KELAS IX
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan juga suatu pandangan
hidup bangsa mengalami berbagai permasalahan.Muncul beberapa upaya yang
dilakukan beberapa kelompok untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.Upaya mengganti Pancasila tersebut terlihat dari munculnya
beberapa gerakan pemberontakan untuk mengganti Pancasila.
Terdapat dua pemberontakan besar yang terjadi pada periode ini, yaitu:
Pemberontakan PKI terjadi di Madiun pada 18 September 1948 yang dipimpin oleh
Muso.
Tujuan dari lahirnya pemberontakan ini, yaitu untuk mendirikan Negara Soviet
Indonesia dengan menggunakan ideologi komunis. Nah, pemberontakan ini bertujuan
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis, akan tetapi pemberontakan
tersebut bisa digagalkan.
“Permasalah pertama yang muncul adalah adanya pemberontakan PKI yang ingin
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis tahun 1948.”
Pemberontakan ini dimulai saat terbentuknya Negara Islam Indonesia (NII) oleh
Kartosuwiryo pada 17 Agustus 1949.
Tujuan didirikannya NII adalah untuk mengganti ideologi Pancasila dengan syariat
Islam. Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi pemberontakan
ini memakan waktu yang lama. Kartosuwiryo dan para pengikutnya baru bisa
tertangkap pada 4 Juni 1962.
2. Periode 1950-1959
Pada periode 1950-1959 Pancasila masih menjadi dasar negara, tetapi penerapannya
lebih kepada ideologi liberal.
Terjadi perubahan penerapan pada sila keempat yang menggunakan suara terbanyak
daripada berjiwa musyawarah dan mufakat. Sama seperti periode sebelumnya,
terdapat pemberontakan yang terjadi pada periode ini, yaitu:
Tujuan adanya pemberontakan ini yaitu untuk mengoreksi pemerintah pusat dibawah
pimpinan Soekarno sebagai presiden.
3. Periode 1956-1965
Pada periode ini, kita mengenal istilah periode demokrasi terpimpin, di mana
demokrasi berada pada kekuasan pribadi presiden Soekarno. Nah, pada periode ini
muncul beberapa penyimpangan penafsiran Pancasila di dalam konstitusi, yang
membuat Soekarno menjadi otoriter. Soekarno diangkat menjadi presiden seumur
hidup dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom) yang
ternyata tidak cocok untuk Indonesia.
3. Kelemahan dan kelebihan dalam penerapan pancasila pada masa orde baru
3. Memiliki nilai praksis yang berarti realisasi dari instrumental yang sifatnya
nyata dan dapat digunakan untuk kehidupan bernegara.Dengan nilai ini,
Pancasila dapat melakukan pengembangan serta perubahan agar bisa sesuai
jika diterapkan dalam kondisi masyarakat Indonesia yang berubah.
a. Nilai dasar
b. Nilai instrumental
c. Nilai praktis
Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila adalah nilai ketuhanan.
Contoh sikap perilaku manusia sebagai warga negara yang mencerminkan nilai
dasar Pancasila yang pertama yaitu:
1. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
2. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Tidak melakukan penistaan terhadap suatu agama. Penistaan terhadap agama
adalah perilaku menghina atau merendahkan agama, contohnya melakukan
pembakaran rumah ibadah
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
5. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-
menolong antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
7. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut, misalnya
dengan rajin beribadah
8. Melaksanakan sikap toleran
9. Menghormati orang yang merayakan hari besar keagamaannya
10. Mempersilahkan teman untuk melaksanakan ibadah dengan nyaman
Nilai yang terkandung dalam sila ke-2 Pancasila adalah nilai kemanusiaan.
Contoh perilaku yang mencerminkan nilai kemanusiaan dalam Pancasila yaitu:
1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna
kulit, kedudukan sosial, dan sebagainya
2. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
3. Mengembangkan sikap saling mencintai dan mengasihi antara sesama
manusia
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial, memberikan
bantuan ke panti asuhan, dan membantu korban bencana alam
6. Senang membantu teman yang sedang mengalami kesusahan
7. Mengembangkan sikap tenggang rasa
8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia
9. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain
10. Membela kebenaran dan keadilan
11. Berteman tanpa membeda-bedakan latar belakang
12. Tidak memihak dalam menyelesaikan masalah
13. Menjenguk teman yang sakit
14. Membantu orang lain yang kesusahan tanpa pandang latar belakang
15. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia
16. Mengembangkan sikap tenggang rasa
Nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila adalah nilai persatuan.
Contoh perilaku yang mencerminkan perwujudan nilai persatuan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu :
Nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila adalah nilai kerakyatan.
Contoh perilaku yang mencerminkan perwujudan nilai dasar kerakyatan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu:
Nilai yang terkandung dalam Pancasila sila ke-5 adalah nilai keadilan.
Contoh perilaku yang mencerminkan perwujudan nilai dasar keadilan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu:
1. Menghargai hak dan kewajiban orang lain karena semua orang memiliki
kedudukan yang sama di muka hukum
2. Membantu melaksanakan pembangunan nasional, baik dari sisi pendidikan,
budaya, sosial, politik, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain
3. Menikmati hasil pembangunan masyarakat Indonesia dengan bertanggung
jawab
4. Menghukum dan mengadili sebuah tindakan sesuai undang-undang yang
berlaku tanpa pandang jabatan dan latar belakang
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak, dikuasai oleh negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Hal ini membuat kita harus sadar dan terus mengarahkan agar nilai sosial dan budaya
yang ada tetap sesuai dengan pancasila.
Contoh nilai sosial yang sesuai dengan pancasila, seperti musyawarah dan gotong
royong. Kedua nilai ini harus dipertahankan di tengah perkembangan nilai sosial di
masyarakat.
Tak hanya dipertahankan, nilai sosial itu juga harus diajarkan dan diwariskan pada
generasi muda agar tidak hilang.
Selain itu, budaya yang ada di setiap daerah juga harus diwariskan.
Tak hanya untuk melestarikan budaya, hal ini juga berguna untuk mencegah
perkembangan budaya yang bertentangan dengan nilai pancasila.
Selanjutnya, kita juga harus bisa menghargai budaya, ras, dan kepercayaan orang lain
dan tidak membeda-bedakannya.
Namun ada beberapa pasal yang secara khusus menjelaskan tentang maksud dari
perwujudan nilai-nilai pancasila tersebut.
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara”.
Kemudian pasal 30 ayat 1 UUD 1945 berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Dari isi kedua pasal di atas kita mengetahui kalau nilai-nilai pancasila dalam bidang
pertahanan dan keamanan bisa diwujudkan dengan membela negara.
Bahkan sebagai warga negara Indonesia kita berhak dan juga wajib untuk berjuang
dalam mempertahankan keamanan negara.
Salah satu bentuk perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang politik dan hukum
adalah keberadaan lembaga negara.
Lembaga negara memiliki tugas untuk menjalankan pemerintahan negara yang sesuai
dengan UUD 1945.
Ketiga lembaga baru itu adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah
Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY).
Indonesia tentunya merupakan negara yang menjunjung tinggi dan menghargai Hak
Asasi Manusia (HAM).
Hal itu karena HAM berhubungan juga dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila sebagai dasar negara.
Hak asasi manusia yang dijunjung tinggi meliputi penyeimbangan pelaksanaan hak
dan kewajiban warga negaranya.
Tentunya pelaksanaan hak asasi manusia ini juga harus sesuai dengan isi pancasila.
3. Penerapan Demokrasi
Sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia adalah demokrasi pancasila. Artinya
demokrasi ini bertumbuh dari nilai dan tradisi budaya bangsa.
4. Pemberlakuan Hukum
Hukum nasional yang berlaku di Indonesia harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila
sebagai akar dari segala sumber hukum.
Hukum bisa disusun berdasarkan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia maupun dari luar.
Meski begitu, hukum yang akan diberlakukan harus tetap sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
17. Makna yang terkandung dalam setiap alinea pembukaan UUD 1945
1. Alinea Pertama Pada alinea pertama Pembukaan UUD 1945 ini menunjukkan
keteguhan dan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan kemerdekaan dan
menentang penjajahan. Pernyataan ini tidak hanya tekad bangsa untuk merdeka,
tetapi juga berdiri di barisan paling depan untuk menghapus penjajahan di muka
bumi. Secara umum, alinea ini memuat dua dalil, yakni: objektif dan subjektif.
Secara objektif, didalilkan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan, dan kemerdekaan
merupakan hak asasi semua bangsa di dunia. Dalil itu menjadi alasan bangsa
Indonesia untuk berjuang memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan, serta
membantu perjuangan bangsa lain yang masih terjajah untuk memperoleh
kemerdekaan. Sementara kandungan dalam dalil subjektif yaitu aspirasi bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bangsa Indonesia telah berjuang
selama ratusan tahun untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan
ini didorong oleh penderitaan rakyat Indonesia selama penjajahan dan kesadaran
akan hak sebagai bangsa untuk merdeka.
3. Alinea Ketiga Alinea ketiga memuat makna bahwa kemerdekaan didorong oleh
motivasi spiritual, yaitu kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia
merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, hal
tersebut merupakan perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Alinea ketiga juga secara tegas menyatakan kembali
kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Melalui alinea ketiga ini, bangsa Indonesia menyadari bahwa tanpa rahmat Tuhan
Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia tidak akan merdeka. Kemerdekaaan yang
dicapai tidak semata-mata hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia, tetapi
juga atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, alinea ketiga Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memuat motivasi riil dan material,
yaitu keinginan luhur bangsa supaya berkehidupan yang bebas. Kemerdekaan
merupakan keinginan dan tekad seluruh bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa
yang bebas merdeka. Bebas dari segala bentuk penjajahan, bebas dari penindasan,
bebas menentukan nasib sendiri.
24. Contoh sikap positif yang mencerminkan pokok pikiran Pembukaan UUD 1945
dalam berbagai lingkungan
- Menaati seluruh peraturan yang berlaku, baik di sekolah, rumah, atau lingkungan
lainnya.
- Menjalankan kewajiban untuk membayar pajak dengan benar dan tepat waktu.
- Ikut serta dalam pemilihan di lingkungan. Misalnya, pemilihan ketua kelas, ketua
osis, dan lain-lain.
- Bagi yang sudah cukup umur, ikut serta dalam pelaksanaan pemilihan umum
(pemilu).
Berikut adalah sikap positif terhadap pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa:
- Menghargai orang lain yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda.
- Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama dan kepercayaan yang kita
miliki.
Kedaulatan ke luar yakni kedaulatan negara untuk melakukan hubungan atau kerja
sama dengan negara lain untuk kepentingan bangsa dan negara.
Kedaulatan ke dalam dari negara Indonesia tampak pada pembukaan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945 yang memuat tujuan negara.
1. Permanen
Permanen berarti kedaulatan tetap ada selama negara itu tetap berdiri.
2. Asli
Artinya, kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
3. Bulat
Maksud bulat dalam kedaulatan adalah kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi karena
akan mengaburkan sifat kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi.
4. Tidak terbatas
Terakhir yakni tidak terbatas. Berarti kedaulatan tidak dapat dibatasi oleh apapun
dan oleh siapapun.
1. Kedaulatan Tuhan
Menurut teori Kedaulatan Tuhan, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara hanya
satu yaitu Tuhan. Oleh karena itu, negara dan pemerintah negara harus mewakili
Tuhan dalam menjalankan hukum Tuhan di dunia.
Teori yang dikemukakan oleh Agustinus dan Thomas Aquino ini meyakini bahwa
lahirnya suatu negara hanya dapat terjadi apabila dikehendaki oleh Tuhan. Ciri
khas negara yang menganut paham ini adalah ia tidak membedakan urusan negara
dari urusan agama, atau sebaliknya. Negara yang menganut paham ini dikenal
juga dengan negara teokrasi.Seorang raja atau penguasa dianggap akan dianggap
sebagai wakil Tuhan. Negara yang menganut teori ini adalah Jepang.
2. Kedaulatan Negara
Teori selanjutnya adalah teori Kedaulatan Negara. Menurut teori ini, kekuasaan
tertinggi dalam suatu negara berada pada negara itu sendiri.Negara dipandang
sebagai sumber kekuasaan. Kehendak negara dimuat dalam perundang-undangan
dan dijadikan sebagai sumber hukum yang utama.
Hukum dibuat untuk kepentingan negara dan negara tidak dibatasi oleh hukum.
Teori ini berkembang pada abad 15 dengan tokohnya Georg Jellinek. Adapun
negara yang menganut Kedaulatan Negara adalah Rusia pada masa kepemimpinan
JosephStalin.
3. Kedaulatan Raja
4. Kedaulatan Hukum
5. Kedaulatan Rakyat
Teori kedaulatan terakhir adalah Kedaulatan Rakyat. Menurut teori ini, kedaulatan
berada di tangan Rakyat dan negara menempatkan rakyat pada kedudukan yang
tertinggi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengadopsi teori kedaulatan rakyat. Hal
ini tertuang dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
6. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.
35. Prinsip demokras pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia
3. Berkedaulatan Rakyat
Sistem politik yang dianut dalam Demokrasi Pancasila berdasar pada kedaulatan
rakyat. Hal ini tercantum dalam Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan
bahwa "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar."
4. Didukung oleh Kecerdasan Warga Negara
Peran warga negara yang cerdas diperlukan dalam mendukung sistem demokrasi
yang sehat. Peran tersebut merupakan bentuk partisipasi politik warga negara.
Harapannya, produk dan hasil keputusan politik negara memiliki nilai positif
dibandingkan apabila dengan warga negara yang berpendidikan rendah.
Demokrasi Pancasila juga menerapkan prinsip rule of law, yakni hukum sebagai
panglima dalam sistem politik demokrasi jenis ini. Indonesia adalah negara
hukum, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945.
8. Berkeadilan Sosial
Pilar yang berlandaskan Pancasila lainnya adalah sistem politik yang dibangun
hendaknya mampu menciptakan masyarakat yang modern dan berkeadilan.
Sebagaimana menjadi amanat Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat.
Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikut sertakan setiap warga
negara dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara.
Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan.
1. Langsung
Asas langsung mengandung makna bahwa rakyat sebagai pemilih memiliki hak untuk
memberikan suaranya secara langsung tanpa ada perantara dan sesuai dengan
kehendak hati nurani.
2. Umum
Asas umum dalam Pemilu yakni memberikan jaminan kesempatan bagi semua warga
negara Indonesia yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih sebagaimana
ditetapkan dalam undang-undang. Pemilu dilakukan tanpa adanya diskriminasi atau
hal yang berhubungan dengan suku, ras, agama, dan antar golongan.
3. Bebas
Asas bebas artinya setiap warga negara bebas menentukan pilihannya sesuai dengan
kehendak hati nurani dan tanpa paksaan dari siapa pun. Keamanan kebebasan ini juga
dijamin oleh undang-undang.
4. Rahasia
Asas rahasia mengandung pengertian bahwa dalam memberikan suara, pilihan dari
setiap warga negara (sebagai pemilih) akan mendapatkan jaminan dan tidak akan
diketahui oleh pihak manapun.
5. Jujur
Asas jujur yaitu setiap penyelenggara Pemilu, aparat pemerintah, peserta Pemilu,
pengawas Pemilu, pemantau Pemilu, pemilih, dan semua pihak yang terlibat dalam
Pemilu harus bersikap dan berbuat jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
6. Adil
Asas adil dalam Pemilu artinya setiap pemilih berhak mendapatkan perlakuan yang
adil dan bebas dari kecurangan dari pihak manapun.
39. Pelaksanaan demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila
pada orde baru dan demokrasi pancasila pada masa reformasi
2. Presiden
9. Komisi Yudisial
Mengawasi perilaku hakim agung.
Mengusulkan pengangkatan hakim agung.
Mengusulkan nama calon hakim agung.
Ikut menjaga dan menegakkan kehormatan dan martabat hakim.
44. Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
3. Wewenang Presiden
Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR untuk akhirnya
ditindaklanjuti, berdasarkan Undang-Undang Pasal 5 ayat 1
Dapat menyatakan perang,membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain melalui persetujuan DPR, berdasarkan Undang-Undang Pasal 11 ayat 1
Dapat membuat perjanjian internasional lainnya yang dapat menimbulkan
akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara dan/atau mengharuskan pembentukan dan perubahan
UU dengan persetujuan DPR, berdasarkan Undang-Undang Pasal 11 ayat 2
Berwenang menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syarat dan akibatnya
dalam keadaan bahaya telah ditetapkan dalam Undang-Undang, wewenang
presiden berdasarkan Undang-Undang Pasal 12
Berwenang memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung, berdasarkan Undang-Undang Pasal 14 ayat
1
Berwenang memberi amnesti dan abolasi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR, berdasarkan Undang-Undang Pasal 14 ayat 2
Berwenang memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang
telah diatur dalam Undang-Undang, wewenang presiden berdasarkan Undang-
Undang Pasal 15
Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat
dan pertimbangan kepada Presiden yang kemudian telah diatus dalam
Undang-Undang, wewenang presiden berdasarkan Undang-Undang Pasal 16
Berwenang menetapkan peraturan pemerintan penganti Undang-Undang jika
dalam hal genting yang memaksa, berdasarkan Undang-Undang Pasal 22 ayat
1
45. Fungsi-sungsi DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat menurut UUD 1945
46. Hak-hak DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat menurut UUD 1945
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur
lebih lanjut dengan undang-undang. MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu :
Tugas dan wewenang MK tertuang dalam Pasal 24C ayat (1) UUD NRI 1945. Tugas
dan wewenang tersebut antara lain:
Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.