Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

PANCASILA

Nama : Michelle Holly Raharjo

NIM : 012100015

Prodi : Teknokimia Nuklir 2021

1. Terapkan pendekatan kausal (kausa materialis, kausa formalis, kausal efisien, dan kausa
finalis) pada Pancasila ! temukan 4 kausa yang menyebabkan Pancasila ada dan menjadi
dasar negara Indonesia !
Jawab :
Menurut teori kausalitas Aristoteles, adanya sesuatu memiliki asal mula yang terdiri dari
4 kausa, yaitu kausa materialis (asal mula bahan), kausa formalis (asal mula bentuk),
kausa efisien (asal mula karya), dan kausa finalis (asal mula tujuan).
 Kausa Materialis (asal mula bahan)
Prinsip filsafat Pancasila yang pertama didasarkan pada kausa material.
Prinsip Pancasila digali dari nilai-nilai adat kebudayaan, norma, dan religius yang
hidup di dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Kausa materialis berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam
agama-agamanya sehingga pada hakikatnya nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur
Pancasila adalah digali dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat
kebudayaan dan nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia. Jadi asal mula bahan atau causa materialis Pancasila adalah bangsa
Indonesia sendiri yang berupa kepribadian dan pandangan hidup. Catatan yang perlu
mendapatkan perhatian, bahwa nilai-nilai yang terdapat pada kelima sila Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ideal, sedangkan yang dianggap tidak ideal
tidak diakomodasikan. Jika kita perhatikan dengan seksama, maka tidak dapat
dipungkiri dalam kehidupan bahwa terdapat hal-hal yang kurang baik dan berat
sebelah, seperti terlalu individua atau sebaliknya terlalu sosial, sehingga
mengorbankan kepentingan sosial atau sebaliknya mengorbankan kepentingan
sendiri, sedangkan sila-sila Pancasila berupaya mencari jalan tengah di antara kedua
kutub itu.
Kausa materialis pertama Pancasila adalah adat istiadat. Adat istiadat diambil
sebagai unsur sila Pancasila karena para pemimpin mengharapkan agar negara yang
berdasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan yang tidak bersifat individual.
Pancasila merupakan manifestasi dari moralitas publik yang berarti dimensi otoritas
dan tradisi harus fleksibel sehingga publik dapat berpartisipasi dalam nilai-nilai dasar
pancasila.
Kausa materialis kedua Pancasila adalah kebudayaan bangsa indonesia.
Menurut pendapat B. Malinowski, kebudayaan di dunia memiliki tujuh unsur
universal meliputi bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian. Kebudayaan memiliki wujud, yang
terdiri atas kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia: wujud ini disebut sistem
budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat, pada kepala manusia yang
mengaturnya. Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi.
Kausa materialis ketiga Pancasila adalah agama. Sejak dahulu Indonesia
bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang mengakui adanya
Tuhan Yang Maha Esa. Saat penyampaian Pancasila, Bung karno mengusulkan
prinsip Ketuhanan. Prinsip Ketuhanan tersebut memiliki arti masing-masing orang
Indonesia hendaknya menyembah Tuhannya sendiri menurut agama masing-masing.
Bung Karno dalam pidato tersebut, menyebutkan prinsip Ketuhanan berkeadaban,
yang diartikan setiap pemeluk agama lain. Dalam konteks Indonesia, dengan
menerima Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah satu sila, kita mengungkapkan
keyakinan, bahwa negara terbentuk berdasarkan kodrat sosial manusia yang
diciptakan Tuhan.
 Kausa formalis (asal mula bentuk)
Kausa formalis atau yang disebut juga asal mula bentuk yang memiliki arti
bagaimana pancasila dirumuskan sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945. Kausa Formalis menjelaskan bagaimana awal mula Pancasila terbentuk.
Pengusul dan pendukung asal mula bentuk dari Pancasila adalah Soekarno dan
Hatta ditambah dengan anggota BPUPKI sebagai Pembentuk Negara
mengatasnamakan wakil bangsa Indonesia, juga telah merumuskan dan membahas
Pancasila yang berkaitan bentuk rumusan dan nama Pancasila sebagai kesatuan.
Pada sidang pertama BPUPKI, Soepomo, Moh. Yamin, dan Soekarno
menyampaikan beberapa usulan tentang falsafah atau dasar negara Indonesia.
Penyampaian ini didasarkan pada arahan Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat
pada pidato pembukaan sidang. Radjiman mengatakan bahwa untuk mendirikan
negara yang merdeka, maka dibutuhkan suatu dasar negara.
Soekarno menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka
pada 1 Juni 1945. Ia memberikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag
atau Weltanschauung, yaitu fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi. Soekarno menyatakan usulan
dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran para ahli bahasa,
rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Karena kausa formalis merupakan asal mula berupa bentuk, bagaimana wujud,
dan bangun sesuatu hal diciptakan. Oleh karena itu, dibentuk undang-undang sebagai
aturan negara serta bentuk dan sistem pemerintahan.
 Kausa Efisien (asal mula karya)
Kausa efisien adalah asal mula kegiatan yang meningkatkan Pancasila dari
calon dasar negara menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar negara. Asal mula karya
dalam hal ini adalah PPKI sebagai pembentuk negara yang kemudian mengesahkan
dan menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara setelah melalui pembahasan
dalam sidang-sidangnya.
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada sidang pengesahan UUD 1945. Pada
sidang ini, PPKI mengesahkan UUD 1945 di mana terdapat rumusan Pancasila
sebagai dasar negara pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
 Kausa Finalis (asal mula tujuan)
Prinsip-prinsip filsafat Pancasila di Indonesia yang terakhir dijelaskan melalui
kausa finalis. Segala rumusan pancasila berhubungan dengan tujuan dari keberadaan
pancasila. Tujuan dari Pancasila adalah untuk menjadi dasar negara Indonesia.
Kausa finalis adalah tujuan dari perumusan dan pembahasan Pancasila yakni
hendak dijadikan sebagai dasar negara. Usaha untuk sampai kepada asal mula tujuan
(causa finalis) tersebut merupakan kausa akhir, sehingga merupakan kelanjutan
kausa-kausa lainnya. Kausa finalis tersebut memerlukan Kausa atau asal mula
sambungan. Asal mula sambungan penghubung antara asal mula bentuk (kausa
formalis) dan asal mula tujuan (kausa finalis) yakni Panitia Sembilan, termasuk
Soekarno - Hatta, anggota-anggota BPUPKI, anggota-anggota PPKI, yang
merumuskan rancangan Pembukaan UUD NRI 1945 dan yang menerima dengan
perubahan rancangan tersebut.

2. Baca sejarah perumusan Pancasila !


Jawab :
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia digali dari nilai-nilai agama dan
budaya Bangsa Indonesia sendiri. Sebelum Pancasila disahkan oleh PPKI sebagai dasar
negara, nilai-nilai Pancasila telah melekat pada bangsa Indonesia melalui tri prakara (adat
istiadat, religi, dan kenegaraan).
Sejarah perumusan Pancasila diawali dengan pembentukan BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dalam bahasa Jepang
berarti Dokuritsu Junbi Kosakai. Pada tanggal 28 April 1945 Jendral Kumakichi Harada
yang adalah komandan pasukan Jepang di Jawa mengumumkan pengangkatan anggota
BPUPKI.Pada tanggal 29 Mei 1945. BPUPKI diketuai oleh dr. Radjiman
Wedjodininngrat dengan wakil ketua bernama Ichibangase Yosio (Jepang) dan sekretasis
bernama Raden Panji Soeroso. BPUPKI memiliki 67 anggota dengan 7 anggota
berkewarganegaraan jepang, 4 orang Tionghoa, 1 perwakilan keturunan Arab, dan 1
perwakilan keturunan Belanda.
Sidang BPUPKI petama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam
persidangan ini, dibahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan dasar
negara Indonesia disampaikan oleh Prof. Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Soekarno.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia, yaitu :
1) Peri kebangsan
2) Peri kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri kerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Pada tanggal 31 Mei 1945, Mr. Soepomo memaparkan 3 teori negara, yaitu :
1) Negara individualistik, yaitu negara yang disusun atas dasar kontrak sosial dari
warganya dengan mengutamakan kepentingan individu sebagaimana diajarkan oleh
Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jackques Rousesou, dan H.J. Laski.
2) Negara golongan, yang diajarkan Marx dan Lenin.
3) Negara Integralistik, negara tidak boleh memihak pada salah satu golongan tetapi
berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam Muller, dan Hegel).
Dari paparannya, Soepomo menolak negara individualistik dan negara golongan dan
mengusulkan negara Integralistik.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan Dasar Indonesia merdeka yang
diatasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Dasar yang diusulkan oleh Soekarno,
yaitu :
1) Kebangsaan (nasionalisme)
2) Kemanusiaan (internasionalisme)
3) Musyawarah, mufakat, perwakilan
4) Kesejahtraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima prinsip tersebut kemudian dinamakan Pancasila. Apabila tidak disetujui maka
dapat diganti dengan Trisila yang mencangkup sosio nasionalisme, sosio demokrasi, dan
Ketuhanan. Apabila tiga tidak diterima maka dapat diganti menjadi Ekalasi yaitu gotong
royong.
Karena pada sidang BPUPKI belum terbentuk rumusan dasar negara Indonesia maka
dibentuk panitia untuk merumuskan dasar negara yang terdiri dari sembilan orang
(Panitia Sembilan. Panitia Sembilan memiliki tugas menerima berbagai aspirasi mengenai
pembentukan dasar negara Indonesia. Panitia Sembilan terdiri dari Ir. Soekarno (ketua),
Abdul kahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Mr. Moh. Yamin,
H. Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Abiskusno Cokrosuyoso, dan A.A Maramis.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menghasilkan kesepakatan dasar negara
yang tertuang dalam alinea keempang rancangan Preambule UUD 1945 sebagai berikut :
1) Keuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradap.
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Isi selengkapnya mengenai kesepakatan tersebut disebut Rancangan preambule Hukum
Dasar yang oleh Mr. Moh Yamin dipopulerkan dengan nama Piagam Jakarta.
Pada 10-16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPKI kedua. Pada sidang tersebut
dihasilkan :
1) Dasar negara disepakati yaitu Pancasila seperti dalam Piagam Jakarta.
2) Bentuk Negara Republik.
3) Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor Timur +
Malaka.
4) Dibentuk tiga panitia kecil yang terdiri atas :
a. Panitia perancang UUD diketuai oleh Ir. Soekarno
b. Panitia ekonomi dan keuangan diketuai oleh Moh. Hatta
c. Panitia pembela Tanah Air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso
BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 setelah dianggap menyelesaikan
tugasnya dengan baik dengan menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara
Indonesia Merdeka. BPUPKI digantikan dengan dibentuknya Panitian Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai pada tanggal 9 Agustus 1945
dengan Sukarno sebagai ketuanya, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan memiliki 21
orang anggota ditambah 6 orang anggota wakil golongan yang terdiri atas
Wiranatakoesoema, Sajuti Melik, Mr. Iwa, Kusumasumantri, Mr. Achmad Soebardjo.
Pembentukan PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara.
Pasca bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945,
Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Golongan pemuda mendesak Soekarno dan Moh. Hatta untuk mengumumkan
kemerdekaan RI dengan menculiknya ke Rengasdengklok. Kesepakatan di
Rengasdengklok, sehingga proklamasi dilaksanakan hari Jumat, 17 Agustus 1945 oleh
Soekarno dan Moh. Hatta di Jakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan sidang PPKI pertama. Pancasila akhirnya
ditetapkan sebagai dasar negara Republik Indonesia yang didahului dengan penetapan
Rancangan Pembukaan dan rancangan UUD menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945, secara sah dan resmi menurut ketentuan yuridis
konstitusional. Negara Republik Indonesia yang yang dipimpin langsung oleh Ketua
PPKI, Ir. Soekarno. Bunyi kelima butir sila Pancasila yang telah ditetapkan secara sah
dan resmi pada sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945) adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai