Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadlan Rizqi Abdurohman

NIM : 2003543
Kelas : PTA-B

DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN


PANDANGAN HIDUP BANGSA

Pancasila sebagai dasar negara telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Namun
pada perwujudannya banyak sekali mengalami pasang surut, kita pun tahu bahwa pernah ada
upaya untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan yang lainnya. Banyak peristiwa-
peristiwa penting yang mengawal keutuhan ideologi Pancasila.

Pada masa orde lama, kondisi politik dan keamanan menjadi masa transisi dari masa
penjajahan ke masa kemerdekaan. Pada masa ini masih terjadi pencarian bentuk penerapan
Pancasila, yang terbagi menjadi 3 periode yakni, 1) Periode 1945-1950, pada periode ini
penerapan Pancasila sebagai dasar negara mengalami berbagai permasalahan hingga
munculnya upaya-upaya pemberontakan yang tujuannya mengganti Pancasila dengan ideologi
lainnya. 2) Periode 1950-1959, pada periode ini Pancasila tetap menjadi dasar negara namun
penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal. 3) Periode 1956-1965, yang dikenal
dengan demokrasi terpimpin yang mana kekuasaan berada ditangan Presiden pada waktu itu
yaitu Soekarno. Pemberontakan yang terkenal pada periode ini adalah pemberontakan PKI
pada tanggal 30 September. Meskipun berhasil digagalkan, bukan berarti ancaman terhadap
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri
berakhir.
Setelah masa transisi, Indonesia mengalami era baru dalam pemerintahan yang dikenal
dengan masa orde baru dengan konsep Demokrasi Pancasila. Masa orde baru memberikan
secercah harapan bagi rakyat Indonesia, terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan
politik, dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin dibawah Presiden Soekarno
menjadi lebih demokratis dibawah Presiden Soeharto. Presiden Soeharto menjadi tokoh utama
di masa orde baru yang dipandang dan mendapat kepercayaan rakyat karena telah
mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan karena beliau mampu membubarkan PKI.
Selain itu, beliau juga dapat menstabilkan keamanan di Indonesia pasca pemberontakan PKI
dalam waktu singkat. Namun harapan rakyat tidak sepenuhnya terwujud, karena sebenarnya
tidak ada perubahan yang terjadi dalam politik Indonesia. Dalam politik pemerintahan orde
lama maupun orde baru, kekuasaan politik terpusat di Presiden (otoriter). Lembaga eksekutif
memegang penuh kontrol lembaga lainnya. Dalam hal ini, pelaksanaan demokrasi Pancasila
masih jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-nilai pancasila secara murni dan konsekuen yang
menjadi visi, hanya dijadikan alat politik bagi penguasa.
Kesadaran masyarakat Indonesia akan kediktatoran yang telah mengikat pada masa
orde baru selama kurang lebih 32 tahun, membuat masyarakat menuntut adanya Reformasi.
Peristiwa lengsernya Soeharto sebagai Presiden pada tanggal 21 Mei 1998 dan digantikan oleh
Presiden B.J Habibie menandai bahwa era baru muncul yaitu reformasi. Aspinall (2004)
mengatakan bahwa Indonesia sedang mengalami saat yang demokratis. Inisiatif politik yang
dipelopori Amien Rais mendorong reformasi terus bergulir. Kedudukan pemerintah sebagai
jembatan aspirasi masyarakat mengharuskan Hebibie mengabulkan tuntutan masyarat melalui
program-program reformasi. Mulai dari kebebasan pers, pemberian izin pada partai-partai
baru, pembebasan tahanan politik, pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode 5
tahun dan desentralisasi kekuasaan daerah serta penjadwalan pemilu baru yang
diselenggarakan pada Juni 1999.
Pada masa reformasi penerapan pancasila sebagai dasar negara terus mengalami
berbagai tantangan. Memang, penerapan pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman
pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Ideologi Pancasila menjadi ideologi
lain, akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang serba bebas. Di
satu sisi kita tahu bahwa kebebasan dapat memicu kreatifitas, namun disisi lain dampak dari
kebebasan itu pun dapat menimbulkan konflik antar masyarakat. Hal ini juga dapat
menurunkan rasa persatuan dan kesatuan sesama bangsa Indonesia. Belum lagi masalah
korupsi yang sedang merajalela di negara ini, akibat dari adanya kewenangan yang diberikan
oleh pusat ke daerah untuk mengurus segala urusan rumah tangganya sediri menyebabkan
pemerintah daerah dengan mudah melakukan korupsi. Korupsi adalah masalah yang serius
diseluruh dunia. Korupsi dapat mengurangi moral pemerintah, mengurangi kualitas pelayanan,
berupaya merusak rumusan kebijakan dan implementasinya serta merusak percayaan yang
diberikan masyarakat. Agar korupsi tidak berlanjut kepada generasi muda yang ada di
Indonesia, diperlukan adanya model pembelajaran nilai-nilai karakter antikorupsi, nilai-nilai
keagamaan, jujur, sopan dan bertanggung jawab yang ditanamkan sejak dini
Sesuatu yang dilahirkan pasti memiliki tujuan, meskipun kadang manusia tidak
mengetahuinya. Mempunyai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
sudah sewajarnya kita mempelajari apa itu yang dinamakan Pancasila. Bagaimana
terbentuknya hingga cara mengamalkan nilai-nilai dalam sila tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan semestinya.

Anda mungkin juga menyukai