Anda di halaman 1dari 3

Filsafat Pancasila merupakan hasil dsri pemikiran yang paling dalam yang sangat dipercaya

dan diyakini sebagai suatu norma dan nilai yang dianggap paling benar, adil, bijaksana, baik,
dan paling sesuai untuk bangsa Indonesia.
 Ontologi Pancasila
aspek ontologi dalam Pancasila berarti mempersoalkan pembuktian keberadaan Pancasila
dari sisi asal-usul, hakikat sila-sila, dan landasan keberadaanya baik secara filosofis maupun
yuridis. Secara ontologis, hakikat Pancasila mendasarkan pada hakikat sila-sila Pancasila,
yaitu tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
Menurut notonegoro, beliau menjelaskan asal-usul Pancasila dapat ditinjau dari 4 sebab
(kausa), yaitu :
1. Kausa materialis (asal mula bahan)
Nilai-nilai Pancasila digali dari sosial budaya asli bangsa Indonesia yang ada sejak zaman
nenek moyang.
2. Kausa formalis (asal mula bentuk)
Yaitu pada saat Ir. Soekarno menyampaikan pidato tanggal 1 Juni 1945 di depan sidang
BPUPKI.
3. Kausa efisien (asal mula karya)
Yaitu proses pembahasan dan perumusan Pancasila dari tanggal 1 Juni 1945 sampai tanggal
18 Agustus 1945 saat menetapkan UUD 1945, karena redaksi sila-sila dalam Pancasila
tertuang pada pembukaan UUD 1945.
4. Kausa finalis (asal mula tujuan)
Yaitu sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
 Epistemologi Pancasila
Dalam epistemologi Pancasila mengkaji dan menelaah sumber, proses, syarat, dan validitas
tentang pancasila
(1) Berdasarkan sumber, sumber Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang tertanam dalam jiwa
bangsa Indonesia di nusantara.
(2) Proses perumusan nilai-nilai luhur hingga menjadi sistem filsafat dilakukan oleh The
Founding Fathers dalam beberapa tahapan, mulai dari sidang BPUPK, Pembahasan dalam
Panitia Sembilan, sampai penetapan dalam Sidang PPK tanggal 18 Agustus 1945.
(3) Pancasila telah memenuhi syarat sebagai pengetahuan ilmiah karena mempunyai objek
yang khas, milik masyarakat (komunal), selalu dipertanyakan dengan skeptis, tersusun secara
sistematis, memiliki nilai kebenaran, kebenaran Pancasila disepakati bersama.
(4) Pancasila mengandung pengetahuan yang esensial yang valid karena memberikan
pengetahuan tentang kebijaksanaan dalam hidup manusia dalam hubungan dengan Tuhan,
diri sendiri, sesama manusia, dengan bangsa dan negara.
 Aksiologi Pancasila
Aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis dan
tingkatan dan hakikat nilai.
Pancasila pada hakikatnya mengandung sistem nilai. Nilai-nilai tersebut merupakan cita-cita,
harapan, dan dambaan bangsa Indonesia yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai tersebut dapat memberikan pola sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Notonagoro berpandangan bahwa nilai nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian, tetapi
mengakui nilai material dan nilai vital.
Dengan demikian, Pancasila mengandung nilai secara lengkap, yaitu nilai material, nilai vital,
nilai kebenaran, nilai keindahan (estetis) nilai kebaikan (nilai etis), dan nilai kesucian yang
secara keseluruhan bersifat sistematik-hierarkis. Sila pertama sebagai basis, dan sila kedua
sampai dengan sila ke lima sebagai tujuannya (Darmodihardjo, 1978).
Filsafat Pancasila sebagai Way of Life
Prinsip bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) bangsa merupakan kristalisasi
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa mengandung makna bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari
harus sesuai dengan Pancasila. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung
tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya
dan pandangan hidup masyarakat.
Pancasila di sini merupakan sarana atau alat yang sangat ampuh untuk mempersatukan
bangsa Indonesia agar tidak terjadinya penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan
multikultural.Tetapi tentu dengan kondisi realitas bangsa saat ini ada degradasi atau ada
distorsi nilai-nilai Pancasila yang cukup akut di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai yang ada di masyarakat sebagai bagian dari kearifan lokal suatu daerah seperti
Gotong-gotong royong dan lain sebagainya itulah yang terus internalisasi sebagai representasi
atau implementasi dari Nilai-nilai Pancasila Itu sendiri. Adapun fungsi Pancasila sebagai
pandangan hidup adalah:
 Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
yang terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia atau
bahkan di masyarakat dunia.
 Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial,
ekonomi, dan politik agar negara kita semakin maju..
 Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk membangun dirinya
berdasarkan apa yang menjadi cita-cita bangsa.
 Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat yang
memiliki latar belakang yang berbeda-beda
Pancasila harus dijadikan sebagai pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan iptek pada zaman sekarang sangatlah pesat. Tanpa kita sadari, iptek telah
menyentuh seluruh aspek kehidupan. Pada konteks ini, Pancasila sangat dibutuhkan untuk
dijadikan pedoman.
Banyak orang sekarang hanya bisa mengucap saja bahwa saya Pancasila, tapi belum tentu
dapat merealisasikan pada kehidupan nyata. Perkembangan dan pemanfaatan iptek harus
selaras dengan Pancasila. Karena Pancasila adalah fundamental yang membentuk paradigma
bangsa.
Mari kita kupas hubungannya dengan sila-sila Pancasila
Sila pertama menjelaskan tentang ketuhanan yang maha esa. Bisa dipastikan dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita tidak boleh melakukan suatu hal yang
melenceng dari konsep theology pada sila pertama tersebut. Contoh yaitu dengan
menghindari unsur sara dalam media sosial agar tercipta toleransi beragama.
Sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Mewajibkan kita untuk menggunakan
iptek sesuai dengan norma dan adab tanpa memikirkan kepentingan abadi sehingga dapat
mengarah focus ke hal-hal yang masyarakat sukai.
Sila ketiga persatuan Indonesia. Sekarang ini, isu radikalisme sangatlah ramai di
perbincangkan. Sempat juga menimbulkan perdebatan. Dalam hal ini, iptek tidak boleh
disalah gunakan, sebab bisa memecah belah masyarakat sehingga dapat memicu kehancuran.
Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Perkembangan iptek harus diartikan secara demokratis. Maksudnya
perkembangan keilmuan wajib memiliki itikad untuk menghormati dan menghargai pendapat
setiap orang dan punya sikap terbuka dalam mewujudkan kebebasan berfikir pada setiap
orang.
Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengimplementasikan
perkembangan iptek harus menjaga keadilan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Perkembangan iptek wajid diratakan ke seluruh pelosok negeri supaya kesenjangan dapat
teratasi.
Jadi, sebaiknya dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila wajib di aktualisasi.
Aktualisasi Pancasila merupakan penjabaran nilai Pancasila dalam bentuk norma, kemudian
direalisasikan dalam kehidupan. Lalu apa saja aktualisasi nilai pancasila itu? Ada dua hal
1. Aktualisasi Pancasila yang obyektif : realisasi nilai pancasila dalam bentuk norma
dalam aspek penyelenggaraan negara.
2. Aktualisasi Pancasila yang subyektif : realisasi nilai Pancasila dalam bentuk norma
dalam setiap pribadi.
Kesimpulannya, secanggih atau sekeren apapun teknologi, haruslah berpedoman kepada
Pancasila yang kita miliki. Karena semua berdasar pada Pancasila, lalu terbentuk paradigma
guna mewujudkan mimpi bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat dunia. Jadi,
sebaiknya dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila wajib di aktualisasi.

Anda mungkin juga menyukai