Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Oleh:
1. Syafa'atus Sofia
2. Husnul khatimah
3. Hayatun Nisa
4. Hilna
• Filsafat adalah kebijaksanaan
hidup (filosofia) untuk
memberikan suatu pandangan
hidup yang menyeluruh
berdasarkan refleksi atau
pengalaman hidup maupun
pengalaman ilmiah. Filsafat
merupakan suatu ilmu
pengetahuan karena memiliki
logika, metode dan sistem.
A.PENGERTIAN PANCASILA
Filsafat Pancasila adalah pembinaan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara.

• Filsafat menurut Hasbullah Bakrie adalah


ilmu yang secara spesifik mendalami
tentang ilmu alam semesta, mendalami
manusia dan mendalami ketuhanan demi
menghasilkan pengetahuan lebih jauh.
1.PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA MENURUT
PARA AHLI
• Soekarno menurut Soekarno, filsafat Pancasila
merupakan filsafat asli dari Indonesia yang diambil
dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi
budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab
(Islam).
• Soeharto filsafat Pancasila mulai mengalami
perubahan, melalui para filsuf yang di sponsori
Depdikbud semua elemen barat disingkirkan dan
diganti dengan interpretasi dalam budaya Indonesia
sehingga menghasilkan (Pancasila trully Indonesia).

• Ruslan Abdul Gani Pancasila itu adalah filsafat


dari negara terlahir sebagai ideologi (Cita2
bersama) seluruh rakyat bangsa Indonesia.

• Notonagoro filsafat Pancasila memberikan


pengetahuan dan pengertian ilmiah mengenai hakikat
Pancasila. Menurutnya, secara ontologi, kajian
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila itu yang terkandung
di dalam Pancasila
2. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA
Ada beberapa dasar yang menjadikan Pancasila sebagai
filsafat bangsa Indonesia yaitu:

• Landasan ontologis Pancasila menurut Aristoteles dasar


antologis Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai
dasar antropologis, hal yang sama juga berlaku dalam
konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara
dan pendukung pokok negara adalah rakyat (manusia).

•Landasan Epistemologis Pancasila


Epidemiologi adalah cabang filsafat yang memiliki asal,
syarat susunan, metode dan validitas ilmu pengetahuan.

• Landasan Askiologis Pancasila.


Askeologis mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran atau
ilmu/teori. Menurut Brameld, Aksiologi adalah cabang
filsafat yang menyelidiki tingkah laku moral, yang berwujud
etika, ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan
keindahan sosial politik yang berwujud ideologi kehidupan
manusia sebagai makhluk subjek budaya, pencipta dan
penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari
memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai.
3. FUNGSI FILSAFAT PANCASILA
• Sebagai jiwa bangsa indonesia
• Sebagai kepribadian bangsa indonesia
• Sebagai sumber dari semua sumber hukum
• Sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
• Sebagai falsafah hidup bangsa
• Sebagai dasar negara
• Memberi hakikat kehidupan bernegara
• Memberi substansi tentang hakikat negara, ide
negara, dan tujuan bernegara.
•Menjadi perangkat ilmu kenegaraan.

4. NILAI-NILAI FILSAFAT PANCASILA NILAI-NILAI YANG


TERKANDUNG DALAM IDEOLOGI PANCASILA

Nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari


seluruh peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Artinya, nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan harus
mendasari peraturan undang-undang yang berlaku. Pancasila adalah
pedoman hidup dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, Pancasila sebagai pedoman hidup sehari-hari yang meliputi
nilai untuk hidup seperti, saling tolong-menolong atau semangat gotong
royong, rukun, saling menjaga keamanan serta saling menghargai dan
memberikan kebebasan beragama dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
5. TUJUAN FILSAFAT PANCASILA

• Untuk menciptakan bangsa yang religius dan patuh


kepada Allah yang maha kuasa.
• Menjadikan bangsa dalam rangka menjaga keadilan baik
secara sosial maupun ekonomi

• Untuk menjadi bangsa yang menghormati hak asasi


manusia, dapat dalam kaitannya HAM, Pancasila sebagai
dasar negara kita.
• Untuk menciptakan sebuah bangsa yang menjunjung
tinggi demokrasi
• Menjadikan negara nasionalis dan cinta tanah air
Indonesia.
• Membuat manusia memiliki perspektif yang luas dalam
melihat sesuatu, maka manusia dapat memiliki pandangan
luar dan dapat terhindar dari egosentrisme.
• Menjadikan manusia dapat memiliki sifat bijaksana dan
bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.FILSAFAT PANCASILA
Filsafat Pancasila dikembangkan berdasarkan empat dasar filosofis, yakni
ontologis, epistemologis, aksiologis, dan antropologis.
• Secara ontologis pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila - sila pancasila.
• Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman (empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi
sebuah pandangan yang komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
• Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila.
• Antropologi Pancasila adalah salah satu upaya penulis untuk melakukan
pengembangan pemikiran dan produksi pegetahuan terhadap Antropologi
dan Pancasila khususnya.
C.HAKIKAT NILAI NILAI PANCASILA

Nilai adalah suatu ide atau konsep tentang apa yang seorang pikirkan yang
merupakan hal penting dalam hidupnya. Nilai dapat berada di dua kawasan:
kognitif dan efektif. Nilai adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa dikatakan
abstraksi (Simon, 1986). Nilai merupakan hal yang terkandung dalam hati
nurani manusia yang lebih memberi dasar dan prinsip akhlak yang merupakan
standar dari keindahan dan efisiensial atau keutuhan kata hati (potensi).
Langkah-langkah awal dari "nilai" adalah seperti halnya ide manusia yang
merupakan potensi pokok human being. Nilai tidak lelah tampak dalam dunia
pengalaman, dia nyata dalam jiwa manusia.
Next...
Ciri atau karakteristik berpikir filsafat adalah:
1) Sistematis,
2) Mendalam,
3) Mendasar,
4) Analitis,
5) Komprehensif,
6) Spekulatif.
7) Representatif, dan Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.

1. HAKEKAT PENGERTIAN SILA SILA PANCASILA

• SILA PANCASILA: KETUHANAN YANG MAHA ESA.


Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, Ya Allah pencipta
segala yang ada dan semua makhluk. Yang maha Esa
berarti yang maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam
zatNya, Esa dalam sifat-Nya, Esa dalam perbuatan-Nya,
Esa dalam sifat-Nya. Esa dalam perbuatannya, artinya
bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang banyak
lalu menjadi satu, sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa
perbuatan Tuhan tidak dapat disayangi oleh siapapun.
Next...
•SILA KEDUA: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang
mempunyai potensi, rasa, karsa, dan cipta. Potensi inilah manusia
menduduki yang tinggi dengan akal budinya manusia menjadi
berkebudayaan, dengan Budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai
dan norma-norma.
• SILA KE-TIGA: PERSATUAN INDONESIA.
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh tidak terpecah
belah persatuan berarti bersatunya bermacam corak yang beraneka
ragam menjadi satu kebulatan. Indonesia mengandung dua makna
yaitu makna geografis dan makna bangsa dalam arti politis.
SILA KE-EMPAT: KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia
dalam satu wilayah tertentu, kerakyatan dalam hubungan dengan sila
lV bahwa "kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat".
•SILA KE-LIMA: KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di
segala bidang kehidupan, baik materi maupun spiritual.
HAKIKAT NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
• Sila pertama (Ketuhanan yang maha Esa): keyakinan bahwa
mempercayai adanya Tuhan sebagai prinsip utama yang menjadi
landasan adanya tanggung jawab.
• Sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab) : sifat kodrat lahiriyah
dari manusia, bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
secara individu. Menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan tata krama
sesuai kepribadian bangsa Indonesia.
• Sila ketiga (Persatuan Indonesia: semangat kebangsaan, rasa cinta
tanah air yang tertanam di hati masyarakat Indonesia demi menjaga
persatuan bangsa Indonesia.
• Sila ke-empat (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan): keputusan yang diambil ketika
menemui suatu permasalahan melalui musyawarah mufakat yang
disepakati dan dijalankan semua anggota. Bukan mengambil pendapat
mayoritas dan mengesampingkan pendapat minoritas. Menghargai
semua usul yang ada dan mengambil keputusan sebagai jalan terbaik
atas permasalahan yang ada.
• Sila kelima (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia):
menjunjung tinggi keadilan dalam berbagai aspek demi menegakkan
hukum tanpa memandang bulu.
Next...
Terkait dengan hakikat sila-sila Pancasila, pengertian kata
"hakikat" dapat dipahami dalam tiga kategori yaitu:
Hakikat besar akan disebut sebagai hakikat jenis atau
hakikat umum yang mengandung unsur-unsur yang sama,
tetap dan tidak berubah. Arti kata abstrak sila-sila
Pancasila menunjuk kepada kata: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kata-
kata tersebut merupakan kata-kata yang dibubuhi awalan
dan akhiran ke dan an (sila I, II, IV, V) sedangkan yang
satunya per dan an (sila ke III). Awalan dan akhiran ini
memiliki kesamaan dalam maksudnya yang pokok, iyalah
membuat abstrak daripada kata dasarnya.
• Hakikat pribadi sebagai hakikat memiliki sifat khusus.
Hakikat pribadi Pancasila menuju kepada ciri-ciri khusus
sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu
adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebudayaan,
sifat dan karakter yang melekat pada bangsa Indonesia
sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa
yang lainnya.
• Hakikat konkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam
kenyataannya. Hakikat konkret Pancasila terletak pada
fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara.
Diungkapkan oleh Notonagoro (1984: 61 dan 1975: 52,
57) bahwa hakikat adanya Tuhan ada karena dirinya
sendiri, Tuhan sebagai kausa prima.
Pancasila yang berisi 5 sila, merupakan satu
kesatuan utuh. Hakikat adanya Tuhan ada
karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa
prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada
merupakan akibat sebagai adanya Tuhan (sila
pertama). Adapun manusia sebagai subjek,
ciptaan manusia pendukung pokok negara,
karena negara adalah lambang kemanusiaan,
negara adalah sebagai persekutuan hidup
bersama yang anggotanya adalah manusia (sila
kedua). Dengan demikian negara adalah
sebagai akibat adanya manusia yang bersatu
(sila ketiga).
Selanjutnya terbentuklah persekutuan hidup
yang dinamakan rakyat. Rakyat merupakan
totalitas individu-individu dalam negara yang
bersatu (sila keempat). Adapun keadilan yang
pada hakekatnya merupakan tujuan bersama
atau keadilan sosial (sila kelima) pada
hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup
bersama yang disebut negara.
Kesimpulan
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Dapat
menurunkan sebuah karya adalah ilmu secara
spesifik mendalami tentang ilmu alam
semesta, manusia dan mendalami ketuhanan
demi menghasilkan pengetahuan lebih jauh.
Sedangkan menurut Dardji Darmodiarjo
mengatakan bahwa filsafat adalah hasil
berpikir yang sedalam-dalamnya dari bangsa
Indonesia, yang oleh bangsa Indonesia
dianggap, dipercayai dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, nilai, dan norma-norma).
Sedangkan Pancasila disebut sebagai filsafat
karena Pancasila digunakan sebagai pedoman
dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Selesai...

Anda mungkin juga menyukai