Anda di halaman 1dari 6

MODUL PPKN

KELAS 9 – SEMESTER I

Oleh:
Ananda, S.Pd.

MTs. Nahdlatul Wathon


Alamat : Jl. Hangtuah No. 2 Gadingrejo Telp. 0343 - 432484 Kota Pasuruan 67134

Email : n4w4.1998@gmail.com
**Pertemuan 1

BAB I
PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN
PANDANGAN HIDUP BANGSA DALAM MASYARAKAT

A. Dinamika Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa


1. Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)
Terdapat upaya-upaya untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain, upaya tersebut
antara lain:
a) Pemberontakan PKI di Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang
dipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya adalah mendirikan negara Soviet Indonesia
yang berideologi komunis.
b) Pemberontakan DI/TII  yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
Pemberontakan ini ditandai dengan ingin didirikannya Negara Islam Indonesia
(NII). Tujuan utama didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dengan syari’at islam.
c) Pemberontakan, RMS (Republik Maluku Selatan) bertujuan untuk membentuk
negara sendiri, yang didirikan 25 April 1950. Pulau-pulau terbesar adalah Seram,
Ambon, & Buru. RMS di Ambon dikalahkan oleh militer Indonesia pada
November 1950.
d) Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta). Gerakan ini merupakan bentuk koreksi untuk pemerintahan
pusat pada waktu itu yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Soekarno pada waktu
itu sudah tidak dapat lagi diberikan nasehat dalam menjalankan pemerintahan
sehingga terjadi ketimpangan sosial sehingga pembangunan di daerah menjadi
terabaikan, & menimbulkan ketidakadilan dalam pembangunan.
e) Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang merupakan milisi yang didirikan oleh
Kapten KNIL Raymond Westerling. Westerling bersekongkol dengan Sultan
Hamid II, berusaha mempertahankan negara federasi yang dibentuk Belanda untuk
melawan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta.
f) Ketidaksanggupan anggota konstituante hasil pemilu untuk menyusun UUD seperti
yang diharapkan. Hal tersebut menimbulkan krisis ekonomi, politik, & keamanan,
yang menyebabkan Pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959.
Kesimpulannya: Pada periode ini, dasar negara tetap Pancasila. Akan tetapi, dalam
penerapannya lebih diarahkan seperti ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin
stabilitas pemerintahan.
2. Masa Orde Lama (1959-1966)
Pada periode ini, Soekarno mengubah sistem pemerintahan menjadi sistem Demokrasi
Terpimpin. Demokrasi terpimpin merupakan sistem demokrasi yang seluruh keputusan
dan pemikiran dalam pemerintahan negara, berpusat pada pemimpin negara. Pemimpin
negara saat itu adalah Presiden Soekarno. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi:
a) Presiden Soekarno ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup berdasarkan TAP
MPRS No. XX/1963, yang menyebabkan kekuasaan presiden semakin besar dan
tidak terbatas.
b) Presiden mengeluarkan penetapan Presiden No. 3/1960 tanggal 5 Maret 1960 yang
membubarkan DPR hasil Pemilu 1955.
c) Presiden membentuk MPRS yang anggota-anggotanya terdiri atas anggota DPR-
GR, utusan daerah, dan utusan golongan yang semuanya diangkat serta
diberhentikan oleh presiden.
d) Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965. Tujuan pemberontakan ini adalah
menjadikan negara Indonesia sebagai negara komunis yang berkiblat ke negara Uni
Soviet serta mengganti Pancasila dengan paham komunis.
Kesimpulannya: pada periode Soekarno menjadi otoriter setelah diangkat menjadi
presiden seumur hidup, dengan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis,
yang ternyata tidak cocok bagi NKRI sehingga kemerosotan moral di sebagian
masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila.
3. Masa Orde Baru (1966-1998)
Periode ini ditandai dengan Soeharto menjadi presiden menggantikan Soekarno pada
tanggal 22 Februari 1967. Kelebihan: Pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
dan Program Pembangunan yang tertuang di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Penyimpangan:
a) Kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia
b) Kebebasan berpolitik dibatasi dengan jumlah partai politik yang terbatas pada tiga
partai saja, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar),
dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
c) Presiden Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapapun
Kesimpulan: Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya
dijadikan alat politik penguasa belaka. Kenyataan yang terjadi demokrasi Pancasila
sama dengan kediktatoran.
4. Masa Reformasi (1998-Sekarang)
Dimulai dengan pergantian presiden dari Soeharto ke B.J. Habibie yang mulanya
berperan sebagai wakil presiden. Beberapa tantangan:
a) Adanya kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi dan sebagainya di satu sisi
dapat memacu kreativitas masyarakat, namun di sisi lainya timbul kebebasan yang
tanpa batas, seperti munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak
beretika yang dapat memicu terjadinya perpecahan, dan sebagainya.
b) Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga yang ditandai
dengan adanya tawuran pelajar,dan  tindak kekerasan yang dijadikan sebagai alat
untuk menyelesaikan permasalahan dan sebagainya.
c) Dihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar, serta
berpacunya pembangunan bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang terus dalam gerak
mencari tata hubungan baru, baik di lapangan politik, ekonomi maupun pertahanan
keamanan. Sehingga kewaspadaan dan kesiapan harus kita tingkatkan untuk
menanggulangi penyusupan ideologi lain yang tidak sesuai dengan Pancasila.
**Pertemuan 2 dan 3

B. Dinamika Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa


1. Praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara sering disebut dasar falsafah negara, Philosofische
Gronslag, ideologi negara. Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur
pemerintah negara. Dengan demikian praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara
adalah menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala hukum atau sumber dari tertib hukum.
2. Praktik ideal Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pandangan hidup bangsa sering disebut way of life, Weltanschauung,
weldbeschouwing atau pandangan dunia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di
segala bidang.

C. Upaya Pemerintah Mewujudkan Nilai-Nilai Pancasila


1. Bidang politik
Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik terlihat pada proses
pemilihan umum. Rakyat merupakan pemegang kekuasaan dalam sistem demokrasi
yang dianut Indonesia. Peran rakyat dapat terlihat dari ikut sertanya mereka dalam
proses pemilihan umum baik sebagai peserta pemilihan umum maupun sebagai pemilih.
2. Bidang ekonomi
Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam sistem ekonomi yang dianut Indonesia
berasaskan kekeluargaan yaitu dalam bentuk koperasi. Koperasi merupakan bidang
usaha yang bersumber pada asas kerjasama dalam bentuk dalam bentuk tolong
menolong serta membantu menyejahterakan rakyat Indonesia.
3. Bidang sosial budaya
Upaya pemerintah mewujudkan nilai Pancasila dalam kebudayaan terlihat dari
adanya pelestarian kebudayaan kebudayaan daerah yang dijadikan sebagai kebudayaan
nasional. walaupun pemerintah dan masyarakat mendukung kebudayaan daerah mereka
juga terbuka dengan kebudayaan kebudayaan baru yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
4. Bidang pertahanan dan keamanan
Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang pertahanan dan keamanan
diwujudkan dalam upaya bela negara yang dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan
kedisiplinan yang bernilai kebangsaan seperti paskibra Pramuka ataupun ronda malam.
D. Upaya masyarakat mewujudkan nilai-nilai Pancasila
1. Di lingkungan keluarga
a) Gotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan rumah
b) Saling menghormati dan menyayangi
c) Tidak mengganggu anggota keluarga lain yang sedang beribadah
d) Menjaga nama baik keluarga dan kerukunan dalam keluarga
2. Dil lingkungan sekolah
a) Tidak memaksa kehendak pada teman
b) Menghargai karya teman
c) Mematuhi tata tertib sekolah
d) Menghormati Guru dan mengajarkan tugas yang diberikan
e) Menjaga ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar
3. Di lingkungan masyarakat
a) Menghormati hak-hak anggota masyarakat
b) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c) Menghormati keputusan yang diambil dalam kegiatan musyawarah
d) Membiasakan tolong-menolong dan menjaga ketenangan ketertiban dan keamanan
lingkungan masyarakat
4. Di lingkungan bangsa dan negara
a) Mengedepankan toleransi antar umat beragama
b) Keterbukaan terhadap pendirian dan pendapat pihak lain
c) Mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai