Anda di halaman 1dari 7

Pembukaan UUD 1945

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD


1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diundangkan dalam
Berita Republik Indonesia Tahun II No.7.
Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib Hukum Tertinggi Kedudukan Pembukaan
UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia memiliki dua aspek yang
sangat fundamental yaitu :
Memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia
Memasukkan diri dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi.
Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum
Indonesia Syarat-syarat tertib hukum Indonesia diantaranya adalah :

a.
Adanya kesatuan subjek
c.
Adanya kesatuan daerah
b.
Adanya kesatuan asas
d.
Adanya kesatuan waktu

kerohanian

Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental


Dari segi terjadinya

Ditemukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir sebagai
penjelmaan kehendak Pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal tertntu sebagai
dasar-dasar negara yang dibentuknya.
Dari segi isinya
Memuat dasar-dasar pokok negara sebagai berikut :
Dasar tujuan Negara
1. Ketentuan diadakannya UUD Negara
Bentuk Negara
Dasar filsafat Negara
Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara Republik
Indonesia Berdasarkan hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai naskah
Proklamasi. Tujuan Pembukaan UUD 1945 :
Alinea I
selayaknya.

: mempertanggung jawabkan bahwa pernyataan kemerdekaan sudah

Alinea II
: menetapkan cita-cita Indonesia yang ingin dicapai dengan
kemerdekaan.
Alinea III
:
menegaskan bahwa proklamasi kemerdekaan, menjadi
permulaan dan dasar hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh orang Indonesia
yang luhur dan suci dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Alinea IV
:
melaksanakan segala sesuatu itu dalam perwujudan dasar-dasar
tertentu sebagai ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap.
Nilai-nilai Hukum Tuhan, Hukum Kodrat dan Hukum Etis yang Terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945

Hakekat dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menurut hakekatnya merupakan
pokok Kaidah Negara yang fundamentil atau Staatsfundamentalnorm, dan
berkedudukan dua terhadap tertib hukum Indonesia, yaitu :
a. Sebagai dasar tertib hukum Indonesia

b. Sebagai ketentuan hukum yang tertinggi


Karena itu mempunyai kedudukan yang tetap, kuat tidak bisa diubah atau diganti
oleh siapapun. Kedudukan yang tetap, kuat tidak bisa diubah ini bisa ditinjau dari dua
segi, yaitu segi formal dan segi material.

Ditinjau dari segi formal


Pertama-tama harus dimaklumi lebih dulu bahwa Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat adalah menentukan adanya Undang-Undang Dasar, sehingga tidak termasuk
di dalamnya, tetapi mempunyai kedudukan sebab terhadap UUD. Yang kedua ialah
bahwa mulai saat berlakunya Pembukaan UUD 1945, seolah-olah berhentilah
berlakunya tertib hukum yang lama, dan timbullah tertib hukum yang baru ialah tertib
hukum Indonesia.
Yang dimaksud tertib hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan hukum yang
memenuhi empat syarat :
a) Ada kesatuan subyek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum itu.
b) Ada kesatuan azas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan
hukum
c) Ada kesatuan waktu, saat peraturan-peraturan hukum itu berlaku.
d) Ada kesatuan daerah, tempat peraturan-peraturan hukum itu berlaku.
Dalam konkritnya, yang merupakan tertib hukum Indonesia pada waktu itu
adalah Pembukaan UUD 1945, Undang-Undang Dasar 1945 dan sebagaimana yang
ditentukan dalam aturan peralihan UUD 1945 pasal II, yaitu peraturan-peraturan
hukum yang ada. Pembukaan UUD 1945 adalah tertib hukum, sebab memenuhi
empat syarat tersebut :

Dengan adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia, berarti ada kesatuan


subyek atau penguasa.

Dengan adanya Pancasila, berarti ada kesatuan asas kerohanian.

Dengan disebutnya disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam


bentuk negara, berarti ada kesatuan wkatu, yaitu timbulnya masa baru yang
terpisah dari waktu yang lampau dan merupakan jangka waktu yang
berlangsung terus.

Dengan disebutkannya seluruh tumpah darah Indonesia berarti ada kesatuan


daerah tempat tertib hukum itu berlaku.
Tertib hukum itu dapat diadakan pembagian susunan yang hierarkis dari

peraturan-peraturan hukum. UUD yang merupakan hukum dasar yang tertulis tidak
merupakan peraturan hukum yang tertinggi, sebab UUD itu masih mempunyai dasardasar pokok. Dasar-dasar pokok UUD itu menurut hakekatnya terpisah dari UUD,
dan

dinamakan

Pokok

Kaidah

Negara

yang

Fundamentil

atau

Staatsfundamentalnorm. Suatu peraturan hukum dinamakan Pokok Kaidah Negara


yang Fundamental atau Staats fundamental norm jika memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a) Dalam hal terjadinya :
Menurut sejarah terjadinya, Pembukaan UUD 1945 itu ditentukan oleh
Pembentuk negara sebagai penjelmaan kehendaknya, yang dalam hakekatnya
terpisah dari UUD 1945. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang
menentukan Pembukaan itu sejak Proklamasi kemerdekaan memperoleh sifat
perwakilan seluruh rakyat Indonesia. Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia telah ada sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Yang merubah PPKI
yang dalam batinnya menjadi perwakilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
Dwi Tunggal, yang memimpin pula Panitia tersebut, sedangkan Dwi Tunggal
itu adalah yang atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, jadi sebenarnya merupakan pembentuk Negara Indonesia.
Mengenai susunan dan kedudukan PPKI lebih lanjut dapat dikatakan terdiri
atas pembentuk negara sendiri dan orang-orang atas kuasa Pembentuk Negara,
sehingga pada hakekatnya dalam menentukan Pembukaan, PPKI berbuat

sebagai dan atas kuasa Pembentuk Negara, dan pada hakekatnya Pembukaan
itu ditentukan oleh Pembentuk Negara.
b) Dalam hal isinya :
(1)

Memuat asas kerokhanian negara yaitu Pancasila.

(2)

Memuat asas politik negara, yaitu republik yang berkedaulatan rakyat.

(3)

Memuat tujuan negara, yaitu:

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban

dunia

yang

berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.


(4)

Memuat ketentuan diadakannya UUD Negara Indonesia, yaitu seperti


dinyatakan : maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.

Atas

dasar

uraian

tersebut

di

atas,

maka

ternyata

atau

terbukti

bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan Pokok Kaidah Negara yang Fundamentil
atau Staatsfundamentalnorm bagi Negara Indonesia. Karena itulah seperti telah
disebutkan dimuka, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan dua macam tertib
hukum Indonesia, yaitu :
1. Menjadi dasar tertib hukum Indonesia, karena Pembukaan itulah yang
memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia itu.
2. Menjadi ketentuan hukum yang tertinggi, terhadap UUD maupun terhadap
Hukum Dasar yang tidak tertulis dan peraturan-peraturan hukum lainnya yang
lebih rendah.
Ketetentuan Pembukaan UUD 1945 sebagai Staats fundamental norm ini,
membawa konsekwensi bahwa Pembukaan UUD 1945 dalam hukum mempunyai
hakekat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tak berubah bagi negara Republik
Indonesia, dengan kata lain dengan jalan hukum tidak dapat diubah dengan
penjelasan sebagai berikut : Dalam ilmu hukum, suatu peraturan hukum dapat diubah
atau diganti oleh lembaga yang membuatnya atau oleh lembaga yang lebih tinggi.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah ditentukan oleh Pembentuk Negara.


Setelah selesai tugasnya yaitu membentuk negara, pembentuk Negara berubah
fungsinya menjadi alat-alat perlengkapan negara, yang menurut kedudukannya lebih
rendah daripada Pembentuk Negara. Oleh karena itu di Indonesia, di samping
Pembentuk Negara itu sudah tidak ada lagi (karena sudah berubah menjadi alat-alat
perlengkapan negara), juga tidak ada lembaga yang lebih tinggi daripada Pembentuk
Negara. Sehingga Pembukaan UUD 1945 dengan jalan hukum tidak bisa diubah oleh
siapapun, termasuk MPR hasil Pemilihan Umum.
2). Ditinjau dari segi material
Pembukaan

UUD

1945

adalah

satu

rangkaian

dengan

Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia. Proklamasi ini sifatnya einmalig atau sekali


terjadi, tidak bisa terulang lagi. Yang terjadi pada saat Proklamasi tak dapat terulang,
hanya dapat satu kali itu saja dan isi materinya terutama Pancasila sudah berabadabad meresap dalam kalbu orang, rakyat, bangsa Indonesia. Jadi, meskipun
seandainya secara formil dihapuskan, Pancasila akan tetap hidup dalam hati nurani
orang, rakyat, bangsa Indonesia dan terlekat pada Tuhan Yang Maha Kuasa (karena
Proklamasi Kemerdekaan adalah atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa).
Segala sesuatunya itu menyertai kelahiran Negara Proklamasi Republik Indonesia 17
Agustus 1945, sehingga tidak lain daripada terlekat kepada kelangsungan Negara
Proklamasi itu. Di antara unsur-unsur pokok kaidah negara yang fundamentil, asas
kerokhanian Pancasila atau dasar falsafah negara mempunyai kedudukan isitimewa
dalam hidupk kenegaraan dan hukum dari rakyat, bangsa Indonesia. Lma usnur yang
tercantum di dalam Pancasila bukanlah hal yang timbul baru pada pembentukan
Negara Indonesia, akan tetapi sebelumnya dan selama-lamanya telah dimiliki oleh
rakyat, bangsa Indonesia. Jadi sebelum dan sesudah bernegara Republik Indonesia,
rakyat, bangsa Indonesia adalah ber Pancasila, karena Pancasila sudah menjadi azas
kulturil, asas keagamaan, dan setelah bernegara Republik Indonesia dijadikan asas
kenegaraan. Pancasila adalah asas kultural, asas keagamaan dan asas kenegaraan.
Karena Pembukaan UUD 1945 itu terlekat pada kelangsungan negara
Proklamasi 17 Agustus 1945, maka mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti

pembubaran negara Republik Indonesia, negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh


karena itu tak dapat dan tidak boleh diubah oleh siapapun dan kapanpun,
termasuk oleh MPR hasil pemilihan umum.

DAFTAR PUSTAKA
Khaelan,M.S, Prof.Dr. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma, 2014.

Anda mungkin juga menyukai