Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Memahami Isi dan Fungsi Pembukaan UUD 1945

Disusun Oleh :

Dendy Novri Welly

Aan Hidayah

Dosen Pengampu : Arisman Sabir, M.Pd

Mata Kuliah : Pancasila

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era modern ini sangat banyak warga Negara Indonesia sendiri baik itu orang tua,
pemuda maupun anak-anak yang belum memahami tentang UUD 1945. Bagaimana
pengertian UUD 1945 itu dan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD
45. Oleh Karena itu, dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca agar dapat memahami tentang apa itu pengertian UUD 1945 maupun
pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945.
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam Sidang PPKI dan diberlakukan kembali dengan Dekrit
Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli
1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara
Nomor 75 Tahun 1959).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ini
sebagai berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945.
2. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Pembukaan UUD 1945 sebagai hukum tertinggi
dan pokok kaidah fundamental.
3. Untuk memahami mengenai syarat adanya tertib hukum Indonesia.
4. Untuk mengerti makna alinea demi alinea dalam pembukaan UUD 1945.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakekat Pembukaan UUD 1945


A. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana
kebatinan Negara Indonesia serta yang mewujudkan suatu cita-cita hukum dengan
menguasai dasar tertulis
/ Undang-Undang Dasar maupun tidak tertulis. Adapun pokok-pokok pikiran tersebut
diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai sumber hukum positif Indonesia.
Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi pembukaan Undang-Undang 1945.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 selanjutnya diwujudkan ke dalam
pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian dijabarkan dalam peraturan-peraturan hukum positif
dibawahnya seperti Ketetapan MPR, Undang Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang- Undang, dan peraturan-peraturan lainnya.
Maka seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus bersumber pada
Pembukaan UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara
RI. Kedudukan UUD 1945, berkaitan erat dengan tertib hukum Indonesia dan memiliki dua
aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya
tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan Pancasila,
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu sebagai sumber dari segala
sumber hukum Indonesia. Maka seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus
bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian negara atau dasar
filsafat negara RI.
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia adalah sebagai berikut :
o Pertama : Menjadi dasar tertib hukum, karena Pembukaan UUD 1945 memberikan empat
syarat adanya tertib hukum Indonesia.
o Kedua : Menjadi ketentuan hukum tertinggi, sesuai dengan kedudukannya sebagai asas
hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar tidak tertulis (Konvensi) serta peraturan-
peraturan hukum lainnya yang lebih rendah (Notonagoro, 1974: 45)
B. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan penting dalam hukum dasar tertulis negara
kesatuan Republik Indonesia. Pembukaan UUD’45 dapat diibaratkan sebagai abstrak dari
sebuah karya ilmiah atau pendahuluan dalam sebuah buku yang berisi hal-hal yang sangat
mendasar atau inti sari dari keseluruhan isi sebuah karya ilmiah atau buku. Dengan demikian
Pembukaan Undang-Undang 1945 berisi pokok-pokok pikiran dan kaedah negara
fundamental yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah, disamping itu berisi pernyataan
kemerdekaan. Oleh karena isinya yang sangat essensial ini maka Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 disepakati sebagai sumber cita moral dan cita hukum Indonesia (AW.
Wijaya, 1991:62)
Pembukaan Undang-Undang Dasar dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh rakyat Indonesia yang menetapkan dan
mengesahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun naskah Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai berikut:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan.
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia, yang
melindungi segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh khikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat sifat-sifat fundamental dan asasi bagi
negara yang pada hakikatnya mempunyai kedudukan tetap dan tidak dapat dirubah. Sesuai
yang ditetapkan oleh MPR/MPRS dalam ketetapan No. XX/MPRS/1966 yang menerima baik
Memorandum DPR-GR tanggal 9 Juni 1966 (Jo. Tap No. V/MPR/1973 yang menyatakan:
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pernyataan Kemerdekaan yang terinci
yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan
yang memuat Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara, merupakan satu rangkaian dengan
Proklamsi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh karena itu tidak dapat diubah oleh
siapapun juga termasuk MPR hasil Pemilu yang berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 37
Undang-Undang Dasar 1945, karena mengubah isi Pembukaan Undang-Undang dasar
1945 berarti sama halnya pembubaran negara.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, baik
secara formal maupun material didak dapat diubah. Secara material memuat Pancasila Dasar
Falsafah Negara Indonesia, oleh karenanya terlekat pada kelangsungan hidup negara
Proklamasi 17 Agustus 1945 yang hanya satu kali terjadi dan merupakan fakta sejarah yang
tidak dapat terulang kembali.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental berisi:
a.Dasar tujuan negara baik tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum terdapat dalam” ...
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Tujuan umum menyangkut hubungan antar bangsa (pergaulan masyarakat internasionl)
Tujuan umum inilah yang merupakan dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Tujuan khusus ada dalam “ melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk
memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa.......” Tujuan ini meliputi
tujuan nasional yaitu sebagai tujuan bersama bangsa Indonesia dalam membntuk negara
untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, material spiritual.
b.Ketentuan diadakannya Undang Undang Dasar Negara. Pernyataan tersebut tersimpul
dalam kalimat “maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang
Undang Dasar Negara Indonesia”. Hal ini merupakan suatu ketentuan bahwa negara
Indonesia harus berdasarkan pada suatu Undang-Undang Dasar dan merupakan suatu dasar
yuridis formal bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum.
c.Bentuk Negara Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: “. .yang terbentuk dalam suatu
susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.
d.Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara) Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: “...
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
Dengan demikian isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah empat alinea yang intinya
berisi:
1. Alinea Pertama Pernyataan bahwa hak moral bangsa Indonesia dituntut melalui Hukum
Etis yang dapat dilihat pada:
a.pasal 1 ayat 1,
b.pasal 26 ayat 1
c.pasal 27 ayat 1 dan 2
d.pasal 35 e.pasal 36
2. Alinea Kedua. Pernyataan bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah sampai titik
penentuan (kristalisasi). Pokok pikiran kedua terwujud dalam:
a. pasal 27 ayat 1
dan 2 b.pasal 28
c. pasal 29 ayat 2
d. pasal 31 ayat 1 dan 2
3. Alinea Ketiga Pernyataan bahwa bangsa Indonesia mulai hidup luhur, yang diwujudkan
dalam: a.pasal 1 ayat 2
b.pasal 2 ayat 1
c.pasal 3
d.pasal 5 ayat 1
e.pasal 6 ayat 2
f.pasal 9
g.pasal 11
h.pasal 20 ayat 1 dan 2
i.pasal 21 ayat 1, 2 dan 3
4. Alinea keempat Pernyataan bahwa bangsa Indonesia telah terbentuk sebagai Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan mempunyai dasar negara, tujuan negara dan azaz
rohani negara, yang diwujudkan dalam:
a.pasal 9
b.pasal 29 ayat 1 dan 2
Dasar negara adalah Pancasila dan tujuan negara meliputi:
Tujuan Nasional:
1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah
Indonesia 2.Memajukan kesejahteraan umum
3.Mencerdaskan kehidupan
bangsa Tujuan Internasional:
1.Menciptakan perdamaian
dunia
2.Ikut melaksanakan ketertiban dunia

C. Isi dari pembukaan UUD 1945


Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum, tentu saja Indonesia memiliki suatukonstitusi
yang dikenal di Indonesia dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Eksistensi Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang
hingga akhirnya diterima oleh seluruh rakyat sebagailandasan hukum bagi pelaksanaan
kenegaraan Indonesia.
Telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang mengikat pemerintah,
lembaga-lembaga Negara, lembaga masyarakat, dan juga mengikat setiap warga Negara
Indonesia dimanapun mereka berada dan juga mengikat setiap pendudukyang berada diwilayah
Negara Republik Indonesia.
Sebagai hukum dasar, UUD 1945 berisi norma-norma dan aturan-aturan yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh semua komponen tersebut diatas. UUD 1945 bukanlah
hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis. Sebagai hukum
dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian, setiap hukum seperti
Undang-Undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap
tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumberpada peraturan yang
lebih tinggi, yang pada akhirnya bersumber pada aturan perundangundangan tersebut harus
dapat dipertanggung jawabkan sesuai denganketentuan UUD 1945, dan Pedomannya
adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara.
Dalam kedudukan yang demikian itu,UUD 1945 dalam kerangka tata urutan
perundangan atau hirarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukanyang
tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alatcontrol, dalam
pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak
dengan norma hukum yang lebih tinggi. UUD juga berperansebagai pengatur bagaimana
kekuasaan Negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan. Selainitu UUD 1945 juga berfungsi
sebagai penentu hak dan kewajiban Negara, aparat Negara,dan warga Negara.

D. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945 DAN POKOK PIKIRAN DALAM


PEMBUKAAN UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
1945, yang kemudian disebut dengan UUD 1945, adalah Undang-Undang Dasar Proklamasi,
artinya sebagai perwujudan dari tujuan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada saat
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 7 Tahun
II tanggal 16 Februari 1946, UUD 1945 terdiri dari bagian Pembukaan, Batang Tubuh, Aturan
Peralihan dan Aturan Tambahan. Demikian pula Pasal II Aturan Tambahan Perubahan Keempat
UUD Negara RI Tahun 1945 menentukan: “Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang
Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal.”

Meskipun Pembukaan merupakan bagian dari UUD 1945, Pembukaan mempunyai kedudukan
setingkat lebih tinggi dari Pasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945. Kedudukan lebih tinggi ini
karena Pembukaan UUD 1945:
a) mengandung jiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan suasana kerohanian
dari terbentuknya Negara RI.
b) memuat tujuan negara dan dasar negara Pancasila
c) menjadi acuan atau pedoman dalam perumusan Pasal-pasal UUD 1945.
Dengan demikian Pembukaan UUD 1945 merupakan Staatsfundamentalnorm atau yang
disebut dengan Norma Fundamental Negara, Pokok Kaidah Fundamental Negara, atau Norma
Pertama, yang merupakan norma tertinggi dalam suatu negara. Ia merupakan norma dasar
(Grundnorm) yang bersifat pre-supposed’ atau ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat dan
karena itu tidak dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi. Ia juga merupakan norma yang
menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi
pembentukan konstitusi atau Undang-Undang Dasar suatu negara. Ia juga merupakan landasan
dasar filosofis yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut.
Menurut Hans Kelsen bahwa norma hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
norma hukum yang lebih tinggi, dan norma hukum yang lebih tinggi itu tidak boleh bertentangan
dengan norma lain yang lebih tinggi lagi, begitu seterusnya hingga rangkaian norma ini diakhiri
oleh suatu norma dasar tertinggi.
Istilah “pokok-pokok pikiran” Pembukaan UUD 1945 pertama kali tertuang dalam
Penjelasan Umum UUD 1945 yang menyebutkan bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung 4
(empat) pokok pikiran, yaitu:
1) Negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya
2) Negara kesejahteraan yang hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
3) Negara yang berkedaulatan rakyat
4) Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
 Pokok-pokok Pikiran Setiap Alinea Pembukaan UUD 1945
1. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan.
a. Pengakuan terhadap prinsip universal yang berupa hak kemerdekaan sebagai hak asasi
setiap bangsa yang harus dijunjung tinggi.
b. Menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia dalam menentang
penjajahan atau imperialisme di mana saja karena bertentangan dengan
perikemanusiaan dan rasa keadilan.
2. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
a. Pengakuan dan penghargaan secara obyektif bahwa kemerdekaan Negara Indonesia
adalah hasil perjuangan dan pergerakan bersama seluruh bangsa Indonesia.
b. Pengakuan akan kesadaran bahwa kemerdekaan Negara Indonesia bukanlah akhir
perjuangan melainkan merupakan pintu masuk bagi terwujudnya sebuah Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

3. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaanya.
a. Pengakuan yang didasarkan atas keyakinan yang kuat bahwa pada hakekatnya
kemerdekaan Negara Indonesia adalah takdir, kehendak, rahmat, dan sekaligus amanat
dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan dipertahankan.
b. Kesadaran bahwa disamping takdir, kehendak, dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,
kemerdekaan Negara Indonesia juga merupakan cita-cita luhur yang telah sejak lama
diperjuangkan.

4. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusian yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
a. Tujuan Negara yang harus menjadi acuan bagi penyelenggaraan pemerintahan:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
b. Negara Konstitusional, yaitu negara yang berdasarkan Undang-Undang Dasar.
c. Negara Republik Demokrasi dengan dasar kedaulatan rakyat.
d. Dasar Negara: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradap,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; yang
lazim disebut dengan PANCASILA.

Anda mungkin juga menyukai