Anda di halaman 1dari 19

BAB IV:

Pancasila dalam Konteks


Ketatanegaraan Republik Indonesia

Kelompok 4, Pancasila.
Anggota Kelompok

Ammar Rizky Desti Natalia Khumairah Putri Misba


03061282328023 03061282328028 03061282328056

Muhammad Arya Bagaskara Yugo Augustho Syamab


03061182328003 03061282328048
Pembahasan
A. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib E. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945
Hukum Tertinggi dengan Pasal-Pasal UUD 1945, Pancasila, dan
B. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Proklamasi 17 Agustus 1945
Kaidah Negara Fundamental F. Hukum Dasar Tertulis dan Hukum Dasar
Tidak Tertulis
C. Isi dan Kedudukan Pembukaan UUD
1945 H. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945
D. Fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok
Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
A. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
Berlakunya Pembukaan UUD 1945 timbullah tertib hukum Indonesia. Tertib hukum merupakan keseluruhan
peraturan-peraturan hukum yang memenuhi 4 syarat, yaitu:
1. Ada kesatuan subjek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum.
2. Adanya kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu.
3. Ada kesatuan waktu dalam mana peraturan itu berlaku.
4. Ada kesatuan daerah dalam mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku.

Dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 termuat unsur-unsur yang disyaratkan bagi adanya suatu tertib
hukum di Indonesia (Rechts Order) atau (Legal Order). Syarat-syarat tertib hukum meliputi 4 hal, yaitu:
1. Adanya kesatuan subjek yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum (Pembukaan UUD).
2. Adanya kesatuan asas kerohanian sebagai dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum yang
merupakan sumber dari segala sumber hukum (Alinea IV).
3. Adanya kesatuan objek tempat peraturan-peraturan hukum itu berlaku (Alinea IV).
4. Adanya kesatuan daerah tempat peraturan-peraturan itu berlaku (Alinea IV).
Staats fundamentalnorm mengandung 3 syarat mutlak, yaitu: ditentukan oleh pembentuk negara, memuat
ketentuan-ketentuan pertama yang menjadi dasar negara, dan bukan hanya mengenai soal organisasi negara
(Notonagoro, 1974). Pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai staats fundamentalnorm. Dengan
demikian maka Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan dua macam terhadap tertib hukum Indonesia,
yaitu:
1. Menjadi dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya suatu tertib
hukum Indonesia.
2. Pembukaan UUD 1945 memasukkan diri di dalamnya sebagai ketentuan hukum yang tertinggi, sesuai
dengan kedudukannya yaitu sebagai asas bagi hukum dasar baik yang tertulis (UUD), maupun hukum dasar
tidak tertulis (konvensi), serta peraturan-peraturan hukum yang lainnya yang lebih rendah (Notonagoro, 1974).
Maka Pembukaan UUD 1945 menentukan adanya tertib hukum Indonesia. Dengan demikian, Pembukaan UUD
1945 secara hukum tidak dapat diubah.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 memiliki dua aspek, di antaranya yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia.
b.Memasukan diri dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi.
B. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara Fundamental

Pokok kaidah negara yang fundamental (staats fundamental-norm) menurut


ilmu hukum tata negara memiliki beberapa unsur mutlak antara lain:
1. Dari Segi Terjadinya,
2. Dari Segi Isinya, yang terdiri dari dasar tujuan negara, ketentuan
diadakannya undang-undang dasar negara, bentuk negara, dasar filsafat negara
(asas kerohanian negara).

Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, maka


menurut ilmu hukum tata negara bahwa Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya
telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.
C. Isi dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945

1. Alinea Pertama
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”
Bahwa bangsa Indonesia menjunjungi tinggi kemerdekaan bukan hanya untuk bangsa Indonesia sendiri,
melainkan juga kemerdekaan seluruh bangsa di dunia.
2. Alinea Kedua
“Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
Bahwa perjuangan yang telah lama dilakukan oleh rakyat Indonesia melawan penjajahan telah berhasil
sehingga bangsa Indonesia dapat menyatakan kemerdekaannya.
3. Alinea Ketiga
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Bahwa walaupun bangsa Indonesia telah berjuang keras dan lama untuk memperoleh kemerdekaan namun
kemerdekaan tersebut juga merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

4. Alinea Keempat
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Bahwa selain memperhatikan kepentingan secara nasional, bangsa Indonesia juga memperhatikan
kepentingan bangsa secara internasional.
D. Fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok Pikiran dalam Pembukaan
UUD 1945
Fungsi Pembukaan UUD 1945 secara lebih terperinci dapat pula dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembukaan UUD 1945 merupakan suasana kebatinan dari UUD 1945. Adanya suasana kerohanian
sebagaimana yang tercantum dalam empat pokok pikiran pembukaan UUD 1945 sebagai asas kerohanian
negara merupakan sumber penjabaran secara normatif bagi UUD Negara Indonesia.
2. Pembukaan UUD 1945 mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara.
3. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber inspirasi (semangat) bagi UUD 1945.

Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam “Pembukaan” UUD 1945, sebagaimana yang terdapat dalam
Penjelasan Umum UUD 1945, yaitu:
1. Pokok Pikiran Pertama
“Negara” – begitu bunyinya – “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan.
2. Pokok Pikiran Kedua
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pokok pikiran ini menempatkan kausa suatu
finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus dilaksanakan
UUD dan untuk mencapai suatu tujuan tsb didasari dengan persatuan.

3. Pokok Pikiran Ketiga


Ialah negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk
dalam UUD harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan.

4. Pokok Pikiran Keempat


Ialah negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengandung konsekuensi logis bahwa UUD harus memuat isi pemerintah dan penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
E. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-Pasal
UUD 1945, Pancasila, dan Proklamasi 17 Agustus 1945
1. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-Pasal UUD 1945

Sifat hubungan antara masing-masing bagian Pembukaan UUD 1945, adalah sebagai berikut:
1. Bagian pertama, kedua, dan ketiga Pembukaan UUD 1945 merupakan segolongan pernyataan yang tidak
mempunyai hubungan kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945.
2. Bagian keempat Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang kausal organis dengan batang tubuh
UUD 1945, yang mencakup beberapa segi sebagai berikut:
(a) Undang-undang dasar ditentukan akan ada.
(b) Yang diatur dalam UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan negara yang memenuhi berbagai
persyaratan dan meliputi segala aspek penyelenggaraan negara.
(c) Negara Indonesia ialah berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat.
(d) Ditetapkannya dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila).

Atas dasar-dasar sifat tersebut maka dalam hubungannya dengan Batang Tubuh UUD 1945, menempatkan
Pembukaan UUD 1945 alinea IV pada kedudukan yang amat penting (Kaelan, 2004).
2. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila bersifat timbal-balik. Pertama, hubungan yang
bersifat formal. Dengan dicantumkan Pancasila secara formal dalam Pembukaan UUD 1945 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah merupakan pokok kaidah negara yang
fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu, sebagai dasar
dan sebagai tertib hukum tertinggi.
3. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebagai mukadimah dari
UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi
sendiri.
4. Bahwa Pancasila mempunyai hakikat, sifat, fungsi dan kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental.
5. Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai kedudukan yang kuat,
tetap, dan tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
3. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945

Kebersatuan antara Pancasila dan Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Disebutkannya kembali pernyataan Proklamasi Kemerdekaan dalam alenia ketiga Pembukaan
menunjukkan bahwa antara Proklamasi dengan Pembukaan merupakan satu rangkaian yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan
ditetapkannya UUD, Presiden dan Wakil Presiden merupakan realisasi tindak lanjut dari
Proklamasi.
3. Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya adalah merupakan suatu pernyataan kemerdekaan
yang lebih terinci dari adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya
kemerdekaan, dalam bentuk Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur dengan berdasarkan asas kerohanian Pancasila.
F. Hukum Dasar Tertulis dan Hukum Dasar Tidak Tertulis
1. Hukum dasar tertulis (Undang-undang Dasar)

E.C.S. Wade dalam bukunya Constitutional Law mengatakan bahwa secara umum undang-undang dasar
adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan cara kerja badan-badan tersebut. Demikian juga halnya UUD 1945 yang
merupakan hukum dasar yang tertulis bagi Negara Indonesia.

UUD 1945 memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok badan-badan pemerintahan Negara Indonesia serta
menentukan cara kerja dan hubungan di antara badan-badan tersebut. Selanjutnya, UUD 1945 sebagai hukum
dasar yang tertulis hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan
pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuat, merubah, dan mencabutnya.

Disebut dengan nama hukum dasar tertulis karena sifatnya yang tertulis, maka undang-undang dasar itu
rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
2. Hukum dasar tidak tertulis (Konvensi).

Konvensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu hukum yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaran negara secara tidak tertulis. Secara garis besar, konvensi ketatanegaraan bukan sekedar
berguna melengkapi UUD yang berlaku tetapi sekaligus dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai
kekurangan dalam UUD.

Sifat-sifat konvensi sebagai hukum dasar tidak tertulis adalah sebagai berikut:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.
3. Dapat diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat di
dalam undang-undang dasar.
G. Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945

1. Sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 hasil amandemen.


Sebelum adanya amandemen terhadap Undang-undang Dasar (UUD) 1945, dikenal dengan Tujuh Kunci
Pokok Sistem Pemerintahan Negara. Namun, tujuh kunci pokok tersebut mengalami suatu perubahan.

2. Lembaga Ketatanegaraan
a. MPR; f. Mahkamah Agung;
b. DPR; g. Mahkamah Konstitusi (MK);
c. Presiden; h. Komisi Yudisial (KY); dan
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD); i. Komisi Pemilihan Umum (KPU).
e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);
H. Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945

Hak-hak asasi manusia yang terkandung dalam UUD 1945 semakin efektif setelah diwujudkannya UU No. 39
tahun 1999, bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadapan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara eksplisit tentang HAM yang
tertuang BAB XA , pasal 28A sampai 28J, seperti tentang hak-hak sosial dijamin dalam pasal 28B ayat (1)(2),
pasal 28C ayat (20), pasal 28H ayat( 30), hak ekonomi diatur dalam pasal 28D ayat (2), hak politik diatur dalam
pasal 28D ayat (3), pasal 28E ayat (3), hak budaya pasal 28I ayat (3), hak perlindungan hukum yang sama pasal
28G ayat (1), hak memeluk, meyakini, dan beribadah menurut agama yang dianutnya, serta hak memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, menyampaikan informasi, dan berkomunikasi melalui berbagai saluran yang
ada
Sesi Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai