Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ISI ALINEA DAN POKOK PIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN


UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Isi Alinea Pembukaan UUD1945


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 berisi tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk
memperoleh kemerdekaan dari penjajah yang tidak sesuai dengan kemanusiaan dan
keadilan. Dalam bagian Pembukaan Undang-Undang Dasar inilah dasar negara Republik
Indonesia juga tercantum. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
staatsfundamentalnorm (norma dasar negara) bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Ketegasan untuk tidak mengubah pembukaan UUD 1945 dituangkan dalam Kesepakatan MPR
RI pada proses amendemen UUD 1945 yang dilakukan pada tahun 1999 hingga tahun 2002.
Sebagaimana diketahui saat Amandemen UUD1945,  MPR RI berkomitmen untuk tidak
mengubah bagian Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, akan mempertegas sistem pemerintahan presidensial, meniadakan Penjelasan UUD
1945 dan manjadikan hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal, serta 
Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental berisi:
Tujuan negara 
Tujuan negara yang tersurat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia setelah memilki Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Tujuan negara tersebut merupakan tujuan nasional yang secara rinci dapat
diurai sebagai berikut: (1) membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2) memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (3) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

Ketentuan  diadakannya Undang Undang Dasar Negara.


Pernyataan ketentuan  diadakannya Undang Undang Dasar Negara tersimpul dalam kalimat
“...........maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu  Undang Undang
Dasar Negara Indonesia”. Hal ini merupakan suatu ketentuan bahwa negara Indonesia harus
berdasarkan pada suatu Undang-Undang Dasar dan merupakan suatu  dasar yuridis formal bahwa
negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 

Bentuk Negara dan Jenis Kedaulatan


Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: “...yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.  Di dalam negara yang berbentuk Republik, kehendak
negara adalah hasil dari suatu peristiwa hukum, dan terdapat suatu badan yang mewakili
sejumlah orang sebagai pemegang kekuasaan. Keputusan-keputusan badan ini merupakan hasil
proses hukum yang sesuai dengan Konstitusi negara, dan sebagai wujud kehendak negara.
Sedangkan kedaulatan secara yuridis diartikan sebagai kekuasaan. Menurut Jean Bodin,
kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi terhadap warganegara dan rakyat tanpa suatu pembatasan
undang-undang. Oleh karena itu, kedaulatan rakyat mempunyai arti bahwa kekuasaan tertinggi
ada pada rakyat. Rakyatlah yang berdaulat, dan mewakilkan kekuasaannya pada suatu badan
yaitu Pemerintah. Bila Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kehendak
rakyat, maka rakyat akan bertindak mengganti Pemerintah.
d.   Dasar negara
Pernyataan bahwa di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pernyataan dasar Negara ini
tersimpul dalam kalimat: “... dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan  beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.  Dengan demikian menurut Pembukaan UUD 1945 yang
menjadi dasar Negara adalah kelima asas yang disebutkan di atas yang terkenal dengan nama
Pancasila.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut. 
a. Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci
Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan proklamasi
kemerdekaannya yaitu dalam suatu Naskah Proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta
atas nama seluruh bangsa Indonesia. Proklamasi pada hakikatnya memiliki dua makna, yaitu
suatu pernyataan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia dan tindakan-tindakan yang harus
segera dilaksanakan berkaitan dengan proklamasi tersebut, artinya mulai detik proklamasi
tersebut bangsa Indonesia menyusun negara yang merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri
untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu masyarakat yang adil dan makmur, material
maupun spiritual. Dalam Pembukaan UUD 1945, baik pernyataan proklamasi (pada alinea ke-
3) maupun tindakan-tindakan tentang pembentukan Negara Republik Indonesia terinci sejak
alinea ke-3. 
b. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat adanya tertib hukum Indonesia
Dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 ditemukan unsur-unsur yang menurut ilmu
hukum merupakan syarat bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia, yaitu suatu kebulatan
dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum. 
c. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental Di dalam suatu tertib
hukum terdapat urut-urutan susunan yang bersifat hirarkis, dimana UUD (pasal-pasalnya)
bukanlah merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada dasar-dasar
pokok dari UUD ataupun hukum dasar yang tidak tertulis yang pada hakikatnya terpisah dari
UUD atau hukum dasar yang tidak tertulis itu yang dinamakan Pokok Kaidah yang
Fundamental. Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 maka
menurut ilmu hukum tatanegara, Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya telah memenuhi
syarat sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental (Staatsfundamentalnorm). 
d. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 Pembukaan UUD 1945,
yang terkandung di dalamnya pokok-pokok pikiran yang inti sarinya adalah Pancasila, pada
hakikatnya merupakan sumber semangat bagi para penyelenggara negara, para pemimpin
pemerintahan, para penyelenggara partai serta golongan fungsional, dan seluruh alat
perlengkapan negara lainnya.
e. Pembukaan UUD 1945 Mempunyai Kedudukan Kuat dan Tetap Sebagai pokok kaidah negara
yang fundamental, Pembukaan UUD 1945 memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat,
bahkan secara yuridis tidak dapat diubah oleh siapapun, terlekat pada kelangsungan hidup
negara. Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar, rangka dan suasana bagi kehidupan negara dan
tertib hukum Indonesia Dalam pengertian ini, isi yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
bilamana dirinci secara sistematis merupakan suatu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi
sebagai dasar, rangka, dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. 

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea atau bagian yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Alinea Pertama
Makna yang terkandung dalam Alinea pertama ini adalah menunjukkan keteguhan dan
kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah. 

Alinea ini mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan, dan oleh karenanya harus ditentang dan dihapuskan agar
semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya.
Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif,
yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dalil
tersebut di atas meletakkan tugas kewajiban bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa
berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaaan setiap bangsa. 
2. Alinea Kedua
Alinea ini mengandung makna:
a. Bahwa kemerdekaan Indonesia bukan pemberian atau hadiah dari Negara lain tetapi
merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri; 
b. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir (baru mencapai pintu
gerbang)  tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
3. Alinea Ketiga
Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan mengilhami Proklamasi Kemerdekaan
serta menunjukkan pula ketaqwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Inti dari
alinea ini adalah pengakuan bahwa Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia bukan
semata-mata hasil perjuangan bangsa Indonesia, tetapi juga berkat rahmat Allah Tuhan
Yang Maha Esa. Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia dan di akhirat.
4. Alinea keempat
Isi alinea keempat ini sangat jelas menegaskan tentang tujuan Negara, pembentukaan UUD,
bentuk Negara, system pemerintahan dan dasar negara
a. Tujuan negara Indonesia yaitu :
1)  melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2)  memajukan kesejahteraan umum; 
3)  mencerdasarkan kehidupan bangsa; 
4)  ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. 
b. UUD yang digunakan adalah UUD 1945
c. Susunan dan bentuk negara, yaitu republik kesatuan
d. Sistem pemerintahan negara Indonesia adalah berkedaulatan rakyat (demokrasi)
e. Dasar negara indonesia yaitu Pancasila

Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945


Berikut ini 4 pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu:
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan, yakni negara yang
melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Ini berarti juga negara hendak
mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Paham pemikiran ini menunjukkan bahwa manusia Indonesia mempunyai hak yang sama
untuk menikmati keadilan sosial dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial itu. Namun, negara juga berkewajiban menciptakan keadilan sosial tersebut.

3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan


perwakilan. Oleh karena itu sistem negara yang hendak terbentuk dalam Undang-Undang
Dasar 1945 harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas permusyawaratan
perwakilan.
Paham pemikiran ini menunjukkan bahwa kedaulatan dalam negara Republik Indonesia
berada ditangan rakyat Indonesia. Perwujudan kedaulatan rakyat itu dilakukan berdasarkan
kerakyatan atau demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha  Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Paham ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang monoteisme, yakni
bangsa mengakui bahwa Tuhan itu satu (esa). Perwujudan paham ini mengehdnaki
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara  untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral yang luhur.

Apabila kita perhatikan keempat pokok pikiran di atas tampaklah bahwa pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu adalah Pancasila itu sendiri. Oleh
karena, pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 itu meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis, sedangkan pokok-pokok pikiran UUD 1945 itu
dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945, dapat disimpulkan bahwa suasana kebatinan UUD
1945 adalah Pancasila.

Sikap Postif Terhadap Isi Alinea dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Secara operasional sikap positif terhadap isi alinea dan pokok pikiran UUD 1945, antara lain
sebagai berikut:

No. Pokok Pikiran Sikap Positif yang Ditampilkan


1. Persatuan Lingkungan keluarga
Saling menghargai antar anggota keluarga 
Menjaga kerukunan keluarga
Tidak mengganggu kakak atau adik yang
sedang belajar. 
Lingkungan sekolah
Ikut serta dalam belajar kelompok 
Saling menghargai sesama teman 
Tidak membeda-bedakan teman
Lingkungan masyarakat
Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti
membersihkan lingkungan
Mempererat tali silaturahmi dengan sesama
warga masyarakat
Saling membantu dalam menghadapi
persoalan
Lingkungan Bangsa dan Negara
Menggunakan bahasa Indonesia dalam
pergaulan.
Tidak menghina atau merendahkan orang lain
Menggalang persatuan dan kesatuan warga
masyarakat.
2. Keadilan Sosial Lingkungan keluarga
Bersikap adil terhadap sesama anggota
keluarga.
Memberikan kesempatan berpendapat saat
rapat keluarga.
Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban. 
Lingkungan sekolah
Memberikan bantuan kepada teman yang
membutuhkan
Tidak memilih-milih dalam berteman
Suka menolong teman yang sedang
kesusahan. 
Lingkungan masyarakat
Peduli terhadap permaslahan yang dihadapi
warga lain
Memberi simpati kepada warga yang terkena
musibah.
Memberikan bantuan kepada yang
membutuhkan.
Lingkungan Bangsa dan Negara
Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
Gemar melakukan kegiatan dalam rangka
mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Suka bekerja keras 
3. Kedaulatan Rakyat Lingkungan keluarga
Menyelesaikan permasalahan keluarga
dengan bermusyawarah
Mengutamakan kepentingan keluarga
dibanding kepentingan pribadi
Menghargai pendapat anggota keluarga yang
lain
Lingkungan sekolah
Bermusyawarah dengan kelompok sebelum
menyampaikan hasil presentasi
Menghargai pendapat teman,
Melaksanakan hasil keputusan dengan penuh
tanggung jawab. 
Lingkungan masyarakat
Bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah,
Musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi semangat kekeluargaan,
Tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain.
Lingkungan Bangsa dan Negara
Tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain,
Mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi atau golongan,
Mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Ketuhanan Lingkungan keluarga
Beribadah tepat waktu
Saling mengingatkan untuk beribadah
Menghormati saudara yang berbeda agama 
Lingkungan sekolah
Tidak membandingkan agama teman dengan
teman yang lainnya.
Saling menghormati agama teman yang
berbeda
Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan
agama. 
Lingkungan masyarakat
Tidak mengejek agama orang lain,
Saling menghormati kepercayaan orang lain.
Memberikan kebebasan penganut agama lain
untuk beribadah.
Lingkungan Bangsa dan Negara
Hormat menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup, 
Tidak memaksakan agama kepada orang lain 
Mengembangkan sikap toleransi kepada
pemeluk agama lain

Anda mungkin juga menyukai