Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadlan Rizqi Abdurohman

NIM : 2003543
Kelas : PTA-B 2020

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN


PEMBUKAAN UUD 1945
SERTA PENJABARAN PANCASILA DALAM UUD 1945
Pancasila sebagai dasar negara tentunya memiliki peran penting dalam kemerdekaan
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar resmi negara kebangsaan Indonesia sejak 18
Agustus 1945. Hal ini terjadi karena pada waktu itulah Pancasila disahkan oleh PPKI,
lembaga atau badan konstituante yang memiliki kewenangan dalam merumuskan dan
mengesahkan dasar negara Indonesia merdeka. Dengan demikian, Pancasila sangat
berhubungan dengan adanya UUD 1945 dan Proklamasi. Hubungan antara Pancasila, UUD
1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 meliputi dua hubungan. Hubungan antara keduanya
bersifat formal dan material:
a) Secara formal; bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan kata lain, Pembukaan UUD 1945 berkedudukan
dan berfungsi selain sebagai Mukadimah UUD 1945 juga sebagai suatu yang
bereksistensi sendiri karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya Pancasila tidak
tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya. Dengan
demikian Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang
kuat, tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara RI.
b) Secara Material, berupa proses perumusan Pancasila: sidang BPUPKI membahas dasar
filsafat Pancasila, disusul pembahasan Pembukaan UUD 1945; sidang berikutnya
tersusun Piagam Jakarta sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.

UUD 1945 baru disusun sehari pasca Proklamasi, yakni 18 Agustus 1945. Namun perlu
ditekankan bahwa embrionya sudah ada sebelum Proklamasi itu dilakukan. Secara kronologi
memang para pemuda indonesia kala itu menentukan ideologi bangsa Indonesia terlebih
dahulu, memproklamirkan kemerdekaannya, lalu menentukan undang-undang dasarnya.
kaitan Pancasila/UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu melalui Proklamasi
bangsa indonesia memberitahukan kepada warga negara sendiri serta kepada warga dunia,
bahwa rakyat Indonesia telah menjadi satu bangsa yang merdeka. Undang-Undang Dasar 1945
serta Pembukaannya dalam hal ini mengikat bangsa Indonesia kepada beberapa prinsip sendiri,
dan memberi tahu kepada seluruh dunia apa prinsip-prinsip kita itu. Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, memberikan pedoman-pedoman tertentu untuk mengisi kemerdekaan
nasional kita, untuk melaksanakan kenegaraan kita, untuk mengetahui tujuan dalam
memperkembangkan kebangsaan kita, untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu
rakyat kita. Bila dihubungkan antara inti isi pengertian Pembukaan dengan Proklamasi 17
Agustus 1945 maka kedua-duanya memiliki hubungan azasi (prinsip) yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Seperti diketahui Proklamasi 17 Agustus 1945 memuat dua hal
pokok,yaitu:
a) Pernyataan pertama proklamasi dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan pada alinea
pertama, kedua, dan ketiga; dan
b) Pernyataan kedua proklamasi dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan pada alinea
keempat. Selain itu pernyataan “pemindahan kekuasaan” kemudian diatur dalam
Aturan Peralihan UUD 1945.
Oleh karena itu, Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena terlekat pada proklamasi 17 Agustus 1945,
sehingga tidak bisa dirubah baik secara formal maupun material.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4 pokok pikiran yang
diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
b) Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
c) Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
d) Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adali dan beradab”.

Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan diterima
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya.
Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham
perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara
yang utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.
Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini,
dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan
atau cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan.
Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa sistem
negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat
masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara
yang menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab
sehingga mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 1945 merupakan
asas moral bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai