N A M A : D H E A P E R M ATA P U T R I N A S U T I O N
NPM : 20.02.0049
M . K U L I A H : C I V I C E D U C AT I O N
kemerdekaan Indonesia.
SIDANG PPKI
Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat sebelum dibentuknya MPR dan DPR.
Sidang 19 Agustus 1945PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945.
Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur.
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. ... Bentuk
terakhir ini lebih mirip dengan kata aslinya, yang diambil dari bahasa Yunani
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. System lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Suatu kesatian bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujan tertentu (tujuan sistem)
5. Terjadi dalan suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voicb,1974)
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
SISTEMFILSAFAT
Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya
berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat
asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia, serta merupakan akulturasi budaya
India (Hindu-Buddha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Soeharto, Filsafat Pancasila
telah mengalami Indonesianisasi. Semua sila dalam Pancasila adalah asli diangkat dari budaya
Indonesia dan selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci ke dalam butir-butir Pancasila. Filsafat
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat Pancasila tidak hanya
mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari, tetapi hasil
pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-
hari (way of life atau weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan
lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat (Salam, 1988: 23-24).
DASAR ANTROPOLOGIS SILA-SILA PANCASILA
Kaelan (2002: 69) menjelaskan dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang
memiliki hakikat mutlak monopluralis. Manusia Indonesia menjadi dasar adanya Pancasila. Manusia
Indonesia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak,
yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu dan sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri
Ciri-ciri dasar dalam setiap sila Pancasila mencerminkan sifat-sifat dasar manusia yang bersifat dwi-
tunggal. Ada hubungan yang bersifat dependen antara Pancasila dengan manusia Indonesia. Artinya,
eksistensi, sifat dan kualitas Pancasila amat bergantung pada manusia Indonesia. Selain ditemukan
adanya manusia Indonesia sebagai pendukung pokok Pancasila, secara ontologis, realitas yang
Dasar epistemologis Pancasila terkait dengan sumber dasar pengetahuan Pancasila. Demikian
juga, eksistensi Pancasila dibangun sebagai abstraksi dan penyederhanaan terhadap realitas
yang ada dalam masyarakat Indonesia dengan lingkungan yang heterogen, multikultur, dan
multietnik dengan cara menggali nilai-nilai yang memiliki kemiripan dan kesamaan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat bangsa Indonesia (Salam, 1998: 29).
1. Hidup Negara
c. Persatuan indonesia
Adapun hakekat pancasila sebagai paradigma pembangunan Iptek adalah sebagai berikut:
•Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan
antara rasional dan irasional, antara akal rasa dan kehendak. Berdasarkan sila ini, Iptek tidak hanya
memikirkan apa yang ditemukan atau diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud dan
akibat bagi manusia dan lingkungannya. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan. Sila ini
menempatkan manusia dialam semesta bukan sebagai pusatnya, melainkan sebagai bagian sistematik
•Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradap memberikan landasan bahwa pembngunan Iptek harus bersifat
beradap dan diabadikan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu, pembangunan
Iptek harus didasarkan kepada tujuan dasarnya untuk mewujudkan kesejahteraan manusia serta
•Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengkomplementasikan pembangunan iptek
haruslah menjaga keseimbngan keadilan dalam kehidupan kemabusiaan, yaitu keseimbangan
keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia
dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan
alam lingkungannya.
PANCASILA PARADIGMA PEMBANGUNAN
POLEKSOSBUD HANKAM
bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam pancasila.
Lebih lanjut, Edi menjelaskan implementasi nilai-nilai pancasila dalam pembangunan politik, sebagai berikut:
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari.
Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep mempertahankan
kesatuan.
Menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab demi mencapai tujuan keadilan.
Nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan bersumber pada nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa.
PANCASILA PARADIGMA PEGEMBANGAN
EKONOMI
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila KeempatPancasila; sementara pengembangan
ekonomi lebih mengacu pada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada
pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau
Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat – yang harus
mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang seperti
selama Orde Baru yang telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan
kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai
pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
Ekonomi Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah di era otonomi daerah yang
lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan pemerataan pembangunan daerah. Dengan demikian, Ekonomi
Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan
partisipatif. Dalam Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan memaksakan pematuhan
Sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama,
(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak
(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul
(3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat;
(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan
kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan
kepentingan perorangan;
(5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang membangkitkan semangat perjuangan bangsa
Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan ketertiban dunia
1. Gerakan Reformasi
2. Pancasila Sebagai Dasar Cita-Cita Reformasi
3. Pancsila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum
KESIMPULAN
”“T E R I M A K A S I H