Periode 1945-1950
Gerakan pemberontakan yang tujuannya mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya,yaitu:
1. Pemberontakan PKI ( tanggal 18 September 1948) dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya
adalah mendirikan negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis yang berarti pemberontakan
tersebut akan mengganti Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa
digagalkan.
2. Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini
ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan
utama didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at
islam. Kartosuwiryo bersama para pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
Periode 1950-1959
Pada periode ini dasar negara Pancasila, dalam penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi
leberal. Hal tersebut dapat dilihat pada penerapan sila keempat yang tidak lagi berjiwakan
musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting).
Pada periode ini terdapat pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri
dari NKRI. palam bidang politik Pemilu 1955 dianggap sebagai pemilu paling demokratis. Namun
anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang Dasar sehingga
menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Periode1959-1965
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin karena demokrasi bukan berada pada
kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada
kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Akibatnya Soekarno menjadi pemimpin yang otoriter,
misalnya beliau diangkat menjadi presiden seumur hidup, dan menggabungkan Nasionalis,
Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI.
Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang dipimpin oleh
D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta
mengganti Pancasila dengan paham komunis, namun pemberontakkan ini dapat digagalkan.
Pengertian Reformasi
Perubahan atau pembaruan yang dilakukan secara drastis untuk perbaikan di segala bidang, baik
dibidang sosial, politik, atau agama di dalam suatu masyarakat atau negara.
Syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat diberlakukannya sebuah reformasi dan
melakukan sebuah pembaruan, yaitu:
1. Terjadi berbagai macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya pelanggaran hak warga
negara,
2. Berdasarkan pada sebuah kerangka struktural tertentu.
3. Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar maupun sistem dan
prisip-prinsip demokrasi.
4. Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun keadaan yang
dianggap lebih baik
5. Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang berpedoman pada asas
ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjaminn persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan Reformasi
1. Perubahan dilakukan dengan serius dan bertahap demi menemukan nilai-nilai yang baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara;
2. Mengatur kembali struktur ketata-negaraan secara menyeluruh, meliputi perundangan serta
konstitusi yang dianggap telah menyimpang dari tujuan awal perjuangan yang dicita-citakan
oleh masyarakat bangsa secara keseluruhan;
3. Memulai perbaikan di segala bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan keamanan;
4. Menghilangkan serta mengubah perilaku hidup serta kebiasaan di dalam masyarakat yang tidak
lagi sejalan dengan tuntutan reformasi. Misalnya banyaknya kasus KKN, kekuasaan yang
sewenang-wenang atau otoriter, penyimpangan undang-undang juga penyelewengan dalam
kasus yang lain. (baca juga: 8 Penyebab Korupsi dan Cara Mengatasinya)
Peran Pancasila dalam Reformasi:
Khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki
agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki
persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi kerangka berpikir atau
pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang ekonomi,sosial,politik, hukum dan Hankam
dan Ilmu Pengetahuan.
Posisi Pancasila diantara idelogi-ideologi lainnya
Pancasila memiliki posisi sendiri dari ideologi-ideologi lain di dunia. Negara Indonesia
merupakan negara demokrasi, yang berarti Indonesia mengarah ke Liberalisme dalam hal ini.
Liberalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan kebebasan individu. Hak setiap individu
dilindungi dan diakui dalam liberalisme. Dalam negara demokrasi, tentu mementingkan suara
rakyat dan memberikan kebebasan dalam setiap aspek kehidupan, seperti kebebasan dalam hak
memberi suara untuk pemilu.
Selain Liberalisme, Pancasila juga mengarah ke ideologi sosialisme dalam kehidupan sosial
masyarakat Indonesia. Sosialisme merupakan ideologi yang menekankan keberadaan kelompok.
Sosialisme mengutamakan paham pertemanan atau persahabatan dan bertentangan dengan
individualisme. Warga Indonesia masih menekankan kepentingan sosial daripada individualis.
Sosialisme juga merupakan bentuk perlawanan terhadap konsep kepemilikan privat atas alat-alat
produksi para pekerja, mengambil alih kepemilikan alat-alat produksi yang kemudian akan
digunakan oleh pemerintah (sebagai representasi dari kaum pekerja) untuk memenuhi kebutuhan
sosial secara merata.
Upaya yang dapat dilakukan untuk dan kewajibannya menguasai iptek serta
mengantisipasi dampak negatif globalisasi dapat menemukan jati dirinya, dan dapat
ini adalah melalui efektivitas pembinaan mewujudkan kehidupan yang demokratis,
kebangsaan melalui pembentukan sikap berkeadilan, dan berkemanusiaan.
nasionalisme. Sikap nasionalisme sebagai
sikap mental dan menempatkan kesetiaan Dengan kata lain secara konseptual,
tertinggi pada negara, menjaga nilai-nilai Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya
luhur, dan memelihara unsur-unsur mengembangkan warga negara yang
identitas nasional. Oleh karena itu, memiliki lima ciri utama, yaitu jati diri,
pendidikankewarganegaraan sebagai sarana kebebasan untuk menikmati hak tertentu,
pembinaan semangat nasionalisme harus pemenuhan kewajiban-kewajiban terkait,
dapat diefektifkan, sebagaimana disebutkan tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan
dalam pasal 3 Undang-Undang Republik publik, dan pemilikan nilai-nilai dasar
Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang kemasyarakatan. Karakteristik tersebut
sistem pendidikan nasional yaitu “untuk menuntut adanya upaya pengembangan
membentuk watak dan peradaban bangsa kurikulum dan pembelajaran.
yang bermartabat”. Dengan ini, sikap
nasionalisme akan dapat dijadikan sebagai Dengan demikian, dapat disimpulkan
pembentukan sikap dan mental bangsa bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
dalam mempertahankan jati diri bangsa di sangat membantu dalam mengembangkan
tengah arus globalisasi. kompetensi kewarganegaraan dieraglobal,
baik dalam kajian disiplin ilmu, kurikulum,
Menyadari akan tantangan perubahan, dan pembelajaran. Pendidikan
baik lokal, nasional, maupun global kewarganegaraan akan dapat memberikan
semakin berat, Pendidikan kekuatan dan berfungsi untuk memecahkan
Kewarganegaraan diharapkan mampu berbagai masalah dalam mempertahankan
menumbuhkan sikap mental cerdas, penuh kedaulatan bangsa. Selain itu, kita sebagai
tanggung jawab dari mahasiswa untuk masyarakat yang cinta akan bangsa dan
mampu memahami, menganalisis, serta negara Indonesia harus mampu
menjawab berbagai masalah yang dihadapi mempertahankan nilai dan prinsip dengan
masyarakat, bangsa dan negara secara menjaga identitas nasional bangsa yang
tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan semakin terkikis oleh arus globalisasi.
serta menjadi warga negara yang tahu hak
Gerakan Reformasi
Nilai-nilai luhur Pancasila yang pada dasarnya merupakan sumber nilai, dasar moral dan
pedoman etika bagi negara dan aparat sebagai pelaksana negara. Hal tersebut berguna menjadi alat
legitimasi politik guna memuluskn segala macam tindakan maupun kebijakan yang
mengatasnamakan Pancasila yang pada kenyataannya, tindakan maupun kebijakan tersebut
dikethui sangat bertentangan dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa.
Pada klimaksnya, keadaan tersebut ditandai dengan terpuruknya perekonomian nasional,
sehingga muncul gerakan dari masyarakat terutama oleh mahasiswa, cendekiawan yang menuntut
diberlakukannya sebuah reformasi. Pembaruan di segala segi bidang utamanya pada bidang
hukum, politik, ekonomi, dan pembangunan secara menyeluruh.
Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia ialah pada saat rakyat menuntut mundurnya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, dan pemerintahannya kemudian digantikan oleh B.J
Habibie.
Pada kenyataannya, reformasi telah diartikan salah oleh bangsa Indonesia. Banyak gerakan
yang mengatas-namakan gerakan reformasi, namun sesungguhnya gerakan tersebut sangat jauh
dan tidak sesuai dengan pengertian dari reformasi itu sendiri. Misalnya saja, saat masyarakat
menuntut dan melakukan aksi demo anarkis yang pada akhirnya berujung dengan pengerusakan
fasilitas umum, dan menyebabkan jatuhnya korban yang tak bersalah. Dalam melakukan sebuah
gerakan reformasi, masyarakat hendaknya mengetahui serta paham mengenai pengertian dari
sebuah reformasi, supaya dalam menjalankan gerakan reformasi tetap sesuai dan sejalan dengan
tujuan reformasi yang sesungguhnya.
Reformasi secara harfiah mempunyai sebuah makna sebagai suatu gerakan untuk memformat
ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada
format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat. yang juga
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, pada pelaksanaannya dimasa orde lama mengalami
penyimpangan makna yang bertentangan dengan nilai nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi
terbuka. Sedang pada masa orde baru, Pancasila dijadikan sebagai hegemoni politik oleh penguasa.
Yang membuat warga wajib mematuhi setiap kebijakan yang dikeluarkan penguasa, dan dianggap
bertentangan dengan Pancasila bila warga menolaknya.
Ideologi merupakan prinsip dasar yang menjadi acuan negara yang bersumber dari nilai dasar yang
berkembang dalam suatu bangsa. Secara etimologi ideologi adalah ilmu tentang ide atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013:60-61). Urgensi pancasila sebagai ideologi negara,
keterbukaan hubungan negara telah mempengaruhi perubahan budaya yang cukup berpengaruh
terhadap identitas bangsa indonesia, pancasila hadir sebagai filter yang akan menyaring dan
mengkristalisai pengaruh globalisasi.
Ateisme dalam marxsisme dan komunisme bertentangan dengan pancasila sila ketuhanan Yang
Maha Esa
Individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan nilai gotong-royong dalam sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kapitalisme yan memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem perekonomian
negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyataan
Magnis Suseno menegaskan bahwa pelaksanaan ideologi pancasila bagi penyelenggara negara
merupan suatu orientasi kehidupan konstitusional, artinya bahawa ideologi Pancasila dijabarkan
ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
Unsur pancasila dalam konstisusional :
Ketersediaan untuk saling menghargai
Aktualisasi lima sila Pancasila
Hakikat pancasila memiliki 3 dimensi yaitu Dimensi realitas, Dimensi idealitas, dan Dimensi
fleksibilitas. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan
korupsi dapat dicegah. Di samping itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya
mengandung dimensi realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita,
dan keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila secara akademis.
Secara etimologi makna kata reformasi berasal dari kata reformation, yang juga berakar dari
kata reform dan memiliki arti pembaruan. Sedang secara harfiah kata reformasi memiliki sebuah
makna mengenai sebuah gerakan yang mengatur ulang, merubah kembali, menata ulang atau
memperbarui semua hal yang terjadi penyimpangan, untuk diperbarui pada keadaan atau bentuk
sebelumnya sesuai dengan nilai-nilai seperti yang di cita-citakan oleh rakyat.
Pengertian Reformasi
Reformasi menurut kamus besar bahasa Indonesia pun juga dapat di artikan sebagai sebuah
perubahan atau pembaruan yang dilakaukan secara drastis untuk perbaikan di segala bidang, baik di
bidang sosial, politik, atau agama di dalam suatu masyarakat atau negara.
Dalam memahami peranan Pancasila di era reformasi, terlebih lagi dalam konteks Pancasila sebagai
ideologi nasional dan dasar negara, merupakan sebuah keharusan agar setiap warga negara memiliki
satu pemahaman mengenai fungsi pokok Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagaimana berikut syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat diberlakukannya
sebuah reformasi dan melakukan sebuah pembaruan, yaitu:
1. Terjadi berbaga macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya pelanggaran hak warga
negara,
2. Berdasarkan pada sebuah kerangka struktural tertentu.
3. Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar maupun sistem dan
prisip-prinsip demokrasi.
4. Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun keadaan yang
dianggap lebih baik
5. Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang berpedoman pada asas
ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjaminn persatuan dan kesatuan bangsa.
Tujuan Reformasi
Reformasi membawa sebuah tujuan utama yang penting dan dicita-citakan dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Sebagaimana tujuan reformasi dalam kehidupan
masyarakat secara menyeluruh, dapat dijabarkan sebagaimana berikut:
1. Perubahan dilakukan dengan serius dan bertahap demi menemukan nilai-nilai yang baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara;
2. Mengatur kembali struktur ketata-negaraan secara menyeluruh, meliputi perundangan serta
konstitusi yang dianggap telah menyimpang dari tujuan awal perjuangan yang dicita-citakan
oleh masyarakat bangsa secara keseluruhan;
3. Memulai perbaikan di segala bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan keamanan;
4. Menghilangkan serta mengubah perilaku hidup serta kebiasaan di dalam masyarakat yang tidak
lagi sejalan dengan tuntutan reformasi. Misalnya banyaknya kasus KKN, kekuasaan yang
sewenang-wenang atau otoriter, penyimpangan undang-undang juga penyelewengan dalam
kasus yang lain. (baca juga: 8 Penyebab Korupsi dan Cara Mengatasinya)
Pengertian Ideologi
Ideologi adalah sebuah gagasan atau ide. Dalam sebuah negara, ideologi adalah sistem
pemikiran yang abstrak dan diterapkan di masyarakat sehingga akan muncul konsep yang akan
menjadi inti politik.
4. Konservatif
Konservatisme atau konservatif adalah paham yang memiliki beberapa unsur penting yang harus
ada di dalamnya yaitu sebagai berikut :
Filsafatnya adalah perubahan tidak selalu berarti sebuah kemajuan. Maka lebih baik perubahan
itu berlangsung tahap demi tahap tanpa harus mengguncang struktur sosial politik dalam sebuah
negara atau masyarakat yang bersangkutan
Inti pemikiran dari paham konservatisme ini adalah memelihara kondisi yang sudah ada dan
menjaga kestabilan yang dinamis serta statis
Landasan pemikiran konservatisme ini adalah bahwa manusia pada dasarnya adalah lemah dan
terdapat insting jahat di dalam dirinya. Sehingga diperlukan pola pengendalian dengan aturan
yang ketat
Memiliki sistem pemerintahan antara demokratis dan otoriter
5. Sosialisme
Seperti namanya yaitu berasal dari kata sosial maka ideologi ini dibuat dengan tujuan untuk
membentuk negara dengan kemakmuran berasal dari usaha secara kolektif dan membatasi milik
perseorangan.
Istilah sosialisme ini mulai digunakan pada awal abad ke 19 yang dalam Bahasa Inggris digunakan
pertama kali untuk menyebut para pengikut Robert Owen di tahun 1827.
Memang dalam penggunaan istilah sosialisme ini banyak digunakan untuk beragam konteks
tetapi kebanyakan kelompok percaya bahwa istilah tersebut berawal dari adanya pergolakan kaum
buruk industri dan buruh tani berdasarkan prinsip solidaritas serta perjuangan masyarakat egalitarian.
Anda bisa menemukan paham ini di Venezuela.
6. Fasisme
Ciri khas utama dari paham fasisme ini adalah mengagungkan kekuasaan tanpa adanya sistem
demokrasi. Sehingga dalam paham ini akan sangat terasa nasionalisme yang fanatik dan sikap otoriter
dari penguasanya.
Fasisme berasal dari fascis dalam Bahasa Latin yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu yang
di tengahnya terdapat kapak. Fasis ini merupakan simbol kekuasaan dari para pejabat pemerintahan
negara yang digunakan oleh negara Jerman dan Italia.
7. Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila berasal dari
kata panca yang berarti lima dan sila yang memiliki arti asas atau prinsip.
Kelima sila tersebut isinya sudah mengalami revisi dan melalui berbagai pertimbangan matang
agar dapat menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa serta bernegara dengan baik.
Apapun yang terjadi di masyarakat sebenarnya dalam kembali lagi pada dasar negara Indonesia
yaitu Pancasila karena sudah ada banyak yang dapat dijelaskan dari kelima pasal tersebut, apalagi
sudah banyak juga butir pengamalan Pancasila yang diturunkan dari dasar negara tersebut.
Sebenarnya ideologi memiliki ciri-ciri yaitu memiliki derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
berbangsa dan bernegara. Selain itu ideologi juga mewujudkan asas kerohanian, pandangan hidup,
pandangan dunia dan pedoman hidup dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
1. Ideologi liberalisme :
Keunggulan / kelebihan
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong
partisipasi masyarakat dalam perekonomian. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan
ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu
tidak akan laku di pasar. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan atas motif mencari keuntungan. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku
secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung
kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah. Masyarakat
dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
Kekurangan
Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan
jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima
sebagian kecil dari pendapatan. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan
pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat. Sering terjadi gejolak dalam
perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi Karena
penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan
memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat efektif
menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka.
2. Ideologi Komunisme :
Keunggulan
Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal
perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih mudah
mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.
Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga
pasar barang dalam negri berjalan dengan lancar. Relatif mudah melakukan distribusi
pendapatan. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh
pemerintah. Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada
Kelemahan
Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai
komunis, Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat.
Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat. Masyarakat tidak memiliki kebebasan
dalam memiliki sumber daya.
3. Ideologi Fasisme
Kelebihan
1) Adanya sikap-sikap nasionalisme
2) Aborsi dan Homoseksualitas mendapat tentangan keras dalam kebijaksanaan negara.
3) Kontrol terhadap Media - Media masa dikontrol secara langsung oleh Pemerintah, atau
dikontrol secara tidak langsung melalui peraturan pemerintah, atau lembaga sensor yang
kuat.
4) Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi.
5) Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat
6) Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli
kekurangan
1) Paham yang mengedepankan bangsa sendiri
2) Memandang rendah bangsa lain.
3) Tidak percaya dengan adanya kemampuan nalar
4) Mempunyai keyakinan yang fanatik dan dogmatik
5) Pengingkaran terhadap derajat –derajat kemanusiaan
6) Adanya pendiskriminasian antar individu
7) Menolak konsep persamaan tradisi yang berdasarkan aspek kemanusiaan
8) Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan
9) pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota
masyarakat.
10) Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit.
11) Adanya pengawasan yang sangat ketat bagi anggota masyarakat
12) bagi kaum penentang kekuasaan maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan
seperti pembunuhan dan penganiayaan.
13) dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat
memaksakan kekerasan kepada rakyatnya.
14) Tidak memandang dan menghargai hak asasi manusia
15) Pemberian kekuatan lebih pada Militer , Tentara dan Militer mendapat porsi yang lebih
dari pemerintah
16) Korupsi dan KKN yang merajalela
4. Ideologi pancasila :
Keunggulan
1) Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideology
2) Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
3) Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah sehingga
tidak mengorbankan rakyat.
4) Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman
Kekurangan
1) Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda
5. Ideologi Sosialisme :
Keunggulan
1) Disediakannya kebutuhan pokok Setiap warga Negara
2) Sistem ekonomi negara diatur pemerintah sehingga tidak terjadi kesenjangan
3) Produksi dikelola oleh Negara , keuntungan yang diperoleh digunakan untuk kepentingan-
kepentingan Negara.
4) rakyatnya hidup sejahtera karena di sana tidak ada hak pribadi semuanya hak bersama
5) Luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap
Kelemahan
1) Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar
2) Jual beli sangat terbatas harga ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas
perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara,
bukan ditentukan oleh mekanisme pasar.
3) tidak ada kebebasan berfikir serta bertindak, secara tidak langsung sistem ini terikat
kepada sistem ekonomi dictator.
4) demokrasi sosialis hanya terdapat satu partai politik
5) menghancurkan ideologi komunisme
6) tidak menerima adanya partai politik lain
6. Ideologi Agama :
Kelebihan:
Hukum-hukum yang berlaku telah ditetapkan secara pasti di kitab suci
Kekurangan:
Tidak dapat memilih kebebasan beragama
Penggunaan hak kemerdekaan mengemukakan pendapat yang tanpa batas atau tidak
bertanggungjawab dapat merusak sendi -sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Diperlukan asas proporsionalitas yaitu asas yang meletakkan segala kegiatan sesuai dengan konteks
atau tujuan kegiatan tersebut, baik yang dilakukan oleh warga negara, institusi, maupun aparatur
pemerintah yang dilandasi oleh etika individual, etika sosial, dan etika institusional.Dalam demokrasi
ada kebebasan, kesetaraan dan aturan.
Mutlak diperlukan keseimbangan dalam ketiga hal tersebut. Menjunjung tinggi etika dan tetap
menempatkan aturan hukum sebagai panglima. Banyak pihak yang mencoba mempolitisasi hukum
untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya, cepat atau lambat hal ini akan memicu perlawanan
masyarakat. Sebab rakyat Indonesia sudah makin dewasa dan makin pandai menilai siapa yang benar
dan siapa yang salah.
Ada upaya-upaya menggoyang demokrasi Indonesia yakni Pancasila menjadi demokrasi yang
berbasis ideologi yang lain dengan cara kekerasan. Hal ini memicu keresahan dan berimbas pada
instabilitas nasional. Oleh sebab itu, seluruh elemen masyarakat harus saling berkomunikasi satu sama
lain agar tidak salah dalam menerima ajaran dari luar yang mencoba mengoyak sendi-sendi keutuhan
bangsa Indonesia.
Benturan antar kelompok sering terjadi akibat disetir oleh kelompok lain di luar negeri
dengan menggunakan orang dalam negeri Indonesia. Kewaspadaan nasional perlu ditingkatkan,
masing-masing pihak perlu merapatkan barisan dan menjaga kekompakan dan jati diri bangsa
Indonesia yang cinta perdamaian, persatuan dan kesatuan. Semua rakyat Indonesia berhak dan
berkewenangan untuk berpendapat. Tertulis dalam UUD 19945 pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang
menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat”. Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan sebagian dari hak asasi manusia. Oleh
sebab itu, dijamin oleh Deklarasi Universal Hak – Hak Asasi Manusia PBB, tegasnya dalam pasal 19
dan 20 seperti tertulis berikut ini.
Pasal 19 “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam
hal ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat – pendapat dengan tidak mendapat gangguan
dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan keterangan – keterangan dan pendapat –
pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas – batas”.
Pasal 20
Ayat 1: “Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berpendapat.”
Ayat 2: “Tidak ada seorang juga pun dapat dipaksa memasuki salah satu perkumpulan.”
Seiring dengan perkembangan teknologi dan maraknya media sosial, makin luas pula
kebebasan berpendapat di dalam komunitas. Sebagai mahluk modern dengan mudah menuangkan isi
pikiran, pendapat, argumen kita di media sosial. Karena media sosial sifatnya luas dan terbuka,
pendapat kita tersebut dapat dilihat oleh masyarakat luas. Namun karena itu, kadang apabila kita
sedang merasa jengkel atau kecewa terhadap suatu pihak lalu secara tidak sadar menuangkannya di
dalam media sosial. Acap kali kita tidak menyadari bahwa hal sekecil ini dapat membawa kita ke
ranah hukum. Hal ini disebabkan karena kebebasan kita berpendapat bukanlah bebas yang sebebas-
bebasnya melainkan masih ada batasan.
Batasan yang dimaksud disini adalah batas yang terbentuk karena adanya hak orang lain juga. Dimana
kita sebagai mahluk sosial harus saling menghargai satu sama lain. Kebebasan mengemukakan
pendapat tersebut harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.
Maknanya, dalam mengemukakan pendapat harus dilandasi akal sehat, niat baik, dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, pendapat yang dikemukakan tersebut
bukan saja bermanfaat bagi dirinya, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain, masyarakat atau
bahkan bagi ngsa dan negara.
Landasan kebebasan bertanggung jawab dalam berpikir dan bertindak untuk menyampaikan pendapat
di muka umum. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1998 terdapat lima asas yang
merupakan Kelima asas tersebut, yaitu :
Cara atau prosedur yang akan membantu masyarakat untuk meminimalisir dampak atau akibat yang
ditimbulkan dari pendapat yang disampaikan. Adapun cara untuk menyampaikan pendapat di muka
umum secara baik dan benar diantaranya:
2. Negara Sekuler :
Negara sekuler adalah Negara yang memisahkan antara kepentingan Individu dengan
kepentingan Negara tapi negara melindungi kepentingan Individu.
Negara Sekuler menempatkan Agama dalam ranah kepentingan individu. Dan Negara
melepaskan Ideologi Negara dari pengaruh dan kepentingan agama. Negara tidak mengatur dan
tidak campur tangan masalah agama.
Negara sekuler tidak pernah melarang atau menganjurkan seseorang untuk beragama, Konstitusi
yang dibuat berdasarkan hasil keputusan para pendiri Negara bersifat final dan dijabarkan dalam
perundang-undangan yang berlaku sebagai hukum positif.
3. Negara Pancasila
Indonesia sebagai Negara Pancasila adalah Negara yang melindungi semua Agama yang ada di
Indonesia:
“ TIDAK ADA PEMAKSAAN SAMA SEKALI BAHWA SEMUA ORANG SEBAGAI
INDIVIDU UNTUK MEMELUK DAN MELAKSANAKAN IBADAH MENURUT
AGAMANYA MASING-MASING”