatu tertrib
hukum yang tertinggi di negara Republik Indonesia dalam ilmu hukum tata negara,
suatu ketentuan hukum di bawah Undang-Undang Dasar 1945 secara yuridis tidak dapat
meniadakan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Selain dari segi yuridis formal bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara
hukum tidak dapat diubah juga secara material yaitu hakekat isi yang terkandung dalam

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 5


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 senantiasa terlekat pada kelangsungan hidup
negara Republik Indonesia. Dari segi isinya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
adalah merupakan pengejawantahan Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia hanya
satu kali terjadi. Dengan demikian Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan negara
Republik Indonesia pada hakekatnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

Ad 3. : Pengertian isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

1. Alinea pertama bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dalam alinea pertama ini terkandung suatu pengakuan tentang hak kodrat yaitu
kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Merupakan hak yang diterima sebagai karunia
dari Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada manusia sebagai mahluk individu,
mahluk sosial dan mahluk Tuhan. Dalam pernyataan ini kemerdekaan adalah hak segala
bangsa bukan sebagai hak individu atau kelompok. Hak kodrat bersifat mutlak dan azasi
juga merupakan hak moral. Karena sifatnya mutlak dan azasi maka terkandung wajib
kodrat dan wajib moral yang tidak dapat dirampas oleh siapapun. Pelanggaran terhadap
hak kemerdekaan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

2. Alinea kedua: dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah


kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
Berdasarkan prinsip yang bersifat universal alinea pertama tentang hak kodrat akan
kemerdekaan maka bangsa Indonesia merealisasikan perjuangan dalam suatu cita-cita
bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alinea kedua ini
sebagai suatu konsekwensi logis dari pernyataan akan kemerdekaan pada alinea pertama.
Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai suatu bukti obyektif atas penjajahan
bangsa Indonesia juga sekaligus mewujudkan suatu hasrat yang kuat dan bulat untuk
menentukan nasib sendiri terbebas dari kekuasaan lain.

Hasil perjuangan bangsa Indonesia terjelma dalam suatu negara Indonesia. Menyusun
suatu negara atas kemampuan dan kekuatan sendiri menuju pada suatu cita-cita bersama
yaitu masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran, demi terwujudnya cita-cita
tersebut bangsa Indonesia harus merdeka, bersatu dan mempunyai kedaulatan.

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 6


Bersatu mengandung pengertian sesuai dengan pernyataan kemerdekaan di mana
pengertian bangsa dimaksudkan sebagai kebulatan kesatuan dari unsur utama negara.

Berdaulat diartikan sebagai eksistensi negara yang merdeka, yang berdiri di atas
kemampuan sendiri, kekuasaan dan kekuatan sendiri, berhak dan bebas menentukan
tujuan dan nasib sendiri dalam kedudukan diantara sesama bangsa dan negara memiliki
derajat yang sama. Dalam tata pergaulan antar bangsa antar negara terjalin atas dasar
saling menghormati berdasarkan keadilan dan kemanusiaan.

Negara Indonesia yang adil yaitu negara yang mewujudkan keadilan dalam kehidupan
bersama antar negara terhadap warganegara, antar warganegara dan negara serta
keadilan sesama warganegara (hak kewajiban yang sama).

Cita-cita bangsa dan negara tentang kemakmuran diartikan sebagai pemenuhan


kebutuhan manusia baik material maupun spiritual, jasmaniah dan rokhaniah. Secara
lebih luas tercapai tingkat harkat dan martabat manusia yang lebih tinggi berkaitan
dengan unsur-unsur kodrat manusia.

3. Alinea ketiga : atas berkat Rakhmat Allaah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Alinea yang ketiga ini menegaskan kembali Proklamasi kemerdekaan yang sudah
dinyatakan dalam alinea 1 dan 2 sehingga alinea ketiga ini merupakan titik puncak atau
kulminasi yang selanjutnya tentang pendirian negara Indonesia.

Pengakuan nilai religius yaitu dalam pernyataan atas berkat Rakhmat Allaah Yang Maha
Kuasa. Hal ini mengandung makna bahwa bangsa dan negara Indonesia mengakui nilai-
nilai religius sehingga konsekwensinya merupakan dasar dari hukum positif negara
maupun dasar moral negara.

Secara philosofis bangsa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan dan negara Indonesia
disamping merupakan hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia dan yang
terpenting merupakan rakhmat dari Allaa Yang Maha Kuasa.

Pengakuan nilai moral yang terkandung dalam pernyataan didorong oleh keinginan luhur
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Mengandung makna bahwa bangsa dan
negara Indonesia mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrat untuk segala bangsa.

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 7


Pernyataan kembali proklamasi yang tersimpul dalam kalimat: maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Ini merupakan penegasan dan rincian lebih
lanjut naskah proklamasi 17 Agustus 1945.

4. Alinea ke 4: kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu undang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara
republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Adapun isi pokok yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alinea ke 4 meliputi 4 hal yang merupakan prinsip-prinsip pokok kenegaraan yaitu:

a. Tentang tujuan negara.

1) Tujuan khusus

(a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini
dalam tujuannya dengan negara hukum mengandung pengertian negara
hukum formal

(b) Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini
dalam hubungannya dengan tujuan negara hukum mengandung pengertian
negara hukum material

2) Tujuan umum

Tujuan yang bersifat umum daam arti lingkup kehidupan sesama bangsa di dunia.
Tujuan negara dalam anak kalimat dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan kehidupan sosial realisasinya
dalam hubungan dengan politik luar negeri Indonesia diantara bangsa-bangsa di
dunia secara bersama-sama melaksanakan ketertiban dunia, mendukung prinsip
prinspi kemerdekaan, mendorong kemerdekaan abadi dan mewujudkan keadilan
sosial. Hal ini menjadi dasar politik Indonesia yang bebas aktif.

b. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar Negara.

Ketentuan ini terkandung dalam anak kalimat: maka disusunlah kemerdekaan


kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 8


Kalimat ini menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan
atas hukum. Negara Indonesia bersifat konstitusional di mana mengharuskan negara
Indonesia mengadakan Undang-Undang dasar Negara dan ketentuan inilah yang
merupakan sumber hukum bagi adanya Undang-Undang Dasar 1945.

c. Tentang bentuk negara.

Ketentuan ini terdapat dalam anak kalimat: yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia Yang Berkedaulatan rakyat. Ini memberikan makna
bahwa bentuk negara Indonesia adalah republik yang berkedaulatan rakyat. Negara
dari, oleh dan untuk rakyat, maka secara suatu norma dasar negara bahwa kekuasaan
ada di tangan rakyat.

d. Tentang dasar filsafat negara.

Ketentuan ini terdapat dalam anak kalimat: dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.

Dalam alinea ke 4 ini terkandung pengakuan bahwa negara didirikan di atas dasar
sifat-sifat ketuhanan yang tampak dalam Maha Esa, Adil dan Beradab, Persatuan dan
kesatuan, Hikmah Kebijaksanaan dan Keadilan. Dengan demikian maka dalam anak
kalimat ini terkandung dasar filsafat negara.

Saudara sekalian, demikianlah materi kuliah kali ini, semoga bermanfaat, bila ada pertanyaan agar
disampaikan. Terima kasih.

Pendidikan Pancasila, sesi 14 halaman 9

Anda mungkin juga menyukai