Anda di halaman 1dari 5

UAS PANCASILA

HILYA FATAYA WANDA (23021460017)


Materi yang akan dijelaskan :
1. Pancasila dalam kajian sejarah
2. Pancasila sebagai dasar negara
3. Pancasila sebagai ideologi nasional
4. Pancasila sebagai etika

1. Pancasila Dalam Kajian Sejarah


a) Nilai-nilai Pancasila dalam sejarah Indonesia
Proses pembentukan negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup Panjang yakni
sejak zaman batu,kemudian timbul beragam kerajaan pada abadnya dan salah satunya yakni
pada abad ke VII yaitu munculnya kerajaan sriwijaya dibawah wangsa syailendra di
Palembang, lalu kerajaan airlangga dan majapahit di jawa timur. Nilai-nilai Pancasila
sebenernya sudah lama ada sejak dahulu namun masih belum terkonsep. Munculnya nilai-
nilai Pancasila dimulai sejak dirumuskan oleh para pendiri negara terkhusus founding
fathers (bapak bangsa) diantaranya : Mr. Moh. Yamin, Dr. Soepomo, Ir. Soekarno. Pancasila,
landasan filosofis resmi negara Indonesia, mencakup lima prinsip: Ketuhanan (Ketuhanan
Yang Maha Esa), Kemanusiaan (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab), Persatuan, Kerakyatan
(Demokrasi), dan Keadilan (Keadilan Sosial). . Nilai-nilai tersebut telah mendarah daging
dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu kala dan berperan penting dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa dan terbentuknya negara Indonesia. Penerapan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan sehari-hari sangat penting bagi kesejahteraan dan keharmonisan bangsa
Indonesia. Sepanjang sejarah, masyarakat Indonesia telah menganut nilai-nilai ini dan terus
menjadi pedoman bangsa
b) Pancasila sebagai kajian sejarah bangsa Indonesia
Pancasila dipandang penting dalam kajian sejarah Indonesia karena perannya sebagai
landasan falsafah negara Indonesia. Ia dipandang sebagai jati diri bangsa Indonesia,
pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa masyarakat Indonesia. Kajian Pancasila
dalam konteks sejarah bertujuan untuk mengetahui esensi dan urgensinya bagi masa depan
Indonesia. Dengan melalui runtutan era mulai dari Pancasila era pra kemerdekaan (mengacu
pada Indonesia sebelum merdeka), era kemerdekaan (dimana pada era ini Pancasila
mencapai puncak kejayaannya hingga mengalami terjerumus di masa kelam), era orde lama
(yang berlangsung dari tahun 1959-1966, berlaku demokrasi terpimpin), era orde baru
(dimana era pemerintahan terlama dan stabil), dan era reformasi (yang dimulai pada tahun
1998, Pancasila menjadi fokus perubahan lanskap politik dan sosial Indonesia.)
c) Sejarah Proses Perumusan Pancasila
Proses perumusan Pancasila dilaksanakan dalam siding BPUPKI pertama yakni pada tanggal
29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang rumusan prinsip-prinsip dasar negara Indonesia yang
kemudian dikenal dengan Pancasila. Sidang tersebut dipimpin oleh Dr. Radjinman
Wedyodininggrat, gagasan disampaikan oleh tiga pembicara yaitu, Moh. Yamin, Soepomo,
dan Ir. Soekarno. Moh. Yamin memberikan gagasan yang berisikan lima asas dasar negara,
yaitu : peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan
kesejahteraan rakyat. Soepomo memberikan lima gagasan terkait dasar negara yang isinya :
persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.
Sementara Ir. Soekarno memberikan gagasan nya yang berisi : Nasionalisme atau
kebangkitan nasional, internasionalisme atau peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi,
kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan.
Lalu dilanjutkan pada sidang kedua yang dilaksanakan pada tanggal 10-16 Juli 1945,
membahas tentang bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan undang-
undang dasar, perekonomian, dan pendidikan.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara


a) Konsep negara
Konsep negara Indonesia mencakup beberapa aspek, seperti bentuk negara, sistem
pemerintahan, dan hukum. Indonesia adalah negara kesatuan, yang berarti keseluruhan
negara hanya dikuasai oleh satu pemerintah pusat saja. Selain itu, Indonesia juga menganut
konsep negara hukum, yang meliputi unsur-unsur seperti pemerintahan berdasarkan
hukum, izin kekuasaan dalam negara, perlindungan hak asasi manusia, dan peradilan tata
usaha negara. Konsep negara hukum tertuang dalam pasal 1 ayat 3 UUD NRI Tahun 1945
yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
Kemudian, karakteristik dari negara hukum Pancasila adalah sebagai berikut :
1) Suatu negara kekeluargaan
2) Suatu negara hukum yang berkepastian dan berkeadilan
3) Suatu negara religious nation state (dimana berkonsep pada negara bertuhan bukan
negara agama, karena Indonesia termasuk pada negara dengan multikultur agama,
dan bukan negara yang menganut ateisme dan komunisme)
4) Suatu negara yang memadukan hukum sebagai sarana perubahan masyarakat dan
cermin budaya masyarakat.
5) Suatu negara berlandaskan sifat netral dan universal
B) Tujuan Negara
Tujuan negara Indonesia tercantum pada Alinea ke 4 pembukaan UUD NRI Tahun
1945, yaitu :
1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2) Memajukan kesejahteraan umum
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa
4) Ikut melaksanakan perdamaian dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial
C) Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara artinya setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada
negara Republik Indonesia harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Ini artinya
Pancasila harus selalu menjadi ruh atau power dalam setiap sendi kehidupan. Secara
dasar, Pancasila itu diibaratkan sebagai kompas yang menentukan kemana arah
tujuan negara dalam berpedoman dan berperilaku. Tanpa hadirnya Pancasila dalam
kehidupan kita, bisa dipastikan setiap orang akan berlaku semena mena, tidak taat
aturan dan bahkan negara dapat tidak terkontrol.

3. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


 Sejarah Ideologi Pancasila
Sejarah ideologi Pancasila melewati begitu banyak proses yang Panjang. Sebetulnya, nilai-
nilai yang ada pada Pancasila itu sudah lama ada sejak zaman nusantara dan penjajahan.
Namun nilai tersebut masih belum terkonsep hanya secara praktik saja. Dimulainya proses
konseptual (pemikiran) sekitar abad ke 20. Dengan melewati banyak proses untuk
merumuskan Pancasila yaitu dengan terbentuknya BPUPKI dan PPKI. BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) melakukan dua kali sidang. Dengan
ketua nya DR. Radjiman Wedyodininggrat, sidang pertama pada tanggal 28 mei-1 juni 1945
membahas tentang dasar negara. Dalam sidang ini, para tokoh pendiri negara
mengemukakan pendapatnya untuk dasar negara. 3 diantaranya yaitu Muhammad Yamin,
Soepomo dan Ir. Soekarno. Mereka dikenal sebagai “founding fathers” atau dalam Bahasa
indo yaitu bapak pencetus. Sidang kedua BPUPKI yakni pada tanggal 10-17 juli 1945
membahas tentang bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan UUD,
ekonomi dan keuangan, pembelaan, Pendidikan, dan pengajaran. Kemudian dibentuklah
PPKI (panitia persiapan kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang baru
bersidang tanggal 18 Agustus 1945. Sidang BPUPKI membentuk panitia kecil atau panitia 9
yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia 9 menghasilkan sebuah piagam Jakarta (Jakarta
Charter) yang merupakan cikal bakal naskah pembukaan UUD 1945. Dalam sidang BPUPKI
atau PPKI, naskah piagam Jakarta pada Alinea keempat pada kalimat yang berbunyi
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”
menimbulkan perdebatan antara kelompok nasionalis sekuler dan nasionalis religious.
Namun atas dasar kesepakatan agama islam dan non islam, kalimat pada sila pertama
tersebut diubah menjadi “ketuhanan yang maha esa”. Pihak islam mengutamakan
pendekatan substansialis, dengan menerima perubahan isi piagam Jakarta dengan pikiran
rasional demi tetap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Kemudian, mukadimah uud
yang telah diubah substansinya disahkan menjadi pembukaan uud 1945 oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945.

 Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia


Pengertian Ideologi
Istilah Ideologi berasal dari Bahasa Yunani yakni dari kata “eidos” dan “logos”. Eidos
artinya ide, gagasan, cita-cita maupun konsep. Kemudian logos berarti ilmu. Jadi, jika
digabungkan ideologi adalah ilmu tentang ide, gagasan ataupun cita-cita tertentu.
Fungsi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
1. Memperkukuh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa
majemuk
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
negara.
 Tipe Ideologi
Ideologi terbuka
Ideologi terbuka adalah pendekatan atau konsep yang mengakui dan menerima
adanya variasi, perbedaan, dan keberagaman dalam ideologi, keyakinan, nilai-nilai,
dan pandangan politik. Contoh Pancasila
Ideologi tertutup
Ideologi tertutup merujuk pada pandangan dunia atau sistem kepercayaan yang
cenderung menolak ide-ide, pemikiran, atau pandangan yang bertentangan dengan
keyakinan dan nilai-nilai inti ideologi tersebut. Contoh Marxisme-Leninisme.

 Peran ideologi
Ideologi memegang peranan penting dalam integrasi nasional dan dapat menjadi
kekuatan pemersatu suatu negara. Di Indonesia, ideologi Pancasila dipandang
sebagai kekuatan pemersatu yang mengedepankan persatuan, penghormatan
terhadap keberagaman, dan keharmonisan antar individu dan kelompok dalam
masyarakat

Jenis-Jenis Ideologi
1. Kapitalisme
2. Liberalisme
3. Komunisme
4. Sosialisme
5. Nasionalisme
6. Fasisme
7. Feminisme
Hubungan Pancasila dan Agama
Hubungan Pancasila dan Agama Islam
 Sila pertama : Qs. Al Baqarah;163
 Sila kedua : Qs. An nahl : 90
 Sila ketiga : Qs. Yunus:19
 Sila keempat : Qs. Al-imran:159
 Sila kelima : Qs. Al maidah :8
Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Di tengah arus globalisasi yang kini sedang meningkat, tantangan Pancasila sebagai
ideologi negara yang sangat diwaspadai yakni pada generasi muda. Banyaknya
ideologi yang bermunculan dikhawtirkan dapat memudarkan jiwa Pancasila pada
generasi muda, seperti radikalisme, ekstrimisme, chauvinism, etnosentrisme dan
konsumerisme. Generasi muda diharapkan dapat mampu melewati dan menyaring
berbagai informasi yang dirasa dapat membahayakan rasa nasionalisme dan
patriotism sehingga dapat tertanam jiwa cinta tanah air pada bangsa.

4. Pancasila Sebagai etika


Pancasila sebagai sistem etika mengacu pada cabang filsafat yang menguraikan
prinsip-prinsip Pancasila untuk mengatur perilaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Etika sendiri memiliki arti watak, sikap dan
cara berpikir. Dengan etika seseorang tau bagaimana cara berperilaku dan bertindak
sesuai norma yang ditetapkan. Etika tersusun menjadi 2 : etika umum dan etika
khusus
 Perbedaan antara nilai, moral, etika, dan norma
 Nilai itu sesuatu yang dapat mengarahkan dan mendorong sikap dan
perilaku manusia
 Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang menyangkut tingkah
laku manusia
 Etika adalah watak, sikap, dan cara berpikir
 Norma adalah peraturan tingkah laku manusia
Etika Politik Pancasila harus berdasarkan sumber hukum dan tidak boleh bertentangan
dengan jiwa dan semangat Pancasila. Dengan begitu, kestabilan persatuan dan kesatuan
bangsa akan tetap terjaga dari tergerusnya zaman.

Anda mungkin juga menyukai