Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan pertama

Mata kuliah : Pancasila


Dosen : Muhammad Yamin, S.H.,M.H.
Tujuan perkuliahan Pancasila di Perguruan
Tinggi antara lain :
a. Mengenal dan mengerti Pancasila yang benar
b. Memahami dan menghayati Pancasila
c. Mengamalkan dan mengamankan Pancasila
d. Mahasiswa dapat mengaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari
Tentang PANCASILA :
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
indonesia. nama ini terdiri dari dua kata sanskerta
yaitu panca yang artinya lima dan sila artinya
prinsip/asas yang jika disingkat menjadi 
*) Paham Ketuhanan Yang Maha Esa berintikan
kesadaran moral
*) Paham kemanusiaan dan kebangsaan,
keseimbangan dan berintikan azas kekeluargaan.
*) Paham kerakyatan dan Keadilan sosial serta Pokok
ajaran filsafat sosial, yang berintikan eksistensi
manusia
Sehingga di dalam memandang dan mengartikan
Pancasila, maka:
Kelima sila harus dipandang sebagai satu
kesatuan yang bulat dan utuh.
dengan demikian Pancasila menempatkan
manusia dalam keluhuran harkat dan
martabatnya sebagai mahluk sosial.
Contoh sila Pancasila :
Dalam sila keempat 
*) Terhadap demokrasi Pancasila 
Menekankan kepada keselarasan, keseimbangan
dan keserasian antara individu dan masyarakat.
*) Terhadap bentuk kerjasama akan berjalan
dengan baik apabila adanya peraturan yang
telah dimusyawarahkan itu mengatur tata cara
kerjasama.
Lahirnya Pancasila :
• tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai
hari lahir Pancasila. Karena pada tanggal
tersebut kata Pancasila pertama kali
diucapkan oleh Bung Karno di sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)/ Dokuritsu
Junbi Cosakai, yang saat itu belum diangkat
menjadi Presiden.
Para perumus Pancasila dalam sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI)/ Dokuritsu Junbi Cosakai :
Ir. Soekarno 
Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai
hari lahir Pancasila. Namun masyarakat bangsa Indonesia saat itu ada
yang tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan
menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Lalu diganti
bunyinya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Usul Sukarno
sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar
negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-
lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara
harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang
ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh
karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila,
dan Ekasila.
Rumusan Pancasila : 
1. Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)
2. Internasionalisme (peri-kemanusiaan)
3. Mufakat (demokrasi)
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Rumusan Trisila :
6. Sosio-nasionalisme
7. Sosio-demokratis
8. ke-Tuhanan

Rumusan Ekasila :
1. Gotong-royong
Dr. Soepomo 
Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo pun
menyampaikan rumusan dasar negaranya, namun
rumusan ini tidak disertai penyebutan nama dasar
negara, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Mr. Mohammad Yamin :
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad Yamin
 menyampaikan pidato usul dasar negara dihadapan
sidang pleno BPUPKI baik secara lisan 
Rumusan lisan :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
apa yang kita ketahui tentang dinamika
pancasila sebagai ideologi negara dalam
sejarah?
• Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara
dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila
• Contoh : Pancasila sebagai ideologi negara
dalam masa pemerintahaan Soekarno 
mengalami pasang surut karena adanya paham
komunisme yang digabungkan ke dalam sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara
Selanjutnya era pemerintahan Soeharto 
Untuk menyelamatkan negara dari pengaruh
komunis dan G.30 S / PKI, maka MPRS
menetapkan bahwa PKI beserta ajaran-ajaran
dan organisasi di bawah naungannya merupakan
organisasi dan partai terlarang. Ketetapan ini
ditetapkan pada TAP MPRS nomor: XXV
/MPRS/1966
• Kemudian berlanjut pada  ditetapkannya
Pancasila diletakkan pada kedudukan yang
sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978
tentang pemasyarakatan P-4. Pada masa
Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi
asas tunggal bagi semua organisasi politik
(Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas).
• Kemudian pada era pemerintahan reformasi
 masih mengalami pasang surut yakni
enggannya para penyelenggara negara
mewacanakan tentang pancasila, bahkan
berujung pada hilangnya pancasila di
kurikulum nasional. Meskipun pada akhirnya
timbul kesadaran penyelenggara negara
tentang pendidikan pancasila di perguruan
tinggi 
Upaya era pemerintahan reformasi tentang
Pancasila:
Ketetapan MPR Nomor: XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara
Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan
Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan;
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002.
Tantangan Pancasila
Unsur-unsur yang mempengaruhi tantangan terhadap pancasila sebagai
ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal.
Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut :
• Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan
bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super
power.
• Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai
ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena
keterbukaan informasi.
• Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan
kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam
secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir,
kebakaran hutan.
Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai
berikut :
• Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan
kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan
kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila
sering terabaikan.
• Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan
rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim
yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap
ideologi Pancasila menurun drastis.

Anda mungkin juga menyukai